Anda di halaman 1dari 22

LITERATURE REVIEW

EFEKTIVITAS AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HEMODIALISA

WIDIA YUNI PRATIWI

1020032079

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG

TAHUN AJARAN 2020-2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

nikmat serta karunia sehat walafiat sehingga penulis dapat mengerjakan tugas

Literatur Review hingga dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga ingin

mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis

dalam pembuatan tugas Literatur Review ini dan berbagai sumber yang telah

penulis pakai sebagai data dan fakta pada tugas Literatur Review ini. Penulis

mengakui bahwa penulis adalah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan

dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan

sangat sempurna. Begitu pula dengan tugas Literatur Review ini yang telah

penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca agar dapat

memperbaiki tugas Literatur Review ini di masa yang akan datang. Sehingga

tugas Literatur Review berikutnya dan tugas Literatur lain dapat menambah

pengetahuan dan pemahaman tentang “Efektivitas Aromaterapi Lavender

Terhadap penurunan Tingkat Kecemasan pada Pasien Hemodialisa”

Serang, 26 Desember 2020

Widia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Tujuan Penulisan......................................................................... 3

BAB II ANALISIS KRITIS


A. Pertanyaan Klinis......................................................................... 4
B. Tabel PICO.................................................................................. 4
C. Tabel Penelusuran Jurnal............................................................. 4
D. Critical Appraisal......................................................................... 5
1. Argumen Riset 1.................................................................... 5
2. Argumen Riset 2.................................................................... 6
3. Argumen Riset 3.................................................................... 8
4. Argumen Riset 4.................................................................... 10
5. Argumen Riset 5.................................................................... 12
6. Argumen Riset 6.................................................................... 14

BAB III ANALISIS DAN KESIMPULAN


A. Analisis Jurnal......................................................................... 16
B. Kesimpulan............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Ginjal Kronik merupakan keadaan dimana ginjal
mengalami gangguan, ditandai dengan struktur yang abnormal atau fungsi
ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Tanda kerusakan yang terjadi
pada penyakit ginjal kronik ini yaitu albuminuria, abnormalitas sedimen
urin, elektrolit, histologi, struktur ginjal, atau adanya riwayat transplantasi
ginjal , dan disertai penurunan laju filtrasi glomelurus (Agustin et al.,
2020). National Kidney Foundation (2010) mengatakan bahwa penyakit
gagal ginjal kronik menempati pringkat ke 27 dalam daftar penyebab
kematian, namun pada tahun 2010 naik menjadi peringkat ke 18
(Anastasia, et al., 2015)
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (2013) prevalensi gagal
ginjal kronik di Indonesia untuk pasien usia lima belas tahun keatas
sebesar 0,2%. Semakin bertambahnya usia prevalensi gagal ginjal kronik
maka semakin tinggi peningkatan nya, pada kelompok umur 25-44 tahun
sebesar (0,3%), pada umur 45-54 tahun sebesar (0,4%), pada umur 55-74
tahun (0,5%), dan pada kelompok umur ≥ 75 tahun sebesar (0,6%)
(Agustin et al., 2020). Penatalaksanan pada penyakit gagal ginjal kronik
ini selain memerlukan terapi diet dan medikamentosa, pasien gagal ginjal
juga membutuhkan terapi pengganti fungsi ginjal yang terdiri dari
hemodialisis dan transplantasi ginjal. Walaupun terdapat 2 jenis terapi
pengganti fungsi ginjal ini yaitu terapi hemodialysis dan peritoneal
dialisis, namun terapi hemodialysis masih menjadi pilihan yang umum
digunakan., salah satu keunggulannya adalah segi biaya lebih murah dan
risiko terjadinya perdarahan lebih rendah jika dibandingkan dengan
dialisis peritoneal (Anastasia, et al., 2015)

1
Hemodialisis adalah proses dimana terjadi pertukaran antara zat
terlarut dengan produk sisa tubuh. Zat sisa yang bertumpuk pada pasien
gagal ginjal kronik dtarik dengan mekanisme pada difusi pasif membran
semipermeabel. Dan perpindahan yang dihasilkan dari produk sisa
metabolik ini ikut serta dalam penurunan gradien konsentrasi dari sirkulasi
ke dalam dialisat yaitu cairan yang digunakan dalam prosedur
hemodialisa. Sehingga dengan metode tersebut pengeluaran albumin yang
terjadi pada pasien gagal ginjal kronik diharapkan dapat menurun, dan
gejala uremia berkurang sehingga gambaran klinis pasien dapat membaik
(Agustin et al., 2020). Hemodilisis ini merupakan terapi seumur hidup
yang memungkinkan pasien gagal ginjal kronik untuk bertahan hidup lebih
lama, tetapi terapi ini memungkinkan terjadinya komplikasi akut, seperti
hipotensi, kram otot, anemia, gatal, penyakit tulang, depresi, kelelahan,
gangguan tidur, yang disebabkan dialysis yang memakan waktu lama dan
tidak dapat ditoleransi (Mohamed et al., 2019). Berdasarkan hasil studi
pendahulan yang dilakukan di Unit Hemodialisa RSUD Wangaya
Denpasar pada awal Bulan Februari tahun 2012. Dari 8 pasien yang
menjalani HD, terdapat 5 pasien (62,5%) mengatakan dirinya mengalami
kecemasan saat menjalani HD dengan keluhan seperti merasa tegang,
jantung berdebar-debar, serta khawatir terhadap efek samping setelah HD
(misalnya mual dan kepala terasa pusing) (Dewi et al., 2017).

Kecemasan merupakan gangguan yang umum sekali dialami oleh


pasien yang menjalani hemodialisa yang berhubungan dengan gejala
perilaku, psikologis, fisik dan mental. Penyakit dan perubahan dalam
kehidupan profesional, perkawinan, keluarga dan sosial menyebabkan
kecemasan pada pasien ini. Sebagian besar pasien dialisis terus-menerus
menderita kecemasan dan tekanan tentang masalah keuangan, disfungsi
seksual, tanggung jawab keluarga, dan kurangnya kemandirian (Bagheri,
et al., 2017).

2
Dokter dan perawat yang bertugas di unit hemodialisa berkolaborasi untuk
mengurangi kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
HD dengan cara pemberian obat anticemas atau anxiolytic . Hasil yang
didapat dari pemberian obat ini cukup dalam membantu keadaan pasien
dalam masalah kecemasan, namun disisi lain petugas kesehatan juga
mengkhawatirkan efek samping yang akan ditimbulkan dari obat
anticemas. Maka dari hal tersebut, diperlukan sebuah terapi non-
farmakologis yang bisa membantu terjadinya penurunan tingkat
kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Dalam
dunia kesehatan telah dikembangkan Complementary and Alternative
Medicine (CAM) yang sangat berguna dalam dunia kesehatan. Salah satu
jenis dari CAM yang banyak digunakan dalam bidang kesehatan adalah
Aromaterapi {Formatting Citation}.
Asosiasi Nasional untuk Aromaterapi Holistik (NAHA)
mendefinisikan aromaterapi sebagai "aplikasi terapeutik zat aromatik
(minyak esensial) untuk penyembuhan." Hal ini dapat diaplikasikan pada
indra penciuman dan penyerapan kulit dengan menggunakan produk
seperti difuser, inhaler, minyak tubuh, krim, dan losion untuk pijat atau
aplikasi topikal. (Mohamed & Hafez, 2019). Aromaterapi, salah satu
praktik pelengkap yang digunakan untuk mengatasi masalah kelelahan dan
kecemasan pasien yang menjalani hemodialisis, diartikan sebagai
penggunaan minyak esensial, yang diekstrak dari sumber herbal (daun,
bunga, kulit kayu, buah-buahan, dan akar) dan dikonsentrasikan, untuk
efek terapeutiknya (Karadag et al., 2019).

A. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui efektivitas aromaterapi lavender terhadap tinkat kecemasan
pada pasien hemodialisa.

