Anda di halaman 1dari 21

EFEKTIVITAS AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HEMODIALISA

WIDIA YUNI PRATIWI

1020032079

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG

TAHUN AJARAN 2020-2021


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

nikmat serta karunia sehat walafiat sehingga penulis dapat mengerjakan tugas

Literatur Review hingga dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga ingin

mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis

dalam pembuatan tugas Literatur Review ini dan berbagai sumber yang telah

penulis pakai sebagai data dan fakta pada tugas Literatur Review ini. Penulis

mengakui bahwa penulis adalah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan

dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan

sangat sempurna. Begitu pula dengan tugas Literatur Review ini yang telah

penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca agar dapat

memperbaiki tugas Literatur Review ini di masa yang akan datang. Sehingga

tugas Literatur Review berikutnya dan tugas Literatur lain dapat menambah

pengetahuan dan pemahaman tentang “Efektivitas Aromaterapi Lavender

Terhadap penurunan Tingkat Kecemasan pada Pasien Hemodialisa”

Serang, 26 Desember 2020

Widia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Tujuan Penulisan......................................................................... 3

BAB II ANALISIS KRITIS


A. Pertanyaan Klinis......................................................................... 4
B. Tabel PICO.................................................................................. 4
C. Tabel Penelusuran Jurnal............................................................. 4
D. Critical Appraisal......................................................................... 4
1. Argumen Riset 1.................................................................... 5
2. Argumen Riset 2.................................................................... 6
3. Argumen Riset 3.................................................................... 9
4. Argumen Riset 4.................................................................... 11
5. Argumen Riset 5.................................................................... 13
6. Argumen Riset 6.................................................................... 15

BAB III ANALISIS DAN KESIMPULAN


A. Analisis Jurnal......................................................................... 17
B. Kesimpulan............................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan keadaan dimana ginjal


mengalami gangguan atau keadaan abnormal ditandai dengan adanya
abnormalitas pada struktur atau fungsi ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan.
Penyakit gnjal kronik ini mengalami satu atau lebih tanda kerusakan ginjal yaitu
albuminuria, abnormalitas sedimen urin, elektrolit, histologi, struktur ginjal,
ataupun riwayat transplantasi ginjal, dan juga disertai penurunan laju filtrasi
glomerulus (Kidney Disease Improving Global Outcomes, 2012). National
Kidney Foundation (2010) mengatakan penyakit ginjal kronik ini berada di
peringkat ke 27 dalam daftar penyebab kematian, dan kini naik menjadi urutan ke
18 di tahun 2010.

Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (2013) prevalensi gagal


ginjal kronik di Indonesia pada pasien usia lima belas tahun keatas sebesar 0,2%.
kelompok umur 25-44 tahun (0,3%), umur 45-54 tahun (0,4%), umur 55-74 tahun
(0,5%), dan kelompok umur ≥ 75 tahun (0,6%). (Indonesian Renal Registry,
2016). Penatalaksanaan penyakit gagal ginjal kronik selain memerlukan terapi diet
dan medikamentosa, pasien gagal ginjal juga memerlukan terapi pengganti fungsi
ginjal yang terdiri dari hemodialisis dan transplantasi ginjal. Diantara kedua jenis
terapi pengganti fungsi ginjal ini, hemodialisis adalah terapi yang umum
digunakan. Menurut jenisnya, dialisis dibedakan menjadi dua, yaitu terapi
hemodialisis dan peritoneal dialisis. Hingga saat ini terapi hemodialisis masih
menjadi alternatif terapi pengganti fungsi ginjal bagi pasien gagal ginjal kronik,
karena dari segi biaya lebih murah dan risiko terjadinya perdarahan lebih rendah
jika dibandingkan dengan dialisis peritoneal (Markum dalam Sudoyo, 2006)..

Terapi Hemodialisis (HD) adalah suatu proses menggunakan


mesin HD dan berbagai aksesorisnya dimana terjadi difusi partikel terlarut (salut)
dan air secara pasif melalui darah menuju kompartemen cairan dialisat melewati

1
membran semi permeabel dalam dializer (Price & Wilson, 2006). Hemodialysis
adalah terapi seumur hidup yang memungkinkan pasien gagal ginjal kronik hidup
lebih lama. Terapi ini efesien dalam menggantikan fungsi ginjal yang hilang
melalui pengendalian tekanan darah dan menjaga keseimbangan dan cairan
elektrolit,sayangnya terdapat beberapa komplikasi akut dari terapi ini diantaranya
adalah hipotensi, kram otot, anemia, gatal-gatal, penyakit tulang, depresi,
kelelahan, yang disebabkan oleh dialysis yang memakan waktu dan tidak dapat di
toleransi. (Mohamed & Hafez, 2019).

Menurut Musa, dkk (2015) mengatakan bahwa populasi dalam penelitian di


RSUD Labuang Baji sebanyak 53% pasien yang menjalani hemodialisa
mengalami kecemasan berat, sebanyak 46% mengalami kecemasan sedang, dan
1% mengalami kecemasan ringan.

Kecemasan adalah perasaan yang menetap, berupa rasa was-was, perasaan tidak
menyenangkan, khawatir dan perasaan ambigu bersama dengan gejala fisik seperti
berkeringat, sakit kepala, gelisah, dan jantung berdebar-debar yang merupakan
respons terhadap ancaman yang tidak terduga, respon yang meliputi fisiologis,
afektif, dan perubahan kognitif. Sejalan dengan aspek emosional dari gangguan
kecemasan. Ketika pasien cemas akan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi
dan merasakan adanya perasaan terganggu yang berdampak negatif terhadap
pekerjaan dan hubungan dengan orang lain (Barati, 2016).

Oleh sebab itu diperlukan terapi non farmakologis untuk menurunkan kecemasan
pasien yang akan menjalani terapi hemodialisis. Salah satu terapi non
farmakologis yang dapat digunakan adalah terapi komplementer. Saat ini,
Complementary and Alternative Medicine (CAM) sudah mulai digunakan dan
dikembangkan dalam dunia kesehatan. Penggunaan CAM dalam dunia
kesehatan diharapkan dapat menjadi pelengkap dari perawatan medis dan bisa
diaplikasikan oleh tenaga kesehatan, khususnya tenaga di bidang keperawatan
(Tzu, 2010:18). Salah satu jenis dari CAM yang sedang populer digunakan
dalam bidang kesehatan adalah aromaterapi (Watt & Janca, 2008:70).

2
Aromaterapi adalah pelengkap terapi,dimana ia memanfaatkan minyal
esensial untuk mengelola beberapa masalah yang berhubungan dengan
hemodialysis. Salah satu minyak esensial yang digunakan aromaterapi berasal
dari lavendula, atau biasa dikenal dengan nama lavender. Tanaman berbunga
ini berasal dari keluarga Lamiaceae. Linalyl asetat dan linanool yang
ditemukan dalam lavender dapat merangsang sistem parasimpatis yang
mempengaruhi keadaan susasana hati, menghasilkan perasaan lebih baik dan
lebih segar, dan menjadi lebih aktif dan santai (Nasemi, dkk. 2017).

A. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui efektivitas aromaterapi lavender terhadap tinkat kecemasan
pada pasien hemodialisa.

3
BAB II
ANALISIS KRITIS

A. Pertanyaan Klinis
Apakah aromaterapi lavender terbukti efektif dapat menurunkan tingkat
kecemasan pasien hemodialisa ?

A. Table PICO

Analisis
P (Problem/Populasi) Hemodialisa
I (Intervention/Intervensi kep) Aromaterapi Lavender
C (Compare/Pembanding)
O (Outcome/Hasil yang diharapkan) Kecemasan menurun, pasien rileks.

C. Tabel Penelusuran Jurnal

Kata kunci Google Garuda DOAJ IOSR


Scholar
109 hasil - -
aromaterapi 3 relavan
lavender
hemodialisa
742 hasil - - 1 hasil
lavender 1 relavan
aromatherapy 2 relavan
anxiety
hemodialysis

B. Critical Appraisal

4
1. Argumen Riset 1

N Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)


o
1
Nama peneliti : Dewi, NKAS,, Ns. Putu Pasuana Putra, S.Kep.
M.M., Ns. I Made Surata Witarsa, S.Kep
Tahun : 2019
Alamat web :
https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/6124/4615
Tahun terbit jurnal : April 2019
Judul penelitian : Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis
Di Rsud Wangaya Denpasar

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh


aromaterapi inhalasi terhadappenurunanTingkat kecemasan pasien
gagal ginjal kronik Yang menjalani hemodialisis di Rsud Wangaya
Denpasar

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan praeksperimen


dengan rancangan one group pre test-post test design untuk
mengetahui pengaruh aromaterapi inhalasi terhadap penurunan
tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani HD sebelum dan
setelah diberikan perlakuan. Populasi penelitian ini adalah semua
pasien GGK yang menjalani HD rutin di Unit Hemodialisa RSUD
Wangaya Denpasar selama periode waktu pengumpulan data.
Peneliti mengambil sampel berjumlah 30 orang sesuai dengan
kriteria inklusi penelitian. Pengambilan sampel disini dilakukan
dengan cara NonProbability Sampling dengan teknikPurposive
Sampling.

Hasil Penelitian : Gambaran tingkat kecemasan responden sebelum


diberikan aromaterapi inhalasi yaitu tidak ada responden (0%)
yang tidak cemas, sebanyak 22 responden (73%) mengalami

5
cemas ringan, 8 responden (27%) termasuk ke dalam kategori cemas
sedang, dan tidak ada responden (0%) yang mengalami cemas
berat. Setelah diberikan aromaterapi inhalasi sebanyak empat kali
perlakuan, terjadi perubahan yang signifikan pada tingkat
kecemasan responden, dimana tingkat kecemasan responden
mengalami penurunan. Berdasarkan hasil uji beda dua sampel
berpasangan untuk skala ordinal yaitu Wilcoxon Signed Rank Test
dengan tingkat kepercayaan 95%, α ≤ 0,05 yang dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian aromaterapi
inhalasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien GGK yang
menjalani HD di RSUD Wangaya Denpasar, maka diperoleh nilai
asymp sig (2-tailed) 0,000 (asymp sig (2-tailed) ≤ α). Hal ini artinya,
ada pengaruh pemberian aromaterapi inhalasi terhadap penurunan
tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis di RSUD Wangaya Denpasar.

Pembahasan dan kesimpulan :

Setelah diberikan aromaterapi inhalasi sebanyak 4 kali perlakuan,


terjadi perubahan yang signifikan pada tinkat kecemasa responden.

Kekuatan:

Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas,
dan prosedur dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga
keamanan responden

Kelemahan:

2
Nama peneliti : Ary Agustin, Dian Hudiyawati, Arif Putra
Purnama.
Tahun : 2020
Alamat web :
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/1
1906

6
Tahun terbit jurnal : Maret 2020
Judul penelitian : Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap
Kecemasan Pasien Hemodialisa

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh


aromaterapi inhalasi terhada penurunan Tingkat kecemasan pasien
gagal ginjal kronik Yang menjalani hemodialisis di RS PKU
Aisyiyah Boyolali

