Jurnal 1 - Devia Febriani - 085 PDF
Jurnal 1 - Devia Febriani - 085 PDF
JurnalIlmiah
IlmiahPermas:
Permas:Jurnal
JurnalIlmiah
IlmiahSTIKES
STIKESKendal
KendalVolume
Volume99No
No2,2,Hal
Hal73
73- -78,
78,April
April2019
2019 ISSN 2089-0834 (Cetak)
Sekolah
SekolahTinggi
TinggiIlmu
IlmuKesehatan
KesehatanKendal
Kendal ISSN 2549-8134 (Online)
ABSTRAK
Permasalahan depresi pada lansia agar tidak berkembang menjadi masalah yang semakin berat dan
serius, membutuhkan dukungan yang menyeluruh dari berbagai pihak untuk membantu lansia
menuntaskan tugas-tugas perkembangan dengan berhasil.Terapi Reminiscence baik secara individu
maupun kelompok belum pernah diberikan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Budi Pertiwi,
oleh karena itu peneliti berminat untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh Terapi
kelompok Reminiscence pada lansia yang mengalami depresi.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh terapi reminiscence terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia.Jenis
penelitian ini menggunakan quasi experiment.Populasi dalam penelitian ini adalah 29 responden.
Teknik sampling dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan total sampling. Kusioner
menggunakan Geriatrik/Geriatric Depression Scale.Analisis data univariat dan bivariate. Hasil
penelitian diperoleh tingkat depresi pada lansia sebelum dilakukan terapi reminiscence dari responden
mengalami depresi berat sebanyak 15 responden (51,7%), tingkat depresi pada lansia sesudah
dilakukan terapi reminiscence dari responden mengalami depresi ringan sebanyak 14 responden
(48,3%), ada pengaruh yang signifikan terapi reminiscence terhadap penurunan tingkat depresi pada
lansia, dengan p value 0,000. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada panti wedha dapat
melaksanakan terapi kelompok reminiscence yang ada dalam modul secara terjadwal untuk
mengurangi atau mencegah depresi pada lansia.
ABSTRACT
Depression problems in the elderly so as not to develop into increasingly serious and serious
problems, require comprehensive support from various parties to help the elderly to complete
developmental tasks successfully. Reminiscence therapy both individually and in groups has never
been given to the elderly at the Tresna Werda Budi Pertiwi Social Institution, therefore researchers
are interested in conducting research related to the effect of Reminiscence group therapy on elderly
who experience depression. The purpose of this study was to determine the effect of reminiscence
therapy on decreasing the level of depression in the elderly. This type of research uses a quasi
experiment. The population in this study were 29 respondents. The sampling technique in this study
was taken using total sampling. The questionnaire uses the Geriatric / Geriatric Depression Scale.
Univariate and bivariate data analysis. The results obtained the level of depression in the elderly
before reminiscence therapy from respondents experienced severe depression as many as 15
respondents (51.7%), the level of depression in the elderly after reminiscence therapy from
respondents experienced mild depression as many as 14 respondents (48.3%) Significant effect of
reminiscence therapy on decreasing levels of depression in the elderly, with a p value of 0,000. Based
on the results of this study, it is suggested that the Wedha institution can carry out reminiscence group
therapy in the module scheduled to reduce or prevent depression in the elderly.
73
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 73 - 78, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
mengungat informasi, sulit membuat therapy dapat menurunkan gejala depresi dan
keputusan dan selalu menghindar, kurang apatis di nursing home resident dengan level
percaya diri, merasa bersalah dan tidak mau demensia yang ringan sampai
dikritik, pada kasus berat sering dijumpai sedang.Poorneselvan & Steefel (2014) terkait
adanya halusinasi ataupun delusi, adanya efek Individual Reminiscence terhadap harga
pikiran untuk bunuh diri.(Evans, 2014). diri dan depresi pada lansia di India, terapi
Perubahan pada kebiasaan sehari – hari Reminiscence dapat dilakukan secara individu
menyebabkan lansia mudah mengalami yang dibagi menjadi 8 sesi dan dilaksanakan
depresi. selama 8 hari meliputi, 1 hari untuk pre-
assessment, 6 hari untuk terapi
Depresi merupakan bagian dari gangguan Reminiscencedan hari terakhir dilakukan post-
suasana hati atau mood, depresi terjadi pada assessment.
