Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FIRDAUS ACHMAD RIZQIYANTO

NIM : H74217049

1. Tugas Resume Video Sustainable Tourism Post Covid-19


Pandemi Covid-19 atau Virus Corona menyebabkan dampak yang sangat
bessr di sendi kehidupan manusia, salah satunya di bidang sosial ekonomi yang belum
pernah terjadi sebelumnya, akan tetapi pada saat yang sama kesadaran mengenai
peran keberlanjutan yang perlu diadakan dan ditingkatkan dalam kehidupan sehari
hari dan tentu saja ditempat salah satunya di bidang parawisata.
Pamdemi Covid-19 membuat beberapa dampak perubahan dimasyarakatsalah
satunya seperti iklim, ekonomi serta upaya konservasi makhluk hidup. Dampak
terhadap perubahan ini meliputi beberapa tindakan mengenai upaya menjaga
kesehatan dan keamanan. Hal ini dapat terjadi pada lingkungan tempat kita tinggal.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya pencemaran lingkungan terjadi akibat penggunaan
botol sekali pakai menggunakan plastik yang tidak ramah lingkungan, sedangkan
untuk saat ini pencemaran yang terjadi akibat penggunaan sarung tangan atau masker
sekali pakai yang menyebabkan adanya pencemaran lingkungan yang cukup besar,
serta bahan kimia yang cukup berbahaya seperti disinfektan sehingga dapat
mencemari lingkungan
Laporan dari PBB dan WTO mengenai pemulihan parawisata menyatakan
konsep integrasi dan lebih mengedepankan efisiensi dari sumber daya dalam nilai
parawisata. Suatu perubahan akan menjadi peluang bagi sektor parawisata untuk
untuk menjadi pariwisata yang berkelanjutan dan melakukan perubahan dalam
pengelolaan parawisata ke proses yang menjadi lebih baik, seperti mengurangi
penggunaan wadah sekali pakai yang tidak ramah lingkungan atau melakukan
perbaikan dalam pengelolaan. Langkah tersebut di ikuti dengan tindakan untuk
mengikuti protokol kesehatan dan keselamatan sebagai perubahan untuk memulihkan
sektor parawisata yang sedang lesu bahkan pontang panting. sehingga dalam hal ini
perlu dilakukan suatu perubahan berupa perubahan metode pengisian air minum yang
aman dengan filter yang membunuh bakterii supaya wisatawan merasakan adanya
keamanan dalam menggunakannya. Perubahan yang lain juga dapat dilakukan yaitu
dalam penggunaan masker yang sebelumnya menggunakan masker sekali pakai kini
beralih pada masker kain lapis 3 yang dapat digunakan kembali yang berasal dari
industri lokal dan UMKM.
Dampak perubahan iklim yang lain yaitu adanya pariwisata yang berlebihan
dengan durasi perjalanan yang lama. Bangkitnya pariwisata model ini di karenakan
adanya orang orang yang tidak takut dengan adanya pembatasan sosial. Berwisata
dengan jangka waktu yang lama tanpa memiliki batasan namun tetap berhati hati
dalam melakukannya. Pedoman dalam berwisata di destinasi untuk Membatasi
wisatawan yang datang juga merupakan salah satu perubahan yang terjadi pasca
covid-19, Namun secara bersamaan para wisatawan juga saling menjaga dan
melindungi. Peluang untuk memasarkan destinasi menjadi semakin diuji dalam
metode untuk menggaet wisatawan. Akibat dari adanya perubahan sistem dibeberapa
sektor wisata membuat para Wisatawan lebih tertarik pada alam dan berhubungan
kembali pada alam yang lebih cenderung berada diluar ruangan. Beberapa wisatawan
juga lebih memilih untuk tetap tinggal lebih lama ditempat yang sama dan terpencil.
Sehingga perjalanan wisata yang Mereka harapkan berbasis komunitas dengan tetap
menjaga jarak sosial dan etika lokal.
Pilar utama pariwisata yang bertanggung jawab mengenai dampak
pengurangan Co2. Jejak karbon wisatawan dan upayan mengurangi emisi Co2. Hal
tersebut dapat terjadi karena Didukung oleh penggunaan transportasi bermotor harian
dan jarak pendl sehingga wisatawan yang tinggal lebih lama dilokasi yang sama.
Menurut pengukuran, jejak karbon satu wisatawan Sama dengan 85kg Co2 perhari.
Sehingga untuk menyeimbangkan hal tersebut dengan cara menanam Bakau di pesisir
menjadi solusi yang berbasis alam hutan primer yang konkrit mengembangkan hutan
bakau dalam beberapa tahun kedepan memiliki dampak yang signifikan.
Perubahan selanjutnya yaitu hilangnya mata pencaharian masyarakat Lokal.
Hal ini telah diprediksi dan diramalkan dalam industri perjalanan dan pariwisata
akibat pandemi Covid-19 diseluruh dunia pada tahun 2020 kemudian meningkatnya
tingkat kemiskinan, pengangguran, dan berkurangnya interaksii masyarakat dengan
pemandu wisata yang beresiko tidak adanya penghasilan. Beberapa dampak yang ada
membuat beberapa komunitas mengadakan suatu kolaborasi dengan LSM atau
organisasi non profit, bekerja sama dengan lembaga-lembaga sosial dan pengusaha.
Bantuan diberikan kepada kelompok paling rentan terhadap Pandemi covid-19. Hal
hal seperti ini Tentu saja harus dilakukan dengan mengupayakan keadilan dan
kesetaraan. Mengupayakan solusi untuk menciptakan kondisi yang adil bagi
pariwisata, khusus nya Untuk melindungi pemain kecil di industri pariwisata. Dengan
tetap menjaga harga yang Adil, dan melakukan pembayaran di muka.
Dampak perubahan lain yang lebih di tekankan lagi yaitu kesejahteraan hewan
dan konservasi, sebelumnya kesejahteraan hewan di dukung dengan adanya
pendapatan dari sektor pariwisata. Hilangnya pendapatan pariwisata membuat satwa
liar berjuang berpetualang ke kota pusat yang sepi. Namun, ada beberapa organisasi
yang berjuang untuk merawat hewan. Sehingga hal ini penting untuk dapat
meningkatkan kesadaran untuk mempertahankan konservasi dan memerangi
perdagangan satwa liar ilegal. Mendukung suatu organisasi konservasi yang
memperhatikan kesejahteraan hewan dapat dilakukan dengan cara observasi dan
beberapa aktivitas yang dapat dilakukan karena adanya faktor situasi dan kondisi yang
sangat terbatas. Hal lain yang dapat dilakukan yaitu berinvestasi dalam berbasis alam
dengan membuat suaka marga satwa untuk menghindari perusakan lingkungan

2. Tantangan Ekowisata Bahari Pasca Covid-19


Menurut saya, banyak hal yang menjadi tantangan dan upaya mengatasinya dii
kegiatan Ekowisata Bahari yang ada salah satunya di Ekowisata Bangsring
Underwater yaitu :
A. Pembatasan Sosial
Upaya ini dilakukan dengan cara melakukan pembatasan wisatawan yang
masuk ke Ekowisata Bangsring Underwater yaitu sebanyak 500 pengunjung
perhari, memberi tanda silang setiap 1 meter di Loket Offline dan di kursi
kursi dan gazebo gazebo pantai
B. Pembelian tiket secara online
Pembelian tiket dapat dilakukan secara online dengan cara mengakses website
resmi Bangsring Underwater dan akun Media Sosial resmi milik Bangsring
Underwater hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan di loket
pembelian
C. Melakukan Monitoring Suhu Tubuh
Hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mencegah pengunjung yang
memiliki suhu diatas 37.5 agar tidak memasuki kawasan ekowisata Bangsring
Underwater sehingga pengunjung menjadi aman
D. Memakai Masker
Pegawai, pedagang, dan wisatawan diwajibkan menggunakan masker ketika
ingin berwisata Ekowisata Bangsring Underwater sebagai upaya untuk
mencegah penyebaran Covid-19 di kawasan ini.
E. Menyediakan Wastafel
Pengelola Bangsring Underwater menyediakan Wastafel untuk sarana cuci
tangan Sehingga menekan penyebaran Covid-19 di Bangsring Underwater
F. Menyediakan Hand Sanitizer dan penyemprotan disinfektan
Hand sanitizer di taruk di tempat tempat yang minim atau tidak ada wastafel
sehingga meminimalisir penyebaran Covid-19 dan melakukan penyemprotan
disinfektan secara berkala di tempat tempat umum seperti kursi pantai, gazebo,
dermaga, kapal katamaran dan rumah apung yang sering di kunjungi
wisatawan
G. Banner himbauan
Banner Himbauan digunakan untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat
yang mau berwisata di Bangsring Underwater untuk senantiasa mentaati
Protokol Kesehatan

Setelah dilakukan hal ini, secara perlahan kegiatan Ekowisata Bahari


Bangsring Underwater mengalami peningkatan pengunjung, sehingga menggerakkan
roda ekonomi di sekitaran Ekowisata Bangsring Underwater yang sempat lesu
sebelumnya, wisatawan menjadi tidak takut untuk berwisata dikarenakan Bangsring
Underwater sendiri telah menerapkan protokol kesehatan yang baik

Anda mungkin juga menyukai