Metode Penelitian : Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah


dengan cara non probability sampling dengan teknik consecutiv
sampling yaitu dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria
penelitian sampai kurun waktu tertentu. Kriteria inklusi dalam
penelitian yaitu 1) Peserta menjalani HD di RS PKU Aisyiyah
Boyolali, 2) Peserta tidak memiliki alergi terhadap aromaterapi, 3)
Peserta tidak memiliki permasalahan pada indra penciuman,
kerusakan hidung, dan menjalani operasi hidung, 4)Peserta bersedia
menjadi responden. Sedangkan untuk kriteria eksklusi dalam
penelitian yaitu 1) Peserta dengan riwayat alergi dan penyakit
pernafasan akut, 2) Kondisi peserta memburuk, 3) Peserta tidak
bersedia menjadi responden. Tingkat kecemasan pasien hemodialisa
diukur menngunakan kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scal
(ZSRAS). Kemudian untuk intervensinya menggunakan aromaterapi
lavender, lemon dan apel. Aromaterapi disajikan dalam bentuk tissue
atau kasa, dengan masingmasing aromaterapi 1 tetes dikombinasikan
dengan 20 tetes minyak zaitun (1:20).

Hasil Penelitian : rata-rata nilai kecemasan sebelum dilakukan

7
intervensi aromaterapi yaitu 48,85 dengan standar deviasi 7,92.
Sedangkan rata-rata nilai kecemasan sesudah diberikan intervensi
aromaterapi yaitu 41,85 dan standar deviasi 11,6. Perbedaan rata-rata
nilai kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
aromaterapi yaitu 7,00 dengan standar deviasi 7,18. Hasil statistik
didapatkan p < 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-
rata nilai kecemasan sebelum dan sesudah diberikan intervensi
aromaterapi.

Pembahasan dan kesimpulan : Penelitian ini memiliki usia rata-rata


45 tahun dengan rata-rata lama menjalani HD 13 bulan. Pasien
hemodialisa sebelum dilakukan aromaterapi dari 7 pasien mengalami
berbagai tingkat kecemasan. Kategori cemas ringan 2 responden
(28,6%), cemas sedang 3 responden (42,9%), cemas berat 2 responden
(28,6%). Sedangkan sesudah diberikan aromaterapi tingkat kecemasan
berkurang, untuk cemas ringan 5 responden (71,4%) dan cemas
sedang 2 responden (28,6%).

Kekuatan:

Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas,
dan prosedur dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga
keamanan responden

Kelemahan:

3 Nama peneliti : Sarah Anastasia, Bayhakki, Fathra Annis


Nauli

8
Tahun : 2015
Alamat web :
https://www.neliti.com/publications/183636/pengaruh-aromaterapi-
inhalasi-lavender-terhadap-kecemasan-pasien-gagal-ginjal-kr
Tahun terbit jurnal : Oktober 2015
Judul penelitian : Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Lavender
Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal
Kronik Yang Menjalani Hemodialisis

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh


aromaterapi inhalasi terhadappenurunan Tingkat kecemasan pasien
gagal ginjal kronik Yang menjalani hemodialisis di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru

Metode Penelitian : Sampel pada penelitian ini adalah pasien gagal


ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sebanyak 30 responden.
Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan
intervensi pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol
tidak diberikan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
teknik Purposive Sampling yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti sendiri. Instrument pada penelitian ini adalah
lembar kuesioner Zung Self- Rating Anxiety Scale yang telah
dimodifikasi dan dilakukan uji validitas. Pemberian terapi
menggunakan minyak aromaterapi lavender.

Hasil Penelitian : Kelompok eksperimen mendapatkan terapi untuk


menurunkan kecemasan yaitu aromaterapi inhalasi lavender,
sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan terapi apapun. Setelah 5
menit kedua kelompok diukur kembali kecemasannya dengan

9
menggunakan instrumen Zung Self-Rating Anxiety Scale. Penelitian
ini mendapatkan hasil post test nilai rata-rata kecemasan responden
kelompok eksperimen adalah 43,67 dan kelompok kontrol 48,40. Hal
ini menunjukkan pada kelompok eksperimen diperoleh penurunan
sebesar 4,33 yang mana aromterapi inhalasi lavender memberikan
pengaruh fisik dan psikis terhadap responden. Pada kelompok kontrol
terjadi peningkatan sebesar 0,86, hal ini karena jadwal terapi
hemodialisis semakin dekat. Analisa dengan menggunakan dependent
t test didapatkan untuk kelompok eksperimen p value = 0,000 (p
=0,000 (p<α). Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian
aromaterapi inhalasi lavender efektif dalam menurunkan kecemasan
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

