Anda di halaman 1dari 13

REVIEW MATERI

METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN KEJURUAN

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode dan Media Pembelaran
Kejuruan

Disusun oleh:
Muhammad Irfan 5201417014

Dosen Pengampu:
Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T.
Ari Dwi Nur Indriawan, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
A. Metode Pembelajaran
1. Pendahuluan
Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi pendidikan/pelatihan
kepada sasaran/audience untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran
memiliki beberapa macam yaitu metode diskusi, simulasi, sumbang saran,
demonstrasi ceramah.
Dalam memilih metode pembelajaran terdapat beberapa faktor yaitu
a. Jenis pokok bahasan
b. Pengalaman & kepribadian narasumber
c. Jumlah peserta
d. Pengetahuan awal audience/peserta
e. Waktu & fasilitas
f. Tujuan
Metode yang baik juga harus sesuai dengan prinsip belajar, adapun macam-
macam prinsip belajar yaitu
a. Motivasi
b. Kecepatan belajar
c. Umpan balik & Penguatan
d. Keaktifan Belajar peserta

2. Metode Ceramah
Metode ceramah menurut beberapa ahli memiliki beberapa pengertian,
menurut Armai Arif (2002:135-136), adalah cara menyampaikan sebuah materi
pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada peserta didik atau khalayak
ramai. Sedangkan menurut Mahfuz Sholahuddin dkk. (1986:43), bahwa metode
ceramah adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru
di depan kelas atau kelompok. Sehingga menurut saya metode ceramah adalah
penyampaian materi pembelajaran oleh pengajar kepada muridnya secara lisan.
a. Prinsip-prinsip Metode Ceramah
Agar pelaksanaan metode ceramah efektif, ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan guru, diantaranya:
1) Penyiapan bahan ceramah secara matang.
2) Pemberitahuan kepada siswa tujuan belajar yang akan dicapai.
3) Penggunaan bahan pengait untuk memahamkan anak tentang keterkaitan
bahan ceramah dengan pengetahuan yang telah dipahami anak
sebelumnya.
4) Penyajian penjelasan awal secara garis besar (review) materi yang akan
diceramahkan.
5) Penjajagan pengetahuan prasyarat yang telah dikuasai siswa.
6) Penyajian bahan ceramah diselingi tanya jawab, penggunaan peraga,
ilustrasi dan contoh yang relevan.
7) Penilaian secara bertahap pada setiap satuan bahasan.
8) Pemberian kesempatan kepada anak untuk mengajukan pertanyaan,
tanggapan dan kritik.
9) Penciptaan hubungan guru-siswa secara harmonis, terbuka, penuh
humor, dan kegembiraan.
10) Penciptaan iklim sosio-emosional kelas secara hangat.
11) Memberikan rangkuman, kesimpulan pada setiap akhir satuan bahasan
dan akhir ceramah.
12) Memberikan tugas-tugas lanjutan kepada siswa.
b. Keunggulan Metode Ceramah
Adapun beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering
digunakan, antara lain:
1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan.
Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan
yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau
peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan
suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang
rumit.
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi
pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya
oleh guru dalam waktu yang singkat.
3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu
ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan
ceramah.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi
lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam,
atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal peserta
didik dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka
ceramah sudah dapat dilakukan.
c. Kelemahan Metode Ceramah
1) Komunikasi satu arah
2) Sukar memenuhi kebutuhan individu
3) Proses belajar mengajar berpusat pada pelatih
d. Langkah-langkah Metode Ceramah
Menurut Sutjiono Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan,
yakni persiapan, pelaksanaan dan kesimpulan (Sutjiono, T. W. A. 2005 : 76-
84). Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
b) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
c) Mempersiapkan alat bantu.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
a) Langkah Pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah
yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan
oleh langkah ini.
b) Langkah Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran
dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode
pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian peserta didik agar tetap
terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
c) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok matar agar
materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai peserta didik tidak
terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan
peserta didiktetap mengingat materi pembelajaran.
Perlu diperhatikan, bahwa ceramah akan berhasil baik, bila didukung
oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab, tugas, latihan dan lain-
lain. Metode ceramah itu wajar dilakukan bila: (a) ingin mengajarkan topic
baru, (b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada peserta didik, (c)
menghadapi sejumlah peserta didik yang cukup banyak (Harsono, B. 2009 :
78).

3. Metode Diskusi
Diknas (2008: 16) menjelaskan metode diskusi adalah metode
pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru
memberi kesempatan kepada para peserta didik (kelompok-kelompok peserta
didik) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu
masalah.

a. Prinsip-prinsip Metode Diskusi


Menurut Anitah, (2008:422), agar metode diskusi dalam pembelajaran
berjalan dengan baik, guru harus memperhatikan prinsip-prisip metode
diskusi yaitu:
1) Adanya topik pembicaraan
2) Pembentukan kelompok
3) Saling bekerjasama
4) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru harus memperhatikan
siswa secara kelompok maupun individu.
5) Adanya motivasi dan bimbingan dari guru.
6) Adanya sumber belajar dan fasilitas belajar. untuk memperkuat hasil kerja
kelompok, guru harus mengadakan latihan dan tugas
b. Keunggulan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar.
1) Metode diskusi dapat merangsang peserta didik untuk lebih kreatif,
khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi
setiap permasalahan.
3) Dapat melatih peserta didik untuk dapat mengemukakan pendapat atau
gagasan secara verbal.
4) Di samping itu, diskusi juga bisa melatih peserta didik untuk menghargai
pendapat orang lain.
c. Kelemahan Metode Diskusi
1) Tidak efektif bila peserta belum menguasai konsep dasar
2) Menyita banyak waktu
d. Jenis-Jenis Metode Diskusi
Menurut Raden Rizky Amaliah dkk. (2014 : 121), metode diskusi dalam
pembelajaran memiliki beberapa jenis, yaitu:
1) Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses
pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai
peserta diskusi.
2) Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam
kelompok-kelompok jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang atau
maksimal 10 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan
permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi
kedalam sub masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil.
Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil
diskusi.
3) Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu
persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.
4) Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh
beberapa orang panelis yang biasa terdiri dari 4 – 5 orang dihadapan
audiens. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi
berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan
diskusi.
e. Langkah-langkah Metode Diskusi
Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di
antaranya:
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat
umum maupun tujuan khusus.
b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya,
petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus,
manakala diperlukan.
2) Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi
adalah:
a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi
kelancaran diskusi.
b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya
menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai
dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
c) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang,
tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya
arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3) Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi
hendaklah dilakuan hal-hal sebagai berikut:
1) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan
hasil diskusi.
2) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh
peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya (Diknas,
2008: 18-22).

4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara
lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran peserta didik hanya
sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran lebih konkret sehingga peserta didik akan punya lebih banyak
interaksi dengan lingkungannya.
a. Prinsip-prinsip Metode Demonstrasi
Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Metode Demontrasi
1) Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
2) Posisi demonstrator sedemikian rupa sehingga seluruh siswa dapat
mengamati secara jelas.
3) Alat-alat yang akan digunakan ditempatkan pada posisi yang tepat
sehingga memudahkan demonstrator saat akan menggunakannya.
4) Disarankan kepada siswa untuk membuat catatan seperlunya.
b. Keunggulan Metode Demosntrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan, di antaranya:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,
sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran
yang dijelaskan.
2) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh pengajar sehingga peserta didik dapat menangkap hal-hal
yang penting.
3) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
4) Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan
demikian peserta didik akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
5) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya
membaca atau mendengarkan keterangan guru. Sebab peserta didik
memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.
6) Bila peserta didik turut aktif melakukan demonstrasi, maka peserta didik
akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan
dan keterampilan.
7) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan peserta didik akan
dapat dijawab waktu mengalami proses demonstrasi.
c. Kelemahan Metode Demonstrasi
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki
beberapa kelemahan, di antarannya:
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali
mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di
samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran peserta didik.
d. Jenis-jenis Metode Demonstrasi
1) Metode demonstrasi cara
Demonstrasi cara menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu. Hal ini
termasuk bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan yang sedang
diajarkan, memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah pengerjaannya. Metode
demostrasi cara biasanya dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat
dan tidak memerlukan banyak biaya.

2) Metode demonstrasi hasil


Demonstrasi hasil dimaksudkan untuk menunjukkan hasil dari beberapa
praktik dengan menggunakan bukti-bukti yang dapat dilihat, didengar, dan
dirasakan.
e. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses
demonstrasi berakhir.
b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan.
c. Lakukan uji coba demonstrasi.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, di antaranya:
1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik
dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh peserta didik.
3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta
didik, misalnya peserta didik ditugaskan untuk mencatat hal-hal
yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi
1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
peserta didik untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-
pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong
peserta didik untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
yang menegangkan.
3) Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh peserta didik.
4) Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
demonstrasi itu.
c) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah peserta
didik memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan
tugas yang relevan, ada baiknya guru dan peserta didik melakukan
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk
perbaikan selanjutnya.

5. Project Based Learning


Pembelajaran yang memerlukan jangka waktu panjang, menitik beratkan
pada aktifitas peserta didik untuk dapat memahami suatu konsep atau prinsip
dengan melakukan investigasi secara mendalam tentang suatu masalah dan
mencari solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek,
sehingga peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna dengan
membangun pengetahuannya sendiri.
a. Prinsip-prinsip Project Based Learning
Adapun prinsip-prinsip project based learning menurut Thomas
(Hosnan, 2014: 323) antaralain:
1) Keputusan (centrality);
2) Berfokus pada pertanyaan atau masalah;
3) Investigasi konstruktif atau desain;
4) Otonomi;
5) Realisme.
b. Keunggulan Project Based Learning
Keunggulan penerapan model project based learning menurut Kurniasih
(2014: 83) yaitu:
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka
perlu dihargai.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi.
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
6) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata.
9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta
didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
c. Kelemahan Project Based Learning
1) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan
menghasilkan produk.
2) Membutuhkan biaya yang cukup.
3) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar.
4) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai.
5) Tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki
pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan.
6) Kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.
d. Langkah-langkah Project Based Learning
Tahapan project based learning yang dapat dilakukan menurut Sani
(2014: 181) ada enam tahapan yaitu:
1) Penyajian permasalahan;
2) Membuat perencanaan;
3) Menyusun penjadwalan;
4) Memonitor pembuatan proyek;
5) Melakukan penilaian;
6) Evaluasi.

6. Problem Based Learning


Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran
menyajikan masalah kontekstual, dan pengembangan pemahaman tentang
topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah,
mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan
menganalisa data, menyusun fakta, mengkonstruksi argument mengenai
pemecahan masalah, bekerja secara individual atau berkolaborasi dalam
pemecahan masalah.
a. Prinsip-prinsip Problem Based Learning
Prinsip-prinsip proses pembelajaran Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) yang harus diperhatikan meliputi hal-hal
berikut.
1) Konsep Dasar (Basic Concept).
Pada pembelajaran ini guru dapat memberikan konsep dasar,
petunjuk, atau referensi yang diperlukan dalam pembelajaran.
2) Pendefinisian Masalah (Defining the Problem).
Dalam fase ini guru menyampaikan permasalahan dan dalam
kelompoknya siswa melakukan berbagai kegiatan. Pertama,
brainstorming yaitu setiap anggota mengungkapkan pendapat, ide, dan
tanggapan terhadap masalah secara bebas, sehingga dimungkinkan
muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi
untuk memilih pendapat yang lebih fokus/terarah pada penyelesaian
masalah. Ketiga melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk
mencari referensi dalam memecahkan permasalahan.
3) Pembelajaran Mandiri (Self Learning).
Masing-masing siswa mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas masalah misalnya dari buku atau artikel di perpustakaan,
internet, atau guru/nara sumber yang relevan untuk memecahkan masalah.
4) Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge).
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi
secara mandiri, pada pertemuan berikutnya siswa berdiskusi dalam
kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi
dari permasalahan.
b. Keunggulan Problem Based Learning
1) PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami
pelajaran.
2) PBL dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran.
4) Melalui PBL bisa memperlihatkan kepada siswa setiap mata pelajaran
(matematika, IPA, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara
berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya
sekedar belajar dari guru atau buku-buku saja.
5) PBL dianggap PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
6) PBL dapat mengem-bangkan kemampuan berpikir kritis.
7) PBL dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka milik dalam dunia nyata.
8) PBL dapat mengembangkan minat siswa untuk belajar secara terus-
menerus sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
c. Kelemahan Problem Based Learning
1) Siswa tidak mempunyai minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa ragu untuk mencoba.
2) Keberhasilan model pembelajaran pbl membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang
ingin mereka pelajari.
d. Langkah-langkah Problem Based Learning
1) Memberikan orientasi tentang per-masalahannya kepada siswa.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menyiapkan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan.
2) Meng-organisasikan siswa untuk meneliti.
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada
tahap sebelumnya.
3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok.
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai dan melaksanakan ekperimen untuk mendapatkan kejelasan yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
4) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil.
Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan
atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam
bentuk laporan, video atau model.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai