Aristina Halawa
halawaaristina@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pasien halusinasi biasanya lama dalam hal mengontrol halusinasi bahkan setelah pasien pulang pun
masih mengalami halusinasi. TAK sudah dilakukan tetapi masih belum spesifik sesuai masalah
pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok:
Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien
skizofrenia di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian Pra-Eksperimen dengan menggunakan one group pre-post test design, populasi
pada penelitian ini sebanyak 10 respondenya itu seluruh pasien skizofrenia yang mengalami
halusinasi pendengaran dan jumlah sampel yang diambil adalah 9 responden dengan menggunakan
Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi sebelum dan setelah
dilakukan TAK, kemudian di uji dengan menggunakan uji Wilcoxon. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mampu mengontrol halusinasi sebelum TAK
sebanyak 6 orang (66.7%), sebagian besar responden mampu mengontrol halusinasi setelah TAK
sebanyak 8 orang (88.9%) dan ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-
2 terhadap kemampuan mengontrol halusinasi dengan nilai p=0.025. Diharapkan agar perawat
mengevaluasi kemampuan pasien setelah memberikan TAK dan dapat memberikan TAK ulang
bagi pasien yang belum mampu untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol
halusinasi.
100%
Berapa kali dirawat di RSJ
persen 77.8%
80%
60%
40%
20%
0% 0%
0%
0-1 bulan1-2 bulan2-3 bulan
persen
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden tidak mampu Pelaksanaan
mengontrol halusinasi sebelum pelaksanaan TAK
Pos
TAK: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 dengan Kemampuan Pre % %
t
jumlah responden 6 orang (66.7%). mengontrol
halusinasi
Karakteristik responden berdasarkan
33.
kemampuan mengontrol halusinasi setelah Mampu 3 8 88.9%
3%
pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok:
66.
Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 Tidak Mampu 6 1 11.1%
7%
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden 100
Total 9 9 100%
berdasarkan kemampuan %
mengontrol halusinasi setelah p=0.025
pelaksanaan Terapi Aktivitas
Kelompok: Stimulasi Persepsi Pembahasan
Sesi 1-2 di Ruang Flamboyan
Rumah Sakit Jiwa Menur Pada pembahasan akan diuraikan
Surabaya, April 2014 hasil penelitian dari kemampuan mengontrol
halusinasi sebelum pelaksanaan TAK:
Kemampuan Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 dan kemampuan
Prosenta mengontrol halusinasi setelah pelaksanaan
mengontrol Jumlah
se TAK: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 di Ruang
halusinasi
Mampu 8 88.9 % Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya, April 2014.
Tidak mampu 1 11.1 %
Total 9 100 %
Kemampuan pasien mengontrol halusinasi
pendengaran sebelum pemberian Terapi
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi
bahwa sebagian besar responden mampu
1-2 pada pasien skizofrenia di Ruang
mengontrol halusinasi setelah pelaksanaan
Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur
TAK: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 dengan
Surabaya
jumlah responden 8 orang (88.9%).
Berdasarkan tabel 1 kemampuan
pasien mengontrol halusinasi sebelum
Tabulasi Silang Kemampuan Mengontrol
pelaksanaan TAK: stimulasi persepsi sesi 1-2
Halusinasi Sebelum dengan Setelah
dapat dilihat bahwa pasien yang tidak mampu
Pelaksanaan TAK: Stimulasi Persepsi Sesi 1-
mengontrol halusinasi sebanyak 6 orang
2
(66.7%) dan yang mampu sebanyak 3 orang
(33.3%). Berdasarkan informasi yang didapat
Tabel 3 Distribusi frekuensi
pelaksanaan TAK sudah dilakukan dalam
kemampuan mengontrol
waktu 2x seminggu, namun terdapat pasien
halusinasi sebelum dan setelah
yang belum mampu mengontrol halusinasi.
pelaksanaan TAK: Stimulasi
Kemampuan pasien dalam mengontrol
Persepsi Sesi 1-2 di Ruang
halusinasi dapat dipengaruhi oleh beberapa
Flamboyan Rumah Sakit Jiwa
faktor, salah satunya yaitu kemampuan
Menur Surabaya, April 2014
mengingat atau menerima informasi
(Wahyuni, 2011). Bila dihubungkan dengan
Hasil analisis dari uji Wilcoxon
karakteristik pendidikan responden
diketahui bahwa nilai p=0.025 yaitu p < α
padagambar 2 yang menunjukkan bahwa
(0.05) sehingga dapat dikatakan bahwa ada
sebagian besar responden berpendidikan SD
pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok:
yaitu sebanyak 6 orang (66.7%).Seseorang
Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 terhadap
dengan pendidikan rendah biasanya memiliki
kemampuan mengontrol halusinasi
daya tangkap yang kurang dalam menerima
pendengaran pada pasien skizofrenia di
informasi sehingga informasi yang pernah
Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur
diberikan tidak semuanya tersimpan dalam
Surabaya.
ingatan pasien. Ini sesuai dengan teori mengontrol halusinasi sebanyak 8 orang
Notoadmojo (1985) dikutip oleh Jannah (88.9%) dan yang tidak mampu sebanyak 1
(2012) dimana semakin tinggi tingkat orang (11.1%). Hasil tersebut menunjukkan
pendidikan seseorang semakin banyak bahwa terjadi peningkatan kemampuan
pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya mengontrol halusinasi setelah dilakukan
semakin rendah pendidikan seseorang akan TAK: Stimulasi Persepsi. Menurut Keliat,
menghambat perkembangan seseorang dkk (2007) TAK: Simulasi Persepsi adalah
terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. terapi yang menggunakan aktivitas kelompok
Selain tingkat pendidikan, usia juga dapat sebagai stimulus dan terkait dengan
memengaruhi kemampuan seseorang dalam pengalaman dan atau kehidupan untuk
menerima inforrmasi yang diberikan. didiskusikan dalam kelompok. Terapi ini
Menurut Notoadmodjo (1995) dikutip oleh bertujuan untuk mempersepsikan stimulus
Bayu (2011) mengungkapkan bahwa semakin yang dipaparkan kepadanya dengan tepat
cukup umur tingkat kematangan dan sehingga pasien dapat menyelesaikan
kekuatan seseorang semakin konstruktif masalah yang timbul dari stimulus.
dalam menggunakan koping terhadap proses Berdasarkan hasil penelitian dan dikaitkan
berpikir mereka masih baik, sehingga dengan teori diatas maka didapatkan bahwa
pengalaman-pengalaman yang mereka pelaksanaan TAK berpengaruh terhadap
peroleh dapat benar-benar menjadi kemampuan pasien dalam hal mengontrol
pengetahuan yang benar-benar bermanfaat. halusinasi dengan dilaksanakannya TAK
Namun disisi lain, makin tua umur seseorang hampir seluruh responden dapat mengingat
memang semakin banyak pengalaman yang dan melakukan kedua cara untuk mengontrol
didapat tetapi tidak semuanya dapat diproses halusinasi baik secara mandiri maupun
dalam fikiran dengan baik sebab pada usia sedikit dibantu (diingatkan). Hal ini
tertentu seseorang mengalami penurunan disebabkan adanya konsentrasi responden
kemampuan dalam menerima informasi yang yang baik dan adanya ketertarikan responden
diterima. Hal ini dibuktikan dengan gambar 1 terhadap TAK yang dilaksanakan sehingga
yang menyatakan bahwa sebagian besar setelah dilaksanakannya TAK ini,
responden berumur 41-50 tahun yaitu kemampuan responden dalam mengontrol
sebanyak 3 orang (33.3%).Usia ini termasuk halusinasi dapat mengalami peningkatan.
dalam usia dewasa akhir dimana pada Ketertarikan responden mengikuti TAK akan
umumnya orang percaya bahwa proses menambah pengalaman lagi bagi pasien yang
belajar, memori dan intelegensi mengalami sudah pernah mengikuti TAK, sehingga hal
penurunan bersamaan dengan terus ini tentunya akan menguatkan informasi yang
bertambahnya usia sehingga kecepatan dalam tersimpan dalam memori pasien. Pengalaman
memproses informasi mengalami penurunan dapat diartikan sebagai memori episodic,
pada masa dewasa akhir. Dari kurangnya yaitu memori yang menyimpan peristiwa
pendidikan dan usia responden yang yang terjadi atau dialami individu pada waktu
kebanyakan memasuki dewasa akhir dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai
membuat kemampuan dalam menyerap atau referensi otobiografi (Daehler & Bukatko,
menerima informasi berkurang sehingga 1985 dalam Syah, 2003). Dari pengalaman
sebagian besar responden belum mampu mengikuti TAKsebelumnya ditambah dengan
mengontrol halusinasi. adanya pelaksanaan TAK kembali
membuatpengetahuan pasien tentang cara
mengontrol halusinasi menjadi bertambah,
Kemampuan pasien mengontrol halusinasi karena semakin banyak pengalaman yang
pendengaran setelah pemberian Terapi didapat semakin bertambah pula pengetahuan
Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi seseorang, yang membuat seseorangmenjadi
1-2 pada pasien skizofrenia di Ruang lebih baik. Hal ini sesuai dengan gambar 4
Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur yang menyatakan bahwa seluruh reponden
Surabaya (100%) yang dirawat dengan lama rawat 0-1
Berdasarkan tabel 2 kemampuan bulan. Sesuai dengan teori Noviandi (2008)
pasien mengontrol halusinasi setelah yang menyatakan semakin lama pasien
pelaksanaan TAK: Stimulasi Persepsi Sesi 1- dirawat semakin banyak pasien tersebut
2 dapat dilihat bahwa pasien mampu mendapatkan terapi pengobatan dan
perawatan, sehingga pasien akan mampu TAK yang membuat pengetahuan pasien
mengontrol halusinasinya. Faktor lain yang semakin bertambah sehingga membuat
mendukung adalah adanya dukungan kemampuan mengontrol halusinasi dapat
keluarga. Menurut Hawari (2006) keluarga mengalami peningkatan.
memberikan perawatan kesehatan yang Menurut penelitian Ayu (2010)
bersifat preventif dan secara bersama-sama apabila terapi aktivitas kelompok dilatih
merawat anggota keluarga yang sakit karena secara terus menerus memiliki pengaruh
keluarga merupakan unit terkecil dari yang cukup kuat dalam membantu pasien
masyarakat yang paling dekat hubungannya untuk berlatih mengontrol halusinasi.
dengan penderita, dukungan keluarga juga Pelaksanaan TAK pada penelitian ini
dapat meningkatkan kepatuhan penderita dilakukan selama 2 hari berturut-turut yang
pada penatalaksanaan kesembuhannya. Hal dapat meningkatkan kemampuan mengingat
ini tampak pada gambar 3 yang menyatakan apalagi dilakukan oleh peneliti sendiri,
bahwa sebagian besar responden dengan sehingga terdapat peningkatan kemampuan
status perkawinan kawin sebanyak 5 orang mengontrol halusinasi yang menunjukkan
(55.6%). Dengan status menikah maka pasien bahwa ada pengaruh Terapi Aktivitas
mendapatkan dukungan dari keluarga, karena Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2
disini pasien memerlukan bantuan orang lain terhadap kemampuan mengontrol halusinasi
yang mendorong dan memotivasi pasien pendengaran pada pasien skizofrenia.
untuk sembuh. Dukungan keluarga sangat
dibutuhkan karenaakan membuat pasien Simpulan
merasa diperhatikan, dihargai dan diakui oleh 1. Kemampuan pasien skizofrenia dalam
keluarga, sehingga menimbulkan semangat mengontrol halusinasi pendengaran sebelum
dari dalam diri pasien itu sendiri, maka pemberian Terapi Aktivitas Kelompok:
tindakan medis dan keperawatanapapun yang Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 didapatkan
akan diberikan kepada pasien maka pasien bahwa pasien yang mampu mengontrol
akan dengan senang hati mau menaatinya. halusinasi sebanyak 3 orang (33.3%).
2. Kemampuan pasien skizofrenia dalam
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: mengontrol halusinasi pendengaran setelah
Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 terhadap pemberian Terapi Aktivitas Kelompok:
kemampuan mengontrol halusinasi Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 didapatkan
pendengaran pada pasien skizofrenia di sebagian besar responden mampu mengontrol
Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur halusinasi sebanyak 8 orang (88.9%).
Surabaya 3. Ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok:
Berdasarkan tabulasi silang tabel 3 Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 terhadap
dapat diketahui bahwa pasien yang mampu kemampuan mengontrol halusinasi
mengontrol halusinasi sebelum pelaksanaan pendengaran pada pasien skizofrenia.
TAK: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 sebanyak 3
orang (33.3%) dan pasien mampu
mengontrol halusinasi setelah palaksanaan
TAK: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 sebanyak 8 DAFTAR PUSTAKA
orang (88.9%). Hasil uji statistic wilcoxon
pengaruh TAK: Stimulasi Persepsi terhadap Arif, I.S. 2006. Skizofrenia: Memahami
kemampuan mengontrol halusinasi Dinamika Keluarga Pasien.
pendengaran pada pasien skizofrenia Bandung: RefikaAditama
didapatkan hasil p=0.025 yang berarti p<0.05
dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima Ayu.2010. Pengaruh Terapi Aktivitas
yang memiliki arti ada pengaruh Terapi Kelompok terhadap Kemampuan
Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi Mengontrol Halusinasi. Medan:
1-2 terhadap kemampuan mengontrol http://www.search-
halusinasi pendengaran pada pasien document.com/pdf/1/9/jurnal-
skizofrenia di Ruang Flamboyan Rumah keperawatan-jiwa-tentang-terapi-
Sakit Jiwa Menur Surabaya.Hal ini pasien-halusinasi.html. diunduh
kemungkinan dikarenakan adanya tanggal 1 Oktober 2013 pukul 15.00
ketertarikan responden terhadap pelaksanaan
Bayu. 2011. Konsep Respon Psikososial
:http://suka2-
bayu.blogspot.com/2011/11/konsep-
respon-pskososial.html. diunduh
tanggal 15 April 2014 pukul 15.30