Anda di halaman 1dari 9

Skip to content

twitterfacebookinstagramyoutube

Bahasan.ID

Bahasan.ID

MEMBAHAS DENGAN MERDEKA

Menu Button

HUKUM DAN POLITIK

Pro Kontra Hukuman Mati

Muchammad Fandi Yusuf 09/08/2020 1 Comment hukum pidanahukuman matiIndonesia

Indonesia adalah Negara hukum siapa pun tidak boleh membantahkan akan hal itu, hal ini di dasari pada
pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang jelas menyebutkan Indonesia adalah Negara hukum, bukan lagi the rule
of law ataupun rechtstaat jadi seharusnya hukumlah yang menjadi panglima tertinggi di Negara tercinta
ini.

Dapatkan Kabar Terbaru dari NgertiHukumID melalui Telegram

Source:NgertiHukumID Published on 2020-10-09

Jangan Lupa Subscribe NgertiHukumID di Youtube

Source:NgertiHukumID Published on 2020-10-09

Free Webinar Course: Teknik Penyusunan Contract Drafting, LO dan LDD

Source:NgertiHukumID Published on 2020-10-09

Ikuti Training Online Bidang Keuangan, Audit, Akunting, dan Manajemen Operasi di Oktober 2020

Source:NgertiHukumID Published on 2020-09-30


[NgertiHukumID] [LearningHubID] [Free Course] Strategi Menyusun Permohonan Uji Materil ke
Mahkamah Agung

Source:NgertiHukumID Published on 2020-09-30

Sistem hukum the rule of law lebih dikenal dikalangan Negara anglo saxon dengan salah satu ciri
khasnya adalah kedudukan yang sama didepan hukum atau equality before of the law. Sedangkan
rechtstaat lebih dikenal di Negara Eropa kontinental dengan salah satu cirinya adalah adanya peradilan
administrasi yang berdiri sendiri. Di Indonesia sendiri mengadopsi keduanya, dengan adanya peradilan
administrasi yang mandiri yang diatur oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986, dan menjamin
kedudukan yang sama di depan hukum yang dijelaskan oleh pasal 27 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Permasalahan di negara ini, khususnya permasalahan yang berkaitan dengan hukum semakin banyak
terjadi. Tindakan pelanggaran hukum yang paling sering terjadi adalah perbuatan kriminal. Tingkat
kriminalitas yang semakin tinggi tentunya harus mendapatkan perhatian yang serius seperti penegakan
hukum yang sungguh-sungguh untuk dapat mengatasinya. Sebenarnya negara ini sudah memiliki
instrumen yang cukup baik untuk mengatasi hal tersebut. Negara ini sudah memiliki penegak hukum
yang bisa dikatakan mumpuni meskipun masih banyak kekurangan disani sini. Menurut keilmuan
hukum, ada hukum pidana yang dapat digunakan sebagai ilmu untuk mengatasai persoalan tersebut.

Hukum Pidana sebenarnya merupakan istilah yang mempunyai banyak pengertian.

Penjelasan terhadap pengertian hukum pidana dirasa sangat urgen, oleh kerena itu istilah hukum pidana
merupakan istilah yang mempunyai lebih dari satu makna. Hukum pidana dapat didefinisikan sebagai
bagaian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu Negara, yang mengadakan dasar-dasar dan
aturan-aturan untuk

Menentukan Perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan disertai
sanksi atau ancaman yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut.

Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah menggar larangan-larangan itu dapat
dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.

Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang
dissangka telah melanggar larangan tersebut.
Sementara pengertian hukum secara keseluruhan adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan
atau kaedah-kaedah dalam suatu kehidupan bersama, keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang
berlaku dalam suatu kehidupan bersama yang dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Orang
yang melanggar peraturan akan dikenakan hukuman sesuai dengan perbuatan yang bertentangan
dengan hukum. Segala peraturan tentang pelanggaran dan kejahatan diatur oleh Hukum Pidana. Hukum
Pidana ini termasuk dalam ranah hukum publik yang artinya hukum pidana mengatur hubungan antara
warga Negara dengan menitikberatkan kepada kepentingan umum atau kepentingan publik.

Terkait dengan penjatuhan pidana atau pengenaan pidana, tentunya tidak lain adalah berbicara
mengenai sanksi pidana. Dalam hal ini hukum pidana memiliki beberapa jenis sanksi pidana yang diatur
di dalam pasal 10 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Salah satunya yang paling berat adalah
pidana mati. Sependek pengetahuan penulis sampai saat ini pidana mati masih diberlakukan dalam
sistem hukum di Indonesia. Meskipun terdapat pro dan kontra terhadap penerapan pidana mati
tersebut. Banyak kalangan bahkan dari ahli hukum sendiri terdapat perbedaan pendapat, ada yang
setuju dan ada yang tidak setuju dengan penerapan pidana mati.

Berbagai macam alasan yang mereka kemukaan terkait dengan setuju dan tidaknya pidana mati. Ada
yang berasalah setuju untuk memberikan efek jera yang jitu, ada yang mengatakan setuju supaya tidak
timbul atau muncul penjahat potensial, sehingga tujuan hukum pidana bisa tercapai dengan baik. Selain
itu ada juga yang berasalah hukuma mati sah-sah saja karena memang masih berlaku di negara ini.
Kemudian dari pihak yang tidak setuju lebih sering beralasan karena hukuman mati bertentangan
dengan HAM, ada juga yang mengatakan hukuman mati bertentangan dengan Konstitusi kita. Memang
sudah diatur bahwa dalam pasal 28 A UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”. Dengan demikian berarti memang tidak lah
berlebihan jika pihak yang menolak hukuman mati karena bertentangan dengan Konstitusi.

Jika kita hanya memahai pasal 28 A mungkin hal tersebut bisa jadi benar. Untuk itu sangat wajar jika
sangat banyak pro dan kontra terkait hukuman mati ditinjau dari Konstitusi. Akan tetapi jika kita tinjau
lebih luas lagi khususnya dari segi hukum ketatanegaraan, ada pihak yang sudah pernah mengajukan uji
review di Mahkamah Konstitusi terkait dengan apakah hukuman mati bertentangan dengan Konstitusi
atau tidak. Terhadap uji review tersebut akhirnya lahirlah Putusan Nomor 2-3/PUU-V/2007. Pengujian
tersebut diajukan oleh pihak yang beberapa diantaranya adalah seorang terpidana mati kasus narkotika
yang hendak dieksekusi. Dalam putusan tersebut dari pihak pemohon sendirir intinya adalah meraka
menganggap bahwa hukum mati sangat bertentangan dengan Konstitusi.
Pemberlakuan hukuman mati dianggap sebagai pelanggaran terhadap Konstitusi. Sehingga mereka
mengatakan bahwa dengan adanya pasal 28 A terasebut harus lah hukuman mati ditiadakan. Sehingga
sudah tidak ada lagi hal yang bertentangan dengan Konstitusi. Selain itu mereka juga beranggapan
bahwa Konsitusi itu adalah hukum yang tertinggi, hendaknya peraturan yang berada dibawahnya yang
dinilai melanggar atau bertentangan dengan Konstitusi untuk supaya tidak mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat. Memang secara hukum, sah-sah saja mereka mempunyai argument yang demikia, tetapi
pada kenyataannya MK mengatakan melalui putusannya tersebut bahwa hukuman mati tidak lah
bertentangan dengan Konstitusi. Meskipun di dalam putusan tersebut terdapat perbedaan pendapat
diantara para hakim.

Bisa disimpulkan disini bahwa perbedaan pendapat terkait dengan hukuman mati yang sudah terjadi
berabad-abad, bahkan dalam persidangan di MK antara para hakim juga terdapat perbedaan pendapat
dengan argumentasi masing-masing. Tetapi putusan MK tetap lah harus dihormati. Meskipun kasus yang
diajukan adalah terkait dengan hukuman mati dalam tindak pidana narkotika, tetapi menurut penulis hal
ini sudah dapat dijadikan contoh terhadap pidana mati pada umumnya. Sudah jelas menurut MK bahwa
pidana mati tidak bertentangan dengan Konstitusi.

Sementara para hakim yang lain, memiliki perbedaan pendapat bahwa hukuman mati memang
bertentangan dengan Konstitusi. Mereka beralasan bahwa hukuman mati sudah jelas-jelas bertentangan
dengan hak seseorang untuk hidup, sedangkan mereka juga ada yang mengatakan bahwa secara filosofi
moral Konstitusi tidak memberikan wewenang kepada negara untuk memberlakukan hukuman mati.
Selain itu, ada yang berpendapat jika hukum pidana bukan lah hukum yang sempurna karena sering
terjadi kesalahan dalam penegakannnya, untuk itu hukuman mati hendaknya di dijatuhkan. Bahkan ada
juga hakim yang berpendapat bahwa tidak hanya hukuman mati yang ada di UU narkotika, tetapi
seruluh hukuman mati yang ada di UU mana pun harusnya dihapus karena sudah bertentangan dengan
Konstitusi.

Indonesia sangat menghargai adanya perbedaan pendapat. Untuk itu sangat wajar jika di antara para
pakar hukum pun terjadi perbedaan pendapat. Apalagi bagi kita sebagai masyarakat luas dengan
berbagai latar belakang suku, dan agama, serta adat kebiasaan yang berbeda. Tentu aka nada banyak
sekali perbedaan pendapat, khususnya terkait dengan penrapan hukuman mati.

Secara subyektif penulis sendiri sebenarnya tidak setuju dengan pemberlakukan hukuman mati. Penulis
setuju dengan pendapat hakim yang berbeda pendapat dalam putusan a quo. Penulis merasa memang
hukum pidana yang sangat luhur dan mulia, tetapi dalam pelaksanaanya masih jauh dari kata “mulia”.
Penulis melihat masih banyak oknum penegak hukum yang secara terang-terangan “menjual” hukum
untuk kepentingan pribadi mereka.

Hal ini tentu sangat buruk bagi dunia penegakan hukum di Indonesia. Apa lagi jika terkait dengan pidana
mati. Jika penegak hukum salah, atau lalai atau tidak jeli, tetapi tersangka sudah dieksukusi mati, lalu
bagaimana semua ini dapat dipertanggungjawabkan? Apakah penulis sebagai seorang praktisi hukuk
harus mengatakan berarti penegak hukum telah melakukan delik “karena kelalaiannya sehingga
menyebabkan hilangnya nyawa seseorang”. Tentunya kan tidak lucu jika demikian. Penulis akan
dianggap orang yang tidak paham hukum. Tetapi kekawatiran ini lah yang penulis rasakan. Jadi menurut
penulis penerapan hukuman mati bertentangan dengan Konstitusi. Terkait dengan pro dan kontra
terhadap hukuman mati. Hendaknya lebih baik kita semua behati-hati dalam bertindak. Baik dari pihak
yang setuju atau pun tidak semua mempunyai argumen masing-masing yang penulis yakin itu dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.

Muchammad Fandi Yusuf

Advokat dan Konsultan Hukum

Share this:

Click to share on Twitter (Opens in new window)Click to share on Facebook (Opens in new window)Click
to share on WhatsApp (Opens in new window)Click to share on Telegram (Opens in new window)Click to
share on LinkedIn (Opens in new window)Click to share on Skype (Opens in new window)Click to print
(Opens in new window)

Like this:

Loading...

One Reply to “Pro Kontra Hukuman Mati”

Suryati says:

14/09/2020 at 11:32

Saya ingin bertanya apakah hukuman mati itu berlaku untuk semua orang yang dinyatakan bersalah
Loading...

Reply

Leave a Reply

Post navigationPreviousPrevious post:

Putusan Peninjauan Kembali Perkara Terpidana Djoko Soegiarto Tjandra Batal Demi Hukum?

NextNext post:

[Bukan Review] Legal V Ex-Lawyer Shoko Takanashi

Search …

Search …

SUBSCRIBE TO BLOG VIA EMAIL

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 11,483 other subscribers

Email Address

Email Address

Subscribe

AROUND THE NETWORK

[NgertiHukumID] [Youtube] [TubirIntim] Kenapa Malah Mau Jadi Hakim

Source:NgertiHukum.ID Published on 2020-10-09

[NgertiHukumID] [Podcast] [TubirSantuy] Tips Melamar Pekerjaan Melalui Email


Source:NgertiHukum.ID Published on 2020-10-09

[NgertiHukumID] [LearningHubID] Online Training Series: Finance, Accounting, Audit & Operation
Management Edisi Oktober

Source:NgertiHukum.ID Published on 2020-10-09

[NgertiHukumID] [LearningHubID] [Free Course] Teknik Penyusunan Contract Drafting, LO dan LDD

Source:NgertiHukum.ID Published on 2020-10-09

[NgertiHukumID] [BahasanID] Penerapan Pasal 71 KUHP Dalam Perkara Perbarengan Tindak Pidana Yang
Diajukan Terpisah

Source:NgertiHukum.ID Published on 2020-10-03

FOLLOW US

Twitter

Facebook

Instagram

YouTube

RECENT COMMENTS

Andry on Pada Hukum Internasional dalam Hukum Nasional, Indonesia: Monoisme atau Dualisme?

Tiara on RUU Cipta Kerja, Untuk Siapa?

Salmon Waer on Hadirkan Menkumham; MAHUPIKI Gelar Webinar Series #2 bertajuk Kebijakan
Pembebasan Narapidana

Widya on RUU Cipta Kerja, Untuk Siapa?

Riswanto on Kartu Pra Kerja: Sebuah Komentar

About Us

Bahasan.ID adalah wahana dan sarana yang disediakan untuk masyarakat sebagai alat untuk saling
berkenalan, bertukar ide dan gagasan mengenai perkembangan hukum, masyarakat, dan pembangunan
di Indonesia.
Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 11,483 other subscribers

Email Address

Email Address

Subscribe

Follow Us

Twitter

Facebook

Instagram

YouTube

Our Address

PT KSI, Eightyeight@Kasablanka Office Tower Lt. 9, Unit A Jl. Casablanca Kav 88, Jakarta Selatan, 12870

(62-21) 22716534

kirim@bahasan.id

NgertiHukumID

twitterfacebookinstagramyoutube

Ketentuan Penggunaan LayananKetentuan PrivasiKetentuan DisclaimerSitemap

Bahasan.ID | Designed by: Theme Freesia | WordPress | © Copyright All right reserved

TOP

Anda mungkin juga menyukai