1. Tugas Resume Video Sustainable Tourism Post Covid-19
Pandemi Covid-19 atau Virus Corona menyebabkan dampak yang sangat bessr di sendi kehidupan manusia, salah satunya di bidang sosial ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, akan tetapi pada saat yang sama kesadaran mengenai peran keberlanjutan yang perlu diadakan dan ditingkatkan dalam kehidupan sehari hari dan tentu saja ditempat salah satunya di bidang parawisata. Pamdemi Covid-19 membuat beberapa dampak perubahan dimasyarakatsalah satunya seperti iklim, ekonomi serta upaya konservasi makhluk hidup. Dampak terhadap perubahan ini meliputi beberapa tindakan mengenai upaya menjaga kesehatan dan keamanan. Hal ini dapat terjadi pada lingkungan tempat kita tinggal. Jika pada tahun-tahun sebelumnya pencemaran lingkungan terjadi akibat penggunaan botol sekali pakai menggunakan plastik yang tidak ramah lingkungan, sedangkan untuk saat ini pencemaran yang terjadi akibat penggunaan sarung tangan atau masker sekali pakai yang menyebabkan adanya pencemaran lingkungan yang cukup besar, serta bahan kimia yang cukup berbahaya seperti disinfektan sehingga dapat mencemari lingkungan Laporan dari PBB dan WTO mengenai pemulihan parawisata menyatakan konsep integrasi dan lebih mengedepankan efisiensi dari sumber daya dalam nilai parawisata. Suatu perubahan akan menjadi peluang bagi sektor parawisata untuk untuk menjadi pariwisata yang berkelanjutan dan melakukan perubahan dalam pengelolaan parawisata ke proses yang menjadi lebih baik, seperti mengurangi penggunaan wadah sekali pakai yang tidak ramah lingkungan atau melakukan perbaikan dalam pengelolaan. Langkah tersebut di ikuti dengan tindakan untuk mengikuti protokol kesehatan dan keselamatan sebagai perubahan untuk memulihkan sektor parawisata yang sedang lesu bahkan pontang panting. sehingga dalam hal ini perlu dilakukan suatu perubahan berupa perubahan metode pengisian air minum yang aman dengan filter yang membunuh bakterii supaya wisatawan merasakan adanya keamanan dalam menggunakannya. Perubahan yang lain juga dapat dilakukan yaitu dalam penggunaan masker yang sebelumnya menggunakan masker sekali pakai kini beralih pada masker kain lapis 3 yang dapat digunakan kembali yang berasal dari industri lokal dan UMKM. Dampak perubahan iklim yang lain yaitu adanya pariwisata yang berlebihan dengan durasi perjalanan yang lama. Bangkitnya pariwisata model ini di karenakan adanya orang orang yang tidak takut dengan adanya pembatasan sosial. Berwisata dengan jangka waktu yang lama tanpa memiliki batasan namun tetap berhati hati dalam melakukannya. Pedoman dalam berwisata di destinasi untuk Membatasi wisatawan yang datang juga merupakan salah satu perubahan yang terjadi pasca covid-19, Namun secara bersamaan para wisatawan juga saling menjaga dan melindungi. Peluang untuk memasarkan destinasi menjadi semakin diuji dalam metode untuk menggaet wisatawan. Akibat dari adanya perubahan sistem dibeberapa sektor wisata membuat para Wisatawan lebih tertarik pada alam dan berhubungan kembali pada alam yang lebih cenderung berada diluar ruangan. Beberapa wisatawan juga lebih memilih untuk tetap tinggal lebih lama ditempat yang sama dan terpencil. Sehingga perjalanan wisata yang Mereka harapkan berbasis komunitas dengan tetap menjaga jarak sosial dan etika lokal. Pilar utama pariwisata yang bertanggung jawab mengenai dampak pengurangan Co2. Jejak karbon wisatawan dan upayan mengurangi emisi Co2. Hal tersebut dapat terjadi karena Didukung oleh penggunaan transportasi bermotor harian dan jarak pendl sehingga wisatawan yang tinggal lebih lama dilokasi yang sama. Menurut pengukuran, jejak karbon satu wisatawan Sama dengan 85kg Co2 perhari. Sehingga untuk menyeimbangkan hal tersebut dengan cara menanam Bakau di pesisir menjadi solusi yang berbasis alam hutan primer yang konkrit mengembangkan hutan bakau dalam beberapa tahun kedepan memiliki dampak yang signifikan. Perubahan selanjutnya yaitu hilangnya mata pencaharian masyarakat