Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

GANGGUAN PERNAFASAN INFEKSI SALURAN


PERNAFASAN ATAS

Tugas Laporan Kasus Kelolaan PKK II


Disusun untuk memenuhi tugas laporan kasus kelolaan pada minggu
ke- 1 mata kuliah Praktik Klinik Komprehensif II

Oleh :
Dhia Ramadhani Wijayanti
NIM : G2A016052

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ANAK DENGAN

GANGGUAN PERNAFASAN INFEKSI SALURAN


PERNAFASAN ATAS

Makalah ini telah disetujui untuk diseminarkan


dihadapan pembimbing praktik klinik komprehensif II
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang

Pembimbing

Ns. Sri Widodo., S.Kep, M.Sc


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan di kota besar saat ini menjadi perhatian dunia, karena
hampir setengah jumlah penduduk atau 50 persen tinggal di perkotaan. Pada
tahun 2015 diperkirakan penduduk Indonesia yang tinggal di kota mencapai
60 persen. Bahkan pada tahun 2030 diperkirakan enam dari sepuluh orang
menjadi penghuni kota. Masyarakat perkotaan merupakan komunitas yang
tinggal disuatu perkotaan dengan semua keadaan dan kondisi yang ada
dilingkungan kota (Depkes, 2015). Lingkungan perkotaan sangat kompleks
dengan segala kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat di
perkotaan. Perkembangan teknologi, pembangunan infrastruktur kota dan
peningkatan penggunaan kendaraan merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan keadaan di perkotaan sangat kompleks. Penebangan hutan dan
pengolahan lahan menjadi pabrik dan gedung-gedung membuat
berkurangnya tumbuhan hijau. Peningkatan penggunakan kendaraan juga
berdampak pada pencemaran udara. Lingkungan perkotaan yang kumuh dan
pembuangan sampah yang tidak benar juga mengakibatkan pencemaran
udara. Selain dari faktor lingkungan, kesehatan masyarakat perkotaan juga
dipengaruhi oleh gaya hidup mereka.
Masyarakat perkotaan mempunyai aktifitas tinggi yang membuat mereka
menyukai hal yang serba instan dan tidak sehat. Gaya hidup masyarakat yang
tidak sehat di daerah perkotaan seperti kebiasan merokok baik karena
kecanduan atau dikarenakan alasan tertentu, mengkonsumsi makanan siap saji
dan kurangnya olah raga karena sibuk bekerja. Selain itu biaya hidup
yang mahal menjadi stressor dan menimbulkan masalah kesehatan lain yang
dialami oleh masyarakat perkotaan. Dari semua kondisi di atas, banyak
masalah kesehatan yang dapat muncul. Jika dikaitkan dengan pencemaran
lingkungan khususnya udara dan perilaku tidak sehat dari masyarakat
perkotaan, maka masalah kesehatan yang muncul yaitu Infeksi Saluran
Pernapasa Akut (ISPA).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai dari hidung
sampai alveoli termasuk sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Kemenkes
RI, 2011). ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin, udara pernapasan
yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernapasannya. Menurut Kemenkes RI (2017) kasus ISPA mencapai 28%
dengan 533,187 kasus yang ditemukan pada tahun 2016 dengan 18 provinsi
diantaranya mempunyai prevalensi di atasang kanasional. Selain itu ISPA juga
sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit dan
Puskesmas.
Kota Tegal merupakan salah satu kota di Jawa Tengah memiliki angka
kejadian ISPA yang cukup tinggi. Cakupan penderita pneumonia balita yang
ditemukan dan ditangani diKota Tegal tahun 2013 sebanyak 68 kasus atau
2,7% dari 2.533 perkiraan kasus pneumonia. Angka kejadian ISPA satu bulan
terakhir pada anak usia sekolah yang tercatat di puskesmas Tegal timur
sebanyak 172 anak. Jumlah ini belum termasuk anak yang menderita ISPA
yang tidak dibawa ke puskesmas tersebut.
Di Indonesia jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 5.124.642 jiwa
dan jumlah penduduk usia 7-12 tahun di perkotaan sebanyak 3.279.271 jiwa
(BPS, 2015). Anak usia sekolah merupakan tahap perkembangan anak pada
usia 6 tahun sampai berusia 12 tahun. Erikson 1963, dalam Bastable. S.B
2002 mencirikan tahap kehidupan psikososial anak usia sekolah sebagai
kerajinan versus inferioritas. Selama tahap ini anak mulai menyadari bakat
unik dan kemampuan khusus yang mereka miliki. Anak mulai membentuk
kelompok social diluar keluarga inti. Ketergantungan terhadap keluarga mulai
berkurang dan meluaskan keakraban dengan teman sebaya mereka yang ada
di lingkungan tempat tinggal maupun di sekolah.
Kemandirian dan keaktifan anak di dalam dan luar rumah memang
bagus untuk perkembangan anak, namun perlu di ingat bahwa banyak sumber
penyakit yang dapat menyerang anak yang dapat disebabkan oleh PHBS anak
yang tidak terkontrol atau lingkungan yang tidak bersih. Infeksi saluran napas
memiliki prevalensi tinggi pada anak. Perilaku hidup bersih dan sehat sangat
berpengaruh kepada tingkat kesehatan anak. Salah satu PHBS yang sangat
penting untuk memutuskan penularan infeksi pada anak usia sekolah
yaitu cuci tangan dan jajan sehat. Kebiasaan cuci tangan yang belum
membudidaya pada anak usia sekolah dan kebiasaan jajan sembarangan dapat
menyebabkan masuknya pathogen ke dalam tubuh anak termasuk patogen
penyebab penyakit ISPA. Lingkungan yang tidak bersih merupakan sarang
berbagai penyakit termasuk ISPA. Lingkungan tersebut termasuk
lingkungan di dalam` rumah dimana anak tinggal yang tidak mempunyai
ventilasi dan terkontaminasi asap rokok, dan lingkungan di luar rumah yang
merupakan tempat anak sering beraktifitas bersama teman sebayanya tidak
tertutup kemungkinan akan tertular ISPA dari temannya, terhirup debu
yang mengandung virus ISPA, atau dikarenaka udara yang tidak bersih di
lingkungan yang dapat mengiritasi saluran napas anak (Potter&Perry, 2009).
Penulis mengelola keluarga yang memiliki anak usia sekolah. Anak
tersebut bernama “Y”. Y berusia 7 tahun dan duduk di bangku sekolah dasar.
Y tinggal bersama ayah, kakaknya dan neneknya.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengimplementasikan asuhan keperawatan gangguan sistem pernafasan
pada an. Y di kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengkaji pasien an. Y dengan gangguan sistem pernafasan di
kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
b. Diketahui rumusan diagnosa keperawatan pada an. Y dengan ISPA di
kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
c. Diketahui perencanaan keperawatan pada pasien an. Y dengan ISPA
di kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
d. Mengimplementasikan intervensi keperawatan pada pasien an. Y
dengan ISPA di kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
e. Mengevaluasi implementasi keperawatan pada pasien an. Y dengan
ISPA di kelurahan panggung kota tegal tahun 2020
C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini, disusun sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi konsep dasar penykit ispa dalam bentuk woc
3. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
Bab ini menjelaskan asuhan keperawatan pada an. Y meliputi;
pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
4. BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.
Penatalaksanaan: Pencegahan:
Suportif: meningkatkan daya tahan tubuh berupah istirahat cukup, Mengoptimalkan PHBS
pemberian nutrisi adekuat dan multivitamin Upaya menghindari kontak dengan penderita
Terapi inhalasi bila diperlukan BAB II Pemberian gizi yang adekuat
Pemberian obat menurut etiologi dan gejala misal; antibiotik, KONSEP DASAR
antipiretik, antidiare,

WOC ISPA Pemeriksaan diagnostik:


infeksi akut yang menyerang salah satu atau lebih saluran Foto rontgen: Thoraks
pernafasan mulai dari hidung sampai alveolus termasuk (sinus, Pemeriksaan lab: darah lengkap, kultur
rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2011). Berlangsung ± tenggorokan, tes serologi untuk IgM
Pengkajian: selama 14 hari
Demografi
Keluhan
Keluhan utama (demam, batuk, pilek, sakit Komplikasi: Bakteri, Virus, dan Jamur Faktor resiko:
tenggorokan). Sinusitis bblr
Riwayat Kesehatan Otitis Media status gizi
Riwayat penyakit sekarang (kondisi klien saat diperiksa). Pneumonia Terhirup masuk dan menginvansi imunisasi
Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah Bronkhitis saluran pernafasan lingkungan
mengalami penyakit seperti yang dialaminya sekarang). Gagal nafas
Defisit Pengetahuan
Riwayat penyakit keluarga (adakah anggota keluarga
yang pernahmengalami sakit seperti penyakit klien). Akumulasi toksin mikroorganisme INTERVENSI
Riwayat sosial (lingkungan tempat tinggal klien). Kurang terpapar Observasi
Pemeriksaan fisik informasi Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya
Pemeriksaan pola gordon Produksi mukus meningkat Nursing
Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif
pengobantan
Perubahan
Infeksi Saluran Pernafasan Atas Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk
status kesehatan
mencegah komplikasi
Edukasi
Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi
Produksi sekret meningkat Merangsang tubuh Kuman terbawa ke kemungkinan penyebab
untuk melepas zat saluran cerna Tanyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakit, prosedur
pirogen oleh leukosit perawatan dan pengobatan
Menghalangi jalan nafas Kolaborasi
Infeksi saluran
Hipotalamus ke cerna
Tenggorokan gatal bagian termoreguler
dan batuk malabsorpsi Frekuensi BAB
Diare
> 3x sehari
Suhu tubuh meningkat
Bersihan jalan nafas
INTERVENSI tidak efektif
INTERVENSI
Observasi Hipertermi Observasi
Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan Identifikasi penyebab diare
INTERVENSI
Identifikasi kemampuan batuk Monitor warna, volume, frekwensi, dan konsistensi tinja.
Observasi
Nursing Nursing
Identifkasi penyebab hipertermi, Monitor suhu tubuh,
Pemberian inhalasi sederhana Berikan asupan cairan oral
Nursing
Pemberian minuman dan makanan hangat Edukasi
Berikan lingkungan sejuk
Edukasi Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap dan
Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin
Mengajarkan batuk efektif menghindari makanan, pembentuk gas, pedas, dan mengandung lactose
pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila)
Memberika edukasi mengenai ISPA kepada keluarga klien Kolaborasi
Edukasi
Kolaborasi Pemberian antimotilitas, pengeras feses, jika perlu
Anjurkan tirah baring
Pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
Kolaborasi
Pemberian antipiretik, jika perlu
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama Anak : An. Y
b. Tanggal Lahir/Usia : 12 September 2014
c. Jenis Kelamin : Lk
d. Nama Orangtua/Wali : Tn. B
e. Alamat : Jl. Surabayan Kel. Panggung Kota Tegal
f. Pekerjaan : Karyawan
g. Agama : Islam
h. Kewarganegaraan : Indonesia
i. Tanggal Pengkajian : 20 April 2020
j. Pemberi Informasi : Tn. B Hubungan dengan anak: Ayah
k. Genogram

Tn S (74) Ny. S Tn K (80) Ny. S


HT (76) (34) HT

Ny. S Ny. T Ny. R


Tn H (56) Tn B (43) Tn F (40)
(54) (38)HNP (48)

An. L An Y (6)
(16)

Keterangan Genogram :
atau = Pria, wanita sehat

atau = Klien

atau = Meninggal

2. Keluhan
An. Y mengeluh batuk sudah 3 hari, batuk tidak berdahak, tidak disertai
pilek. Ny. S mengatakan An. Y tidak mengalami demam dan hidung
terasa gatal

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Ny. S mengatakan An. Y sebelumnya memiliki riwayat bepergian ke
semarang untuk kerumah kakeknya, kemudian ketika kembali ke tegal
mengalami batuk, namun tidak disertai pilek dan demam.
4. Riwayat penyakit dahulu
a. Penyakit yang pernah diderita
An. Y tidak memiliki penyakit asma atau riwayat penyakit lainnya
b. Pengalaman dirawat di rumah sakit
Tidak ada
c. Riwayat operasi/pembedahan
Tidak ada
d. Riwayat kehamilan/persalinan ibu yang berhubungan dengan kondisi
saat ini
Tidak ada
e. Riwayat alergi
Tidak ada
f. Riwayat imunisasi (untuk anak di bawah 5 tahun)

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Ny. S mengatakan ibu dari An. Y meninggal dunia setahun yang lalu
karena penyakit HNP, ada anggota keluarga memiliki riwayat hipertensi,
keluarga tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, asma, dll.

6. Pengukuran antropometri
a. Lingkar Kepala: 53 cm
b. Lingkar Dada: 58 cm
c. Lingkar Lengan Atas: 19 cm
d. Ketebalan lipat kulit triseps: 10 mm
e. Interpretasi
WAZ : ≥(-) 2 Z-score
HAZ : 1 z-score
WHZ: 1 z-score
Kesimpulan: normal
7. Vital Sign
a. Suhu : 37 oC
b. Frekuensi Jantung: 86 kali/menit
c. Frekuensi Pernafasan : 20 kali/menit
d. Tekanan Darah : 105/70 mmHg

B. Pengkajian Perkembangan
1. Motorik Halus
Anak dapat menyeimbangkan badannya, anak dapat menulis nama, anak
belum dapat membaca dan menulis dengan lancar, gambar anak sudah
memiliki arti, dapat menyusun struktur balok/ puzzle sederhana, dapat
memotong objek menggunakan gunting dengan baik.
2. Motorik Kasar
Anak dapat lompat dengan satu kaki, anak dapat berlari, anak dapat
lompat 10 kali, anak dapat menuruni tangga tanpa bantuan, anak dapat
mengayuh sepeda roda tiga.
3. Personal Sosial
Anak mau berbagi makanan dan mainan dengan temannya walaupun
mereka masih sering bertengkar, emosinya begitu kuat dan kadang sulit
terkontrol. Anak impulsif dan antusias pada hal-hal yang ia sukai. Dapat
menyampaikan apa yang ia inginkan dan ia butuhkan. mau mengubah
aturan permainan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. sadar bahwa
orang lain memiliki perspektif, pikiran, perasaan terhadap suatu situasi
atau ide.
4. Bahasa
Anak memiliki banyak kosakata, anak mampu menimpali pembicaraan
orang lain, anak mengetahui cara menyampaikan humor, anak mampu
mengekspresikan diri melalui perkataan.

C. Identifikasi Kebutuhan Dasar Dan Pemeriksaan Fisik


1. Kepala
a. Bentuk kepala : Simetris
b. Fontanel anterior: Tertutup
c. Fontanel posterior: Tertutup
d. Kontrol Kepala : Ya
e. Warna Rambut: hitam
f. Tekstur Rambut: Halus
g. Bentuk wajah : Simetris

2. Kebutuhan oksigenasi
Hidung
a. Patensi nasal: Kanan: paten Kiri: paten
b. Rabas nasal: Kanan: tidak Kiri: tidak
c. Bentuk: Simetris
d. Tes penciuman: Kanan + Kiri +

Dada
a. Bentuk: Simetris
b. Retraksi interkostal: Tidak
c. Suara perkusi dinding dada: Sonor
d. Fremitus Vokal: Vibrasi simetrsis
e. Perkembangan payudara: Simetris

Paru-paru
a. Pola pernapasan: Reguler
b. Suara nafas tambahan: Ya, sebutkan ronchi

3. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan


Mulut
a. Membran Mukosa: Tidak Lembab
b. Gusi : Pink
c. Jumlah Gigi : 20 gigi
d. Warna Gigi : putih kekuningan
e. Warna Lidah: Pink
f. Gerakan lidah: Terkontrol
g. Tonsil: Tidak ada pembesaran
h. Tes pengecapan: +

Abdomen
a. Bentuk : Simteris
b. Umbilikus: Bersih
c. Bising usus: Hiperaktif
d. Pembesaran hepar: Tidak Ada
e. Pembesaran Limpa: Tidak Ada
f. Perkusi dinding perut: Timpani

Pola Nutrisi dan


Cairan Sehat Sakit
Jam Makan - Makan Pagi 07.00 07.00
- Makan Siang 12.00 12.00
- Makan Malam 18.00 18.00
Porsi Makanan 1 piring 1 piring
Jenis Makanan Pokok Nasi, sayur dan lauk Nasi, sayur dan lauk
Jenis Makanan Selingan Jajan: keripik, coklat, permen Buah
Makanan Kesukaan keripik Keripik
Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Jumlah air yang diminum 3-4 gelas/ hari 3-4 gelas/hari
Istilah yang digunakan anak Tidak ada Tidak ada
untuk makan atau minum

4. Kebutuhan Eliminasi
Pola Buang Air Besar Sehat Sakit
(BAB)
Frekuensi 1x / 3 hari 1x/ 3 hari
Konsistensi lembek Lembek
Warna coklat Coklat muda
Keluhan saat BAB Tidak ada Tidak ada
Istilah yang digunakan Tidak ada Tidak ada
anak saat BAB

Pola Buang Air Besar Sehat Sakit


(BAK)
Frekuensi 2-3x 2-3x
Volume - -
Warna Kuning Kuning
Keluhan saat BAK Tidak ada Tidak ada
Istilah yang digunakan pipis Pipis
anak saat BAK

5. Kebutuhan Aktivitas dan Istirahat


Pola aktivitas sehat Sakit
Bermain Mau bermain aktif Mau bermain aktif
Bersama teman dirumah
Temperamen Anak Mau mengontrol amarah Mau mengontrol amarah

Pola Tidur Sehat Sakit


Jam Tidur – Bangun Malam 10.00 10.00
Siang 14.00 14.00
Ritual sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
Enuresis Berhenti sejak u 4th Berhenti sejak u 4th
Gangguan Tidur - -

6. Kebutuhan Interaksi social


Komunikasi
a. Anak-Orangtua : baik
b. Anak-Teman : baik
c. Anak-Keluarga : baik
d. Anak-Orang lain : baik

Bicara
a. Ketidakfasihan (Gagap): Tidak
b. Defisiensi artikulasi: Tidak
c. Gangguan Suara: Tidak

Bahasa
a. Memberikan arti pada kata-kata: Ya
b. Mengatur kata-kata ke dalam kalimat: Ya

7. Kebutuhan Higiene Personal


a. Frekuensi mandi: 2x
b. Tempat mandi: kamar mandi dalam rumah
c. Kebiasaan mandi: Partial
d. Frekuensi sikat gigi: 2x
e. Berpakaian: Mandiri
f. Berhias: Mandiri
g. Keramas: Mandiri

Kuku:
a. Warna Kuku : Pink
b. Higiene : Kotor
c. kondisi kuku: Panjang

Genetalia: Bersih

8. Organ Sensoris
Mata
a. Penempatan dan kesejajaran: Simetris
b. Warna sklera: putih
c. Warna Iris: hitam
d. Konjungtiva: Merah muda
e. Ukuran pupil: Simetri
f. Refleks pupil: ada
g. Refleks kornea:
h. Refleks berkedip: ++
i. Gerakan kelopak mata: ++
j. Lapang Pandang : ++
k. Penglihatan warna: ++
l. Jarak pandang (gunakan Snellen E-Chart):

Telinga
a. Penempatan dan kesejajaran pinna: Sejajar
b. Higiene Telinga: Kanan:bersih Kiri:bersih
c. Rabas Telinga: Kanan: tidak Kiri:tidak
d. Tes Pendengaran:
Tes Rinne: Kanan:Positif Kiri: Positif
TesWeber: Kanan: Negatif Kiri: Negatif

Kulit
a. Warna kulit: putih
b. Tekstur : Halus
c. Kelembaban : Lembab
d. Turgor: Kembali segera
e. Integritas Kulit :Utuh
f. Edema: Tidak
g. Capillary Refill: Kurang dari 3 detik

D. Pemeriksaan Diagnostik
Belum dilakukan

E. Terapi
Obat ekspektoran sirup anak
F. Diit
Makanan tinggi protein dan minuman hangat

G. Pengelompokan Data

No Tanggal Data (DS dan DO) Ttd


1 Senin, 20 DS: Dhia R
April 2020  An.Y mengeluh batuk tidak berdahak,
sudah 3 hari
 Ny.S mengatakan An. Y mengalami batuk
tanpa demam dan pilek setelah melakukan
perjalanan ke semarang.
DO:
 TTV; S: 37 OC,
 Auskultasi paru; ronkhi
 Anak dapat batuk, tidak tampak lemas,
tidak ada penurunan nafsu makan,
2 Senin, 20 DS: Dhia R
April 2020  Ny. S mengatakan ayah An. Y sering
melakukan perjalanan keluar kota ia
khawatir An. Y mengalami penyakit covid
19
DO:
 Klien menanyakan penyebab sakit An. Y
 Klien menanyakan upaya mencegah covid
19
 Klien menunjukan muka cemas

H. Analisa Data

Data (DS dan DO) Masalah (P) Etiologi (E)


DS: Bersihan jalan Invasi
 An.Y mengeluh batuk tidak nafas tidak bakteri/virus/jamur
berdahak, sudah 3 hari efektif ↓
 Ny.S mengatakan An. Y Respon imunitas tubuh
mengalami batuk tanpa ↓
demam dan pilek setelah Akumulasi secret di
melakukan perjalanan ke saluran pernafasan
semarang. ↓
DO: Reflek batuk
 TTV; S: 37 OC, ↓
 Terdengar suara wheezing, Bersihan jalan nafas
Auskultasi paru; ronkhi tidak efektif
 Anak dapat batuk namun
tidak mengeluarkan dahak,
tidak tampak lemas, tidak
ada penurunan nafsu makan,
DS: Defisit Perubahan status
 Ny. S mengatakan ayah An. pengetahuan Kesehatan
Y sering melakukan ↓
perjalanan keluar kota ia Kurang terpapar
khawatir An. Y mengalami informasi
penyakit covid 19 ↓
DO: Cemas
 Klien menanyakan ↓
penyebab sakit An. Y Deficit pengetahuan
 Klien menanyakan upaya
mencegah covid 19
 Klien menunjukan muka
cemas

I. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data pada kasus diatas didapat diagnosa keperawatan
sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keluarga kurang terpapar
informasi mengenai penyakit yang diderita klien

J. Perencanaan

Waktu Tujuan &


No Rencana Tindakan Rasional
(Tgl/Jam) Kriteria Hasil
1 Selasa, 21 Jalan nafas Observasi (O):
april bersih dan 1. Mengkaji jumlah/ 1. Melakukan evaluasi
efektif setelah kedalaman awal untuk melihat
5 hari pernafasan dan kemajuan dari hasil
perawatan, pergerakan dada intervensi yang
dengan 2. Auskultasi daerah telah dilakukan
kriteria: paru-paru, mencatat 2. Penurunan aliran
 Secara verbal area yang menurun/ udara timbul pada
tidak ada tidak adanya aliran area yang
keluhan sesak udara dan adanya konsolidasi dengan
 Suara nafas suaran nafas cairan. Suara nafas
normal tambahan seperti tambahan sebagai
(vesicular) crakles dan wheezes respon dari
 Sianosis (-) akumulasi cairan ,
 Batuk (-) sekresi kental, dan
spasme/obstruksi
 Jumlah RR saluran nafas
dalam batas Nursing (N):
normal sesuai 1. Mendemonstrasikan/ 1. Menahan dada dan
usia membantu pasien akan membantu
belajar untuk batuk , mengurangi
mis, menahan dada ketidaknyamanan,
dan batuk efektif dan posisi tegak
pada saat posisi tegak lurus akan
lurus memberikan
2. Mendemostrasikan/ tekanan lebih besar
membantu pasien untuk batuk
untuk inhalasi 2. Membantu
sederhana melegakan saluran
3. Berikan makanan pernafasan
dan minuman hangat 3. Membantu
merontokan sputum
sehingga melegakan
saluran pernafasan
Edukasi (E):
1. Memberikan edukasi 1. Membantu
mengenai ISPA meningkatkan
kepada keluarga kemampuan
pasien keluarga untuk
merawat pasien
Kolaborasi (K):
1. Pemberian obat 1. Memfasilitasi
mukolitik atau pencairan dan
ekspektoran pengeluaran sekret
2 Selasa, 21 Pengetahuan Observasi (O):
april tentang 1. Kaji pengetahuan 1. Mempermudah
penyakit, klien tentang dalam memberikan
setelah penyakitnya penjelasan pada
diberikan klien
penjelasan Nursing (N):
selama 2 x 1. Diskusikan 1. Mencegah
pasien perubahan gaya hidup keparahan penyakit
mengerti yang mungkin 2. Mempermudah
proses digunakan untuk intervensi
penyakitnya mencegah komplikasi
dan Program 2. Diskusikan dan
perawatan serta jelaskan tentang
Therapi yg program pengobatan
diberikan dg dan alternatif
kriteria hasil pengobantan
Pasien mampu: Edukasi (E):
1. Menjelaskan 1. Jelaskan tentang 1. Meningkatan
kembali proses penyakit pengetahuan dan
tentang (tanda dan gejala), mengurangi cemas
penyakit, identifikasi 2. Mereviw hal-hal
2. Mengenal kemungkinan yang telah dipelajari
kebutuhan penyebab. Jelaskan dan telah dilakukan
perawatan kondisi tentang klien sebelumnya
dan 2. Tanyakan kembali
pengobatan pengetahuan klien
tanpa cemas tentang penyakit,
prosedur perawatan
dan pengobatan
Kolaborasi (K):
1. 1.

K. Tindakan Keperawatan

Waktu
No Tindakan Respon pasien Ttd
(Tgl/Jam)
1 Rabu, 22 Observasi (O): Dhia
April 1. Mengkaji jumlah/ S: R
2020 kedalaman pernafasan dan An.Y mengeluh batuk
pergerakan dada tidak berdahak, sudah 5
2. Auskultasi daerah paru- hari
paru, mencatat area yang
menurun/ tidak adanya O:
aliran udara dan adanya S: 36,4 oC, RR: 20x/ mnt
suaran nafas tambahan Kedalaman nafas : dalam
seperti crakles dan Tidak ada otot bantu nafas
wheezes Auskultasi: ronkhi

Rabu, 22 Nursing (N): Dhia


April 1. Mendemonstrasikan/ S: R
2020 membantu pasien untuk klien mengatakan dapat
batuk efektif melakukan batuk efektif
2. Mendemostrasikan/ keluarga klien mengatakan
membantu pasien untuk sudah paham melakukan
inhalasi sederhana inhalasi sederhana dirumah
3. Berikan makanan dan klien sudah melakukan
minuman hangat memberi makan dan
minuman hangat
O:
Klien dapat melakukan
batuk efektif secara
mandiri
Keluarga dapat melakukan
inhalasi sederhana mandiri
di rumah
Kamis, 23 Edukasi (E): Dhia
april 2020 1. Memberikan edukasi S: klien mengatakan sudah R
mengenai ISPA kepada mengetahui mengenai ispa
keluarga pasien
O: klien dapat mengulang
materi Kesehatan yang
telah diberikan
Kolaborasi (K): Dhia
1. Pemberian obat mukolitik S: klien sudah memiliki R
atau ekspektoran obat batuk anak dirumah

O: klien mampu
memberikan obat sesuai
resep dokter
2 Kamis, 23 Observasi (O): Dhia
April 1. Kaji pengetahuan klien S: keluarga klien belum R
2020 tentang penyakitnya paham penyakit yang
sedang diderita An. Y

O: klien bertanya
penyebab dan cara
penanganan di rumah
Nursing (N): Dhia
1. Diskusikan perubahan S: keluarga klien R
gaya hidup yang mungkin mengatakan sudah
digunakan untuk memahami upaya
mencegah komplikasi pencegahan komplikasi
2. Diskusikan dan jelaskan dan alternative pengobatan
tentang program Ketika melakukan
pengobatan dan alternatif perawatan dirumah
pengobantan
O: klien mampu
melakukan perawatan an.
Y di rumah
Edukasi (E): Dhia
1. Jelaskan tentang proses S: keluarga klien R
penyakit (tanda dan mengatakan sudah
gejala), identifikasi memahami proses penyakit
kemungkinan penyebab. ispa
Jelaskan kondisi tentang
klien O: keluarga klien dapat
2. Tanyakan kembali mengulang kembali materi
pengetahuan klien pendkes yang telah
tentang penyakit, diberikan
prosedur perawatan dan
pengobatan
Kolaborasi (K): Dhia
2. 2. R

L. Catatan Perkembangan

Waktu
No Evaluasi Ttd
(Tgl/Jam)
1 Rabu, 22 Subjek (S): Dhia
April 1. klien mengatakan dapat melakukan batuk efektif R
2020 2. keluarga klien mengatakan sudah paham melakukan
inhalasi sederhana dirumah
3. klien sudah melakukan memberi makan dan minuman
hangat
Objek (O): Dhia
1. Klien dapat melakukan batuk efektif secara mandiri R
2. Keluarga dapat melakukan inhalasi sederhana mandiri
di rumah
3. S: 36,4 oC, RR: 20x/ mnt, Kedalaman nafas : dalam,
Tidak ada otot bantu nafas, Auskultasi: ronkhi
Assesment (A) Dhia
1. Masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi R
sebagian, belum dilakukan pemberian pendidikan
kesehatan
Plan (P) Dhia
1. lanjutkan intervensi pantau suhu dan pemeriksaan R
focus pernafasan, dan pemberian Pendidikan
kesehatan
2 Kamis, 23 Subjek (S): Dhia
April 1. keluarga klien mengatakan sudah memahami upaya R
2020 pencegahan komplikasi dan alternative pengobatan
ketika melakukan perawatan dirumah.
2. keluarga klien mengatakan sudah memahami proses
penyakit ispa
Objek (O): Dhia
1. keluarga klien dapat mengulang kembali materi R
pendkes yang telah diberikan
Assesment (A) Dhia
1. masalah defisit pengetahuan sudah teratasi R
Plan (P) Dhia
1. gali kembali pengetahuan klien mengenai perilaku R
hidup bersih dan sehat

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
ISPA atau infeksi saluran pernafasan atas adalah infeksi akut yang
menyerang salah satu atau lebih saluran pernafasan mulai dari hidung sampai
alveolus termasuk (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2011).
Berlangsung ± selama 14 hari. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, jamur
atau bakteri sehingga menimbulkan gejala demam, batuk, pilek, sakit
tenggorokan, lemas hingga diare, penatalaksanaan pada penyakit ISPA yaitu
dengan menerapkan PHBS dan mengobati gejala penyakitnya. Asuhan
keperawatan pada an.Y dengan gangguan pernafasan dimulai dari pengkajian
dengan metode hed to toe dan pola gordon, kemudian dilakukan analisa
didapatkan 2 diagnosa keperawatan lalu dilanjut perencanan intervensi. Penulis
melakukan asuhan keperawatan selama tiga hari selama masa pandemi covid 19
serta pemberlakuan psbb sehingga mungkin pemberian asuhan kurang optimal.
Intervensi yang telah direncanakan dapat dilakukan semua namun beberapa
intervensi perlu dilakukan follow up seperti pemeriksaan suhu dan pemeriksaan
fokus pernafasan. Satu dari dua diagnosa diantaranya dapat terselesaikan dan
masalah teratasi.

B. Saran
Demi kemajuan penulis selanjutnya maka disarankan selalu menggunakan APD
selama melakukan asuhan keperawatan, kemudian untuk keluarga pasien lebih
kooperatif dengan selalu memberikan informasi mengenai perkembangan
Kesehatan pasien dan selalu memperhatikan petunjuk dokter/perawat agar tidak
terjadi komplikasi selama melakukan perawatan dirumah.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai