Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ahmad Rizky Harifin

NIM : 181011531003

Mata Kuliah : Geomorfologi Indonesia

Dosen Pengampu : Dr. H. Sidharta Adyatma, M.Si.

Dr. Deasy Arisanty, M.Sc.

Soal

1. Jelaskan yang dimaksud dengan bentuklahan asal proses marin disertai dengan contoh
bentuklahan marin dan gambarnya
2. Jelaskan bentuklahan marin yang ada di Indonesia, kemudian tunjukkan lokasi dan
gambarnya
JAWAB
1. Bentuk Lahan Proses Marine
Bentuk lahan asal marine adalah suatu bentuk lahan yang terjadi akibat
pengerjaan gelombang dan arus laut, baik yang bersifat konstruksif (pengendapan)
maupun yang bersifat destruktif (abrasi) dan terdapat pada wilayah pesisir.
Gelombang dan arus laut tidak pernah berhenti membentuk dan merubah pantai.
Gelombang dan arus laut tidak pernah berhenti membentuk dan merubah pantai.
Gerakan gelombang di laut makin dekat dengan pantai sebenarnya kekuatannya semakin
berkurang, namun apabila sampai pada dasar pantai yang dangkal, maka bentuk dan
gerakan gelombang tersebut berubah menjadi gerakan ke arah depan yang kuat (arus
yang kuat), kemudian mengikis pantai dan mengangkut bahan-bahan hancuran untuk
selanjutnya diendapkan pada suatu tempat tertentu.
Pada umumnya, dasar laut pada pinggir pantai lebih halus (licin) dan melandai ke
arah laut. Ombak yang bergerak ke arah pantai, gerakannya menjadi lambat (berkurang)
sehingga menyebabkan kedudukan puncak-puncak gelombang semakin rapat. Di
Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat wisata yang
notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat
mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan muncul pemikiran
pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya meskipun sudah
mengalami perubahan.

A. Macam-Macam Bentuk Lahan Marine


 Cliff
Pantai Cliff sering disebut dengan pantai yang menggantung. Terjadi
karena proses erosi oleh ombak air laut atau abrasi. Ombak yang terbentuk karena
hembusan angin menyebabkan air laut beriak dalam ukuran besar dan bergulung-
gulung menuju tepi pantai yang berbatasan langsung dengan pantai yang curam.
Ombak ini menghantam pantai yang curam setiap saat dan membuat pantai
tersebut hancur sedikit demi sedikit hingga membentuk kenampakan seperti
gambar di atas.

Gambar 1 Cliff

 Pantai bergisik
Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang
terdapat endapan material hasil abrasi . Material ini dapat berupa material halus
dan juga bisa berupa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja
terdapat pada pantai cliff, tetapi juga bisa terdapat pada daerah pantai yang landai.
Pada pantai yang landai material gisik ini kebanyakan berupa pasir ,dan sebagaian
kecil berupa meterial dengan butiran kerikil sampai yang lebih besar. Pada
umumnya material pasir suatu gisik pantai berasal dari daerah pedalaman yang di
bawah air sungai ke laut,kemudian diendapkan oleh arus laut sepanjang pantai.
Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar Muara sungai.

Gambar 2 Pantai Bergisik

 Beting gisik
Beting Gisik merupakan endapan marin yang terdiri dari material pasir
baik kasar ataupun halus, membentuk semacam pematang (ridge). Beting gisik
tidak datar seperti gisik, dan biasanya terletak lebih jauh dari laut. Beting gisik
biasanya terdiri dari beberapa jalur/seri.

Gambar 3 Beting Bergisik

 Pantai berawa payau


Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi
(accretion). Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnyamajunya
pantai ke arah laut. Material penyusun umumnya berbutir halusdan medan ini
berkembang pada lokasi yang gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan
kondisi air laut yang relatif dangkal. Karena airnya payau, maka da e r ah ini
kemungkinan untuk pengembangannya sangat terbatas. Rawa payau ini pada
umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan rawa payau seperti bakau, nipah, dan
tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau. Tumbuhan bakau ini
dapat berfungsi sebagai pemecah gelombang dan sebagai penghalang pengikisan
di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi. Oleh karena itu pantai mengalami
akresi. Peranan bakau di dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas

Gambar 4 Rawa Payau

 Dataran Abrasi
Dataran abrasi adalah wilayah dataran yang sudah terkena abrasi dan dapat
dilihat secara jelas saat air laut surut.

