Anda di halaman 1dari 3

Dua orang sahabat yang telah lama tidak berjumapa bercakap-cakap: “Jadi kau

sudah bertobat dan menjadi pengikut Kristus”? kata sang teman. “Ya” “Kalau
begitu tentu kau tahu banyak tentang Dia. Misalnya dinegara mana Ia dilahirkan?”
“Aku tidak tau” jawabnya “Berapa usiaNya waktu Iawafat?” tanyanya lagi “Aku
juga tidak tau” Sambil menggeleng-gelengkan kepala, tanda heran, sang teman itu
kemudian berkata:”Untuk orang yang menyatakan diri telah bertobat dan menjadi
pengikut Kristus, pengetahuanmu sedikit sekali teman”. “Kau memang benar, aku
malu karena begitu sedikit pengetahuanku tentang Dia, tetapi sekurang-kurangnya
aku tahu hal ini: Setahun yang lalu, aku seorang pemabuk, hutangku banyak, anak-
istriku selalu takut kepadaku setiap kali aku pulang. Tetapi sekarang aku tidak
minum lagi, hutangku Lunas dan anak istriku dengan sukacita menatiku pulang
kerumah setiap hari.

Menjadi Kristen itu bukan karena kita lahir di keluarga kristen, bukan
karena orangtua kita Kristen, dan juga bukan karena kita beribadah ke
gereja setiap hari minggu. Menjadi Kristen diawali dengan sebuah titik balik
yang disebut dengan lahir baru! Yakni mengaku dosa, meminta ampun
atas dosa, mengaku percaya dan menerima Yesus sebagai TUHAN dan
Juruselamat dalam hidupnya. Tanpa kelahiran baru, kekristenan kita
hanyalah Kristen tradisi, kristen agamawi.

Kelahiran baru adalah sebuah ranah privat, ini adalah urusan masing-
masing pribadi dengan TUHAN. Kita tidak bisa ‘numpang’ selamat dengan
isteri, suami atau orangtua kita.

Ada 3 (tiga) hal penting terkait dengan kelahiran baru yang harus kita
sadari:

1. Kelahiran baru, adalah proses awal untuk seseorang memperoleh keselamatan.


Tanpa kelahiran baru, seseorang tidak bisa memperoleh keselamatan. Yohanes 3:3, “Yesus
menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kelahiran baru bukanlah sesuatu yang bisa
dianggap remeh atau ditunda- tunda. Jika hari ini anda sedang beribadah di COOL?
Komsel/Ibadah Keluarga dan belum lahir baru, sampaikan kepada gembala
COOL/Komsel/Ibadah Keluarga untuk membimbing anda. Jika anda seorang ayah/ibu,
pastikan anak-anak Anda sudah mengalami kelahiran baru, sebab keselamatan mereka tidak
tergantung kepada kelahiran baru Anda, melainkan kelahiran baru mereka sendiri.

2. Kita harus yakin bahwa kita sudah lahir baru dan diselamatkan.
Dalam 1 Yohanes 5:13, “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya
kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki
hidup yang kekal.” Gembala Sidang/Pembina menyampaikan dan
menegaskan, ada sembilan hal untuk mengetahui apakah kita sudah
memiliki hidup kekal yaitu keselamatan:
a. Percaya kepada nama Anak Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus.
b. Menghormati Kristus sebagai Tuhan dan Tuan dalam kehidupan kita dan
sungguh-sungguh berusaha untuk mentaati perintah-Nya.
c. Mengasihi Tuhan Yesus dan bukan dunia ini dan jikalau kita menang
terhadap daya tarik dunia.
d. Sudah bisa dan tekun melakukan kebenaran, bukan dosa.
e. Mengasihi sesama saudara seiman.
f. Sadar bahwa Roh Kudus berdiam di dalam kita.
g. Berusaha sungguh-sungguh mengikuti teladan Tuhan Yesus dan hidup
seperti Tuhan Yesus.
h. Percaya, menerima dan tetap tinggal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita
harus percaya Firman Tuhan Yesus dan para Rasul dalam Perjanjian Baru.
i. Sungguh-sungguh merindukan dan mengharapakan kedatangan Tuhan
Yesus kali yang kedua.

Kesembilan hal ini adalah pengajaran Firman Tuhan sebagaimana


disampaikan oleh Rasul Yohanes dalam kitab 1 Yohanes.

