1020032079
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta karunia sehat walafiat sehingga penulis dapat mengerjakan tugas
Literatur Review hingga dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga ingin
dalam pembuatan tugas Literatur Review ini dan berbagai sumber yang telah
penulis pakai sebagai data dan fakta pada tugas Literatur Review ini. Penulis
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan tugas Literatur Review ini yang telah
Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca agar dapat
memperbaiki tugas Literatur Review ini di masa yang akan datang. Sehingga
tugas Literatur Review berikutnya dan tugas Literatur lain dapat menambah
Widia
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Tujuan Penulisan......................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Ginjal Kronik merupakan keadaan dimana ginjal
mengalami gangguan, ditandai dengan struktur yang abnormal atau fungsi
ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Tanda kerusakan yang terjadi
pada penyakit ginjal kronik ini yaitu albuminuria, abnormalitas sedimen
urin, elektrolit, histologi, struktur ginjal, atau adanya riwayat transplantasi
ginjal , dan disertai penurunan laju filtrasi glomelurus (Agustin et al.,
2020). National Kidney Foundation (2010) mengatakan bahwa penyakit
gagal ginjal kronik menempati pringkat ke 27 dalam daftar penyebab
kematian, namun pada tahun 2010 naik menjadi peringkat ke 18
(Anastasia, et al., 2015)
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (2013) prevalensi gagal
ginjal kronik di Indonesia untuk pasien usia lima belas tahun keatas
sebesar 0,2%. Semakin bertambahnya usia prevalensi gagal ginjal kronik
maka semakin tinggi peningkatan nya, pada kelompok umur 25-44 tahun
sebesar (0,3%), pada umur 45-54 tahun sebesar (0,4%), pada umur 55-74
tahun (0,5%), dan pada kelompok umur ≥ 75 tahun sebesar (0,6%)
(Agustin et al., 2020). Penatalaksanan pada penyakit gagal ginjal kronik
ini selain memerlukan terapi diet dan medikamentosa, pasien gagal ginjal
juga membutuhkan terapi pengganti fungsi ginjal yang terdiri dari
hemodialisis dan transplantasi ginjal. Walaupun terdapat 2 jenis terapi
pengganti fungsi ginjal ini yaitu terapi hemodialysis dan peritoneal
dialisis, namun terapi hemodialysis masih menjadi pilihan yang umum
digunakan., salah satu keunggulannya adalah segi biaya lebih murah dan
risiko terjadinya perdarahan lebih rendah jika dibandingkan dengan
dialisis peritoneal (Anastasia, et al., 2015)
1
Hemodialisis adalah proses dimana terjadi pertukaran antara zat
terlarut dengan produk sisa tubuh. Zat sisa yang bertumpuk pada pasien
gagal ginjal kronik dtarik dengan mekanisme pada difusi pasif membran
semipermeabel. Dan perpindahan yang dihasilkan dari produk sisa
metabolik ini ikut serta dalam penurunan gradien konsentrasi dari sirkulasi
ke dalam dialisat yaitu cairan yang digunakan dalam prosedur
hemodialisa. Sehingga dengan metode tersebut pengeluaran albumin yang
terjadi pada pasien gagal ginjal kronik diharapkan dapat menurun, dan
gejala uremia berkurang sehingga gambaran klinis pasien dapat membaik
(Agustin et al., 2020). Hemodilisis ini merupakan terapi seumur hidup
yang memungkinkan pasien gagal ginjal kronik untuk bertahan hidup lebih
lama, tetapi terapi ini memungkinkan terjadinya komplikasi akut, seperti
hipotensi, kram otot, anemia, gatal, penyakit tulang, depresi, kelelahan,
gangguan tidur, yang disebabkan dialysis yang memakan waktu lama dan
tidak dapat ditoleransi (Mohamed et al., 2019). Berdasarkan hasil studi
pendahulan yang dilakukan di Unit Hemodialisa RSUD Wangaya
Denpasar pada awal Bulan Februari tahun 2012. Dari 8 pasien yang
menjalani HD, terdapat 5 pasien (62,5%) mengatakan dirinya mengalami
kecemasan saat menjalani HD dengan keluhan seperti merasa tegang,
jantung berdebar-debar, serta khawatir terhadap efek samping setelah HD
(misalnya mual dan kepala terasa pusing) (Dewi et al., 2017).