Pembahasan dan kesimpulan: Hasil penelitian yang dilakukan pada


30 responden diperoleh hasil sebagian besar responden berumur 41-60
tahun sebanya 16 orang (53,3%). Kelompok eksperimen mendapatkan
terapi untuk menurunkan kecemasan yaitu aromaterapi inhalasi
lavender, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan terapi apapun.
Dan terdapat perbedaan ayng signifikan dimana terapi inhalasi
aromaterapi lavender memberikan dampak yang besar dalam
menurunkan kecemasan pasien hemodialisa.

Kekuatan:

menggunakan 2 eksperimen yaitu pasien control dan pasien


eksperimen.

Kelemahan:

Pada penelitian ini tidak ada kriteria inklusi dan eksklusi


4 Nama peneliti :Masoumeh Bagheri-Nesami, Seyed Afshin
Shorofi, Attieh Nikkhah , Fatemeh Espahbod

10
Tahun : 2017

Alamat web :
http://pbr.mazums.ac.ir/files/site1/user_files_88c428/atinik1357-A-
10-95-1-414355d.pdf

Tahun terbit jurnal : 4 April 2017

Judul penelitian : The effects of lavender essential oil


aromatherapy on anxiety and depression in
haemodialysis patients

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh

aromaterapi inhalasi terhadap penurunan Tingkat kecemasan pasien

gagal ginjal kronik Yang menjalani hemodialisis di di dua rumah

sakit berafiliasi dengan Mazandaran University of Medical Sciences

di Sari, Iran.

Metode Penelitian : uji klinis ini dilakukan secara acak di dua rumah
sakit berafiliasi dengan University of Medical Sciences di Sari, Iran.
Pasien yang dijadikan bahan peniltian memenuhi kriteria inklusi
sebaai berikut: bersedia dijadikan bahan studi, dirawat dengan dialysis
selama minimal 6 bulan, menjalani cuci darah 3 kali seminggu,
berumur 18 tahun keatas, sadar, memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi secara verbal, indra penciuman bagus, tidak dalam
masa pristiwa stress dalam 6 bulan terakhir seperti kematian orang
terdekat, obat penenang yang tidak diresepkan, dan tidak memiliki
riwayat gangguan jiwa. Dan kriteria eklusi meliputi pasien dengan
riwayat alergi dan penyakit pernafasan akut, calon transplantasi ginjal,
wanita hamil ,dan wanita yang sedang berencana hamil. Kelompok
eksperimen menjalani aromaterapi dengan minyak esensial lavender

11
(angustifolia) diperoleh dari Barij Perusahaan Farmasi Essence,
akreditasi lab ISIRISO / IEC 17025. Pasien kelompok eksperimen
menghirup esensi lavender pada hari-hari dialisis mereka selama 4
periode minggu. Bola kapas dengan 3 tetes minyak esensial lavender
minyak 5% (diencerkan 1:20 dengan minyak almond manis) dioleskan
ke kerah pasien dan mereka kemudian diminta untuk bernapas normal
10 menit. Pasien kelompok kontrol hanya menerima perawatan rutin.
Kecemasan dan depresi diukur pada awal dan pada akhir minggu
kedua dan keempat (26) selama jam pertama sesi dialisis.

Hasil Penelitian : Usia rata-rata pasien adalah kisaran,57 tahun

untuk kelompok eksperimen dan kisaran 55 tahun untuk kelompok

kontrol. Uji-t sampel independen tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan antara kedua kelompok dalam hal usia rata-rata pasien (p =

0,42). Selain itu, mayoritas eksperimental (65,70%) dan kelompok

kontrol (75%) adalah laki-laki. Penelitian ini menunjukkan bahwa

tingkat kecemasan tidak berbeda secara signifikan antara dua

kelompok sebelumnya, dua dan empat minggu setelah intervensi.