3. Kelahiran baru menjadikan kita manusia yang baru


“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Kor 5:17)

Dalam proses kelahiran baru, kita dilahirkan kembali menjadi manusia


yang baru, yakni manusia batiniah dengan roh dan hati yang baru bahkan
Roh Tuhan tinggal dalam hidup kita (Yehezkiel 36:26-27). Dengan
demikian kita diproses menjadi pribadi yang taat melaksanakan ketetapan
dan peraturan Tuhan yang tertulis dalam Firman-Nya (Alkitab).

Kita harus yakin bahwa kita sudah lahir baru, yakin dengan keselamatan
kita. Kita juga akan melihat banyak orang yang akan mengalami kelahiran
baru, terutama orang ‘kristen KTP’ /tradisi /agamawi, yakni mereka yang
mengaku kristen tetapi belum pernah mengalami kelahiran baru. Amin

Hari-hari ini dunia mengalami goncangan dan masa-masa kekelaman,


tetapi justru saat dunia mengalami kekelaman gereja harus bangkit dan
bersinar. Apapun proses yang terjadi pada kita hari-hari ini, ingatlah benih
Firman yang ada di dalam diri kita adalah hidup. Saat ada Firman di dalam
hidup kita, kita akan melupakan kehidupan lama kita dan hidup kita akan
semakin serupa dengan Yesus. Gereja adalah tempat kita menikmati
kehadiran yang spesial dari Tuhan. Di dalam gereja ada berkat-berkat
spesial yang Tuhan berikan untuk setiap kita.Kita punya iman di dalam
Yesus Kristus. Saat kita percaya kepada Yesus kita akan memiliki
kehidupan kekal itu.
Markus 1:4-11 adalah perspektif Markus tentang kasih dan perkenan Allah. Dalam injilnya, Markus
memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah dan Mesias, namun juga sekaligus seorang hamba yang
menderita. Yohanes Pembaptis datang dan memberitakan baptisan pertobatan. Baptisan pertobatan
ini berkaitan erat dengan ritus-ritus pembersihan yang dihidupi oleh orang-orang Yahudi. Bagi
seorang Yahudi yang saleh, tentu saja ritus pembersihan dan penyucian yang bersifat simbolik
sedemikian akrab mendominasi aktivitas keagamaan mereka.

Kemudian Markus menampilkan Yesus sebagai sosok yang dimaksudkan oleh Yohanes Pembaptis itu.
Yesus datang dalam kerendahan hati yang sama seperti Yohanes Pembaptis. Oleh karena itu Ia
memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Baptisan Yesus merupakan identifikasi bahwa pola beriman
yang berorientasi pada pertobatan dan hidup seturut kehendak Allah sangat dikehendaki oleh Yesus.
Pembaptisan Yesus merupakan tanda persetujuan gerakan kembali kepada Allah yang
dikampanyekan oleh Yohanes. Persetujuan yang ditampilkan oleh Yesus itu juga mendapat legitimasi
dari langit (simbol penyataan Allah). Maka, Markus menggambarkan Yesus melihat langit terkoyak
dan Roh seperti burung merpati turun keatasNya. Lalu terdengar suara dari sorga: “Engkaulah Anak-
Ku yang Kukasihi, Engkau menyenangkan hatiKu.” (BIS Mrk 1:11).

Bertolak dari konteks yang demikianlah Markus menampilkan Tuhan Yesus di panggung khalayak
ramai untuk memulai karyaNya. Kemunculan Yesus dan kesediaanNya dibaptis oleh Yohanes
menegaskan tiga hal sekaligus. Pertama, menunjukkan kerendahan hatiNya – melakukan sesuatu
yang sungguh Allah cintai. Kedua, itu merupakan penegasan bahwa nubuat Yohanes Pembaptis
tentang akan datang seorangyang jauh lebih besar darinya, telah tergenapi. Dan ketiga, baptisan
merupakan momen spiritual di mana Tuhan Yesus ditahbiskan sebagai seorang Mesias. Perkenanan
dan kasih Allah yang dideklarasikan dalam peristiwa baptisan Yesus mengandung makna perkenanan
dan kasih Allah kepada umat manusia. Sebab, Yesus datang karena kasih Allah kepada manusia.

Daya kekuatan Allah sendiri yang hadir melalui Roh Kudus di dalam diri orang yang
dibaptiskan. Artinya orang yang dibaptis mendapat kekuatan Ilahi, yaitu kekuatan yang
membawa kebesaran dan kuasa Tuhan Allah sendiri; untuk memberi daya, kekuatan, dan
kuasa di dalam setiap orang yang dibaptis sehingga dapat berkarya, bersaksi, dan melayani di
tengah dunia.

Anda mungkin juga menyukai