Anda di halaman 1dari 7

EVIDENCE BASED NURSING MANAGEMENT KECEMASAN

PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

Oleh kelompok V

ASMIANTI S.0017.P.007
CITRA S.0017.P.012
INDAHYANTI HUDIN S.0017.P.018
SINDY SETYANI S.0017.P.033
SURAMADHAN S.0017.P.037
NURBIANTORO S.0016.P.020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KARYA KESEHATAN KENDARI

PRODI S1 KEPERAWATAN

KENDARI

2020
EVIDENCE BASED NURSING MANAGEMENT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG MELALUI TERAPI MUSIK

Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 12, No.1, Januari 2018:
55-59(1)

Kutipan: 1. Bambang Aditya Nugraha, Sulastini A. Pengaruh pijat punggung terhadap skor
kecemasan pada pasien gagal jantung di rumah sakit pemerintah kabupaten garut.
2018;12(1):55–9.

Abstrak

Pendahuluan: Permasalahan psikologis yang ditemukan pada pasien gagal jantung adalah
kecemasan dimana dapat menstimulasi aktivasi respon simpatis tubuh sehingga meningkatkan
beban kerja jantung yang akhirnya menurunkan kualitas hidup pasien. Dengan demikian
diperlukan intervensi manajemen kecemasan demi meningkatkan kualitas hidup pasien. Pijat
punggung adalah metode relaksasi yang berpotensi mengatasi kecemasan. Pijat punggung
merupakan teknik relaksasi yang mudah dilakukan, sederhana, murah dan minim resiko jika
dilakukan pada pasien gagal jantung. Pijat punggung mampu memberikan rasa relaks,
menurunkan tekanan darah dengan mempengaruhi aspek neurohormonal dan menurunkan beban
kerja jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pijat punggung
terhadap skor kecemasan pada pasien dengan gagal jantung di ruang rawat inap Rumah Sakit
Pemerintah Kabupaten Garut. Metode: Desain penelitian menggunakan quasi experimental
dengan rancangan one group pretest and postest. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah consecutive sampling sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 30 pasien. Instrumen
pengukuran skor kecemasan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Data
dianalisis dengan t test. Hasil: Menunjukan sebagian besar responden mengalami kecemasan
tingkat sedang dengan skor yang bervariasi. Terdapat penurunan yang bermakna antara skor
kecemasan pasien Gagal jantung sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pijat punggung
dengan nilai p=0,001 (p<0,05). Pijat punggung dapat menurunkan skor kecemasan pada pasien
gagal jantung di ruang rawat inap Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Garut. Pijat punggung
disarankan diterapkan di rumah sakit sebagai salah satu terapi komplementer non farmakologis
untuk mengatasi kecemasan dan ditransformasikan sebagai prosedur tetap dalam intervensi
keperawatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup pasien gagal jantung

Gagal jantung adalah penyakit kronis yang


menurunkan produktivitas penderitanya.
PENDAHULUAN Penyakit ini merupakan penyakit kronis
terbanyak di kabupaten Garut (data
Pemerintah Kabupaten Garut tahun 2015).
Hasil Wawancara dengan Perawat Rumah dapat mengatasi kecemasan. Beberapa
Sakit Pemerintah (2015) pasien penyakit penelitian menunjukan bahwa teknik
jantung mencari pertolongan ke unit relaksasi dapat menekan respon simpatis dan
penyedia layanan kesehatan dalam kondisi menstimulasi respon parasimpatis. Hasil
buruk. Hal tersebut karena minimnya penelitian menunjukan bahwa relaksasi otot
pengetahuan masyarakat Garut terkait progresif secara efektif dapat menurunkan
penyakitjantung. Berdasarkan Data Instalasi tekanan darah baik sistolik maupun
Rawat Inap Mei (2016) 130 orang pasien diastolik. Penelitian lainnya menunjukan
mengalami gagal jantung(1). bahwa relaksasi yang sistematis dapat
meredakan nyeri dan kecemasan pada pasien
Respon psikologis yang terjadi akibat gagal pasca operasi, relaksasi otot progresif juga
jantung adalah ansietas dan atau depresi. dapat menurunkan depresi dan kecemasan
Gangguan psikologis yang terjadi sebagai (1).
akibat aktivitas sitokin serta bagian dari
respon simpatis yang memicu pengeluaran Teknik relaksasi juga sering dilakukan pada
neurotransmitter seperti katekolamin dan pasien dengan penyakit jantung. Terutama
serotonin sebagai respon adaptif dari pada untuk meredakan kecemasan yang akan
kondisi gagal jantung. Sebanyak 76% menyebabkan respon simpatis serta menjadi
penderita gagal jantung mengalami salah satu faktor yang menyebabkan
kecemasan dan depresi. Penelitian lain terjadinya kecemasan berkaitan dengan
menemukan bahwa 75% pasien gagal perubahan neurohormonal pada penderita
jantung mengalami kecemasanAngka ini gagal jantung. Hasil penelitian menunjukan
terus meningkat seiring dengan bahwa teknik relaksasi dan distraksi dapat
bertambahnya usia pasien. Selain gangguan meredakan kecemasan pada pasien dengan
fisik, gangguan psikologis juga turut penyakit jantung.
berperan dalam menyebabkan
kecemasan(1). Hasil penelitian Chen, Liu, Yeh, Chiang, &

Hsieh (2013) terkait relaksasi menunjukkan


Teknik relaksasi merupakan intervensi
bahwa teknik relaksasi pijat punggung dapat
keperawatan yang dilakukan untuk
menurunkan tingkat kecemasan,
mengatasi masalah terutama akibat respon
menurunkan tekanan darah dan
saraf simpatis. Berdasarkan Nursing
meningkatkan kenyamanan pada pasien
Intervention classification (NIC) domain
gagal jantung akan tetapi pada penelitian
Physiological; Basic, ada berbagai macam
tersebut kecemasan tidak diukur. Pijat
upaya relaksasi, dintaranya adalah
punggung dapat mengatasi kecemasan, nyeri
tekniknapas dalam, relaksasi otot progresif,
dan menurunkan tekanan darah tanpa
pijat dan lain sebagainya Dengan
membutuhkan banyak energi. Berdasarkan
dilakukannya teknik relaksasi, diharapkan
hasil penelitian tersebut maka pijat
dapat menstimulasi saraf parasimpatis yang
punggung dapat berpotensi efektif
akan meredakan ketegangan otot,
menurunkan kecemasan pada pasien gagal
vasodilatasi dan yang paling utama adalah
jantung. Pijat punggung dapat menstimulasi
reseptor parasimpatis di area punggung sehingga akan mempengaruhi suasana hati
secara langsung sehingga pasien merasa dan memberikan perasaan rileks.
rileks. Selain itu, dengan adanya relaksasi
maka pembuluh darah diharapkan dapat Pemilihan pijat punggung sebagai intervensi
dilatasi yang berimplikasi pada menurunnya untuk mengatasi kecemasan berkaitan
resistensi perifer yang secara langsung akan dengan belum dilakukannya penelitian yang
menurunkan beban kerja jantung. Dilatasi menggunakan pijat sebagai intervesi dala
pembuluh dara terjadi akibat sekresi agen pengelolaan kecemasan pasien gagal jantung
vasoaktif yang jumlahnya akan meningkat di kabupaten garut. Intervensi tersebut relatif
jika tubuh berada pada kondisi relaksasi. mudah untuk dilakukan oleh perawat
Secara fisiologis pijat punggung merupakan maupun keluarga pasien yang terlatih dan
salah satu teknik relaksasi yang dapat dilakukan di klinik maupun non klinik.
mempengaruhi tubuh secara fisik maupun Selain itu, pijat punggung tidak memerlukan
psikis. Pijat punggung memberikan efek peralatan yang rumit sehingga tidak
relaksasi dengan cara menstimulasi membebani rumah sakit untuk ketersediaan
pengeluaran endorfin di otak yang berefek alat. Peralatan kebutuhan dasar manusia
menekan aktifitas saraf simpatis dan sederhana dapat digunakan sebagai
menstimulasi aktivasi saraf parasimpatis. perlengkapan pijat punggung Rumah Sakit
Umum dr. Slamet Garut belum melakukan
Dengan pijat punggung maka pembuluh upaya farmakologis maupun non-
darah akan dilatasi, otot akan relaksasi serta farmakologis terkait manajemen kecemasan
kondisi psikologis akan lebih baik karena pada pasien gagal jantung seperti bed rest.
peningkatan endorfin dan serotonin di otak. Kondisi tersebut terjadi karena perawat
Pada fase tersebut maka sirkulasi ke jaringan belum sepenuhnya memperhatikan masalah
sistemik akan mengalami perbaikan kecemasan yang muncul pada pasien gagal
meskipun jantung mengalami penurunan jantung(1).
dalam aspek kontraktilitas maupun curah
jantung. PENERAPAN

Mekanisme lain pijat punggung dalam Intervensi dilakukan pada pagi hari selama
mengatasi kecemasan adalah dengan cara 15 menit dengan interval 24 jam selama 3
merelaksasikan beberapa kumpulan otot di hari. Pengukuran dilakukan 5 menit pasca
area punggung yang akan merangsang intervensi. Intervensi pijat punggung
sistem limbik di hipotalamus untuk menggunakan instrumen panduan pijat
mengeluarkan Corticotropin Releasing punggung yang terdiri dari metode (a) hand
Factor (CRF). Substansi tersebut akan changing (b) teknik mengggesek dan
menstimulasi hipofisis untuk meningkatkan memutar dengan ibu jari (c) Teknik efleurasi
sekresi endorfin dan Pro Opioid Melano merupakan tipe pijatan yang dengan cara
Cortin (POMC) yang akan meningkatkan menggosok pijatan yang lambat dan luwes
produksi ensefalin oleh medula adrenal (d) Tehnik Petrisasi atau menarik secara
lembut dan (e) Teknik tekanan menyikat.
Pengukuran skor kecemasan menggunakan
Hamillton Anxiety Rating Scale (HARS). Rerata skor kecemasan setelah dilakukan
Instrumen HARS mengukur parameter intervensi secara bermakna lebih rendah
kecemasan fisiologis maupun psikologis, dibandingan dengan skor kecemasan hari
memiliki nilai validitas yang tinggi dan pertama. Dengan kata lain, telah terjadi
memiliki nilai reliabilitas yang tinggi pula perbaikan secara bermakna pada skor
sehingga sangat tepat untuk dijadikan kecemasan setelah dilakukan intervensi pijat
instrument dalam pengukuran kecemasan. punggung.