2
Dokter dan perawat yang bertugas di unit hemodialisa berkolaborasi untuk
mengurangi kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
HD dengan cara pemberian obat anticemas atau anxiolytic . Hasil yang
didapat dari pemberian obat ini cukup dalam membantu keadaan pasien
dalam masalah kecemasan, namun disisi lain petugas kesehatan juga
mengkhawatirkan efek samping yang akan ditimbulkan dari obat
anticemas. Maka dari hal tersebut, diperlukan sebuah terapi non-
farmakologis yang bisa membantu terjadinya penurunan tingkat
kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Dalam
dunia kesehatan telah dikembangkan Complementary and Alternative
Medicine (CAM) yang sangat berguna dalam dunia kesehatan. Salah satu
jenis dari CAM yang banyak digunakan dalam bidang kesehatan adalah
Aromaterapi {Formatting Citation}.
Asosiasi Nasional untuk Aromaterapi Holistik (NAHA)
mendefinisikan aromaterapi sebagai "aplikasi terapeutik zat aromatik
(minyak esensial) untuk penyembuhan." Hal ini dapat diaplikasikan pada
indra penciuman dan penyerapan kulit dengan menggunakan produk
seperti difuser, inhaler, minyak tubuh, krim, dan losion untuk pijat atau
aplikasi topikal. (Mohamed & Hafez, 2019). Aromaterapi, salah satu
praktik pelengkap yang digunakan untuk mengatasi masalah kelelahan dan
kecemasan pasien yang menjalani hemodialisis, diartikan sebagai
penggunaan minyak esensial, yang diekstrak dari sumber herbal (daun,
bunga, kulit kayu, buah-buahan, dan akar) dan dikonsentrasikan, untuk
efek terapeutiknya (Karadag et al., 2019).
A. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui efektivitas aromaterapi lavender terhadap tinkat kecemasan
pada pasien hemodialisa.
3
BAB II
ANALISIS KRITIS
A. Pertanyaan Klinis
Apakah aromaterapi lavender terbukti efektif dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien
hemodialisa ?
A. Table PICO
Analisis
P (Problem/Populasi) Kecamasan pada Hemodialisa
I (Intervention/Intervensi kep) Aromaterapi Lavender
C (Compare/Pembanding) Tidak ada pembanding
O (Outcome/Hasil yang diharapkan) Kecemasan menurun, pasien rileks.
4
B. Critical Appraisal
1. Argumen Riset 1
Kekuatan:
Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan prosedur
dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga keamanan responden
Kelemahan: penelitian ini hanya menyimpulan hasil akhir dari 4 kali perlakukan yang
diberikan, tidak di jabarkan dari perlakukan pertama hingga akhir.
2
Nama peneliti : Ary Agustin, Dian Hudiyawati, Arif Putra Purnama.
Tahun : 2020
Alamat web : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/11906
Tahun terbit jurnal : Maret 2020
Judul penelitian : Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Kecemasan Pasien
Hemodialisa
6
terhada penurunan Tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik Yang menjalani
hemodialisis di RS PKU Aisyiyah Boyolali
Metode Penelitian : Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara non
probability sampling dengan teknik consecutiv sampling yaitu dengan memilih sampel
yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu. Kriteria inklusi dalam
penelitian yaitu 1) Peserta menjalani HD di RS PKU Aisyiyah Boyolali, 2) Peserta
tidak memiliki alergi terhadap aromaterapi, 3) Peserta tidak memiliki permasalahan
pada indra penciuman, kerusakan hidung, dan menjalani operasi hidung, 4)Peserta
bersedia menjadi responden. Sedangkan untuk kriteria eksklusi dalam penelitian yaitu
1) Peserta dengan riwayat alergi dan penyakit pernafasan akut, 2) Kondisi peserta
memburuk, 3) Peserta tidak bersedia menjadi responden. Tingkat kecemasan pasien
hemodialisa diukur menngunakan kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scal (ZSRAS).
Kemudian untuk intervensinya menggunakan aromaterapi lavender, lemon dan apel.
Aromaterapi disajikan dalam bentuk tissue atau kasa, dengan masingmasing
aromaterapi 1 tetes dikombinasikan dengan 20 tetes minyak zaitun (1:20).
Kekuatan:
Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan prosedur
7
dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga keamanan responden
Metode Penelitian : Sampel pada penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis sebanyak 30 responden. Rancangan ini melibatkan dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan
dengan memberikan intervensi pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok
kontrol tidak diberikan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik
Purposive Sampling yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
8
sendiri. Instrument pada penelitian ini adalah lembar kuesioner Zung Self- Rating
Anxiety Scale yang telah dimodifikasi dan dilakukan uji validitas. Pemberian terapi
menggunakan minyak aromaterapi lavender.
