Disusun Oleh :
SYELLA ETYANINGSI
NIM. P00320018090
2020
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN
STROKE
a) Pengkajian keperawatan
Lampiran 1
Pengkajian Keperawatan Gawat Darurat
Identitas Klien
Nama : Tn SR
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : MORAMO
Agama : Islam
Tanggal MRS : 30 november 2020
No. MR :
Diagnosa Medis : trauma abdomen
Pengkajian Primer
Airway :tidak paten terdengar stidor
Breathing : Efekti
: Warna kulit : pucat
: Pola nafas : normal
: Kerja nafas : bradipnea
: Menggunakan otot bantu nafas : tidak
: Suara nafas : vesikuler
: Jejas : tidak
: Deviasi trakea : tidak
: Pengembangan dada : simetris
Pengkajian Sekunder
Riwayat Kesehatan Sekarang : keluarga klien mengatakan klien tiba-tiba terjatu di kamar mandi
Riwayat Kesehatan Lalu : keluarga klien mengatakan 6 bulan yang lalu perna
mengalami stoke
b. Palpasi
Nyeri : tidak ada
Distensi : tidak ada
c. Auskultasi :
Suara peristaltic : ada
Jumlah :3x/mnt
d. Perkusi :
Timpani : :Yah
Kelainan :
Ekstremitas a. Inspeksi
Warna : sawo matang
b. Palpasi :
Nyeri: :Tidak ada
DS:
DO :
bradipnea
Arway terdengar bunyi stidor
Terpasang O2 nasal kanul 4 lpm
Bunyi napas bronkoveskuler
GCS : E2V2M3
Nadi teraba lemah
CRT 3 detik
Warna kulit pucat
Suhu kulit dingin
Konjungtiva anemis
Kelopak mata tampak lebam
Pulsasi jantung lemah
Ttv :
Td : 130/90 mmhg
N : 100x/mnt
RR : 16x/mnt
S : 36 c
1
Analisa Data
Keluarga klien
mengatakan klien tiba-
peningkatan tekanan
tiba terjatuh dikamar
sistemik
mandi
Keluarga klien
mengatakan 6 bulan yang
aneurisma
lalu klien mengalami
stroke
DO : pendarahan
arachnoid/ventrikel
bradipnea
Arway terdengar bunyi
stidor hematoma cerebral
Terpasang O2 nasal
kanul 4 lpm
Bunyi napas PTIK/herniasi cerebral
bronkoveskuler
Ttv :
Td : 130/90 mmhg Penekanan saluran
N : 100x/mnt pernapasan
RR : 16x/mnt
S : 36 c
Pola napas tidak efektif
Keluarga klien
mengatakan klien tiba-
trombus/emboli di cerebral
tiba terjatuh dikamar
mandi
Keluarga klien
suplai darah ke jaringan
2
mengatakan 6 bulan yang cerebral tidak adekuat
lalu klien mengalami
stroke
kekurangan volume cairan
DO :
dan elektrolit
GCS : E2V2M3
Nadi teraba lemah
CRT 3 detik
Warna kulit pucat
Suhu kulit dingin
Konjungtiva anemis
Kelopak mata tampak
lebam
Pulsasi jantung lemah
Ttv :
Td : 130/90 mmhg
N : 100x/mnt
RR : 16x/mnt
S : 36 c
d) Diagnosis keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
2. Resiko hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
e) Rencana keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
3
2. kedalaman napas dari Auskultasi bunyi napas
memburuk menjadi membaik
Monitor satu rasi oksigen
3. pemanjangan fase ekspirasi
2. Terapeutik
dari meningkat menjadi
menurun Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
4. dyspnea dari meningkat
menjadi menurun Dokumentasi hasil pemantauan
3. Edukesi
4
3. Edukasi
Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak\
4. Kolaborasi
7
meningkatkan tekanan parsial oksigen pasa
inspirasi yang dapat dilakukan dengan
menggunakan nasal kanul, simple mask, RBM
mask dan NRBM mask.
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tabung
2. Humidifier
3. Nasal kanule
4. Flow meter
5. Handscoon
6. Plester
7. Gunting
8. Pinset
9. Kasa steril
10. Baki atau trolly yang berisi
B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam teraupetik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga perivacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga
C. Tahap kerja
1. Cuci tangan
8
2. Gunakan handscoon
3. Memastikan volume air steril dalam tabung
pelembab sesuai ketentuan
4. Menghubungkan selang dari kanule nasal ke
tabung pelembab
5. Memasang kaule pada hidung klien
6. Menetapkan kadar O2 sesuai dengan program
medic
7. Fiksasi selang
D. Dokumentasi
E. Catat waktu pelaksanaan tindakan
F. Catat respons pasien
G. Paraf dan nama perawat jaga
Lampiran 3.
Lampiran 4.
9
ASPEK PASIEN SAFETY
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong RS-RS di Indonesia untuk
menerapkan Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit, atau 9 Solusi,
langsung atau bertahap, sesuai dengan kemampuan dan kondisi RS masing-masing.
Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/ pengoperan pasien antara unit-
unit pelayanan, dan didalam serta antar tim pelayananàterputusnya kesinambungan
layanan, pengobatan yang tidak tepat, dan potensial dapat mengakibatkan cedera
terhadap pasien.
10
Rekomendasi :
a. Memperbaiki pola serah terima pasien termasuk penggunaan protokol untuk
mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis
b. Memberikan kesempatan bagi para praktisi untuk bertanya dan menyampaikan
pertanyaan-pertanyaan pada saat serah terima
c. Melibatkan para pasien serta keluarga dalam proses serah terima.
Penyimpangan pada hal ini à pelaksanaan prosedur yang keliru atau pembedahan sisi
tubuh yang salah. Sebagian besar adalah akibat dan miskomunikasi dan tidak adanya
informasi atau informasinya tidak benar. Faktor yang paling banyak kontribusinya
terhadap kesalahan-kesalahan macam ini adalah tidak ada atau kurangnya proses
pra-bedah yang distandardisasi.
Rekomendasi :
a. Mencegah jenis-jenis kekeliruan yang tergantung pada pelaksanaan proses
verifikasi prapembedahan
b. Pemberian tanda pada sisi yang akan dibedah oleh petugas yang akan
melaksanakan prosedur
c. Adanya tim yang terlibat dalam prosedur sesaat sebelum memulai prosedur
untuk mengkonfirmasikan identitas pasien, prosedur dan sisi yang akan dibedah.
Sementara semua obat-obatan, biologics, vaksin dan media kontras memiliki profil
risiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya adalah
berbahaya. Rekomendasi :
a. Membuat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan istilah
b. Pencegahan atas campur aduk / bingung tentang cairan elektrolit pekat yang
spesifik.
Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat transisi / pengalihan. Rekonsiliasi
11
(penuntasan perbedaan) medikasi adalah suatu proses yang didesain untuk mencegah
salah obat (medication errors) pada titik-titik transisi pasien.
Rekomendasi:
a. Menciptakan suatu daftar yang paling lengkap dan akurat dan seluruh medikasi
yang sedang diterima pasien juga disebut sebagai “home medication list”,
sebagai perbandingan dengan daftar saat admisi, penyerahan dan / atau perintah
pemulangan bilamana menuliskan perintah medikasi
b. Komunikasikan daftar tsb kepada petugas layanan yang berikut dimana pasien
akan ditransfer atau dilepaskan.
Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain sedemikian rupa
agar mencegah kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang
bisa menyebabkan cedera atas pasien melalui penyambungan spuit dan slang yang
salah, serta memberikan medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru.
Rekomendasi :
Menganjurkan perlunya perhatian atas medikasi secara detail / rinci bila sedang
mengerjakan pemberian medikasi serta pemberian makan (misalnya slang yang
benar), dan bilamana menyambung alat-alat kepada pasien (misalnya menggunakan
sambungan & slang yang benar).
Salah satu keprihatinan global terbesar adalah penyebaran HIV, HBV, dan HCV
yang diakibatkan oleh pakai ulang (reuse) dari jarum suntik.
Rekomendasi:
a. Perlunya melarang pakai ulang jarum di fasilitas layanan kesehatan
b. Pelatihan periodik para petugas di lembaga-lembaga layanan kesehatan
khususnya tentang prinsip-pninsip pengendalian infeksi,edukasi terhadap pasien
dan keluarga mereka mengenai penularan infeksi melalui darah.
c. Praktek jarum sekali pakai yang aman.
12
9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi
Nosokomial.
Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia
menderita infeksi yang diperoleh di rumah-rumah sakit. Kebersihan Tangan yang
efektif adalah ukuran preventif yang pimer untuk menghindarkan masalah ini.
Rekomendasi:
a. Mendorong implementasi penggunaan cairan “alcohol-based hand-rubs” tersedia
pada titik-titik pelayan tersedianya sumber air pada semua kran
b. Pendidikan staf mengenai teknik kebarsihan tangan yang benar mengingatkan
penggunaan tangan bersih ditempat kerja
c. Pengukuran kepatuhan penerapan kebersihan tangan melalui pemantauan /
observasi dan tehnik-tehnik yang lain
13