Gambar 5 Dataran Abrasi


 Rataan Pasang Surut
Rataan pasang surut adalah bentukan deposisional yang luas, terdiri dari
material lumpur, terbentuk oleh tenaga pasang surut air laut. Rataan pasang surut
banyak dijumpai pada laguna atau wilayah estuaria pasang surut

Gambar 6 Rataan Pasang Surut

 Rataan Lumpur
Rataan lumpur adalah material lumpur dan lempung pada daerah marin. h.
Gosong laut adalah bentukan daratan yang terkurung atau menjorok pada suatu
perairan, biasanya terbentuk dari pasir, geluh, dan atau kerikil.

Gambar 7 Rataan Lumpur

 Dataran Aluvial
Dataran Aluvial merupakan wilayah yang datar atau hampir datar yang
terbentuk oleh endapan yang dibawa air.
Gambar 8 Dataran Aluvial Pantai

2. Bentuklahan marin yang ada di Indonesia


 Dataran Yogyakarta
Yogyakarta merupakan bagian dari dataran aluvial Jawa Tengah Selatan,
yang dibatasi oleh Pegunungan Kulon Progo di sebelah barat, Samudra Hindia di
selatan dan dataran Solo di sebelah timir. Dataran Yogyakarta ini tersusun oleh
endapan aluvial yang terutama berasal dari rombakan batuan gunung api Tersier
Pegunungan Kulon Progo, serta Gunungapi Kuarter Merapi. Dataran Yogyakarta
bagian tengah terdiri atas endapan aluvial pantai tua yang kemudian ditutupi oleh
endapan alluvial sungai masa kini yang diangkut oleh Kali Progo di bagian barat,
Kali Winongo di bagian tengah, dan Kali Opak di bagian timur. Dataran
Yogyakarta bagian selatan, mulai dari Tegalsari ke Pandansari sampai garis pantai
sekarang, dibentuk oleh endapan aluvium pantai muda, dan khusus endapan
aluvium pantai muda mempunyai potensi yang tinggi akan bahan tambang pasir
besi serta mineral ikutannya
Dalam kegiatan penelitian dilakukan pengukuran nilai kemagnetan batuan,
Besarnya nilai kemagnetan batuan dapat merupakan .bagian penambahan nilai
potensial jebakan pasir besi yang ada di Desa Pandansari Kecamatan Sanden.
Interpretasi yang dilakukan dengan melihat pola anomaly, Besarnya nilai anomali
yang cukup tinggi dapat diperkirakan sebagai sumbangan dari jebakan pasir besi.
Gambar 9 Progo River

Gambar 10 Kali Winongo

 Pantai Parangtritis
Bentuklahan asal proses marine di Daerah Istimewa Yogyakarta salah
satunya adalah di daerah Pantai Parangtritis. Gelombang arus pasang surut di
Parangtritis membentuk kurva sinosidal dimana gelombang arus pasang surut
tersebut memiliki puncak dan memiliki lembah. Konsekuensi dari adanya
gelombang arus pasang surut adalah adanya 2 proses yaitu deposisi yang memiliki
bentukan deposisional dan erosi yang memiliki bentukan erosional. Selain
deposisi dan erosi ada proses sedimentasi yang memiliki bentukan residual.
Sedimentasi merupakan proses pengendapan material yang berasal dari gunung
setelah melalui proses transportasi melalui sungai. Daerah pesisir selatan
berhubungan langsung dengan Samudra Hindia sehingga akibat yang dapat
dirasakan yaitu anginnya yang besar dan arusnya lebih besar jika dibandingkan
dengan Pantura. Sungai di Daerah Istimewa Yogyakarta yang bermuara ke Pantai
Parangtritis adalah Sungai Opak dan Sungai Progo.

Gambar 11 Pantai Parangtritis

Pada Gambar diatas, symbol bulat hitam itu adalah muara sungai Opak,
dan sedangkan simbol kotak merah yaitu Zona pecah Gelombang. Bentuklahan
Cliff tidak dapat terlihat dengan jelas karena citra tidak memperlihatkan indikator
ketinggian. Cliff akan mudah diidentifikasi melalui Peta RBI dengan
menggunakan pedoman contour lines.

Anda mungkin juga menyukai