DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Sumarni J011191012
Sasmita J011191015
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
mata kuliah pancasila dengan judul “SILA KEDUA PANCASILA”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................17
B. Saran .........................................................................................................17
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II
No.7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Pancasila sebagai dasar
filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara
mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi
pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun, terbentuknya Pancasila melalui proses
yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Seperti yang kita ketahui,
Pancasila berasal dari kata Panca yaitu lima dan Sila yang berarti prinsip. Jadi
dapat diartikan bahwa Pancasila adalah lima prinsip. Lima sila tersebut yaitu :
Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu
sistem nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan. Meskipun dalam sila-sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan
antara satu dengan lainnya namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu
kesatuan yang sistematis.
Dalam makalah ini, kita akan membahas secara khusus mengenai sila kedua
yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam sila kemanusiaan terkandung
nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan
terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus mewujudkan
tercapainya tujuan ketinggian harkat 2 dan martabat manusia, terutama hak-hak
kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan
perundang-undangan negara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Nilai dan Realita Pada Pancasila ke – 2 ?
2. Bagaimana Dampak dan Solusi Pada Pancasila ke – 2?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Nilai dan Realita Pada Pancasila ke – 2
2. Untuk mengetahui Bagaimana Dampak dan Solusi Pada Pancasila ke – 2
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a) Menambah wawasan dan pemahaman tentang penanaman nilai-nilai sila
kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kegiatan berorganisasi di sekolah.
b) Hasil makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a) Hasil makalah ini diharapkan dapat memberi pemahaman dan perbaikan
tentang penanaman nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam
kegiatan berorganisasi di kampus.
b) Makalah ini diharapkan mampu memberi informasi mengenai penanaman
nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kegiatan
berorganisasi di kampus
c) Manfaat bagi siswa. Diharapkan mampu menambah wawasan tentang
penanaman nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam
kegiatan berorganisasi di sekolah sehingga terwujud moral dan karakter yang
baik pada mahasiswa/i
4
d) Manfaat bagi Dosen. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan
beradab kepada mahasiswa/i
e) Manfaat bagi Kampus. Kampus akan dikenal memiliki kepedulian sosial dan
mampu menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh penghuni kampus
maupun masyarakat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat dikategorikan sebagai nilai dasar,
nilai instrumental dan nilai praktis.
Nilai dasar yang terkandung dari sila kedua ini adalah nilai kemanusiaan.
Kemanusiaan yang dimaksud adalah manusia yang adil dan beradab, menjunjung
tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, yang
diwujudkan dalam semangat saling menghargai, toleran, saling tolong menolong,
dan bersikap sebagai manusia yang beradab yang dalam perilaku sehari-hari
didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta untuk kepentingan bersama.1,2
Adapun nilai instrumental dari Pancasila sebagai nilai dasar adalah pasal- asal
dalam UUD 1945. Pasal 1 ayat (3), Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 27 ayat (1)
dan ayat (2), Pasal 28A, 28B, 28C, 28D, 28F, 28J, dan pasal lain.
1. Pasal 1 ayat (3) berbunyi ‘Negara indonesia adalah negara hukum’.
2. Pasal 26
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
3. Pasal 27
(1) Segala warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.
(2) Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
4. Pasal 28A berbunyi ‘Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya’.
5. Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
6. Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.
7. Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintah.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
8. Pasal 28F berbunyi ‘Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
7
9. Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.3
Nilai praktis yang kita dapatkan dalam sila kedua adalah kita harus
menghormati sesama manusia, tanpa membeda-bedakan sesamanya, serta juga
harus menghormati hak asasi sesama. Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan-kegiatan
kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia
adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja
sama dengan bangsa-bangsa lain.2
Notonagoro (1995: 19) mengatakan bahwa prinsip pergaulan hidup sesama
manusia bukan hanya bersifat lokal, tetapi juga bersifat nasional bahkan
internasional. Hal ini ditegaskan pada sila kemanusiaan yang adil dan beradab
bangsa Indonesia sama derajatnya dengan bangsa-bangsa di dunia, duduk sama
rendah berdiri sama tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Notonagoro bahwa Sila
Kemanusiaan yang mengandung prinsip pergaulan antara umat manusia
berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab untuk membangun kekeluargaan
antar bangsa-bangsa di dunia.4
Effendi (1995: 39) mengatakan bahwa sila kedua ini menghendaki agar negara
mengakui adanya hak dan kewajiban yang sama pada setiap warganegara
Indonesia, dan mengharuskan kepada negara untuk memperlakukan manusia
Indonesia dan manusia lainnya secara adil dan tidak sewenang-wenang. Di samping
itu negara harus menjamin setiap warganegaranya untuk mendapatkan kedudukan
hukum dan pemerintahan yang sama, serta membebani kewajiban yang sama dalam
8
hukum dan pemerintahan. Negara wajib menciptakan suasana kehidupan
masyarakat yang berbudi luhur sesuai dengan harkat dan martabat manusia.4
Pitoyo dkk. (2012: 16-18) menguraikan bahwa tuntunan Pancasila sebagai
pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku harus
sesuai dengan sila-sila Pancasila. Dengan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama hak dan
kewajiban asasinya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama dan
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Karena
itu dikembangkan sikap saling mencintai (menghormati) sesama manusia, sikap
tenggang rasa dan tepa selira” serta sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.4
Dengan mengimplementasikan sila kedua ini diharapkan bahwa permasalahan
yang dialami bangsa saat ini seperti tidak adanya toleransi, konflik antar golongan,
pengangguran, kemiskinan, mafia kasus, korupsi, diskriminasi dan kesenjangan
sosial, tindakan kekerasan, baik secara vertikal maupun horizontal, dapat teratasi. 1,2
9
banyak kita temukan perilaku yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai
kemanusiaan ini. Seperti, orang kaya lebih dihormati, perilaku yang semena-mena
terhadap orang lain (penganiayaan) menunjukkan bahwa nilai kemanusiaan pada
hari ini sangat menyedihkan dan menyimpang dari makna nilai yang diidamkan
dalam pancasila. Oleh karena itu, pengimplementasian terhadap nilai-nilai
Pancasila khususnya sila kedua perlu dilakukan untuk mengembalikan nilai-nilai
yang telah hilang di masyarakat. Hal yang dapat dilakukan yaitu
1. Mengakui dan Memperlakukan Manusia sesuai dengan Harkat dan
Martabatnya sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa
10
3. Saling Mencintai sesama Manusia
11
kekuatan manusia, kontrol untuk tidak menyakiti manusia adalah yang paling
utama. Menyakiti seseorang itu mudah, tapi bagaimana dengan membuat manusia
itu tidak takut dan merasa dilindungi, sebagai manusia yang memiliki agama tidak
boleh bersikap semena-mena serhadap orang lain. Didalam kehidupan tidak boleh
saling menyakiti satu dengan yang lain karena kalau saling menyakiti satu dengan
yang lain maka hidup tidak akan pernah rukun pasti sesalu ada rasa ini menyakiti
dalam diri manusia maka dengan itu tidak boleh memperlakukan orang dengan
semena-mena karena semua orang memiliki hak masing-masing dalam
kehidupan”.
6. Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan
12
B. Dampak dan Solusi Pancasila pada Sila Ke-2
Pada sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab) yaitu konflik social
di perkampungan pancasila merupakan hal yang tidak bisa dihindari, seperti contoh
masih ada konflik antar masyarakat dalam setiap keputusan yang dilakukan oleh
aparat desa. Hal itu bertentangan dengan prinsip kemanusiaan yang
mengedepankan kasih sayang sesama manusia dan rasa saling menghormati antar
manusia.
13
sendirinya akan menjadi gugatan terhadap esensi dan eksistensi kita sebagai
manusia dan warga bangsa dan negara Indonesia.
Sila kedua Pancasila yakni “kemanusiaan yang adil dan beradab” sangatlah
penting pada situasi seperti ini. Bila masyarakat Indonesia menerapkan sila kedua
secara baik, maka Indonesia mempunyai kemungkinan yang kokoh dalam
menghadapi tantangan-tantangan dunia pada saat ini. Jadi sila kedua dapat
dikatakan sebagai salah satu jaring pengaman atas permasalahan yang ditimbulkan
arus globalisasi.
14
Pada saat ini penerapan sila kedua dari Pancasila di negara kita masih sangat
kurang. Hal tersebut tercermin dari masih banyaknya kejahatan di bidang hak azasi
manusia (HAM) dan suasana yang berbau SARA, seperti kampanye dari kubu-kubu
tertentu yang menggunakan isu-isu SARA. Kasus pelanggaran HAM merupakan
hal yang sangat erat dengan penyelewengan sila kedua dari Pancasila. Beberapa
contoh kasus-kasus besar pelanggaran HAM dan isu SARA, antara lain kasus
peristiwa G30S/PKI tahun 1965, tragedi 1998, bom Bali, kasus Salim Kancil, dan
kerusuhan di kota Tanjungbalai, serta masih banyak lagi kasus-kasus pelanggaran
HAM lainnya yang sampai saat ini masih marak terjadi.
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
mengandung pengertian bahwa manusia Indonesia seharusnya diakui dan
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku mahluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa, yang memliki derajat yang sama, mempunyai hak dan kewajiban
yang sama, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, dan keturunan. Sila kedua
dibutuhkan guna menangkal berbagai ancaman kemanusiaan serta untuk
menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan di negara ini. Selain itu sila ini juga
harus mampu menjamin hukum yang adil bagi masyarakat secara keseluruhan,
utamanya demi penegakan HAM yang bermartabat. 8
15
manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa-bangsa lain.
Berdasarkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ketetapan
MPR No. II/ MPR/1978 meskipun sudah dicabut), memberikan pedoman kepada
Bangsa Indone- sia untuk mengamalkan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
sebagai berikut:
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18