Oleh :
Dhia Ramadhani Wijayanti
NIM : G2A016052
Pembimbing
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan di kota besar saat ini menjadi perhatian dunia, karena
hampir setengah jumlah penduduk atau 50 persen tinggal di perkotaan. Pada
tahun 2015 diperkirakan penduduk Indonesia yang tinggal di kota mencapai
60 persen. Bahkan pada tahun 2030 diperkirakan enam dari sepuluh orang
menjadi penghuni kota. Masyarakat perkotaan merupakan komunitas yang
tinggal disuatu perkotaan dengan semua keadaan dan kondisi yang ada
dilingkungan kota (Depkes, 2015). Lingkungan perkotaan sangat kompleks
dengan segala kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat di
perkotaan. Perkembangan teknologi, pembangunan infrastruktur kota dan
peningkatan penggunaan kendaraan merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan keadaan di perkotaan sangat kompleks. Penebangan hutan dan
pengolahan lahan menjadi pabrik dan gedung-gedung membuat
berkurangnya tumbuhan hijau. Peningkatan penggunakan kendaraan juga
berdampak pada pencemaran udara. Lingkungan perkotaan yang kumuh dan
pembuangan sampah yang tidak benar juga mengakibatkan pencemaran
udara. Selain dari faktor lingkungan, kesehatan masyarakat perkotaan juga
dipengaruhi oleh gaya hidup mereka.
Masyarakat perkotaan mempunyai aktifitas tinggi yang membuat mereka
menyukai hal yang serba instan dan tidak sehat. Gaya hidup masyarakat yang
tidak sehat di daerah perkotaan seperti kebiasan merokok baik karena
kecanduan atau dikarenakan alasan tertentu, mengkonsumsi makanan siap saji
dan kurangnya olah raga karena sibuk bekerja. Selain itu biaya hidup
yang mahal menjadi stressor dan menimbulkan masalah kesehatan lain yang
dialami oleh masyarakat perkotaan. Dari semua kondisi di atas, banyak
masalah kesehatan yang dapat muncul. Jika dikaitkan dengan pencemaran
lingkungan khususnya udara dan perilaku tidak sehat dari masyarakat
perkotaan, maka masalah kesehatan yang muncul yaitu Infeksi Saluran
Pernapasa Akut (ISPA).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai dari hidung
sampai alveoli termasuk sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Kemenkes
RI, 2011). ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin, udara pernapasan
yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernapasannya. Menurut Kemenkes RI (2017) kasus ISPA mencapai 28%
dengan 533,187 kasus yang ditemukan pada tahun 2016 dengan 18 provinsi
diantaranya mempunyai prevalensi di atasang kanasional. Selain itu ISPA juga
sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit dan
Puskesmas.
Kota Tegal merupakan salah satu kota di Jawa Tengah memiliki angka
kejadian ISPA yang cukup tinggi. Cakupan penderita pneumonia balita yang
ditemukan dan ditangani diKota Tegal tahun 2013 sebanyak 68 kasus atau
2,7% dari 2.533 perkiraan kasus pneumonia. Angka kejadian ISPA satu bulan
terakhir pada anak usia sekolah yang tercatat di puskesmas Tegal timur
sebanyak 172 anak. Jumlah ini belum termasuk anak yang menderita ISPA
yang tidak dibawa ke puskesmas tersebut.
Di Indonesia jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 5.124.642 jiwa
dan jumlah penduduk usia 7-12 tahun di perkotaan sebanyak 3.279.271 jiwa
(BPS, 2015). Anak usia sekolah merupakan tahap perkembangan anak pada
usia 6 tahun sampai berusia 12 tahun. Erikson 1963, dalam Bastable. S.B
2002 mencirikan tahap kehidupan psikososial anak usia sekolah sebagai
kerajinan versus inferioritas. Selama tahap ini anak mulai menyadari bakat
unik dan kemampuan khusus yang mereka miliki. Anak mulai membentuk
kelompok social diluar keluarga inti. Ketergantungan terhadap keluarga mulai
berkurang dan meluaskan keakraban dengan teman sebaya mereka yang ada
di lingkungan tempat tinggal maupun di sekolah.
Kemandirian dan keaktifan anak di dalam dan luar rumah memang
bagus untuk perkembangan anak, namun perlu di ingat bahwa banyak sumber
penyakit yang dapat menyerang anak yang dapat disebabkan oleh PHBS anak
yang tidak terkontrol atau lingkungan yang tidak bersih. Infeksi saluran napas
memiliki prevalensi tinggi pada anak. Perilaku hidup bersih dan sehat sangat
berpengaruh kepada tingkat kesehatan anak. Salah satu PHBS yang sangat
penting untuk memutuskan penularan infeksi pada anak usia sekolah
yaitu cuci tangan dan jajan sehat. Kebiasaan cuci tangan yang belum
membudidaya pada anak usia sekolah dan kebiasaan jajan sembarangan dapat
menyebabkan masuknya pathogen ke dalam tubuh anak termasuk patogen
penyebab penyakit ISPA. Lingkungan yang tidak bersih merupakan sarang
berbagai penyakit termasuk ISPA. Lingkungan tersebut termasuk
lingkungan di dalam` rumah dimana anak tinggal yang tidak mempunyai
ventilasi dan terkontaminasi asap rokok, dan lingkungan di luar rumah yang
merupakan tempat anak sering beraktifitas bersama teman sebayanya tidak
tertutup kemungkinan akan tertular ISPA dari temannya, terhirup debu
yang mengandung virus ISPA, atau dikarenaka udara yang tidak bersih di
lingkungan yang dapat mengiritasi saluran napas anak (Potter&Perry, 2009).
Penulis mengelola keluarga yang memiliki anak usia sekolah. Anak
tersebut bernama “Y”. Y berusia 7 tahun dan duduk di bangku sekolah dasar.
Y tinggal bersama ayah, kakaknya dan neneknya.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengimplementasikan asuhan keperawatan gangguan sistem pernafasan
pada an. Y di kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengkaji pasien an. Y dengan gangguan sistem pernafasan di
kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
b. Diketahui rumusan diagnosa keperawatan pada an. Y dengan ISPA di
kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
c. Diketahui perencanaan keperawatan pada pasien an. Y dengan ISPA
di kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
d. Mengimplementasikan intervensi keperawatan pada pasien an. Y
dengan ISPA di kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
e. Mengevaluasi implementasi keperawatan pada pasien an. Y dengan
ISPA di kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini, disusun sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi konsep dasar penykit ispa dalam bentuk woc
3. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
Bab ini menjelaskan asuhan keperawatan pada an. Y meliputi;
pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
4. BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.
Penatalaksanaan: Pencegahan:
Suportif: meningkatkan daya tahan tubuh berupah istirahat cukup, Mengoptimalkan PHBS
pemberian nutrisi adekuat dan multivitamin Upaya menghindari kontak dengan penderita
Terapi inhalasi bila diperlukan BAB II Pemberian gizi yang adekuat
Pemberian obat menurut etiologi dan gejala misal; antibiotik, KONSEP DASAR
antipiretik, antidiare,
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama Anak : An. Y
b. Tanggal Lahir/Usia : 12 September 2014
c. Jenis Kelamin : Lk
d. Nama Orangtua/Wali : Tn. B
e. Alamat : Jl. Surabayan Kel. Panggung Kota Tegal
f. Pekerjaan : Karyawan
g. Agama : Islam
h. Kewarganegaraan : Indonesia
i. Tanggal Pengkajian : 20 April 2020
j. Pemberi Informasi : Tn. B Hubungan dengan anak: Ayah
k. Genogram
An. L An Y (6)
(16)
Keterangan Genogram :
atau = Pria, wanita sehat
atau = Klien
atau = Meninggal
2. Keluhan
An. Y mengeluh batuk sudah 3 hari, batuk tidak berdahak, tidak disertai
pilek. Ny. S mengatakan An. Y tidak mengalami demam dan hidung
terasa gatal
6. Pengukuran antropometri
a. Lingkar Kepala: 53 cm
b. Lingkar Dada: 58 cm
c. Lingkar Lengan Atas: 19 cm
d. Ketebalan lipat kulit triseps: 10 mm
e. Interpretasi
WAZ : ≥(-) 2 Z-score
HAZ : 1 z-score
WHZ: 1 z-score
Kesimpulan: normal
7. Vital Sign
a. Suhu : 37 oC
b. Frekuensi Jantung: 86 kali/menit
c. Frekuensi Pernafasan : 20 kali/menit
d. Tekanan Darah : 105/70 mmHg
B. Pengkajian Perkembangan
1. Motorik Halus
Anak dapat menyeimbangkan badannya, anak dapat menulis nama, anak
belum dapat membaca dan menulis dengan lancar, gambar anak sudah
memiliki arti, dapat menyusun struktur balok/ puzzle sederhana, dapat
memotong objek menggunakan gunting dengan baik.
2. Motorik Kasar
Anak dapat lompat dengan satu kaki, anak dapat berlari, anak dapat
lompat 10 kali, anak dapat menuruni tangga tanpa bantuan, anak dapat
mengayuh sepeda roda tiga.
3. Personal Sosial
Anak mau berbagi makanan dan mainan dengan temannya walaupun
mereka masih sering bertengkar, emosinya begitu kuat dan kadang sulit
terkontrol. Anak impulsif dan antusias pada hal-hal yang ia sukai. Dapat
menyampaikan apa yang ia inginkan dan ia butuhkan. mau mengubah
aturan permainan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. sadar bahwa
orang lain memiliki perspektif, pikiran, perasaan terhadap suatu situasi
atau ide.
4. Bahasa
Anak memiliki banyak kosakata, anak mampu menimpali pembicaraan
orang lain, anak mengetahui cara menyampaikan humor, anak mampu
mengekspresikan diri melalui perkataan.
2. Kebutuhan oksigenasi
Hidung
a. Patensi nasal: Kanan: paten Kiri: paten
b. Rabas nasal: Kanan: tidak Kiri: tidak
c. Bentuk: Simetris
d. Tes penciuman: Kanan + Kiri +
Dada
a. Bentuk: Simetris
b. Retraksi interkostal: Tidak
c. Suara perkusi dinding dada: Sonor
d. Fremitus Vokal: Vibrasi simetrsis
e. Perkembangan payudara: Simetris
Paru-paru
a. Pola pernapasan: Reguler
b. Suara nafas tambahan: Ya, sebutkan ronchi
Abdomen
a. Bentuk : Simteris
b. Umbilikus: Bersih
c. Bising usus: Hiperaktif
d. Pembesaran hepar: Tidak Ada
e. Pembesaran Limpa: Tidak Ada
f. Perkusi dinding perut: Timpani
4. Kebutuhan Eliminasi
Pola Buang Air Besar Sehat Sakit
(BAB)
Frekuensi 1x / 3 hari 1x/ 3 hari
Konsistensi lembek Lembek
Warna coklat Coklat muda
Keluhan saat BAB Tidak ada Tidak ada
Istilah yang digunakan Tidak ada Tidak ada
anak saat BAB
Bicara
a. Ketidakfasihan (Gagap): Tidak
b. Defisiensi artikulasi: Tidak
c. Gangguan Suara: Tidak
Bahasa
a. Memberikan arti pada kata-kata: Ya
b. Mengatur kata-kata ke dalam kalimat: Ya
Kuku:
a. Warna Kuku : Pink
b. Higiene : Kotor
c. kondisi kuku: Panjang
Genetalia: Bersih
8. Organ Sensoris
Mata
a. Penempatan dan kesejajaran: Simetris
b. Warna sklera: putih
c. Warna Iris: hitam
d. Konjungtiva: Merah muda
e. Ukuran pupil: Simetri
f. Refleks pupil: ada
g. Refleks kornea:
h. Refleks berkedip: ++
i. Gerakan kelopak mata: ++
j. Lapang Pandang : ++
k. Penglihatan warna: ++
l. Jarak pandang (gunakan Snellen E-Chart):
Telinga
a. Penempatan dan kesejajaran pinna: Sejajar
b. Higiene Telinga: Kanan:bersih Kiri:bersih
c. Rabas Telinga: Kanan: tidak Kiri:tidak
d. Tes Pendengaran:
Tes Rinne: Kanan:Positif Kiri: Positif
TesWeber: Kanan: Negatif Kiri: Negatif
Kulit
a. Warna kulit: putih
b. Tekstur : Halus
c. Kelembaban : Lembab
d. Turgor: Kembali segera
e. Integritas Kulit :Utuh
f. Edema: Tidak
g. Capillary Refill: Kurang dari 3 detik
D. Pemeriksaan Diagnostik
Belum dilakukan
E. Terapi
Obat ekspektoran sirup anak
F. Diit
Makanan tinggi protein dan minuman hangat
G. Pengelompokan Data
H. Analisa Data
I. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data pada kasus diatas didapat diagnosa keperawatan
sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keluarga kurang terpapar
informasi mengenai penyakit yang diderita klien
J. Perencanaan
K. Tindakan Keperawatan
Waktu
No Tindakan Respon pasien Ttd
(Tgl/Jam)
1 Rabu, 22 Observasi (O): Dhia
April 1. Mengkaji jumlah/ S: R
2020 kedalaman pernafasan dan An.Y mengeluh batuk
pergerakan dada tidak berdahak, sudah 5
2. Auskultasi daerah paru- hari
paru, mencatat area yang
menurun/ tidak adanya O:
aliran udara dan adanya S: 36,4 oC, RR: 20x/ mnt
suaran nafas tambahan Kedalaman nafas : dalam
seperti crakles dan Tidak ada otot bantu nafas
wheezes Auskultasi: ronkhi
O: klien mampu
memberikan obat sesuai
resep dokter
2 Kamis, 23 Observasi (O): Dhia
April 1. Kaji pengetahuan klien S: keluarga klien belum R
2020 tentang penyakitnya paham penyakit yang
sedang diderita An. Y
O: klien bertanya
penyebab dan cara
penanganan di rumah
Nursing (N): Dhia
1. Diskusikan perubahan S: keluarga klien R
gaya hidup yang mungkin mengatakan sudah
digunakan untuk memahami upaya
mencegah komplikasi pencegahan komplikasi
2. Diskusikan dan jelaskan dan alternative pengobatan
tentang program Ketika melakukan
pengobatan dan alternatif perawatan dirumah
pengobantan
O: klien mampu
melakukan perawatan an.
Y di rumah
Edukasi (E): Dhia
1. Jelaskan tentang proses S: keluarga klien R
penyakit (tanda dan mengatakan sudah
gejala), identifikasi memahami proses penyakit
kemungkinan penyebab. ispa
Jelaskan kondisi tentang
klien O: keluarga klien dapat
2. Tanyakan kembali mengulang kembali materi
pengetahuan klien pendkes yang telah
tentang penyakit, diberikan
prosedur perawatan dan
pengobatan
Kolaborasi (K): Dhia
2. 2. R
L. Catatan Perkembangan
Waktu
No Evaluasi Ttd
(Tgl/Jam)
1 Rabu, 22 Subjek (S): Dhia
April 1. klien mengatakan dapat melakukan batuk efektif R
2020 2. keluarga klien mengatakan sudah paham melakukan
inhalasi sederhana dirumah
3. klien sudah melakukan memberi makan dan minuman
hangat
Objek (O): Dhia
1. Klien dapat melakukan batuk efektif secara mandiri R
2. Keluarga dapat melakukan inhalasi sederhana mandiri
di rumah
3. S: 36,4 oC, RR: 20x/ mnt, Kedalaman nafas : dalam,
Tidak ada otot bantu nafas, Auskultasi: ronkhi
Assesment (A) Dhia
1. Masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi R
sebagian, belum dilakukan pemberian pendidikan
kesehatan
Plan (P) Dhia
1. lanjutkan intervensi pantau suhu dan pemeriksaan R
focus pernafasan, dan pemberian Pendidikan
kesehatan
2 Kamis, 23 Subjek (S): Dhia
April 1. keluarga klien mengatakan sudah memahami upaya R
2020 pencegahan komplikasi dan alternative pengobatan
ketika melakukan perawatan dirumah.
2. keluarga klien mengatakan sudah memahami proses
penyakit ispa
Objek (O): Dhia
1. keluarga klien dapat mengulang kembali materi R
pendkes yang telah diberikan
Assesment (A) Dhia
1. masalah defisit pengetahuan sudah teratasi R
Plan (P) Dhia
1. gali kembali pengetahuan klien mengenai perilaku R
hidup bersih dan sehat
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
ISPA atau infeksi saluran pernafasan atas adalah infeksi akut yang
menyerang salah satu atau lebih saluran pernafasan mulai dari hidung sampai
alveolus termasuk (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2011).
Berlangsung ± selama 14 hari. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, jamur
atau bakteri sehingga menimbulkan gejala demam, batuk, pilek, sakit
tenggorokan, lemas hingga diare, penatalaksanaan pada penyakit ISPA yaitu
dengan menerapkan PHBS dan mengobati gejala penyakitnya. Asuhan
keperawatan pada an.Y dengan gangguan pernafasan dimulai dari pengkajian
dengan metode hed to toe dan pola gordon, kemudian dilakukan analisa
didapatkan 2 diagnosa keperawatan lalu dilanjut perencanan intervensi. Penulis
melakukan asuhan keperawatan selama tiga hari selama masa pandemi covid 19
serta pemberlakuan psbb sehingga mungkin pemberian asuhan kurang optimal.
Intervensi yang telah direncanakan dapat dilakukan semua namun beberapa
intervensi perlu dilakukan follow up seperti pemeriksaan suhu dan pemeriksaan
fokus pernafasan. Satu dari dua diagnosa diantaranya dapat terselesaikan dan
masalah teratasi.
B. Saran
Demi kemajuan penulis selanjutnya maka disarankan selalu menggunakan APD
selama melakukan asuhan keperawatan, kemudian untuk keluarga pasien lebih
kooperatif dengan selalu memberikan informasi mengenai perkembangan
Kesehatan pasien dan selalu memperhatikan petunjuk dokter/perawat agar tidak
terjadi komplikasi selama melakukan perawatan dirumah.
Lampiran