Anda di halaman 1dari 3

MEMAKNAI BAPTISAN, BERKARYA DENGAN KUASA ROH KUDUS

Markus 1: 4-11
Ibu, bapak, dan saudara yang terkasih.

Suatu hari aua orang sahabat yang telah lama tidak berjumapa bercakap-cakap: “Jadi kau
sudah bertobat dan menjadi pengikut Kristus”? kata sang teman. “Ya” “Kalau begitu tentu
kau tahu banyak tentang Dia. Misalnya dinegara mana Ia dilahirkan?” “Aku tidak tau”
jawabnya “Berapa usiaNya waktu Ia wafat?” tanyanya lagi “Aku juga tidak tau” Sambil
menggeleng-gelengkan kepala, tanda heran, sang teman itu kemudian berkata:”Untuk orang
yang menyatakan diri telah bertobat dan menjadi pengikut Kristus, pengetahuanmu sedikit
sekali teman”. “Kau memang benar, aku malu karena begitu sedikit pengetahuanku tentang
Dia, tetapi sekurang-kurangnya aku tahu hal ini: Setahun yang lalu, aku seorang pemabuk,
hutangku banyak, anak-istriku selalu takut kepadaku setiap kali aku pulang. Tetapi sekarang
aku tidak minum lagi, hutangku Lunas dan anak istriku dengan sukacita menatiku pulang
kerumah setiap hari.

Ibu, bapak..
Ilustrasi di atas menggambarkan tentang sebuah proses kelahiran baru. Hal itu menegaskan
bahwa pertobatan adalah sebuah titik balik sebagai orang percaya. Menjadi Kristen itu bukan
karena kita lahir di keluarga kristen, bukan karena orangtua kita Kristen, bukan semata-mata
karena kita sudah dibaptis, dan juga bukan karena kita beribadah ke gereja setiap hari
minggu. Menjadi Kristen diawali dengan sebuah titik balik yang disebut dengan lahir baru!
Yakni pertobatan, mengaku dosa, meminta ampun atas dosa, mengaku percaya dan menerima
Yesus sebagai TUHAN dan Juruselamat dalam hidupnya. Tanpa kelahiran baru, kekristenan
kita hanyalah Kristen tradisi, kristen agamawi.
Melalui nas bacaan kita saat ini, kita akan bersama-sama belajar bagaimana menjadi seorang
Kristen sejati. Menjadi pengikut Kristus ang tidak hanya mengedepankan simbol-simbol
kekristenan saja, tetapi yang benar-benar mau meneladan Kristus dalam kehiduoan sesehari.
Melalui tema Roh Kudus dan Baptisan, kita akan bersama-sama memahami bagaimana kita
dapat hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Oleh karena itu saya mengusulkan hal agar kita
dapat lebih memahami tentang hal itu.

1. Baptisan sebagai tanda kerendahan hati

Markus 1:4-11 adalah perspektif Markus tentang kasih dan perkenan Allah. Dalam injilnya,
Markus memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah dan Mesias, namun juga sekaligus
seorang hamba yang menderita. Markus menampilkan Yesus sebagai sosok yang datang
dalam kerendahan hati yang sama seperti Yohanes Pembaptis. Oleh karena itu Ia memberi
diri dibaptis oleh Yohanes. Baptisan Yesus merupakan identifikasi bahwa pola beriman yang
berorientasi pada pertobatan dan hidup seturut kehendak Allah sangat dikehendaki oleh
Yesus. Pembaptisan Yesus merupakan tanda persetujuan gerakan kembali kepada Allah yang
dikampanyekan oleh Yohanes. Persetujuan yang ditampilkan oleh Yesus itu juga mendapat
legitimasi dari langit (simbol penyataan Allah). Maka, Markus menggambarkan Yesus
melihat langit terkoyak dan Roh seperti burung merpati turun keatasNya. Lalu terdengar
suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, Engkau menyenangkan hatiKu.”
( Mrk 1:11).
Bertolak dari konteks yang demikianlah Markus menampilkan Tuhan Yesus di panggung
khalayak ramai untuk memulai karyaNya. Kemunculan Yesus dan kesediaanNya dibaptis
oleh Yohanes menegaskan tiga hal sekaligus. Pertama, menunjukkan kerendahan hatiNya
melakukan sesuatu yang sungguh Allah cintai. Kedua, itu merupakan penegasan bahwa
nubuat Yohanes Pembaptis tentang akan datang seorang yang jauh lebih besar darinya, telah
tergenapi. Dan ketiga, baptisan merupakan momen spiritual di mana Tuhan Yesus
ditahbiskan sebagai seorang Mesias. Perkenanan dan kasih Allah yang dideklarasikan dalam
peristiwa baptisan Yesus mengandung makna perkenanan dan kasih Allah kepada umat
manusia. Sebab, Yesus datang karena kasih Allah kepada manusia.
Sudah seyogyanya kita dapat meneladan sikap Tuhan Yesus dan Yohanes Pembaptis ini, di
mana kerendahan hati mutlak diperlukan. Kerendahan hati bukan sebagai wujud rendah diri,
tetapi penyerahan diri untuk menerima anugerah dari Tuhan. Walaupun menjadi orang yang
rendah hati itu tidak mudah.
Contohnya: Seringkali kita terjebak “mencuri” kemuliaan Tuhan dalam pelayanan kita.
Dalam pelayanan, terkadang kita lupa bahwa sesungguhnya diri kita hanyalah utusan. Kita
seharusnya menunjukkan kepada orang lain tentang siapakah Yesus yang adalah Juruselamat
kita. Yang terjadi justru sebaliknya, yaitu kita merasa yang paling.... di atas orang lain, dan
menunjukkan keberhasilan pelayanan agar kita mendapat pujian dari orang lain.
Dalam hidup dan pelayanan kita, kiranya kita pun belajar untuk menyadari bahwa Kristuslah
yang seharus kita tinggikan. Dialah yang utama dalam hidup kita, Dialah yang harus
ditinggikan dalam setiap pelayanan. Dan kiranya kita pun semakin belajar untuk
merendahkan diri kita di bawah keutamaan-Nya.

