Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

KONSELING DAN EDUKASI GIZI PASIEN HIPERTENSI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOMULYO KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021

Disusun oleh :

DETA RIANI
NIM: P05130217010

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN GIZI
2020
A. Latar Belakang
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi peningkatan tekanan darah secara kronis
dalam jangka waktu panjang yang jika dibiarkan akan menimbulkan
beberapa penyakit degeneratif seperti stroke, aterosklerosis, hingga
kematian (Hardinsyah, 2017).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik sama
dengan atau >140 mmHg dan/atau teknan darah diastolik sama dengan
atau >90 mmHg. Penyebab hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu hipertensi esensial (penyebab hipertensi tidak diketahui), hipertensi
primer (disebabkan oleh gaya hidup dan diet yang buruk, ekspresi gen,
kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, obesitas, dan inflamasi
vaskuler), dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan
karena penyakit lain, seperti penyakit diabetes nefropati, penyakit ginjal,
penyakit jantung serta kondisi kehamilan (Suharyati, dkk. 2019)
Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi
yang tidak bisa diubah dan hipertensi yang dapat diubah. Hipertensi yang
dapat diubah meliputi merokok, obesitas, gaya hidup yang monoton dan
stres. Hipertensi yang tidak dapat dirubah meliputi usia, jenis kelamin,
suku bangsa, faktor keturunan (Agustina et al., 2020).

2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya Penyakit hipertensi diklasifikasi menjadi dua :
a) Hipertensi primer (hipertensi esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi dimana penyebabnya tidak
diketahui, seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas sistem syaraf
simpatis, sistemrenin angiotensin, efek dalam sekresi Na, peningkatan
Na dan Ca (Guyton dan Hall, 2011)
b) Hipertensi sekunder (hipertensi renal)
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat
ditentukan melalui tanda-tanda di antaranya kelainan pembuluh darah
ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), dan penyakit kelenjar
adrenal (hiperaldosteronisme) (Guyton dan Hall, 2011).

3. Manifestasi Hipertensi
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga,
kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan
darah intrakranial. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat
hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan
saraf pusat. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-
tiba, tengkuk terasa pegal dll

4. Klasifikasi Hipertensi
(Sumber : European Society of Hypertension-European Society of
Cardiology (ESH-ESC) 2013)
5. Diagnosis Hipertensi
Berdasarkan anamnesis, sebagian besar pasien hipertensi bersifat
asimptomatik. Beberapa pasien mengalami keluhan berupa sakit kepala,
rasa seperti berputar, atau penglihatan kabur. Hal yang dapat menunjang
kecurigaan ke arah hipertensi sekunder antara lain penggunaan obat-
obatan seperti kontrasepsi hormonal, kortikosteroid, dekongestan maupun
NSAID, sakit kepala paroksismal, berkeringat atau takikardi serta adanya
riwayat penyakit ginjal sebelumnya. Pada anamnesis dapat pula digali
mengenai faktor resiko kardiovaskular seperti merokok, obesitas, aktivitas
fisik yang kurang, dislipidemia, diabetes milletus, mikroalbuminuria,
penurunan laju GFR, dan riwayat keluarga.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, nilai tekanan darah pasien diambil
rerata dua kali pengukuran pada setiap kali kunjungan ke dokter. Apabila
tekanan darah ≥140/90 mmHg pada dua atau lebih kunjungan maka
hipertensi dapat ditegakkan.
Pemeriksaan lain berupa pemeriksaan fungsi jantung berupa
elektrokardiografi, funduskopi, USG ginjal, foto thoraks dan
ekokardiografi. Pada kasus dengan kecurigaan hipertensi sekunder dapat
dilakukan pemeriksaan sesuai indikasi dan diagnosis banding yang dibuat.
Pada hiper atau hipotiroidisme dapat dilakukan fungsi tiroid (TSH, FT4,
FT3), hiperparatiroidisme (kadar PTH, Ca2+), hiperaldosteronisme primer
berupa kadar aldosteron plasma, renin plasma, CT scan abdomen,
peningkatan kadar serum Na, penurunan K, peningkatan eksresi K dalam
urin ditemukan alkalosis metabolik.
Pada feokromositoma, dilakukan kadar metanefrin, CT scan/MRI
abdomen. Pada sindrom cushing, dilakukan kadar kortisol urin 24 jam.
Pada hipertensi renovaskular, dapat dilakukan CT angiografi arteri renalis,
USG ginjal,

B. Identitas Konselor
Nama Deta Riani
Hari/tanggal konseling Selasa, 15 Desember 2020
Tempat konslutasi Rumah klien
Tanggal lahir 13 Desember 1998
Agama Islam
Alamat Jl. Korpri Raya, Bentiring
Pekerjaan Mahasiswa Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu

C. Identitas Klien
Nama Ny.Ainati
Usia 60 tahun
Pekerjaan IRT
Agama Islam
Status Menikah
Alamat Jl. Hibrida 7, Kel. Sidomulyo
Diagnosa Hipertensi

D. Gambaran kasus
Ny.Ainati usia 60 tahun BB 66 kg TB 159 cm. Memiliki riwayat Hipertensi ±
sudah 5 tahun dan tidak ada alergi terhadap makanan. Pemeriksaan tekanan
darah terakhir di puskesmas 145/90 mmHg. Kebiasaan makan sehari 3x/hari.
Riwayat gizi terdahulu suka mengkonsumsi makan-makanan yang diawetkan
dan makanan yang diolah dengan tinggi natrium seperti keripik.
E. PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar)
a. Assesment Gizi
1. Food History (FH)
Kebiasaan makan sehari 3x/hari (nasi 1 ctg, ikan dan tahu/tempe 1 ptg,
sayur tumis serta kdg makan buah)

Table 3.1. Hasil Asupan


Zat Gizi Recall asupan
Kebutuhan Asupan Persentase Kategori
Energi (kkal) 1998 1510 75.5 Kurang
Protein (gr) 99 69 69 Kurang
Lemak (gr) 44 27 61 Kurang
Karbohidrat (gr) 299 204 68 Kurang

2. Antropometri (AD)
BB = 66 kg
TB = 159 cm
BB 67
IMT = = = 26,1 kg/m² (Status Gizi Obesitas I)
(TBxTB )m ² 2,56

Table.3.2 Klasifikasi IMT Asia Menurut WHO


IMT Kategori
<18,5 kg/m² Underweight
18,5 – 22,9 kg/m² Normal
23 kg/m² Overweight
23 – 24,9 kg/m² Beresiko
25 – 29,9 kg/m² Obesitas I
>30 kg/m² Obesitas II
(Sumber : Klasifikasi IMT Asia Menurut WHO)

3. Biokimia (BD)
-
4. Clinis / fisik (PD)
Terkadang timbul rasa pusing

5. Client History (CH)


 Riwayat personal
Ny. A
Usia 65 tahun
Seorang ibu rumah tangga (IRT)
Alamat di Hibrida 7, Kel.Sidomulyo
 Riwayat medis sekarang
Hipertensi
 Riwayat gizi terdahulu
Suka mengkonsumsi makan-makanan yang diawetkan dan
makanan yang diolah dengan tinggi natrium seperti keripik.

b. Diagnose Gizi
Tabel.3.4 Penegakkan Diagnosa Gizi
Domain Problem Etiology Sign/symptom

NC. 2.2 Perubahan nilai Berkaitan dengan Ditandai dengn pemeriksaan


laboratorium terkadang merasa tekanan darah terkahir 145/90
terkait gizi pusing mmHg
NB. 1.1 Kurang Berkaitan dengan Ditandai dengan suka makan
pengetahuan hipertensi yang diawetkan dan makanan
terkait makanan yang diolah dengan tinggi
dan gizi natrium seperti keripik.

c. Intervensi Gizi
1) Nama Diet : DASH Diet
2) Prinsip Diet : Rendah garam II
3) Bentuk Makanan : Makanan Biasa
4) Rute Pemberian : Oral
5) Frekuensi : 3 kali makan utama, 2 kali selingan
6) Tujuan :
a. Memberikan asupan makanan yang rendah natrium dalam
membantu menurunkan dan mempertahankan tekanan darah
normal
b. Memberikan edukasi makanan dan gizi yang baik berkaitan
dengan hipertensi untuk merubah pengetahuan, sikap, dan prilaku
serta pola hidup klien.
7) Syarat diet
a. Kebutuhan total energy yaitu 1998 kkal
b. Protein 20% dari kebutuhan yaitu 99 gram
c. Lemak 20% dari kebutuhan yaitu 44 gram
d. Karbohidrat 60% dari kebutuhan yaitu 299 gram
e. Vitamin dan mineral cukup
f. Perhitungan kebutuhan
- Kebutuhan Energi
Menggunakan rumus Mifflin
BMR= (10 x BB) + (6,25 x TB ) + (5 x U) – 161
= (10 x 66 Kg) + (6,25 x 159 cm) - (5 x 60) – 161
= (660) + (993.75) - (300) – 161
= 1182 kkal
TEE = BMR x FA x FS
= 1182 kkal x 1,3 x 1,3
= 1998 kkal
- Kebutuhan zat gizi makro
Protein = 20% x 1998 / 4 = 99 gram
Lemak = 20% x 1998 / 9 = 44 gram
Karbohidrat = 60% x 1998 / 4 = 299 gram
- Kebutuhan zat gizi mikro
Vitamin A 400 mcg
Vitamin C 100 mg
Vitamin E 10 mg
Vitamin B9 160 mcg
Vitamin B12 1 mcg
Fe 14 mg
Kalsium 250 mg
Kalium 700 mg
Zink 6 mg

8) Pembagian waktu makan


Makan Pagi = 1998 kkal x 25 % = 499 kkal
Snack = 1998 kkal x 10 % = 199 kkal
Makan Siang = 1998 kkal x 30 % = 599 kkal
Snack = 1998 kkal x 10 % = 199 kkal
Makan Malam = 1998 kkal x 25 % = 499 kkal

9) Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan/dibatasi


Tabel. Sumber makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Sumber Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Karbohidrat Gandum utuh, oat, beras, Biskuit yang diawetkan
kentang, singkong dengan natrium, nasi
uduk
Protein Hewani Ikan, daging unggas tanpa Daging merah bagian
kulit, telur maksima 1 lemak, ikan kaleng,
butir/hari kornet, sosis, ikan asap,
ati, ampela, olahan
daging dengan natrium
Protein Nabati Kacang-kacangan segar Olahan kacang yang
diawetkan dan
mendapat campuran
natrium, asinan sayur
Sayuran Semua sayur segar Sayur kaleng, asinan
sayur
Buah-buahan Semua buah segar Buah kaleng, asinan,
dan manisan
Lemak Minyak kelapa sakit, Margarin, mayonaise,
margarin, dan mentega mentega
tanpa garam
Minuman Teh dan jus buah dengan Pemanis tambahan dan
pembatasan gula, air putih, pengawet
susu rendah lemak
Bumbu Rempah-rempah, bumbu Vetsin, kecap, saus,
segar, garam dapur dengan bumbu instan
pengunaan yang terbatas

d. Monitoring dan Evaluasi

Tabel. Monitoring dan Evaluasi


No Pengamatan Indikator Pelaksanaan
1 Antropometri Dapat mencapai dan Setiap 1 bulan
mempertahankan BB normal sekali pengecekan
2 Clinis/fisik Tekanan darah dan rasa pusing Setiap 3 hari
mulai membaik sekali
3 Asupan Memberikan diet yang tepat Setiap hari
sesuai dengan diagnose klien
terutama rendah garam
LAMPIRAN
a. Lefleat hipertensi
b. Konsultasi dengan pasien Ny.A
DAFTAR PUSTAKA

Adam, L. 2019. Determinan Hipertensi Pada Lanjut Usia, vol1(2), pp. 82–89.
Agustina, S. et al. 2020. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada
Lansia di Atas Umur 65 Tahun Factors Related with Hypertension on The
Elderly over 65 Years. vol2(01).
ESH and ESC. 2013. ESH/ESC Guidelines For the Management Of Arterial
Hypertension. Journal Of hypertension 2013, vol 31, 1281-1357.
Guyton, A.c dan Hall, J.E. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC
Musyayyadah, Siti Aulia. 2019. Pengaruh Larutan Madu terhadap Tekanan Darah
Lanjut Usia Hipertensi. Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan Aplikasinya, Vol
3(2): 83-92

Anda mungkin juga menyukai