Disusun Oleh :
SYELLA ETYANINGSI
NIM. P00320018090
2020
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN
TRAUMA ABDOMEN
a) Pengkajian keperawatan
Lampiran 1
Pengkajian Keperawatan Gawat Darurat
Identitas Klien
Nama : Tn A
Usia : 42 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : andolo
Agama : Islam
Tanggal MRS : 12 november 2020
No. MR :
Diagnosa Medis : trauma abdomen
Breathing : Efektif
: Warna kulit : pucat
: Pola nafas : normal
: Kerja nafas : bradipnea
: Menggunakan otot bantu nafas : tidak
: Suara nafas : vesikuler
: Jejas : tidak
: Deviasi trakea : tidak
: Pengembangan dada : simetris
Pengkajian Sekunder
b. Palpasi
Nyeri : ada
Distensi : ada
c. Auskultasi :
Suara peristaltic : ada
Jumlah :3x/mnt
d. Perkusi :
Timpani : :
Kelainan :
Ekstremitas a. Inspeksi
Warna :
b. Palpasi :
Nyeri: :
DO :
1
c) Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Trauma hipovolemia
Pasien mengeluh
nyeri pada daerah
perut setelah penetrasi & nonpenetrasi
mengalami
kecelakaan lalu lintas
terjadi perforasi lapisan
DO : abdomen
CRT 3 detik
Suhu kulit dingin
penekanan saraf
Konjungtiva anemis
peritonitis
Denyut nadi lemah
Distensi abdomen
Bisig usus 3x/mnt
terjadi pendarahan jar.
Terdengar shifting
Lunak dan rongga
dullness ketika pasien
abdomen
dimiringkan
TTV :
TD : 90/70 mmHg refluks usus output cairan
berlebih
N : 110x/menit
P : 16 x/menit
S : 36 oC hipovolemia
2
kecelakaan lalu lintas terjadi perforasi lapisan
abdomen
DO :
(jejas)
Nampak klien
meringis
Nampak ada jejas penekanan saraf
kemerahan pada peritonitis
abdomen
Ada nyeri tekan pada
abdomen nyeri
Distensi abdomen
Bising usus 3x/mnt
Terdengar shifting
dullness ketika pasien
dimiringkan
TTV :
TD : 90/70 mmHg
N : 110x/menit
P : 16 x/menit
S : 36 oC
1 DS : Trauma Nyeri akut
Pasien mengeluh
nyeri pada daerah
perut setelah penetrasi & nonpenetrasi
mengalami
kecelakaan lalu lintas
terjadi perforasi lapisan
DO : abdomen
3
abdomen peritonitis
Ada nyeri tekan pada
abdomen
Distensi abdomen nyeri
d) Diagnosis keperawatan
1. hipovolemia b.d kehilangan cairan secara aktif
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
e) Rencana keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
3. Edukasi
Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak\
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCI, RL)
Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCI 0,4%)
Kolaborasi pemberian
cairan kołoid (mis.
albumin, Plasmanate)
5
1. keluhan nyeri dari sedang nyeri
menjadi menurun identifikasi skala nyeri
identifikasi respon non-
2. meringis dari cukup
verbal
sedang menjadi menurun
identifikasi pengaruh nyeri
3. frekuensi nadi dari cukup terhadap kualitas hidup
buruk menjadi baik 2. Terapeutik
berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis
napas dalam)
3. Edukasi
jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
jelaskan strategi meredakan
nyeri
ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
6
menyempit, turgor kulit CRT 3 detik
menurun, mermoran Suhu kulit dingin
mukossa Konjungtiva anemis
kering, volumeurln Denyut nadi lemah
menurun, hematokrit Distensi abdomen
meningkat, haus,
Bisig usus 3x/mnt
leman)
Terdengar shifting
Monitor intake dan
dullness ketika pasien
output cairan
dimiringkan
2. Terapeutik
TTV :
Hitung kebutuhan calran
TD : 90/70 mmHg
Berikan asupan cairan
N : 110x/menit
oral
P : 16 x/menit
3. Edukasi
S : 36 oC
Anjurkan
memperbanyak asupan A : masalah keperawatan
cairan oral belum teratasi
Anjurkan menghindari P : pasien di pndahkan
perubahan posisi keruang perawatan
mendadak\
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCI, RL)
Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCI
0,4%)
Kolaborasi pemberian
cairan kołoid (mis.
albumin, Plasmanate)
2. kamis,3 14.30 Manajemen nyeri S:
desember
2020 1. Observasi Pasien mengeluh
identifikasi lokasi, nyeri pada daerah
7
karakteristik, durasi, perut setelah
frekuensi, kualitas, mengalami
intensitas nyeri kecelakaan lalu lintas
identifikasi skala nyeri
identifikasi respon non- O:
verbal Nampak klien meringis
identifikasi pengaruh nyeri Nampak ada jejas
terhadap kualitas hidup kemerahan pada
2. Terapeutik abdomen
berikan teknik Ada nyeri tekan pada
nonfarmakologis untuk abdomen
mengurangi rasa nyeri Distensi abdomen
(mis napas dalam) Bising usus 3x/mnt
3. Edukasi Terdengar shifting
jelaskan penyebab, periode, dullness ketika pasien
dan pemicu nyeri dimiringkan
jelaskan strategi meredakan TTV :
nyeri TD : 90/70 mmHg
ajarkan teknik N : 110x/menit
nonfarmakologis untuk P : 16 x/menit
mengurangi rasa nyeri
S : 36 oC
4. Kolaborasi
A : masalah keperawatan
kolaborasi pemberian
belum teratasi
analgetik, jika perlu
P : pasien di pndahkan
keruang perawatan
Lampiran 2
8
infus yang telah habis dengan botol
cairan infus yang baru sesuai dengan
jumlah tetesan yang dibutuhkan sesuai
instruksi dokter.
PETUGAS Perawat
B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam teraupetik
9
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga perivacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
yang akan dilakukan kepada pasien
dan keluarga
C. Tahap kerja
1. Buka plastic botol cairan, jika ada
obat yang perlu di drip dalam cairan
sekalian dimasukkan dengan spuit
melalui mulut botol, usap dengan
kapas alkohol, lalu tutup kembali
D. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respons pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga
Lampiran 3
10
Dari tindakan Terapeutik Keperawatan yaitu mengganti cairan infus Kepada pasien
dengan Tujuan yaitu Mencegah kerusakan lebih lanjut organ di rongga, Mencegah
terjadinya syok. Maka dari itu Timbulah Analisa Keselamatan Pasien Terhadap
pemberian Tindakan. Sebagai Berikut :
1. Dalam sebuah intervensi keperawatan ada namanya Tindakan Terapeutik kepada
pasien sesuai indikasi Pasien tersebut, dan intervensi dibuat berdasarkan pengkajian
pasien sehingga muncul berbagai masalah keperawatan sehingga dibuatkanlah
perencanaan serta tujuan yang ingin dicapai dalam intervensi tersebut
2. Dari tindakan terapeutik keperawatan (mengganti cairan infus) seorang perawat
harus betul-betul memperhatikan identitas pasien serta waktu dan jenis tindakan
yang akan diberikan kepada pasien dengan tepat.
3. Tindakan mengganti cairan infus ini memiliki dua Hal yaitu Indikasi dan
kontraindikasi Indikasi : pemberian obat melalui IV, Terapi cairan, pasien yang
mengalami kekurangan cairan
Lampiran 4.
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong RS-RS di Indonesia untuk
menerapkan Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit, atau 9 Solusi,
langsung atau bertahap, sesuai dengan kemampuan dan kondisi RS masing-masing.
11
2. Pastikan Identifikasi Pasien. Kegagalan mengidentifikasi pasien àkesalahan
pengobatan, transfusi , pemeriksaan, pelaksanaan prosedur yang keliru orang,
penyerahan bayi kepada bukan keluarganya, dsb.
Rekomendasi :
a. Verifikasi terhadap identitas pasien, termasuk keterlibatan pasien dalam proses
ini
b. Standardisasi dalam metode identifikasi di semua rumah sakit dalam suatu
sistem layanan kesehatan
c. Partisipasikan pasien dalam konfirmasi ini
d. Penggunaan protokol untuk membedakan identifikasi pasien dengan nama yang
sama.
12
b. Pemberian tanda pada sisi yang akan dibedah oleh petugas yang akan
melaksanakan prosedur
c. Adanya tim yang terlibat dalam prosedur sesaat sebelum memulai prosedur
untuk mengkonfirmasikan identitas pasien, prosedur dan sisi yang akan dibedah.
Sementara semua obat-obatan, biologics, vaksin dan media kontras memiliki profil
risiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya adalah
berbahaya. Rekomendasi :
a. Membuat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan istilah
b. Pencegahan atas campur aduk / bingung tentang cairan elektrolit pekat yang
spesifik.
Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain sedemikian rupa
agar mencegah kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang
bisa menyebabkan cedera atas pasien melalui penyambungan spuit dan slang yang
salah, serta memberikan medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru.
Rekomendasi :
13
Menganjurkan perlunya perhatian atas medikasi secara detail / rinci bila sedang
mengerjakan pemberian medikasi serta pemberian makan (misalnya slang yang
benar), dan bilamana menyambung alat-alat kepada pasien (misalnya menggunakan
sambungan & slang yang benar).
14