HASIL PEMBAHSAN

Skor kecemasan sebelum, sesudah intervensi Mekanisme pijat punggung dalam mengatasi
pijat punggung serta perbedaan skor kecemasan pada pasien gagal jantung adalah
sebelum dan sesudah untuk melihat dengan mengelola masalah fisik maupun
gambaran kecemasan sebelum dan sesudah psikologis akibat gagal jantung yang
dilakukan intervensi pijat punggung pada menjadi prediktor terjadinya kecemasan.
pasien dengan gagal jantung, secara lengkap Pijat punggung mampu merelaksasikan
data disajikan dalam tabel dibawah ini: beberapa kumpulan otot di area punggung
yang akan merangsang sistem limbik di
hipotalamus untuk mengeluarkan
Corticotropin Releasing Factor (CRF).
Substansi tersebut akan menstimulasi
hipofisis untuk meningkatkan sekresi
endorfine dan Pro Opioid Melano Cortin
(POMC) yang akan meningkatkan produksi
ensefalin oleh medula adrenal sehingga akan
mempengaruhi suasana hati dan
memberikan perasaan rileks. Setiap teknik
relaksasi akan menstimulasi sekresi endorfin
di otak (Black, & Hawks, 2009; Nugraha,
Fatimah, & Kurniawan, 2017). Perasaan
nyaman baik secara fisik maupun psikologis
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa
merupakan respon dari pengeluaran hormon
rerata skor kecemasan sebelum dilakukan
endorfine.
pijat punggung berada dalam kategori
sedang. Rerata skor kecemasan hari ketiga Berdasarkan kedua temuan tersebut maka
lebih kecil dibanding hari pertama maupun pijat punggung dapat menstimulasi
hari kedua dan mengalami penurunan sejak peningkatan endorfin. Relaksasi akan
hari pertama dan berada pada kategori memicu pengeluaran hormon Endorfine.
ringan. Berdasarkan tabel tersebut diketahui Hormon tersebut berbentuk polipeptida yang
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna mengandung 30 unit asam amino yang
antara skor kecemasan sebelum dilakukan mengikat pada reseptor opiat di otak,
intervensi dan setelah dilakukan intervensi. Hormon ini bertindak seperti morphine,
bahkan dikatakan 200 kali lebih efektif dari mengalami perbaikan tekanan darah setelah
morphine. Endorfine mampu menimbulkan dilakukan intervensi pijat punggung. Tidak
perasaan euforia, bahagia, nyaman, ditemukan perubahan pada tekanan darah
menciptakan ketenangan dan memperbaiki pasien setelah dilakukan intervensi jika
suasana hati seseorang hingga membuat tekanan darah pasien berada pada rentang
seseorang relaks. Relaksasi akan memicu normal.
limbik sistem dan memicu hipotalamus
untuk mensekresikan endorfin. Dalam KESIMPULAN
kondisi tersebut maka konsentrasi endorfin Berdasarkan dari Evidence baced nursing
di otak akan meningkat. ini, Terapi pijat punggung dapat
Peningkatan endorfin di otak akan menurunkan skala tingkat kecemasan pada
menciptakan perasaan rileks secara fisik. pasien gagal jantung.
Dengan meningkatnya endorfin maka SARAN
sekresi kortisol akan ditekan sehingga pasien
akan merasakan sensasi rileks secara a. Intervensi ini dapat
psikologis. Peningkatan endorfin setelah direkomendasikan sebagai pedoman
dilakukan pijat punggung akan bagi perawat dalam melakukan terapi
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah nonfarmakologi untuk mengurangi
yang berimplikasi pada perbaikan sirkulasi tingkat kecemasan pada pasien gagal
dimana terjadi perbaikan suplai oksigen dan jantung.
energi. Selain itu, perasaan rileks akan b. Intervensi ini dapat dijadikan
menurunkan laju metabolisme serta evidence based nursing dalam
menurunkan kebutuhan energi. Peningkatan praktik keperawatan medical bedah,
endorfin akan diikuti dengan penekanan palliative care maupun praktik
kortisol secara simultan. Dengan keperawata lain.
menurunnya kortisol maka akan mengurangi
masalah psikologis seperti depresi dan
kecemasan. Perbaikan kondisi psikologis
pada pasien

gagal jantung mengarah pada penurunan


skor fatigue jika diikuti dengan perbaikan
pada parameter fisiologis.

Teknik relaksasi dapat mempengaruhi


parameter fisiologis seperti tekanan darah,
nadi, frekuensi pernafasan suhu dan saturasi
oksigen. Pada penelitian ini, berdasarkan
hasil pengukuran ditemukan bahwa dari 30
responden terdapat 4 (empat) pasien yang
mengalami hipertensi dan 3 (tiga) pasien
Artikel Pendukung:

http://bionursing.fikes.unsoed.ac.id/bion/index.php/bionursing/article/viewFile/25/41

http://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/127

Anda mungkin juga menyukai