2. Pertobatan menjadikan kita manusia yang lahir baru dalam Roh Kudus

Yohanes Pembaptis datang dan memberitakan baptisan pertobatan. Baptisan pertobatan ini
berkaitan erat dengan ritus-ritus pembersihan yang dihidupi oleh orang-orang Yahudi. Bagi
seorang Yahudi yang saleh, tentu saja ritus pembersihan dan penyucian yang bersifat
simbolik sedemikian akrab mendominasi aktivitas keagamaan mereka.Di dalam khotbah dan
baptisan Yohanes, terdapat permulaan pengajaran dan ketetapan Injil, serta buah-buahnya
yang pertama.
 Ia berkhotbah tentang pengampunan dosa, yang merupakan hak istimewa dalam Injil.
Ia menunjukkan kepada orang banyak kebutuhan mereka akan pengampunan ini,
bahwa mereka akan binasa tanpanya, dan bahwa hal ini bisa diperoleh.
 Ia berkhotbah tentang pertobatan; untuk itu ia menyampaikan kepada orang-orang
bahwa hati mereka harus diperbarui dan kehidupan mereka benar-benar perlu
diubahkan. Kita harus meninggalkan dosa-dosa kita dan berpaling kepada Allah, dan
hanya dengan syarat-syarat itulah dosa kita akan diampuni. Berita tentang pertobatan
dan pengampunan dosa merupakan hal yang diperintahkan kepada para rasul untuk
disampaikan kepada segala bangsa (Luk. 24:27).
 Kemudian Yohanes berkhotbah tentang Kristus dan mengarahkan para pendengarnya
untuk mengharapkan agar Dia segera muncul, serta menantikan hal-hal besar dari-
Nya. Pemberitaan tentang Kristus merupakan Injil yang murni, dan itulah yang
menjadi isi khotbah Yohanes Pembaptis (ay. 7-8). Yohanes mengedepankan
keunggulan Tuhan Yesus dan juga memberitakan tentang kuasa luar biasa yang
diletakkan ke atas Kristus, akan datang Ia yang lebih berkuasa daripadaku, lebih
berkuasa daripada para penguasa dunia, sebab Ia mampu membaptis dengan Roh
Kudus, Ia mampu mencurahkan Roh Allah, dan memerintah roh manusia dan itu
diyandai demgan pengungkapan identitas Tuhan Yesus melalui kehadiran Roh Kudus
setelah dibaptis.
Dari pengajaran Yohanes Pembaptis melalui kotbahnya, kita akan memahami janji besar
yang diberikan Kristus dalam Injil-Nya kepada kita yang mau bertobat, dan percaya bahwa
dosa-dosa kita diampuni. Kita akan dibaptis dengan Roh Kudus, disucikan oleh anugerah-
Nya, dan disegarkan lewat penghiburan-Nya. Daya kekuatan Allah sendiri yang hadir melalui
Roh Kudus di dalam diri orang yang dibaptiskan. Artinya orang yang dibaptis mendapat
kekuatan Ilahi, yaitu kekuatan yang membawa kebesaran dan kuasa Tuhan Allah sendiri;
untuk memberi daya, kekuatan, dan kuasa di dalam setiap orang yang dibaptis sehingga dapat
berkarya, bersaksi, dan melayani di tengah dunia.
Dengan bimbingan Roh Kudus dari Tuhan yang tinggal dalam diri, kita akan diproses
menjadi pribadi yang taat melaksanakan ketetapan dan perintah Tuhan. Dan Tuhan akan
meneguhkan pelayanan kita, mempersiapkan pelayanan kita, dan pasti Tuhan akan menyertai
pelayanan kita yang kita lakukan dengan kerendahan hati yang tulus dan ketaatan bagi
Kemuliaan Tuhan. Amin

Anda mungkin juga menyukai