Kekuatan:
menggunakan 2 tipe responden yaitu pasien control dan pasien eksperimen, sehingga
terlihat hasil yang sangat signifikan terhadap penelitian aromaterapi lavender teradap
pasien hemodialisa
Kelemahan:
9
Nikkhah , Fatemeh Espahbod
Tahun : 2017
Alamat web :
http://pbr.mazums.ac.ir/files/site1/user_files_88c428/atinik1357-A-10-95-1-
414355d.pdf
terhadap kecemasan dan depresi pada pasien di dua rumah sakit berafiliasi dengan
Metode Penelitian : uji klinis ini dilakukan secara acak di dua rumah sakit berafiliasi
dengan University of Medical Sciences di Sari, Iran. Pasien yang dijadikan bahan
peniltian memenuhi kriteria inklusi sebaai berikut: bersedia dijadikan bahan studi,
dirawat dengan dialysis selama minimal 6 bulan, menjalani cuci darah 3 kali
seminggu, berumur 18 tahun keatas, sadar, memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi secara verbal, indra penciuman bagus, tidak dalam masa pristiwa stress
dalam 6 bulan terakhir seperti kematian orang terdekat, obat penenang yang tidak
diresepkan, dan tidak memiliki riwayat gangguan jiwa. Dan kriteria eklusi meliputi
pasien dengan riwayat alergi dan penyakit pernafasan akut, calon transplantasi ginjal,
wanita hamil ,dan wanita yang sedang berencana hamil. Kelompok eksperimen
menjalani aromaterapi dengan minyak esensial lavender (angustifolia) diperoleh dari
Barij Perusahaan Farmasi Essence, akreditasi lab ISIRISO / IEC 17025. Pasien
kelompok eksperimen menghirup esensi lavender pada hari-hari dialisis mereka
selama 4 periode minggu. Bola kapas dengan 3 tetes minyak esensial lavender minyak
5% (diencerkan 1:20 dengan minyak almond manis) dioleskan ke kerah pasien dan
10
mereka kemudian diminta untuk bernapas normal 10 menit. Pasien kelompok kontrol
hanya menerima perawatan rutin. Kecemasan dan depresi diukur pada awal dan pada
akhir minggu kedua dan keempat (26) selama jam pertama sesi dialisis.
Hasil Penelitian : Usia rata-rata pasien adalah kisaran,57 tahun untuk kelompok
eksperimen dan kisaran 55 tahun untuk kelompok kontrol. Uji-t sampel independen
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam hal usia
kelompok kontrol (75%) adalah laki-laki. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
kecemasan tidak berbeda secara signifikan antara dua kelompok sebelumnya, dua dan
dengan kelompok kontrol (4,27 ± 5,04). Itu Analisis statistik (rANOVA) juga
menunjukkan hasil yang signifikan perbedaan ada antara kedua kelompok sehubungan
dengan tingkat depresi sebelum, dua dan empat minggu setelah intervensi (p = 0,005).
hemodialisa.
.
Setelah dilakukan intervensi terhadap dua kelompok berbeda yaitu control dan
ekspermen terdapat perbedaan yang dignfikan terhadap penurunan tingkat kecemasan
pasien hemodialisa dengan menghirup aromaterapi lavender.
Kekuatan: terdapat kriteria inklusi dan eklusi pada penelitian serta menggunakan 2
eksperimen yaitu pasien control dan pasien eksperimen.
11
Kelemahan: tida ada kelemaan yang dignifikan dalam penelitian ini, prosedur yang
dilakukan dijelaskan secara rinci kepada pasien yang diteliti serta intervensi yang
diterapkan dijelaskan detail dari minggu pertama hingga minggu ke 4.
terhadap Tingkat kelelahan dan kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisis
di Rumah Sakit Penelitian dan Aplikasi Universitas Gaziantep Şahinbey yang terletak
12
dalam kelompok intervensi dan control.
Pada kelompok control , Para pasien dalam kelompok ini menjalani perawatan rutin
tanpa aplikasi minyak lavender. Tingkat kelelahan dan kecemasan pasien dievaluasi
dengan menyelesaikan FSS dan BAI lagi pada akhir hari ke-30.
Pada kelompok kontrol, tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-
posttest dari FSS ( t = - 1,289, P =. 208), sedangkan, perbedaan yang signifikan
ditemukan antara skor pretest-posttest BAI ( t = - 3.829, P =. 001). Tingkat kecemasan
pasien dalam kelompok kontrol meningkat pada akhir 30 hari
Kekuatan: Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan
dalam pelaksanaan terdapat dokter dan perawat yang mendampingi untuk mencegah
terjadinya cidera.
Kelemahan: hasil intervensi dari hari pertama pengaplikasian tidak dijelaskan. Hanya
13
dijelaskna hasil akhirnya saja.
14
menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari skala inventaris kecemasan pada pre-test
adalah 45.03 menjadi 45.03 masing-masing untuk kelompok kontrol dan studi pasien.
Dalam post-test nilai rata-rata dari kecemasan skala persediaan masing-masing adalah
45,60 menjadi 20,86 untuk kelompok kontrol dan studi pasien. Secara statistik
perbedaan yang signifikan ditemukan antara kelompok kontrol dan kelompok studi
dari skor rata-rata kecemasan pasien skala persediaan terhadap kelompok studi (20,86)
di mana p = .000.
Kekuatan : penelitian ini dilakukan perbandingan antar dua kelompok sehingga dapat
mengetahi kriteria sampel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
Kelemahan: tidak ada kelemahan yang signifikan dalam penelitian ini. Kriteria
inklusi, intervensi dan prosedur dijelaskan secara rinci kepada pasien hemodialisa.
15
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN
A. Analisis Jurnal
B. Kesimpulan
Dari 6 jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Metode yang digunakan pada setiap jurnal adalah metode eksperimen. Jurnal
1,2,5 menggunakan pra-eksperiment dan jurnal 3,5,6 menggunakan quasy
eskperimet.
2. Jumlah sampel pada setiap jurnal beragam. Pada jurnal 1 terdapat 30 responden .
Pada jurnal 2 berjumlah 10 responden yang sesuai dengan kriteria responden, tetapi
karena ada satu responden yang tidak bersedia untuk dilakukan intervensi dan dua
responden sedang dilakukan intervensi yang lain maka hanya 7 responden.. Pada jurnal
3 terdapat 30 responden dengan 15 responden berada di kelompok eksperiment dan
15 responden berada di kelompok control. Jurnal 4 dilakukan pada 72 pasien
hemodialisis yang terbagi dalam kelompok kontrol dan eksperimen. Jurnal 5 dilakukan
16
dengan 60 pasien, 30 pasien dalam kelompok intervensi, 30 pasien dalam kelompok
control. Dan pada jurnal 6 dilakukan dengan 60 pasien (30 pasien dalam kelompok
intervensi, 30 pasien dalam kelompok kontrol).
3. Dari hasil penelitian 6 jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lavender ini
sangat singnifikan dan membantu keadaan psikis pasien hemodialisa terbukti dengan
hasil responden yang menyatakan mengalami penurunan tingkat kecemasan saat
menjalani terapi hemodialisa ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, A., Hudiyawati, D., & Purnama, A. P. (2020). Pengaruh Aroma Terapi Inhalasi
Terhadap Kecemasan Pasien Hemodialisa. Juornal Prosiding Seminar Nasional
Keperawatan, 2012, 16–24.
Bagheri-Nesami, M., Shorofi, S. A., Nikkhah, A., & Espahbodi, F. (2017). The effects of
lavender essential oil aromatherapy on anxiety and depression in haemodialysis patients.
Pharmaceutical and Biomedical Research, 3(1), 8–13.
https://doi.org/10.18869/acadpub.pbr.3.1.8
Dewi, I Putu Pasuana P., I Made Surata W. (2017). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis
Di Rsud Wangaya Denpasa, 1510-1519.
Karadag, E., & Samancioglu Baglama, S. (2019). The Effect of Aromatherapy on Fatigue and
Anxiety in Patients Undergoing Hemodialysis Treatment: A Randomized Controlled Study.
Holistic Nursing Practice, 33(4), 222–229.
https://doi.org/10.1097/HNP.0000000000000334
Mohamed, H. G., & Hafez, M. K. (2019). Effect of Aromatherapy on Sleep Quality , Fatigue and
Anxiety among Patients Undergoing Hemodialysis. 8(5), 17–25.
https://doi.org/10.9790/1959-0805101725
Sarah A., Bayhakki., Fathara Annis N. 2015. Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Lavender
terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Journal,
2(37), 1–31. https://doi.org/10.12816/0013114
18
LAMPIRAN
19