lansia karena adanya perubahan dalam proses
menua dan masalah yang timbul akibat Lansia yang mengalami depresi perlu
perubahan tersebut (Muslim R, 2013). mendapatkan perhatian dengan strategi dan
Prevalensi depresi pada lansia didunia berkisar teknik-teknik khusus dalam menyelesaikan
8-15 % dan hasil meta analisis dari laporan masalah untuk menghadapi tantangan dan
negara-negara didunia mendapatkan prevalensi perubahan yang terjadi di dalam diri dan
rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5 % lingkungan.Intervensi dengan pendekatan
Adapun prevalensi depresi pada lansia yang kelompok reminiscence menjadi salah satu
menjalani perawatan di RS dan panti pilihan yang tepat.Terapi Reminiscence baik
perawatan sebesar 30-45%. Prevalensi depresi secara individu maupun kelompok belum
pada lansia pada unit perawatan yang lama pernah diberikan pada lansia di Panti Sosial
mencapai 25% dan disertai dengan stressor Tresna Werda Budi Pertiwi, oleh karena itu
seperti penyakit kronis dan ketidakmampuan peneliti berminat untuk melakukan penelitian
demensia, nyeri kronik, kematian pasangan yang berkaitan dengan pengaruh Terapi
hidup, gangguan depresi yang sudah ada kelompok Reminiscence pada lansia yang
sebelumnya dan penempatan dalam suatu mengalami depresi.
institusi atau panti (Wulandari, 2013).
Hasil wawancara dari pendamping Panti Sosial
Penatalaksanaan depresi pada lansia dapat Tresna Werda Budi Pertiwi terdapat 29 lansia,
dilakukan dengan terapi farmakologis dan bahwa 5 lansia sulit untuk berinteraksi dengan
terapi nonfarmakologi.Terapi non-farmakologi lansia yang lain. Aktivitas menurun terlihat
merupakan pengobatan depresi yang dilakukan ketika ada kegiatan di panti, 3 lansia terlihat
dengan cara menjalani pola hidup sehat, tidak mau mengikuti kegiatan tersebut.Lansia
menghentikan pemakaian zat yang juga terlihat kurang bersemangat dan merasa
membahayakan tubuh, istirahat yang cukup, tertekan.Ketika ditanya mengenai alasan
mengelola stres, aktivitas. Terapi lain untuk berada di panti wreda, karena tidak
menurunkan depresi adalah terapi individual, mendapatkan dukungan keluarga sehingga
terapi lingkungan, terapi biologis, terapi terlantar.Misalnya beberapa dari lansia tersebut
keluarga, terapi kelompok, terapi prilaku, dibawa oleh anaknya karena tidak mau
terapi bermain, terapi reminisence (Marianne, mengurus, dan dibawa ke panti werdha
2013).Reminiscence therapy adalah sebuah tersebut. Hal ini membuktikan bahwa adanya
intervensi non-farmasi yang penting yang gejala depresi yang dialami oleh lansia dan
terkait dengan peningkatan pada afek dan lansia menyebutkan bahwa belum pernah ada
dapat membantu secara cepat dalam yang melakukan terapi untuk mengantasi
menurunkan emosi dan perilaku yang depresi di Panti Sosial Tresna Werda Budi
berkaitan dengan depresi dan gejala Pertiwi ini. Berdasarkan fenomena hasil
apatis.Terapi Reminiscence bertujuan untuk pendahuluan maka peneliti tertarik untuk
meningkatkan harga diri, membantu individu melakukan penelitian tentang pengaruh terapi
mencapai kesadaran diri, memahami diri, reminiscence terhadap penurunan tingkat
beradaptasi terhadap stres, meningkatkan depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna
kepuasan hidup dan melihat dirinya dalam Werda Budi Pertiwi Kota Bandung Tahun
konteks sejarah dan budaya (Chen, Li, 2012). 2018”.
Tabel 1.
Karakteristik lansia (n=29)
Karakteristik f %
usia
50 – 60 tahun 6 20.7
60 – 70 tahun 12 41.4
>70 tahun 11 37.9
Pendidikan
SD 8 27.6
SMP 12 41.4
SMA 5 17.2
PT 4 13.8
total 29 100.00
Tabel 2.
Tingkat depresi pada lansia sebelum dilakukan terapi reminiscence (n=29)
Tingkat Depresi f %
Tidak ada 2 6.9
Ringan 4 13.8
Sedang 8 27.6
Berat 15 51.7
Total 29 100
Tabel 3.
Tingkat depresi sesudah dilakukan terapi reminiscence (n=29)
Tingkat Depresi f %
Tidak ada 10 34.5
Ringan 14 48.3
Sedang 3 10.3
Berat 2 6.9
Total 29 100
Tabel 4.
Pengaruh terapi reminiscence terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia
Tingkat Depresi Mean Nilai SD P. Value
Sebelum 22.5 8.967
0.000
sesudah 10.55 6.322
(Townsend, 2009). Depresi dapat dialami pada Tingkat depresi pada lansia sesudah
semua umur (Stuart, 2013) yang berbeda dilakukan terapi reminiscence
antara depresi pada lansia dengan usia dewasa. Hasil dalam penelitian ini sesuai dengan
Depresi pada saat lansia dibedakan menjadi beberapa penelitian yang telah dilakukan
dua, yaitu early-life onset (depresi kambuh lagi sebelumnya.Terapi kelompok reminiscence
di usia lanjut) dan late life onset (onset efektif dalam menurunkan depresi pada lansia
terjadinya depresi setelah lansia), dengan lebih wanita yang tinggal di panti werdha.Penelitian
tingginya tingkat kesakitan dan kematian, serupa dilakukan di Iran (Sharif, Mansouri,
kecacatan serta ketidaknormalan Jalanbin, & Zare, 2010). Terapi reminiscence
neuropsikologik dihubungkan dengan dilakukan dua kali seminggu selama 3 minggu,
penurunan fungsi pada lansia (Miller, 2015). diikuti oleh 49 lansia berusia 60 tahun ke atas
dan menunjukkan skor Geriatrik/Geriatric
Karakteristik usia lansia yang mengalami Depression Scale (GDS) yang menurun. Selain
depresi Panti Sosial Tresna Werda Budi itu, hasil serupa juga diperoleh dalam
Pertiwi Kota Bandung 60-tahun. Miller (2015) penelitian yang dilakukan Moral, Ruiz,
menjelaskan bahwa dalam teori biologi dan Rodriguez, dan Galan (2013).Dalam
genetik terjadinya depresi pada lansia, usia penelitiannya dikatakan bahwa lansia yang
yang semakin menua berkaitan dengan atrofi tinggal di panti cenderung mengalami masalah
volume otak yang dapat berkontribusi karena masalah adaptasi. Lansia yang tidak
terjadinya latelife depression. Rentang usia dapat beradaptasi dengan baik akan rentan
dalam hasil penelitian ini melebihi usia mengalami depresi dan rendahnya tingkat
harapan hidup di Indonesia yaitu pada tahun kesejahteraan. Terapi reminiscence dipilih
2011 mencapai 69,65 tahun (Kemenkes RI, karena dianggap paling efektif untuk
2013). mengatasi masalah tersebut.Terapi
dilaksanakan dalam 8 sesi, diberikan pada
Tingkat depresi pada lansia sebelum kelompok kontrol dan kelompok reminiscence.
dilakukan terapi reminiscence Hasil penelitian menujukkan bahwa terapi ini
Terapi kelompok reminiscence berpengaruh dapat mengurangi simptom depresi,
terhadap afek dan kognitif terhadap para menigkatkan self esteem, kepuasan dan
peserta kelompok terkait dengan simptom kesejahteraan psikologis.
depresi.Para peserta mengalami perubahan
kognisi atau terbukanya pemahaman baru Hasil penelitian serupa dengan hasil penelitian
secara kognitif. Dari data yang diperoleh, yang dilakukan oleh Kerr (2012) bahwa
diketahui bahwa para peserta menunjukkan terdapat peningkatan secara signifikan
afek antara lain merasaan kekecewaan, terhadap fungsi kognitif dalam kelompok
penyesalan, kesedihan, merasa putus asa, eksperimen setelah menjalani terapi
kesepian, cemberut, takut, tidak percaya diri, reminiscence yang tersedia dalam program
tidak mampu, tidak berdaya, tidak berharga, rehabilitasi kognitif.Demikian juga Bohlmeijer
kemarahan, merasa tidak memiliki harapan, (dalam Bharaty, 2011) telah melakukan
tidak bersemangat, merasa kosong, merasa penelitian yang berkaitan dengan pemberian
hampa, merasa banyak beban, merasa cuek, terapi reminiscence pada lansia dengan
merasa diri penting, merasa diri pantas, dan depresi.Hasil penelitian menunjukkan
merasa tidak berguna. Dua belas orang tampak signifikasi pemberian terapi reminiscence pada
kurang memperlihatkan perubahan afek dalam lansia depresi daripada lansia yang tidak
proses terapi kelompok reminiscence. Tujuh mengalami depresi.
belas peserta lainnya mengalami perubahan
afek. Dalam proses terapi kelompok Pengaruh terapi reminiscence terhadap
reminiscence, perubahan afek tersebut yang penurunan tingkat depresi pada lansia
terjadi yaitu merasa bangkit dan bangga, Terapi kelompok reminiscence diketahui
merasa lebih bersemangat, lebih bahagia, berpengaruh secara afektif dan kognitif
merasa dihargai, merasa dicintai, merasa terhadap para peserta kelompok terkait dengan
antusias, merasa bersyukur, merasa diri symptom depresi.Pengaruh secara kognitif
berharga, merasa percaya diri, dan penuh terbagi dalam tiga bentuk yaitu perubahan
harapan. pemahaman kognititf, pemahaman kognititf
yang baru, dan pemahaman kognitif yang
lama.Masingmasing peserta mengalami salah
satu dari tiga pengaruh kognitif tersebut.
76
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 73 - 78, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
77
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 73 - 78, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Halgin, R.P., & Whitbourne, S.K. (2010). Nevid, J.S., Rathus, S.A. & Greene, B.
Psikologi Abnormal Perspektif Klinis (2005). Psikologi Abnormal: Jilid
Pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Pertama. Jakarta: Erlangga.
Salemba Humanika.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu kesehatan
Hsieh, C.-J., Chang, C., Su, S.-F., Hsiao, Y.- masyarakat prinsip-prinsip dasar.
L., Shih, Y.-W., Han, W.-H., et al. Jakarta: Rineka Cipta
(2013). Reminiscence Group Therapy
on Depression and Apathy in Notoatmodjo, S 2012. Metodologi Penelitian
Nurshing Home Residents With Mild- Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipt
to-moderate Dementia. Journal of
Experimental & Clinical Medicine Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan
2(2), 72-78. Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis
Irawan, H. (2013). Gangguan depresi pada dan Instrumen Penelitian
lanjut usia. Kalsel: CDK-210/vol. 40 Keperawatan, Jakarta: Salemba
no. 11 Medika
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi Padila. (2013). Buku ajar keperawatan
dan Analisis Lanjut Usia. Diunduh gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.
dari
http://www.depkes.go.id/resources/do Poorneselvan & Steefel. (2014) efek
wnload/pusdatin/infodatin/infodatinla Individual Reminiscence terhadap
nsia.pdf diakses tanggal 20 Februari harga diri dan depresi pada lansia di
2018 pukul 11.00 India
78