Anda di halaman 1dari 3

CONTOH KASUS RESIKO DAN HAZARD

YANG TERJADI DITEMPAT KERJA


RUMKIT BHAYANGKARA PALU

Di susun oleh : I KETUT WIRNATA


NIM : 202001157

A. KASUS 1

Mengidentifikasi suatu bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui potensi bahaya
yang ada di lingkungan kerja. Dengan mengetahui sifat dan karakteristik bahaya, maka
dapat lebih berhati-hati dan waspada untuk melakukan langkah-langkah pengamanan agar
tidak terjadi kecelakaan, namun tidak semua bahaya dapat dikenali dengan mudah.

Perawat adalah pekerja medis yang banyak memiliki potensi bahaya baik fisik, ekonomi,
biologi, kimia, psikologi yan dapat penyakit maupun kecelakaan kerja.

SUMBER BAHAYA /HAZARD

a. Mendapatkan cacian atau pelecehan verbal saat melakukan pengkajian ataupun pada
proses wawancara. Dalam hal ini seperti halnya ketika perawat menanyakan
data/informasi pasien namun, keluarga/pasien menyembunyikannya namun demi
keselamatan pasien, perawat tetap menanyakannya sehingga pasien/keluarga pasien
kurang menyukainya sehingga perawat mendapatkan cacian/perlakuan tidak baik.

CONTOH KASUS :
Masuk pasien ke UGD RS. Bhayangkara an. Tn. R dengan umur 23 Tahun dengan
keluhan sesak napas, pasien tampak susah bernapas, pucat dan berkeringat dingin,
perawat UGD mempersilakan masuk dan membaringkan di tempat tidur dengan
memberi tindakan pemasangan Oksigen dan mengatur posisi pasien senyaman
mungkin, mengukur saturasi pasien lalu melakukan pengukuran Tekanan darah,
kemudian melakukan anamnesa pasien, keluarga klien mengatakan pasien tadi sempat
pinsang ditempat kerja di Hotel, dan klien mengatakan punya riwayat pernah
jatuh/mengalami kecelakaan karena waktu masuk klien mengeluh sakit kepala, dari
anamnesa tersebut dokter mengdiangnosa pasien Trauma Capitis Ringan (TCR) dan
revid non reaktif, dan dokter menjelaskan pasien perlu mendapatkan pemeriksaan
penunjang rongen , CT Scan dan laboratorium namun dokter jaga mengatakan kami tidak
bisa membertikan pengantar itu harus melalui dokter spesialis dokter jaga mengatakan
kemungkinan pasien ini tidak bisa dikliem BPJS, dikarenakan jatuhnya sudah lama, dari
pernyataan dokter tersebut keluarga pasien tidak terima dan marah- marah terhadap
dokter karena belum melakukan pemeriksaan penunjang sudah mengfonis pasien dengan
trauma kapitis dan keluarga pasien dengan pernyataan dokter kemungkinan tidak bisa
diklaiem BPJS, selanjutnya dokter menyuruh keluarga pasien untuk berkoordinasi
dengan petugas BPJS, namun dari pihak BPJS menyatakan bisa diklaiem dengan
diagnosa waktu masuk yaitu sesak napas bisa dikliem BPJS, keluarga pasien masih
kecewa dengan pernyataan dokter , seolah-olah dokter menolak melakukan perawatan
karena tidak bisa diklaiem BPJS, belum ditangani pasien pasien tapi dokter sudah
menyatakan tidak bisa diklaiem BPJS, dari kasus diatas bahaya yang timbul adalah
pelecehan verbal cacian perlakuan tidak baik dari keluarga pasien.
b. Jadi resiko yang ditimbulkan terhadap perawat dan dokter adalah perawat dan dokter
mendapat tekanan psikis karena cacian dan perlakuan tidak baik dari keluarga pasien,
sehingga perawat dan dokter mendapatkan tekanan mental dalam melakukan tugas.

B. KASUS Ke- 2.

a. SUMBER BAHAYA /HAZARD


Bahaya dari pembusukan jenazah muncul dari kuman yang dicemarkannya melalui
cairan maupun gas yang bisa menimbulkan penyakit. Pembusukan jenazah, akan lebih
berbahaya pada korban yang mengalami luka terbuka.
Selain itu, jenazah juga mengeluarkan cairan dari pembusukan yang bisa mengalir ke
mana-mana. "Ini sangat berbahaya bagi pasien lain,"
Kami petugas dikamar Jenazah paling sering mendapatkan jenazah yang sudah
membusuk khususnya kami RS Bhayangkara Palu sebagai rujukan korban mati yang
mengalami penganiayaan atau bunuh diri sebagai kepentingan penyidikan barang bukti
jenazah , dipersidangan sudah barang tentu membutuhkan hasil Visum et Revertum
(VER), kemungkinan terinfeksi cairan jenazah, kami petugas sering kontak lansung
kami pernah mengalami terkena cairan jenazah yang sudah membusuk diperkirakan
meninggal sudah lebih 7 hari, kami sudah mengunakan APD sarung tangan , skor dan
masker, tetapi ada satu yang lupa pakai sepatu boot sehinga tidak disadari jari kaki
terkena percikan cairan jenazah tersebut sudah beberapa jam baru terasa pedis dan panas
setelah kami raba berminyak rupanya minyaknya jenazah yang meleleh dari meja otopsi,
setelah kami tahu langsung membersihkan dengan sabun diterjen dan alcohol,
dibersihkan berluang-ulang untungnya belum sampai melepuh kulit yang terkena cairan
tadi, karena kemungkinan bisa timbul dalam waktu jangka panjang tetapi dengan terapi
obat luka tidak berlanjut.

b. RISIKO DIARE  dan INFEKSI

bisa didapat dari air minum yang terkontaminasi feses jenazah. Setelah meninggal, otot
tubuh akan berubah menjadi rileks termasuk kandung kemih dan usus sehingga membuat
kotoran yang tersisa, keluar. Manajemen buruk dalam memperlakukan jenazah korban
bencana alam dapat membuat kotoran ini merembes dan mengontaminasi sumber air.

Anda mungkin juga menyukai