Empat minggu setelah intervensi,kelompok eksperimen mengalami

tingkat depresi yang lebih rendah(3,82 ± 4,07) dibandingkan dengan

kelompok kontrol (4,27 ± 5,04). Itu Analisis statistik (rANOVA) juga

menunjukkan hasil yang signifikan perbedaan ada antara kedua

kelompok sehubungan dengan tingkat depresi sebelum, dua dan empat

minggu setelah intervensi (p = 0,005). maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan pemberian intervensi aromaterapi

lavender terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien hemodialisa.

12
.

Pembahasan dan kesimpulan:

Setelah dilakukan intervensi terhadap dua kelompok berbeda yaitu


control dan ekspermen terdapat perbedaan yang dignfikan terhadap
penurunan tingkat kecemasan pasien hemodialisa dengan menghirup
aromaterapi lavender.

Kekuatan: terdapat kriteria inklusi dan eklusi pada penelitian serta


menggunakan 2 eksperimen yaitu pasien control dan pasien
eksperimen.

Kelemahan:

5 Nama peneliti : Fatemeh Kiani, Mahnaz Shahrakipour,


Mohammad Ali Hasan Zadeh
Tahun : 2016
Alamat web : https://scholar.google.com/scholar?
cluster=17160086692333557082&hl=id&as_sdt=0,5
Tahun terbit jurnal : Juni 2016
Judul penelitian : The Effect Of Inhaling Lavender On
Hemodialysis Patient’s Anxiety

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh

aromaterapi inhalasi terhadappenurunan Tingkat kecemasan pasien

gagal ginjal kronik Yang menjalani hemodialisis di rumah sakit

Khatam Al Anbia dan Imam Ali di Zahedan.

13
Metode Penelitian : Dua tetes esensi lavender 5% dikombinasikan
dengan minyak almond manis dituangkan dengan pipet di atas kapas
dan ditempelkan dan kemudian mereka diminta untuk bernapas
dengan normal selama 15 hingga 20 menit. Metode ini dilakukan
setiap hari dua kali selama empat minggu di bangsal hemodialisis dan
rumah.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien


yang telah menghirup esensi lavender mengalami penurunan yang
signifikan dalam keadaan dan sifat kecemasan dibandingkan sebelum
intervensi. Kecemasan keadaan dan sifat mereka menurun
dibandingkan sebelum intervensi oleh (-13.86 + _6.91) dan (-6.04 +
-5.35) masing-masing.

Pembahasan dan kesimpulan: Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa


hasil penelitian saat ini dan penelitian serupa lainnya menunjukkan
pengaruh aromaterapi dengan esensi lavender pada pasien kelelahan
dan kecemasan. Beberapa perbedaan diamati pada kelelahan atau
kecemasan dalam beberapa penelitian atau efek berguna atau positif
dari metode ini pada kelelahan atau kecemasan belum ditunjukkan,
alasan perbedaan ini mungkin berbagai faktor seperti intervensi
jangka pendek, metode, dosis esensi lavender, ukuran sampel rendah,
alat evaluasi atau nya sensitivitas, variabel demografis (pendidikan
dan usia) dan faktor psikotik intervensi yang menyebabkan
perbedaandalam hasil penelitian ini.

Kekuatan:

Kelemahan:

6 Nama peneliti : Heba Gebril Mohamed, Marwa Khalil

14
Hafez2
Tahun : 2019
Alamat web : http://iosrjournals.org/iosr-jnhs/papers/vol8-
issue5/Series-10/C0805101725.pdf
Tahun terbit jurnal : oktober 2019
Judul penelitian : Effect of Aromatherapy on Sleep Quality,
Fatigue and Anxiety among Patients
Undergoing Hemodialysis

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh


aromaterapi inhalasi terhadappenurunan Tingkat kecemasan pasien
gagal ginjal kronik Yang menjalani hemodialisis di Departemen
Rumah Sakit Penyakit Ginjal di Shark El Madeena, Alexandria,
Mesir.

