Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH RUTIN

MK. IPBA
PRODI S1 PF - FMIPA

Skor Nilai :

“ SPEKTRUM MATAHARI ”

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “IlmuPengetahuanBumidanAntariksa”

OLEH:

KELOMPOK 1

NAMA MAHASISWA : ANESTA RYNALDO SEMBIRING (4183121040 )

SINDY KLORIDA Br BARUS ( 4181121008 )

YESI HERAWATI ELISABET SINAGA ( 4181121002 )

KELAS :PENDIDIKAN FISIKA A 2018

DOSEN PENGAMPU : Dr. DERLIANA M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I

PEMBAHASAN

1. Pengertian Matahari
Matahari adalah salah satu jenis bintang, layaknya bintang -bintang yang
lainnya yang bertaburan di jagat raya. Hanya saja, letak matahari ini adalah yang
paling dekat dengan tempat tinggal kita, yakni bumi. Itu sebabnya, matahari tampak
jauh lebih besar ketimbang bintang lain di jagat raya. Matahari tersusun atas lapisan-
lapisan yang memiliki karakter yang tidak sama. Lapisan tersebut terdiri atas lapisan
atmosfer, fotosfer dan inti matahari.
2. Pengertian Spektrum
Spektrum adalah sebuah keadaan atau harga yang tidak terbatas hanya pada
suatu set harga saja tetapi dapat berubah secara tak terbatas di dalam sebuah
kontinum. Kata ini ber-evolusi dari kata bahasa Latin, spectre, yang berarti hantu,
tetapi arti modern sekarang berasal dari penggunaannya dalam ilmu alam.
Penggunaan pertama kata spektrum dalam ilmu alam adalah di bidang optik
untuk menggambarkan pelangi warna dalam cahaya tampak ketika cahaya tersebut
terdispersi oleh sebuah prisma, dan sejak itu diterapkan sebagai analogi di berbagai
bidang lain. Kini istilah itu dipakai juga untuk menggambarkan rentang keadaan atau
kelakuan yang luas yang dikelompokkan bersama dan dipelajari di bawah sebuah
topik untuk kemudahan diskusi, misalnya 'spektrum opini politik', atau 'spektrum
kerja dari sebuah obat', dan lain sebagainya. Pada penggunaan ini, harga-harga di
dalam sebuah spektrum tidak perlu digambarkan secara tepat sebagai sebuah bilangan
sebagaimana dalam bidang optik.
Pada abad 17 kata spektrum diperkenalkan ke dalam bidang optika, untuk
merujuk pada rentang warna yang teramati ketika cahaya putih terdispersi oleh sebuah
prisma. Segera istilah tersebut merujuk pada plot intensitas cahaya sebagai fungsi dari
frekuensi atau panjang gelombang.
Istilah spektrum kemudian segera diterapkan untuk gelombang-gelombang
lain, seperti gelombang suara, dan sekarang diterapkan untuk semua sinyal yang dapat
diuraikan ke dalam komponen-komponen frekuensi. Sebuah spektrum biasanya
adalah plot 2 dimensi dari sekumpulan sinyal, menggambarkan komponen-
komponennya dengan ukuran lain. Kadang-kadang, kata spektrum merujuk pada
kumpulan sinyal itu sendiri, seperti pada "spektrum cahaya tampak", yang merupakan
gelombang elektromagnetik yang dapat dikesani oleh mata manusia. Cahaya yang
dilewatkan pada sebuah prisma terpisahkan ke dalam warna-warna berdasarkan
panjang gelombang. Warna ungu di salah satu ujung memiliki panjang gelombang
terpendek dan merah di ujung lainnya memiliki panjang gelombang terpanjang.
Urutan warna dari panjang gelombang panjang ke pendek adalah merah, jingga,
kuning, hijau, biru, ungu. Ketika panjang gelombang diperpanjang melewati cahaya
merah, akan didapati inframerah, gelombang mikro dan radio. Ketika panjang
gelombang diperpendek melewati cahaya ungu, didapati ultraungu, sinar-x, dan sinar
gamma.
3. Cahaya Matahari
Spektrum sinar matahari terdiri dari sinar tampak dan tidak tampak. Sinar
tampak meliputi: merah, oranye, kuning, hijau dan ungu (diketahui sebagai warna
pelangi). Sinar-sinar tidak tampak antara lain adalah: Sinar Ultraviolet, Sinar-X, Sinar
Gamma, Sinar Kosmik, Mikrowave, Gelombang listrik dan Sinar Inframerah. Sinar
Inframerah (infrared ray - FIR) juga merupakan sinar tidak tampak yang berada pada
spektrum warna merah, mendekati spektrum sinar tampak. Dapat dikatakan bahwa
80% cahaya matahari adalah sinar inframerah karena lebarnya jangkauan gelombang
sinar ini (0,75-1000 micron) dengan panjang gelombang 800 nm sampai 1200 nm.
Sinar infra merah dikelompokkan dalam 3 zone : near infrared ray (0,75-1,5 micron),
middle infrared ray (1,5-4 micron) dan far infrared ray (FIR 4- 1000 micron).
Ternyata atmosferlah yang berperan besar sebagai penyebab dari perbedaan
warna tersebut. Atmosfer bumi berlaku seperti filter (penyaring) spektrum warna
cahaya tampak. Molekul udara pada atmosfer menghamburkan cahaya dengan
spektrum warna yang memiliki panjang gelombang pendek, yaitu biru dan
membuatnya terpantul di sekitar langit sehingga langit tampak berwarna biru.
Spektrum cahaya bergelombang pendek (biru) telah dihamburkan oleh atmosfer
sehingga menyisakan spektrum cahaya dengan gelombang yang lebih panjang, yaitu
kuning-merah. Spektrum cahaya yang tersisa inilah yang menyebabkan Matahari
terlihat berwarna kuning. Tak hanya karena peristiwa hamburan cahaya, latar yang
berupa langit biru juga merupakan penyebab dari Matahari terlihat kuning. Warna
kuning merupakan komplemen dari biru. Hal ini dapat diamati melalui diagram
kromatik. Pada diagram kromatik, lokus kuning secara diametrikal berlawanan
dengan lokus biru. Ketika kita mengambil cahaya biru dari cahaya putih, maka kita
akan mendapatkan warna kuning sebagai sisanya sehingga dapat dikatakan Matahari
tampak kuning karena langit berwarna biru.

Ketika mendekati horizon (ketika terbit dan


tenggelam), cahaya matahari melewati atmosfer
dengan jarak yang lebih panjang atau jauh.
Debu, asap, dan partikel lain menghamburkan
banyak sinar matahari sehingga meninggalkan
warna kuning atau jingga. Lain halnya ketika
tengah hari, sinar matahari menempuh jarak
terpendek melalui atmosfer. Ketika Matahari
berada di posisi ini, sinar matahari melewati
lapisan udara yang lebih sedikit. Sedikit lapisan
udara berarti lebih sedikit pula penyaringan
warna yang terjadi. Cahaya terlihat putih karena
semua spektrum warna dipantulkan hingga
mencapai mata kita. Oleh sebab itu, Matahari
pada siang hari terlihat kuning atau lebih pucat
dibandingkan ketika pagi atau sore hari.
Sekarang kita tahu bahwa atmosfer bumi lah yang membuat Matahari lebih terlihat
lebih kuning daripada warna sebenarnya, yaitu putih. Untuk melihatnya, kita tidak perlu jauh-
jauh pergi ke ruang angkasa. Kita dapat melihatnya melalui tempat yang tinggi, misalnya di
puncak gunung atau ketika berada di dalam pesawat terbang. Dengan demikian, Matahari
yang akan terlihat tidak begitu kuning dan lebih tampak putih daripada ketika kita melihatnya
pada ketinggian di atas permukaan laut.

4. Fotodioda sebagai sensor cahaya


a. Gambaran umum
Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada di sekitar kita. Sensor
yang terkenal untuk mendeteksi cahaya ialah fotodioda. Fotodioda merupakan
piranti semikonduktor dengan struktur p-n atau p-i-n untuk mendeteksi cahaya.
Fotodioda biasanya digunakan untuk mendeteksi cahaya. Fotodioda adalah piranti
semikonduktor yang mengandung sambungan p-n, dan biasanya terdapat lapisan
intrinsik antara lapisan n dan p. Piranti yang memiliki lapisan intrinsik disebut p-i-
n atai PIN fotodioda. Cahaya diserap di daerah persambungan atau daerah
intrinsik menimbulkan pasangan elektron-hole, kebanyakan pasangan tersebut
menghasilkan arus yang berasal dari cahaya.
b. Karakteristik bahan fotodioda
Fotodioda terdiri dari beberapa jenis berdasarkan bahan pembuatannya. Berikut
ini akan dijelaskan mengenai beberapa karakteristik dari bahan pembuatan dioda.
1) Silikon (Si) : arus lemah saat gelap, kecepatan tinggi, sensitivitas yang bagus
antara 400 nm sampai 1000 nm ( terbaik antara 800 sampai 900 nm).
2) Germanium (Ge): arus tinggi saat gelap, kecepatan lambat, sensitivitas baik
antara 600 nm sampai 1800 nm (terbaik 1400 sampai 1500 nm).
3) Indium Gallium Arsenida (InGaAs): mahal, arus kecil saat gelap, kecepatan
tinggi sensitivitas baik pada jarak 800 sampai 1700nm (terbaik antara 1300
sampai 1600nm).
DAFTAR PUSTAKA

David Kessel, Ph.D., Professor Wayne State University, Detroit diakses melalui
physlink.com tanggal 16 November 2016.

Tjasyono,Bayong.2013.Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung. Penerbit : Rosda

Anda mungkin juga menyukai