Lokal. Hal ini telah diprediksi dan diramalkan dalam industri perjalanan dan pariwisata akibat pandemi Covid-19 diseluruh dunia pada tahun 2020 kemudian meningkatnya tingkat kemiskinan, pengangguran, dan berkurangnya interaksii masyarakat dengan pemandu wisata yang beresiko tidak adanya penghasilan. Beberapa dampak yang ada membuat beberapa komunitas mengadakan suatu kolaborasi dengan LSM atau organisasi non profit, bekerja sama dengan lembaga-lembaga sosial dan pengusaha. Bantuan diberikan kepada kelompok paling rentan terhadap Pandemi covid-19. Hal hal seperti ini Tentu saja harus dilakukan dengan mengupayakan keadilan dan kesetaraan. Mengupayakan solusi untuk menciptakan kondisi yang adil bagi pariwisata, khusus nya Untuk melindungi pemain kecil di industri pariwisata. Dengan tetap menjaga harga yang Adil, dan melakukan pembayaran di muka. Dampak perubahan lain yang lebih di tekankan lagi yaitu kesejahteraan hewan dan konservasi, sebelumnya kesejahteraan hewan di dukung dengan adanya pendapatan dari sektor pariwisata. Hilangnya pendapatan pariwisata membuat satwa liar berjuang berpetualang ke kota pusat yang sepi. Namun, ada beberapa organisasi yang berjuang untuk merawat hewan. Sehingga hal ini penting untuk dapat meningkatkan kesadaran untuk mempertahankan konservasi dan memerangi perdagangan satwa liar ilegal. Mendukung suatu organisasi konservasi yang memperhatikan kesejahteraan hewan dapat dilakukan dengan cara observasi dan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan karena adanya faktor situasi dan kondisi yang sangat terbatas. Hal lain yang dapat dilakukan yaitu berinvestasi dalam berbasis alam dengan membuat suaka marga satwa untuk menghindari perusakan lingkungan
2. Tantangan Ekowisata Bahari Pasca Covid-19
Menurut saya, banyak hal yang menjadi tantangan dan upaya mengatasinya dii kegiatan Ekowisata Bahari yang ada salah satunya di Ekowisata Bangsring Underwater yaitu : A. Pembatasan Sosial Upaya ini dilakukan dengan cara melakukan pembatasan wisatawan yang masuk ke Ekowisata Bangsring Underwater yaitu sebanyak 500 pengunjung perhari, memberi tanda silang setiap 1 meter di Loket Offline dan di kursi kursi dan gazebo gazebo pantai B. Pembelian tiket secara online Pembelian tiket dapat dilakukan secara online dengan cara mengakses website resmi Bangsring Underwater dan akun Media Sosial resmi milik Bangsring Underwater hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan di loket pembelian C. Melakukan Monitoring Suhu Tubuh Hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mencegah pengunjung yang memiliki suhu diatas 37.5 agar tidak memasuki kawasan ekowisata Bangsring Underwater sehingga pengunjung menjadi aman D. Memakai Masker Pegawai, pedagang, dan wisatawan diwajibkan menggunakan masker ketika ingin berwisata Ekowisata Bangsring Underwater sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 di kawasan ini. E. Menyediakan Wastafel Pengelola Bangsring Underwater menyediakan Wastafel untuk sarana cuci tangan Sehingga menekan penyebaran Covid-19 di Bangsring Underwater F. Menyediakan Hand Sanitizer dan penyemprotan disinfektan Hand sanitizer di taruk di tempat tempat yang minim atau tidak ada wastafel sehingga meminimalisir penyebaran Covid-19 dan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala di tempat tempat umum seperti kursi pantai, gazebo, dermaga, kapal katamaran dan rumah apung yang sering di kunjungi wisatawan G. Banner himbauan Banner Himbauan digunakan untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat yang mau berwisata di Bangsring Underwater untuk senantiasa mentaati Protokol Kesehatan
Setelah dilakukan hal ini, secara perlahan kegiatan Ekowisata Bahari
Bangsring Underwater mengalami peningkatan pengunjung, sehingga menggerakkan roda ekonomi di sekitaran Ekowisata Bangsring Underwater yang sempat lesu sebelumnya, wisatawan menjadi tidak takut untuk berwisata dikarenakan Bangsring Underwater sendiri telah menerapkan protokol kesehatan yang baik