Metode Penelitian : Penelitian dilakukan di Unit Hemodialisis


Departemen Penyakit Ginjal di Shark El Madeena Rumah Sakit,
Alexandria, Mesir. Sampel praktis dari 60 pasien dewasa yang
menjalani hemodialisis. Para pasien dibagi rata secara acak dengan
menggunakan (acak yang dihasilkan komputer tabel) ke dalam
kelompok belajar dan kontrol sebagai berikut: Pengaruh Aromaterapi
pada Kualitas Tidur, Kelelahan dan Kecemasan pada Pasien yang
Menjalani: Kelompok studi (30 pasien): menerima aromaterapi dalam
bentuk inhalasi minyak esensial lavender dalam selain perawatan rutin
unit hemodialisis. • Kelompok kontrol (30 pasien): hanya menerima
perawatan rutin di unit hemodialisis.

Hasil Penelitian : menunjukkan perbandingan antara kelompok


kontrol dan kelompok belajar dalam kaitannya dengan persediaan

15
kecemasan skor skala. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari
skala inventaris kecemasan pada pre-test adalah 45.03 menjadi 45.03
masing-masing untuk kelompok kontrol dan studi pasien. Dalam post-
test nilai rata-rata dari kecemasan skala persediaan masing-masing
adalah 45,60 menjadi 20,86 untuk kelompok kontrol dan studi pasien.
Secara statistik perbedaan yang signifikan ditemukan antara kelompok
kontrol dan kelompok studi dari skor rata-rata kecemasan pasien skala
persediaan terhadap kelompok studi (20,86) di mana p = .000.

Pembahasan dan kesimpulan: Berdasarkan temuan penelitian ini,


dapat disimpulkan bahwa pasien yang diteliti pada kedua kontrol dan
kelompok studi yang menjalani hemodialisis mengalami masalah tidur
dengan peningkatan tingkat kelelahan dan kegelisahan. Ada
perubahan yang signifikan secara statistik dalam skor rata-rata post-
test dari Kualitas Tidur, Kelelahan Skala Severity dan Beck Anxiety
Inventory untuk pasien dalam kelompok studi setelah menghirup
minyak lavender. Penggunaan aromaterapi dalam bentuk inhalasi
minyak lavender dapat meningkatkan kualitas tidur, menghilangkan
rasa lelah dan mengurangi kecemasan di antara pasien hemodialisis.

Kekuatan :

Kelemahan:

BAB III

16
ANALISIS DAN KESIMPULAN

A. Analisis Jurnal

Berdasarkan aergumen dari jurnal- jurnal di atas Terapi ini dapat


diterapkan diindonesia, terbukti dengan banyak nya penelitian yan
dilakukan di Indonesia. Dan dampak positif nya dari terapi ini lumayan
membantu pasien hemodialisa yang mengalami berbagai gejala psikis
seperti cemas akibat terapi tersebut.

B. Kesimpulan

Mengutip dari Menurut Musa, dkk (2015) mengatakan bahwa


populasi dalam penelitian di RSUD Labuang Baji sebanyak 53%
pasien yang menjalani hemodialisa mengalami kecemasan berat,
sebanyak 46% mengalami kecemasan sedang, dan 1% mengalami
kecemasan ringan. Oleh sebab itu diperlukan terapi non farmakologis
untuk menurunkan kecemasan pasien yang akan menjalani terapi
hemodialysis dengan aromaterapi menggunakan minyak esensial
lavender. Dan dari argument jurnal diatas menyimpulkan Terapi ini
sangat efektif untuk mengatasi kecemasan pada pasien hemodialisa.

DAFTAR PUSTAKA

17
18

Anda mungkin juga menyukai