Anda di halaman 1dari 5

RESUME

PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

By Baso Sulaeman

INSTITUT AGAMA ISLAM SENGKANG

2020
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah jiwa.

Namun karena jiwa itu bersifat abstrak, maka yang dapat dilihat atau diobservasi

adalah peristiwa-peristiwa atau aktivitas-aktivitasyang merupakan manifestasi

kehidupan jiwa itu. Keadaan seperti ini dapat di saksikan dalam tingkah laku

maupun aktivitas-aktivitas yang lain.

Asosiasi ialah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang

lain dan saling memproduksi. Dalam aliran ilmu jiwa daya, hukum asosiasi itu

berlaku (Berbart dan Aristoteles).

Dalam psikologi dan pemasaran, asosiasi dianggap bahwa terdapat dua

konsep atau rangsangan yang saling terkait ketika pengalaman yang satu

mengarah ke efek lain, karena adanya pasangan berulang atau kawin. Hal ini

kadang-kadang disebut Pavlov asosiasi yang diambil dari nama Ivan Pavlov,

pelopor dalam studi pengkondisian klasik.

Psikologi asosiasi dimunculkan oleh John Locke pada abad ke 17. Pada saat

itu psikologi asosiasi menjadi salah satu aliran psikologi yang dipengaruhi secar

tidak langsung oleh ilmu pengetahuan alam, khususnya fisika. Metode yang

digunakan oleh aliran ini dalam studinya tentang jiwa adalah metode analisis-

sintetis.

Asosiasi ialah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang

lain dan saling mereproduksi. Artinya, apabila yang satu disadari, maka yang lain

ikut disadari pula. Sedang reproduksi atau mereproduksi itu sendiri mempunyai

pengertian kemampuan jiwa untuk mengeluarkan kembali tanggapan dalam


kesadaran, yang berarti muncul dari tanggapan dari keadaan dibawah kesadaran

ke dalam keadaan disadari/sadar.

Dari penjelasan pengertian diatas, maka berlaku hukum asosiasi yang

berbunyi: “tanggapan-tanggapan yang terasosiasi satu sama lain itu cenderung

untuk saling mereproduksi”. Walaupun dalam asosiasi ada semacam kebebasan,

namun pada dasarnya mengikuti hukum-hukum tertentu. Maka psikologi

kuno/lama (Berbart dan Aristoteles).

Adapun lima hukum asosiasi, sebagai berikut Bersifat mekanis:

Hukum I : Hukum persamaan waktu: tanggapan-tanggapan yang muncul

pada saat yang sama dalam kesadaran, akan terasosiasi bersama.

Misalnya: benda dengan namanya, kampus dengan jalannya,

barang dengan bahayanya, dan lain-lain.

Hukum II : Hukum perurutan: benda atau peristiwa yang mempunyai

perurutan, akan terasosiasi bersama. Misalnya: huruf-huruf alfabet,

melodi, sajak, dan lain-lain.

Hukum III : Hukum persamaan (persesuaian): tanggapan-tanggapan yang

hampir sama, akan terasosiasi bersama. Misalnya: potret dengan

orangnya, Surabaya dengan Jakarta, lautan dengan lautan pasir,

dan lain-lain.

Hukum IV : Hukum kebalikan (lawan): tanggapan-tanggapan yang berlawanan

akan terasosiasi bersama. Misalnya: kaya-miskin, tua-muda, besar-

kecil,gemuk-kurus, dan lain-lain.


Hukum V : Hukum sebab akibat atau pertalian logis: tanggapan-tanggapan

yang mempunyai perkaitan logis satu sama lain, akan terasosiasi

bersama. Misalnya: liburan dengan pesiar, musim barat dengan

hujan, musim pancaroba dengan penyakit, dan lain-lain.

Menurut David Hume pikiran manusia merupakan miniatur dari kesadaran suci;

sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin 'Image of God'.

Doktrin ini diasosiasikan dengan kepercayaan dalam ke kuatan akal manusia dan

penglihatan dalam realitas, dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan.

Skeptisme Hume datang dari penolakannya atas ideal di dalam

Menurut Mill, psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan dasar yang menjadi

asas bagi filsafat. Di sini, pandangannya berbeda dengan Comte.Tugas psikologi

adalah menyelidiki apa yang disajikan oleh kesadaran, artinya sistem indrawi

manusia dan hubungan-hubungannya. Mill berpendapat bahwa satu-satunya

sumber bagi segala pengenalan adalah pengalaman.Oleh karena itu, induksi

menjadi jalan kepada pengenalan.

Sebaliknya, bagi psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi

yaitu hukum kontinuitas (berbatasan, berdampingan). Bunyi hukumnya sebagia

berikut : “ tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain apabila mereka

itu kontinu, berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena timbul

persamaan (koeksisten) secara suksesif di dalam kesadaran”.

Adapun ciri-ciri asosiasi yaitu,

a) Tiap gejala jiwa tidak lain adalah kumpulan unsur-unsur elemen.


b) Kekuatan asosiasi tergantung pada banyak kalinya unsur-unsur itu masuk

bersama sama ke dalam kesadaran.

c) Asosiasi hanya sifat luar saja, asosiasi tidak dapat mengubah sifat masing-

masing elemen.

Karena jiwa dipandang oleh aliran ini seperti mesin yang bergerak secara

mekanis menurut hukum-hukum tertentu, maka jiwa itu pasif. Hanya hukum-

hukum yang menggerakkan jiwa yang dianggap aktif. Unsur-unsur jiwa seperti

tanggapan-tanggapan, ingatan, dan pengindraan merupakan unsur-unsur jiwa yang

sangat diutamakan oleh aliran itu.

Anda mungkin juga menyukai