3
BAB II
ANALISIS KRITIS

A. Pertanyaan Klinis
Apakah aromaterapi lavender terbukti efektif dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien
hemodialisa ?

A. Table PICO

Analisis
P (Problem/Populasi) Kecamasan pada Hemodialisa
I (Intervention/Intervensi kep) Aromaterapi Lavender
C (Compare/Pembanding) Tidak ada pembanding
O (Outcome/Hasil yang diharapkan) Kecemasan menurun, pasien rileks.

C. Tabel Penelusuran Jurnal

Kata kunci Google Garuda DOAJ IOSR


Scholar
109 hasil - -
aromaterapi 3 relavan
lavender,
hemodialisa
742 hasil - - 1 hasil
lavender 1 relavan
aromatherapy, 2 relavan
anxiety,
hemodialysis

4
B. Critical Appraisal

1. Argumen Riset 1

N Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)


o
1
Nama peneliti : Dewi, NKAS,, Ns. Putu Pasuana Putra, S.Kep. M.M., Ns. I
Made Surata Witarsa, S.Kep
Tahun : 2019
Alamat web :
https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/6124/4615
Tahun terbit jurnal : April 2019
Judul penelitian : Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis Di Rsud Wangaya Denpasar

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh aromaterapi inhalasi


terhadappenurunanTingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik Yang menjalani
hemodialisis di Rsud Wangaya Denpasar

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan praeksperimen dengan rancangan one


group pre test-post test design untuk mengetahui pengaruh aromaterapi inhalasi
terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani HD sebelum
dan setelah diberikan perlakuan. Populasi penelitian ini adalah semua pasien GGK
yang menjalani HD rutin di Unit Hemodialisa RSUD Wangaya Denpasar selama
periode waktu pengumpulan data. Peneliti mengambil sampel berjumlah 30 orang
sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Pengambilan sampel disini dilakukan
dengan cara NonProbability Sampling dengan teknik Purposive Sampling.

Hasil Penelitian : Setelah diberikan aromaterapi inhalasi sebanyak empat kali


perlakuan, diperoleh data :

a. bahwa sebanyak 16 responden (53%) tidak mengalami cemas, 10


responden (33%) mengalami cemas ringan,
b. 4 responden (14%) mengalami cemas sedang, dan tidak ada responden
5
(0%) yang mengalami cemas berat.
c. Hasil : terjadi perubahan yang signifikan pada tingkat kecemasan
responden, dimana tingkat kecemasan responden mengalami
penurunan. Berdasarkan hasil uji beda dua sampel berpasangan untuk
skala ordinal yaitu Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat
kepercayaan 95%, α ≤ 0,05 yang dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh pemberian aromaterapi inhalasi terhadap penurunan
tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani HD di RSUD Wangaya
Denpasar, maka diperoleh nilai asymp sig (2-tailed) 0,000 (asymp sig
(2-tailed) ≤ α). Hal ini artinya, ada pengaruh pemberian aromaterapi
inhalasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Wangaya Denpasar.

Pembahasan dan kesimpulan :

Setelah diberikan aromaterapi inhalasi sebanyak 4 kali perlakuan, terjadi perubahan


yang signifikan pada tingkat kecemasa responden.

Kekuatan:

Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan prosedur
dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga keamanan responden

Kelemahan: penelitian ini hanya menyimpulan hasil akhir dari 4 kali perlakukan yang
diberikan, tidak di jabarkan dari perlakukan pertama hingga akhir.

2
Nama peneliti : Ary Agustin, Dian Hudiyawati, Arif Putra Purnama.
Tahun : 2020
Alamat web : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/11906
Tahun terbit jurnal : Maret 2020
Judul penelitian : Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Kecemasan Pasien
Hemodialisa

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh aromaterapi inhalasi

6
terhada penurunan Tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik Yang menjalani
hemodialisis di RS PKU Aisyiyah Boyolali

Metode Penelitian : Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara non
probability sampling dengan teknik consecutiv sampling yaitu dengan memilih sampel
yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu. Kriteria inklusi dalam
penelitian yaitu 1) Peserta menjalani HD di RS PKU Aisyiyah Boyolali, 2) Peserta
tidak memiliki alergi terhadap aromaterapi, 3) Peserta tidak memiliki permasalahan
pada indra penciuman, kerusakan hidung, dan menjalani operasi hidung, 4)Peserta
bersedia menjadi responden. Sedangkan untuk kriteria eksklusi dalam penelitian yaitu
1) Peserta dengan riwayat alergi dan penyakit pernafasan akut, 2) Kondisi peserta
memburuk, 3) Peserta tidak bersedia menjadi responden. Tingkat kecemasan pasien
hemodialisa diukur menngunakan kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scal (ZSRAS).
Kemudian untuk intervensinya menggunakan aromaterapi lavender, lemon dan apel.
Aromaterapi disajikan dalam bentuk tissue atau kasa, dengan masingmasing
aromaterapi 1 tetes dikombinasikan dengan 20 tetes minyak zaitun (1:20).

Hasil Penelitian : rata-rata nilai kecemasan sebelum dilakukan intervensi aromaterapi


yaitu 48,85 dengan standar deviasi 7,92. Sedangkan rata-rata nilai kecemasan sesudah
diberikan intervensi aromaterapi yaitu 41,85 dan standar deviasi 11,6. Perbedaan rata-
rata nilai kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi aromaterapi yaitu 7,00
dengan standar deviasi 7,18. Hasil statistik didapatkan p < 0,05 berarti terdapat
perbedaan yang signifikan rata-rata nilai kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
intervensi aromaterapi.

Pembahasan dan kesimpulan: hasil penggunaan aromaterapi lavender dalam


mengatasi tingkat kecemasan menghasilkan hasil yang signifikan.

Kekuatan:

Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan prosedur

7
dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga keamanan responden

Kelemahan: aromaterapi lemon lebih banyak dipilih dubandingkan dengan


arpmaterapi avender ini dikarenakan lavender belum tertalu dikenal oleh masyrakat
dan familiar dengan lemon. Tetapi memiliki efek yang sama yaitu menenangkan.

3 Nama peneliti : Sarah Anastasia, Bayhakki, Fathra Annis Nauli


Tahun : 2015
Alamat web : https://www.neliti.com/publications/183636/pengaruh-
aromaterapi-inhalasi-lavender-terhadap-kecemasan-pasien-gagal-ginjal-kr
Tahun terbit jurnal : Oktober 2015
Judul penelitian : Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Lavender Terhadap
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh aromaterapi inhalasi


terhadappenurunan Tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik Yang menjalani
hemodialisis di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Metode Penelitian : Sampel pada penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis sebanyak 30 responden. Rancangan ini melibatkan dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan
dengan memberikan intervensi pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok
kontrol tidak diberikan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik
Purposive Sampling yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti

8
sendiri. Instrument pada penelitian ini adalah lembar kuesioner Zung Self- Rating
Anxiety Scale yang telah dimodifikasi dan dilakukan uji validitas. Pemberian terapi
menggunakan minyak aromaterapi lavender.

Hasil Penelitian : Kelompok eksperimen mendapatkan terapi untuk menurunkan


kecemasan yaitu aromaterapi inhalasi lavender, sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan terapi apapun. Setelah 5 menit kedua kelompok diukur kembali
kecemasannya dengan menggunakan instrumen Zung Self-Rating Anxiety Scale.
Penelitian ini mendapatkan hasil post test nilai rata-rata kecemasan responden
kelompok eksperimen adalah 43,67 dan kelompok kontrol 48,40. Hal ini menunjukkan
pada kelompok eksperimen diperoleh penurunan sebesar 4,33 yang mana aromterapi
inhalasi lavender memberikan pengaruh fisik dan psikis terhadap responden. Pada
kelompok kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,86, hal ini karena jadwal terapi
hemodialisis semakin dekat. Analisa dengan menggunakan dependent t test
didapatkan untuk kelompok eksperimen p value = 0,000 (p =0,000 (p<α). Hal tersebut
menunjukkan bahwa pemberian aromaterapi inhalasi lavender efektif dalam
menurunkan kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

Pembahasan dan kesimpulan: Hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan


dimana terapi inhalasi aromaterapi lavender memberikan dampak yang besar dalam
menurunkan kecemasan pasien hemodialisa.

Kekuatan:

menggunakan 2 tipe responden yaitu pasien control dan pasien eksperimen, sehingga
terlihat hasil yang sangat signifikan terhadap penelitian aromaterapi lavender teradap
pasien hemodialisa

Kelemahan:

kriteria inklusi dan eksklusi Pada penelitian ini tidak dijelaskan

4 Nama peneliti :Masoumeh Bagheri-Nesami, Seyed Afshin Shorofi, Attieh

9
Nikkhah , Fatemeh Espahbod

Tahun : 2017

Alamat web :
http://pbr.mazums.ac.ir/files/site1/user_files_88c428/atinik1357-A-10-95-1-
414355d.pdf

Tahun terbit jurnal : 4 April 2017

Judul penelitian : The effects of lavender essential oil aromatherapy on anxiety


and depression in haemodialysis patients

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh aromaterapi inhalasi

terhadap kecemasan dan depresi pada pasien di dua rumah sakit berafiliasi dengan

Mazandaran University of Medical Sciences di Sari, Iran.

Metode Penelitian : uji klinis ini dilakukan secara acak di dua rumah sakit berafiliasi
dengan University of Medical Sciences di Sari, Iran. Pasien yang dijadikan bahan
peniltian memenuhi kriteria inklusi sebaai berikut: bersedia dijadikan bahan studi,
dirawat dengan dialysis selama minimal 6 bulan, menjalani cuci darah 3 kali
seminggu, berumur 18 tahun keatas, sadar, memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi secara verbal, indra penciuman bagus, tidak dalam masa pristiwa stress
dalam 6 bulan terakhir seperti kematian orang terdekat, obat penenang yang tidak
diresepkan, dan tidak memiliki riwayat gangguan jiwa. Dan kriteria eklusi meliputi
pasien dengan riwayat alergi dan penyakit pernafasan akut, calon transplantasi ginjal,
wanita hamil ,dan wanita yang sedang berencana hamil. Kelompok eksperimen
menjalani aromaterapi dengan minyak esensial lavender (angustifolia) diperoleh dari
Barij Perusahaan Farmasi Essence, akreditasi lab ISIRISO / IEC 17025. Pasien
kelompok eksperimen menghirup esensi lavender pada hari-hari dialisis mereka
selama 4 periode minggu. Bola kapas dengan 3 tetes minyak esensial lavender minyak
5% (diencerkan 1:20 dengan minyak almond manis) dioleskan ke kerah pasien dan

10
mereka kemudian diminta untuk bernapas normal 10 menit. Pasien kelompok kontrol
hanya menerima perawatan rutin. Kecemasan dan depresi diukur pada awal dan pada
akhir minggu kedua dan keempat (26) selama jam pertama sesi dialisis.

Hasil Penelitian : Usia rata-rata pasien adalah kisaran,57 tahun untuk kelompok

eksperimen dan kisaran 55 tahun untuk kelompok kontrol. Uji-t sampel independen

tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam hal usia

rata-rata pasien (p = 0,42). Selain itu, mayoritas eksperimental (65,70%) dan

kelompok kontrol (75%) adalah laki-laki. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat

kecemasan tidak berbeda secara signifikan antara dua kelompok sebelumnya, dua dan

empat minggu setelah intervensi. Empat minggu setelah intervensi,kelompok

eksperimen mengalami tingkat depresi yang lebih rendah(3,82 ± 4,07) dibandingkan

dengan kelompok kontrol (4,27 ± 5,04). Itu Analisis statistik (rANOVA) juga

menunjukkan hasil yang signifikan perbedaan ada antara kedua kelompok sehubungan

dengan tingkat depresi sebelum, dua dan empat minggu setelah intervensi (p = 0,005).

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian

intervensi aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien

hemodialisa.
.

Pembahasan dan kesimpulan:

Setelah dilakukan intervensi terhadap dua kelompok berbeda yaitu control dan
ekspermen terdapat perbedaan yang dignfikan terhadap penurunan tingkat kecemasan
pasien hemodialisa dengan menghirup aromaterapi lavender.

Kekuatan: terdapat kriteria inklusi dan eklusi pada penelitian serta menggunakan 2
eksperimen yaitu pasien control dan pasien eksperimen.

11
Kelemahan: tida ada kelemaan yang dignifikan dalam penelitian ini, prosedur yang
dilakukan dijelaskan secara rinci kepada pasien yang diteliti serta intervensi yang
diterapkan dijelaskan detail dari minggu pertama hingga minggu ke 4.

5 Nama peneliti : Ezgi Karadag, PhD, RN , Sevgin Samancioglu Baglama,


PhD, RN
Tahun : 2019
Alamat web :
https://www.researchgate.net/profile/Sevgin_Samancioglu_Baglama/publication/
333749511_The_Effect_of_Aromatherapy_on_Fatigue_and_Anxiety_in_Patients_Un
dergoing_Hemodialysis_Treatment_A_Randomized_Controlled_Study/links/
5d1c8665299bf1547c933168/The-Effect-of-Aromatherapy-on-Fatigue-and-Anxiety-
in-Patients-Undergoing-Hemodialysis-Treatment-A-Randomized-Controlled-
Study.pdf
Tahun terbit jurnal : Juli 2019
Judul penelitian : The Effect of Aromatherapy on Fatigue and Anxiety in
Patients Undergoing Hemodialysis Treatment

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh aromaterapi inhalasi

terhadap Tingkat kelelahan dan kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisis

di Rumah Sakit Penelitian dan Aplikasi Universitas Gaziantep Şahinbey yang terletak

di sebuah provinsi di Turki tenggara.

Metode Penelitian : Peneliti memilih subjek dengan mempertimbangkan kriteria


inklusi, menginformasikan pasien tentang penelitian dan mendapatkan persetujuan
tertulis. Para pasien yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini secara acak
dimasukkan ke dalam kelompok intervensi dan kontrol (Gambar). Pasien diambil dari
sesi yang berbeda untuk menghambat interaksi inhalasi minyak lavender antara pasien

12
dalam kelompok intervensi dan control.

Pada kelompok intervensi hari awal penelitian,Para pasien menjalani hemodialisis 2


atau 3 hari seminggu. Para pasien menghirup 2% minyak lavender sebelum
hemodialisis ketika mereka datang ke hemodialisis selama 2 sampai 3 hari ini selama
30 hari. Dua tetes minyak lavender dijatuhkan pada 2 tetes × Kain kasa berukuran 2
cm, diletakkan di area dada pakaian pasien (jarak sekitar 10 cm ke hidung), selama 20
menit, dengan arahan agar pasien dapat bernapas dengan normal. 23,26 Tingkat
kelelahan dan kecemasan pasien dievaluasi dengan mengisi kembali skala kelelahan
dan kecemasan pada akhir hari ke-30

Pada kelompok control , Para pasien dalam kelompok ini menjalani perawatan rutin
tanpa aplikasi minyak lavender. Tingkat kelelahan dan kecemasan pasien dievaluasi
dengan menyelesaikan FSS dan BAI lagi pada akhir hari ke-30.

Hasil Penelitian : Pada kelompok intervensi, perbedaan yang signifikan secara


statistik ditemukan antara FSS pretest-posttest ( t = 7.177, P =. 001) dan BAI ( t =
10.371, P =. 001) skor. Skor rata-rata FSS dan BAI menurun secara signifikan setelah
aromaterapi; dengan kata lain, tingkat kelelahan dan kecemasan menurun.

Pada kelompok kontrol, tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-
posttest dari FSS ( t = - 1,289, P =. 208), sedangkan, perbedaan yang signifikan
ditemukan antara skor pretest-posttest BAI ( t = - 3.829, P =. 001). Tingkat kecemasan
pasien dalam kelompok kontrol meningkat pada akhir 30 hari

Pembahasan dan kesimpulan:

ditemukan penurunan tingkat kelelahan setelah pemberian aromaterapi dengan minyak


lavender.

Kekuatan: Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan
dalam pelaksanaan terdapat dokter dan perawat yang mendampingi untuk mencegah
terjadinya cidera.

Kelemahan: hasil intervensi dari hari pertama pengaplikasian tidak dijelaskan. Hanya

13
dijelaskna hasil akhirnya saja.

6 Nama peneliti : Heba Gebril Mohamed, Marwa Khalil Hafez2


Tahun : 2019
Alamat web : http://iosrjournals.org/iosr-jnhs/papers/vol8-issue5/Series-
10/C0805101725.pdf
Tahun terbit jurnal : oktober 2019
Judul penelitian : Effect of Aromatherapy on Sleep Quality, Fatigue and
Anxiety among Patients Undergoing Hemodialysis

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh aromaterapi inhalasi


terhadap kualitas tidur, elelahan, dan kecemasan pada pasien yang menjalani
hemodialysis di Departemen Rumah Sakit Penyakit Ginjal di Shark El Madeena,
Alexandria, Mesir.

Metode Penelitian : Penelitian dilakukan di Unit Hemodialisis Departemen Penyakit


Ginjal di Shark El Madeena Rumah Sakit, Alexandria, Mesir. Sampel praktis dari 60
pasien dewasa yang menjalani hemodialisis. Para pasien dibagi rata secara acak
dengan menggunakan (acak yang dihasilkan komputer tabel) ke dalam kelompok
belajar dan kontrol sebagai berikut: Pengaruh Aromaterapi pada Kualitas Tidur,
Kelelahan dan Kecemasan pada Pasien yang Menjalani: Kelompok studi (30 pasien):
menerima aromaterapi dalam bentuk inhalasi minyak esensial lavender dalam selain
perawatan rutin unit hemodialisis. • Kelompok kontrol (30 pasien): hanya menerima
perawatan rutin di unit hemodialisis.

Hasil Penelitian : menunjukkan perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok


belajar dalam kaitannya dengan persediaan kecemasan skor skala. Hal ini

14
menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari skala inventaris kecemasan pada pre-test
adalah 45.03 menjadi 45.03 masing-masing untuk kelompok kontrol dan studi pasien.
Dalam post-test nilai rata-rata dari kecemasan skala persediaan masing-masing adalah
45,60 menjadi 20,86 untuk kelompok kontrol dan studi pasien. Secara statistik
perbedaan yang signifikan ditemukan antara kelompok kontrol dan kelompok studi
dari skor rata-rata kecemasan pasien skala persediaan terhadap kelompok studi (20,86)
di mana p = .000.

Pembahasan dan kesimpulan: Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat disimpulkan


bahwa pasien yang diteliti pada kedua kontrol dan kelompok studi yang menjalani
hemodialisis mengalami masalah tidur dengan peningkatan tingkat kelelahan dan
kegelisahan. Ada perubahan yang signifikan secara statistik dalam skor rata-rata post-
test dari Kualitas Tidur, Kelelahan Skala Severity dan Beck Anxiety Inventory untuk
pasien dalam kelompok studi setelah menghirup minyak lavender. Penggunaan
aromaterapi dalam bentuk inhalasi minyak lavender dapat meningkatkan kualitas
tidur, menghilangkan rasa lelah dan mengurangi kecemasan di antara pasien
hemodialisis.

Kekuatan : penelitian ini dilakukan perbandingan antar dua kelompok sehingga dapat
mengetahi kriteria sampel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian

Kelemahan: tidak ada kelemahan yang signifikan dalam penelitian ini. Kriteria
inklusi, intervensi dan prosedur dijelaskan secara rinci kepada pasien hemodialisa.

15
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN

A. Analisis Jurnal

Kandungan dari senyawa kimia minyak esensial aromaterapi lavender


mempengaruhi fungsi kerja otak melalui system saraf yang berhubung dengan indra
penciuman sehingga meransang peningkatan aktivitas neurotransmiter yang
berkaitan dengan kondisi psikis, dan menghasilkan efek menenangkan,
mempengaruhi kualitas tidur, dan juga ynag paling tidak beracun dan alergi diantara
semua minyak aromatic.. Berdasarkan argumen dari jurnal- jurnal di atas Terapi ini
dapat diterapkan diindonesia, terbukti dengan banyak nya penelitian yang dilakukan
di Indonesia. Dan dampak positif nya dari terapi ini lumayan membantu pasien
hemodialisa yang mengalami berbagai gejala psikis seperti cemas akibat terapi
tersebut.

B. Kesimpulan
Dari 6 jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Metode yang digunakan pada setiap jurnal adalah metode eksperimen. Jurnal
1,2,5 menggunakan pra-eksperiment dan jurnal 3,5,6 menggunakan quasy
eskperimet.
2. Jumlah sampel pada setiap jurnal beragam. Pada jurnal 1 terdapat 30 responden .
Pada jurnal 2 berjumlah 10 responden yang sesuai dengan kriteria responden, tetapi
karena ada satu responden yang tidak bersedia untuk dilakukan intervensi dan dua
responden sedang dilakukan intervensi yang lain maka hanya 7 responden.. Pada jurnal
3 terdapat 30 responden dengan 15 responden berada di kelompok eksperiment dan
15 responden berada di kelompok control. Jurnal 4 dilakukan pada 72 pasien
hemodialisis yang terbagi dalam kelompok kontrol dan eksperimen. Jurnal 5 dilakukan

16
dengan 60 pasien, 30 pasien dalam kelompok intervensi, 30 pasien dalam kelompok
control. Dan pada jurnal 6 dilakukan dengan 60 pasien (30 pasien dalam kelompok
intervensi, 30 pasien dalam kelompok kontrol).
3. Dari hasil penelitian 6 jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lavender ini
sangat singnifikan dan membantu keadaan psikis pasien hemodialisa terbukti dengan
hasil responden yang menyatakan mengalami penurunan tingkat kecemasan saat
menjalani terapi hemodialisa ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, A., Hudiyawati, D., & Purnama, A. P. (2020). Pengaruh Aroma Terapi Inhalasi
Terhadap Kecemasan Pasien Hemodialisa. Juornal Prosiding Seminar Nasional
Keperawatan, 2012, 16–24.
Bagheri-Nesami, M., Shorofi, S. A., Nikkhah, A., & Espahbodi, F. (2017). The effects of
lavender essential oil aromatherapy on anxiety and depression in haemodialysis patients.
Pharmaceutical and Biomedical Research, 3(1), 8–13.
https://doi.org/10.18869/acadpub.pbr.3.1.8
Dewi, I Putu Pasuana P., I Made Surata W. (2017). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis
Di Rsud Wangaya Denpasa, 1510-1519.
Karadag, E., & Samancioglu Baglama, S. (2019). The Effect of Aromatherapy on Fatigue and
Anxiety in Patients Undergoing Hemodialysis Treatment: A Randomized Controlled Study.
Holistic Nursing Practice, 33(4), 222–229.
https://doi.org/10.1097/HNP.0000000000000334
Mohamed, H. G., & Hafez, M. K. (2019). Effect of Aromatherapy on Sleep Quality , Fatigue and
Anxiety among Patients Undergoing Hemodialysis. 8(5), 17–25.
https://doi.org/10.9790/1959-0805101725
Sarah A., Bayhakki., Fathara Annis N. 2015. Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Lavender
terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Journal,
2(37), 1–31. https://doi.org/10.12816/0013114

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai