Nilai-nilai Strategis
(i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii) profesionalisme (professionalism); (iii)
keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan umum (public interest); dan (v)
koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-
nilai agama (religi).
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Utara
Periode Agustus 2020. Laporan ini memuat evaluasi perkembangan ekonomi Sumatera Utara
triwulan II 2020, tracking triwulan III 2020 serta prospek keseluruhan tahun 2020. Publikasi laporan
ini juga sekaligus menjadi bagian dari misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia untuk dapat
berkontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah.
Pertama, kami ingin menyampaikan kondisi perekonomian Sumatera Utara periode triwulan
II 2020. Pada periode berjalan, perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II 2020 tumbuh sebesar
-2,37% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,65% (yoy), dan tercatat paling
rendah sajak krisis 1998. Kontraksi dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik seiring degnan
pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Penguncian wilayah di negara - negara
mitra dagang turun menurunkan permintaan eksternal. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), seluruh LU
utama terdampak hingga kontraksi, kecuali LU Pertanian. Adapun upaya stimulus fiskal
penanggulangan dampak COVID-19 mengakselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan
menahan penurunan ekonomi lebih lanjut.
Tekanan inflasi Sumatera Utara pada triwulan II 2020 lebih rendah daripada triwulan I 2020.
Tren penurunan harga terjadi pada kelompok Makanan, Minuman & Tembakau terutama untuk
kelompok makanan yakni komoditas cabai merah. Dampaknya, inflasi pada triwulan laporan tercatat
-0,09% (yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 1,81% (yoy). Dengan realisasi ini, laju
inflasi Sumatera Utara triwulan II 2020 tercatat dibawah inflasi Nasional yang tercatat 1,96% (yoy)
dan inflasi Sumatera yang mencapai 0,69% (yoy).
Kedua, beberapa pandangan kami sampaikan terkait tracking perekonomian triwulan III dan
prospek perekonomian tahun 2020. Perekonomian Provinsi Sumatera Utara triwulan III diperkirakan
mengalami perbaikan meski terbatas, seiring dengan fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Perbaikan
pertumbuhan didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Dampak kebijakan
countercyclical pemerintah untuk menahan penurunan pertumbuhan ekonomi akan mulai terasa
pada triwulan ini. Peningkatan permintaan domestik dan eksternal tercermin oleh perbaikan kinerja
seluruh LU utama. Dari sisi perkembangan harga, tekanan inflasi pada triwulan III diperkirakan lebih
tinggi daripada triwulan sebelumnya. Meningkatnya tekanan inflasi terutama dikarenakan produksi
KATA PENGANTAR
5
cabai merah yang cenderung turun dan tendensi konsumsi masyarakat yang mulai meningkat.
Sehingga inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau diperkirakan meningkat. Di sisi lain,
inflasi juga diperkirakan berumber dari kelompok transportasi seiring dengan penerapan normal baru
oleh pemerintah.
Akhirnya, selain sebagai referensi yang bermanfaat, kami mengharapkan buku ini dapat
memperkuat optimisme akan prospek perekonomian Sumatera Utara yang lebih baik ke depan.
Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera
Utara, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat
Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa
cakupan dan analisis dalam Laporan Perekonomian Provinsi masih belum sepenuhnya sempurna
sehingga saran, masukan serta dukungan informasi/data dari pembaca sekalian sangat diharapkan
guna peningkatan kualitas dari laporan ini.
ttd
KATA PENGANTAR
6
KATA PENGANTAR
7
DAFTAR ISI
VISI DAN MISI .................................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 5
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 8
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................ 11
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. 14
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... 15
RINGKASAN UMUM ...................................................................................................................... 16
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH ........................................................ 20
Ekonomi Terdampak Pandemi ......................................................................................... 21
Ekonomi Tumbuh Menurun sebagai Dampak Pandemi ................................................... 21
Ekonomi Mulai Recovery pada Triwulan III 2020 ............................................................ 22
Penurunan Seluruh Permintaan Tertahan Oleh Stimulus Fiskal ....................................... 23
Pertumbuhan Seluruh Lapangan Utama Menurun ........................................................... 29
BOKS 1 : TUJUH PROYEK INVESTASI DAERAH TELAH DIPASARKAN PADA EVENT INDONESIA
INVESTMENT DAY 2020 ................................................................................................................ 33
KEUANGAN PEMERINTAH ........................................................................................... 38
Pagu APBD 2020 Menurun ............................................................................................. 39
Pagu Anggaran Pendapatan APBD 2020 Menurun........................................................... 39
1.1.1. Pagu Anggaran Belanja APBD 2020 Menurun ................................................................. 40
1.2. Realisasi APBD Triwulan II 2020 ..................................................................................... 40
1.2.1. Realisasi Pendapatan Menurun ........................................................................................ 40
1.2.2. Realisasi Belanja APBD Triwulan II 2020 meningkat ....................................................... 41
1.3. Pagu Belanja APBN untuk Provinsi Sumatera Utara tahun 2020 stabil ............................ 45
1.3.2. Realisasi Belanja APBN dan Transfer ke Daerah pada Triwulan II 2020 Menurun ........... 45
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ........................................................................... 48
Triwulan II 2020 Mengalami Deflasi, Berada di Bawah Rentang Target .......................... 49
Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau Mendorong Deflasi ............................... 51
Kelompok Bahan Makanan, Minuman & Tembakau Memberikan Andil Deflasi Terbesar 51
Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya Memberikan Andil Inflasi Tertinggi ........ 51
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Rumah Tangga Menjadi
Kontributor Inflasi Tahunan............................................................................................................. 52
Kelompok Transportasi Juga Menjadi Penahan Inflasi ...................................................... 52
Tekanan inflasi di Medan dan Sibolga berkurang ............................................................ 53
Kota Medan Menahan Tekanan Inflasi Sumatera Utara .................................................... 53
DAFTAR ISI
8
Penurunan Tekanan Inflasi Kota Sibolga Didorong Penurunan Subkelompok Makanan .. 54
Inflasi Kota Pematangsiantar Menurun ............................................................................. 54
Laju Inflasi Kota Padangsidimpuan Menurun ................................................................... 55
Deflasi Terendah di Kota Gunungsitoli............................................................................. 55
Tracking Inflasi ................................................................................................................ 56
Laju Inflasi Triwulan III 2020 Diperkirakan Meningkat .................................................... 56
Program Pengendalian Inflasi Daerah .............................................................................. 57
STABILITAS KEUANGAN DAERAH ................................................................................. 60
Kinerja Perbankan Triwulan II 2020 Menurun ................................................................. 61
Intermediasi Perbankan Menurun Namun Masih Berada di Rentang Optimal ................. 62
Pertumbuhan Deposito Mendorong Peningkatan Dana Pihak Ketiga ............................... 62
Kredit Tumbuh Rendah .................................................................................................... 65
Penyaluran Kredit Masih Terkonsentrasi di Kota Medan .................................................. 69
Pertumbuhan Kredit UMKM Melambat ............................................................................ 69
Kinerja Korporasi Keuangan dan Rumah Tangga ............................................................. 70
Penurunan Permintaan Domestik dan Eksternal Memicu Penurunan Kinerja Korporasi ... 70
Kredit Investasi Menahan Perlambatan Kredit Korporasi .................................................. 71
Kinerja Rumah Tangga..................................................................................................... 72
Kerentanan Rumah Tangga Meningkat ............................................................................. 72
Penyaluran Kredit Rumah Tangga Masih Tumbuh Positif kendati melambat .................... 73
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ................................. 75
Sistem Pembayaran Non Tunai Berjalan Baik .................................................................. 76
Elektronifikasi Berjalan Lancar ......................................................................................... 77
Sistem Pembayaran Tunai Sesuai Pola Historis ................................................................ 78
Kegiatan Penukaran Valuta Asing (KUPVA) dan Penyelenggaraan Transfer Dana (PTD)
Terjaga 79
BOKS 2: PANDEMI COVID-19, BERKAH TERSELUBUNG BAGI E-COMMERCE .......................... 80
KETENAGAKERJAAN ..................................................................................................... 84
Serapan Tenaga Kerja Sumatera Utara Berkurang ............................................................ 85
Kesejahteraan .................................................................................................................. 89
Nilai Tukar Petani ............................................................................................................ 89
Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Utara Meningkat ...................................................... 90
Ketimpangan Pendapatan................................................................................................. 92
PROSPEK PEREKONOMIAN ......................................................................................... 96
Prospek Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................................... 97
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV 2020 ........................................................... 97
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Keseluruhan Tahun 2020 ............................................... 98
Risiko Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................................ 100
DAFTAR ISI
9
Prospek Inflasi................................................................................................................ 100
Prospek Inflasi Triwulan IV 2020 ................................................................................... 100
Prospek Inflasi Keseluruhan Tahun 2020........................................................................ 101
Risiko Inflasi ................................................................................................................... 101
Rekomendasi ................................................................................................................. 101
DAFTAR ISTILAH .......................................................................................................................... 105
DAFTAR ISI
10
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, Sumatera, dan Nasional .................................. 21
Grafik 1.2 Likert Scale Permintaan Domestik dan Permintaan Ekspor ............................................. 21
Grafik 1.3 Likert Scale Perkiraan Penjualan .................................................................................... 23
Grafik 1.4 Kredit Rumah Tangga ..................................................................................................... 23
Grafik 1.5 Konsumsi Pembelian Barang Tahan Lama...................................................................... 24
Grafik 1.6 Simpanan Pemerintah Daerah ........................................................................................ 24
Grafik 1.7 Kredit Modal Kerja ......................................................................................................... 25
Grafik 1.8 Penjualan Semen............................................................................................................ 25
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing ............................................................................................... 25
Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri ................................................................................ 25
Grafik 1.11 Likert Scale Investasi .................................................................................................... 26
Grafik 1.12 Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumatera Utara ............................................. 26
Grafik 1.13 Ekspor Karet ................................................................................................................. 27
Grafik 1.14 Ekspor Kopi .................................................................................................................. 27
Grafik 1.15 Ekspor CPO .................................................................................................................. 27
Grafik 1.16 ....................................................... 27
Grafik 1.17 Impor Berdasarkan Kelompok Barang .......................................................................... 28
Grafik 1.18 Penumpang Angkutan Udara Internasional yang Berangkat ......................................... 28
Grafik 1.19 Kredit Pertanian............................................................................................................ 29
Grafik 1.20 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Industri Pengolahan ..................................................... 29
Grafik 1.21 Kredit Pertanian............................................................................................................ 30
Grafik 1.22 Perkembangan Kredit Konstruksi .................................................................................. 30
Grafik 1.23 Kredit Perumahan Rakyat ............................................................................................. 31
Grafik 1.24 Survei Penjualan Eceran ............................................................................................... 31
Grafik 1.25 Kredit Perdagangan ...................................................................................................... 31
Grafik 1.26 Penumpang Angkutan Udara Domestik dan Internasional ........................................... 32
Grafik 2.1 Perkembangan APBD di Sumatera Utara (Miliar Rp) ...................................................... 39
Grafik 2.2 Derajat Otonomi Fiskal Sumatera Utara ......................................................................... 39
Grafik 2.3 Proporsi Anggaran PAD Provinsi Sumatera Utara........................................................... 40
Grafik 2.4 Proporsi Anggaran Belanja Provinsi Sumatera Utara ...................................................... 40
Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD Triwulan II 2020 ................................................................ 41
Grafik 2.6 Realisasi Belanja Operasi APBD Triwulan II 2020 ......................................................... 42
Grafik 2.7 Realisasi Belanja APBD Triwulan II 2020 ....................................................................... 42
Grafik 2.8 Pagu APBN Provinsi Sumatera Utara.............................................................................. 45
Grafik 2.9 Realisasi Belanja APBN Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Jenis Belanja.................. 46
Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Utara dan Nasional ...................................................... 49
Grafik 3.2 Perkembangan Inflasi Sumatera Utara dan Daerah Lainnya ........................................... 49
Grafik 3.3 Inflasi Kelompok Bahan Makanan .................................................................................. 51
Grafik 3.4 I Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya ................................................. 52
Grafik 3.5 I Inflasi Kelompok Perumahan, Listrik, Air & Gas ........................................................... 52
Grafik 3.6 Inflasi Kelompok Transportasi ........................................................................................ 53
Grafik 3.7 Inflasi Kota Sampel Inflasi di Sumatera Utara ................................................................. 53
Grafik 3.8 Disagregasi Inflasi Kota Medan ...................................................................................... 53
DAFTAR GRAFIK
11
Grafik 3.9 Disagregasi Inflasi Kota Sibolga ...................................................................................... 54
Grafik 3.10 Disagregasi Inflasi Kota Pematangsiantar ..................................................................... 54
Grafik 3.11 Disagregasi Inflasi Kota Padangsidempuan .................................................................. 55
Grafik 3.12 Disagregasi Inflasi Kota Gunungsitoli ........................................................................... 55
Grafik 3.13 Komoditas Penyumbang Inflasi Kota Sampel................................................................ 56
Grafik 4.1. Perkembangan Kinerja Perbankan................................................................................. 61
Grafik 4.2. Rasio BOPO Perbankan ................................................................................................ 61
Grafik 4.3. Perkembangan Intermediasi Perbankan......................................................................... 61
Grafik 4.4. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga................................................................................... 62
Grafik 4.5. Pertumbuhan Giro Penduduk ........................................................................................ 63
Grafik 4.6. Pangsa Kepemilikan Giro .............................................................................................. 63
Grafik 4.7. Pertumbuhan DPK Jenis Deposito ................................................................................. 63
Grafik 4.8. Pangsa Deposito Berdasarkan Nilai............................................................................... 63
Grafik 4.9. Pertumbuhan DPK Jenis Tabungan................................................................................ 63
Grafik 4.10. Pangsa Tabungan Berdasarkan Nilai ........................................................................... 64
Grafik 4.11. DPK Konvensional dan Syariah ................................................................................... 64
Grafik 4.12. Pertumbuhan DPK Berdasarkan Jenis Nasabah ........................................................... 64
Grafik 4.13. Perkembangan Kredit .................................................................................................. 65
Grafik 4.14. Perkembangan Kredit Berdasarkan Penggunaan.......................................................... 65
Grafik 4.15. Perkembangan KMK Berdasarkan Sektoral .................................................................. 65
Grafik 4.16. Pertumbuhan Kredit Konsumsi .................................................................................... 66
Grafik 4.17. Pertumbuhan Kredit Konsumsi .................................................................................... 66
Grafik 4.18. Perkembangan KI Berdasarkan Sektoral ...................................................................... 66
Grafik 4.19. Suku Bunga Kredit ....................................................................................................... 67
Grafik 4.20. Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi.................................. 67
Grafik 4.21. Kredit Perkebunan Sawit dan Karet ............................................................................. 67
Grafik 4.22. Likert Scale Liaison Bank Indonesia ............................................................................ 68
Grafik 4.23. Perkembangan Kredit Konvensional dan Syariah ........................................................ 68
Grafik 4.24. Perkembangan NPL Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan.......................................... 69
Grafik 4.25. Penyaluran Kredit Berdasarkan Kab/Kota .................................................................... 69
Grafik 4.26. Pertumbuhan Kredit UMKM ........................................................................................ 69
Grafik 4.27. Penyaluran kredit UMKM berdasarkan jenis ............................................................... 69
Grafik 4.28. Penyaluran kredit UMKM Berdasar Skala.................................................................... 70
Grafik 4.29. Perkembangan Kredit UMKM berdasarkan sektor ekonomi ........................................ 70
Grafik 4.30. Perkembangan NPL Kredit UMKM .............................................................................. 70
Grafik 4.31. Likert Scale Harga Jual dan Margin Usaha .................................................................. 71
Grafik 4.32. Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan ................................. 71
Grafik 4.33. Perkembangan Kredit Korporasi berdasarkan sektor Ekonomi ..................................... 71
Grafik 4.34. Kinerja Lapangan Usaha PDRB ................................................................................... 72
Grafik 4.35. Indeks Ekspektasi Penghasilan..................................................................................... 72
Grafik 4.36. Perkembangan Kredit Rumah Tangga.......................................................................... 73
Grafik 4.37. Perkembangan Penyaluran Kredit Rumah Tangga ....................................................... 73
Grafik 5.1 Perkembangan RTGS ..................................................................................................... 76
Grafik 5.2 Perkembangan SKNBI .................................................................................................... 76
Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kartu ATM Debet, Kartu Kredit, dan UE ................................. 77
Grafik 5.4 Perkembangan BPNT ..................................................................................................... 77
Grafik 5.5 Perkembangan PKH ....................................................................................................... 78
Grafik 5.6 Perkembangan Inflow - Outflow .................................................................................... 78
Grafik 5.7 Perkembangan Transaksi KUPVA BB ............................................................................. 79
Grafik 5.8 Perkembangan Transaksi PTD BB .................................................................................. 79
Grafik 5.9 Perkembangan Transaksi Pembelian E-commerce Nasional........................................... 80
DAFTAR GRAFIK
12
Grafik 5.10 Perkembangan Transaksi Pembelian E-commerce di Sumut......................................... 80
Grafik 6.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Bekerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka ............. 85
Grafik 6.2 TPT Menurut Jenjang Pendidikan ................................................................................... 86
Grafik 6.3 Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja ........................................................ 86
Grafik 6.4 Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja dan TPAK ................................................. 86
Grafik 6.5 Pangsa Pekerja Sektoral.................................................................................................. 87
Grafik 6.6 Perkembangan NTP........................................................................................................ 87
Grafik 6.7 Laju Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha ................................................ 88
Grafik 6.8 Pangsa Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan ............................................................... 88
Grafik 6.9 Pangsa Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjaan Utama ............................................ 89
Grafik 6.10 Perkembangan Nilai Tukar Petani ................................................................................ 89
Grafik 6.11 Perkembangan Harga Komoditas Perkebunan.............................................................. 89
Grafik 6.12 IT dan IB Sumatera Utara ............................................................................................. 90
Grafik 6.13 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Utara .................................................................... 90
Grafik 6.14 Jumlah Penduduk Miskin di Pedesaan dan Perkotaan .................................................. 91
Grafik 6.15 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan ............................................................ 91
Grafik 6.16 Perkembangan Koefisien Gini ..................................................................................... 92
Grafik 6.17 Distribusi Pengeluaran Penduduk di Wilayah Perkotaan.............................................. 92
Grafik 6.18 Distribusi Pengeluaran Penduduk di Wilayah Perdesaan ............................................. 93
Grafik 6.19 Perkembangan IPM Sumut dan Nasional ..................................................................... 94
Grafik 6.20 IPM 33 Kabupaten/Kota Sumut .................................................................................... 94
Grafik 7.1 Proyeksi PDRB ............................................................................................................... 97
DAFTAR GRAFIK
13
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Vicon KAD bersama BUMD AIJ, Pemko Batam, dan Pemko Tj. Pinang (2 Juli 2020).. 57
Gambar 3.2 Rakorprov TPID se-Sumatera Utara (21 Juli 2020) ...................................................... 57
Gambar 3.3 FGD bersama BUMD Provsu Dhirga Surya (3 Juli 2020)............................................. 58
Gambar 5.1 Kontribusi dan Pertumbuhan Nominal Pembelian E-commerce selama Triwulan II -
2020 di Sumatera Utara .................................................................................................................. 81
DAFTAR GAMBAR
15
RINGKASAN UMUM
Ekonomi Sumatera Utara pada triwulan III 2020 diprediksi menginjak masa pemulihan meski
masih terbatas. Perbaikan pertumbuhan didorong oleh penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB)
yang akan menopang konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Dampak kebijakan
countercyclical pemerintah untuk menahan penurunan pertumbuhan ekonomi akan mulai terasa
pada triwulan ini. Peningkatan permintaan domestik dan eksternal tercermin oleh perbaikan kinerja
seluruh LU utama.
Pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) Sumatera Utara 2020 turun. Akibatnya,
pagu anggaran belanja dan transfer daerah pada APBD turun -4,61% dibandingkan dengan 2019
menjadi Rp 47,9 triliun. Sampai dengan triwulan II 2020, realisasi pendapatan APBD belum optimal,
begitupun dengan realisasi belanja yang menurun seiring dengan penurunan pagu TKDD dari
Pemerintah Pusat. Di sisi lain, pagu belanja dan transfer pemerintah pusat ke Sumut meningkat.
Meskipun demikian, realisasi APBN di Sumut masih terbatas. Dampak pandemi yang dirasakan
sangat kuat pada triwulan II menyebabkan sejumlah proyek mengalami penundaan dan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan daerah secara keseluruhan.
ASESMEN INFLASI
Tren penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama komoditas
cabai merah, berlanjut pada triwulan II 2020. Akibatnya, inflasi Sumatera Utara pada triwulan II
2020 sebesar -0,09% (yoy) atau lebih rendah dari triwulan I 2020 yang sebesar 1,81% (yoy). Inflasi
Sumatera Utara ini juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,96% (yoy) dan
inflasi Sumatera yang mencapai 0,69% (yoy).
RINGKASAN UMUM
16
Secara tahunan, prospek inflasi pada triwulan III 2020 diperkirakan meningkat dibandingkan
dengan triwulan II 2020. Peningkatan tekanan inflasi dipengaruhi kelompok makanan, minuman,
dan tembakau seiring perkiraan produksi pangan yang mulai menurun dan permintaan serta tendensi
konsumsi yang meningkat.
Sejalan dengan kontraksi ekonomi yang terjadi, kondisi stabilitas sistem keuangan Sumatera
Utara pada triwulan II 2020 menurun dibandingkan triwulan I 2020. Kondisi ini tercermin dari
tingkat profitabilitas yang menurun disertai dengan BOPO yang meningkat. Kondisi pandemi yang
mulai dirasakan pada April mendorong penurunan kinerja sektor utama (PBE, industri pengolahan,
penyediaan akmamin, konstruksi) yang berdampak pada kinerja kredit di sektor tersebut. Penyaluran
kredit melambat signifikan pada kuarter kedua karena penurunan kinerja korporasi. Hasil liaison
mengkonfirmasi adanya penurunan permintaan domestik, permintaan ekspor, investasi, dan harga
jual pada triwulan II dan diperkirakan belum akan pulih pada triwulan III. Di sisi lain, kinerja kredit
rumah tangga juga menurun sehingga secara keseluruhan juga berimplikasi pada penurunan rasio
LDR yang berada di kisaran 87%, terendah selama 5 tahun terakhir. Dari sisi risiko, NPL perbankan
masih terjaga dibawah threshold 5% dan masih akan berada di kisaran hingga tahun 2020.
RINGKASAN UMUM
17
PROSPEK PEREKONOMIAN
Pemulihan ekonomi Sumatera Utara diprediksi terus berlanjut pada triwulan IV 2020.
Percepatan pertumbuhan ekonomi akan bersumber permintaan domestik. Berbagai stimulus fiskal
pemerintah seperti dana perlindungan sosial serta realisasi belanja modal akan menopang konsumsi
dan investasi yang juga tercermin oleh perbaikan LU Perdagangan dan Konstruksi. Penyelenggaraan
Pilkada turut menopang konsumsi dan rencana program pemulihan ekonomi akan mendorong
percepatan aktivitas bisnis. Normal baru di negara-negara mitra dagang juga mendorong perbaikan
ekspor, yang akan mendongkrak LU industri pengolahan.
Sementara itu, tekanan harga pada tahun 2020 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan
tahun 2019. Penurunan tersebut didorong oleh meredanya tekanan inflasi pada kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok makanan, minuman, dan
tembakau. Tren penurunan harga pada beberapa komoditas tersebut dipengaruhi oleh belum adanya
kenaikan tarif listrik menyusul pandemi. Disamping itu harga minyak dunia yang masih bertahan
rendah juga menahan tekanan inflasi pada kelompok bahan bakar rumah tangga. Di sisi lain,
produksi komoditas utama yang melimpah sementara permintaan masih relatif terbatas, mendorong
tren penurunan harga pada kelompok bahan makanan
RINGKASAN UMUM
18
RINGKASAN UMUM
19
PERKEMBANGAN EKONOMI
MAKRO DAERAH
Pandemi menahan laju perekonomian Sumatera Utara. Perekonomian Sumatera Utara pada
triwulan II 2020 tumbuh sebesar -2,37% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang
sebesar 4,65% (yoy). Kontraksi dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik seiring dengan
pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Penguncian wilayah di negara -
negara mitra dagang turun menurunkan permintaan eksternal. Seluruh Lapangan Usaha (LU)
utama terdampak hingga kontraksi, kecuali LU Pertanian. Adapun upaya stimulus fiskal
menanggulangi dampak COVID-19 mengakselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan
menahan penurunan ekonomi lebih lanjut.
Ekonomi Sumatera Utara pada triwulan III 2020 diprediksi menginjak masa pemulihan meski
masih terbatas. Perbaikan pertumbuhan didorong oleh penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB)
yang akan menopang konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Dampak kebijakan
countercyclical pemerintah untuk menahan penurunan pertumbuhan ekonomi akan mulai terasa
pada triwulan ini. Peningkatan permintaan domestik dan eksternal tercermin oleh perbaikan
kinerja seluruh LU utama.
PDRB 4.73% 5.27% 5.38% 5.30% 5.18% 5.31% 5.25% 5.11% 5.21% 5.22% 4.65% -2.37%
PENGELUARAN
Konsumsi Rumah Tangga 4.98% 6.34% 6.15% 5.99% 5.87% 4.13% 4.41% 4.92% 4.07% 4.38% 4.73% -5.07%
Konsumsi LNPRT 7.06% 11.10% 13.27% 13.99% 11.38% 23.85% 11.84% 3.10% 2.21% 9.95% -8.71% -5.10%
Konsumsi Pemerintah 3.17% 2.29% 4.50% 0.14% 2.42% 10.72% 4.48% 2.32% -12.94% 0.45% -12.27% 1.54%
PMTB 4.91% 5.92% 7.98% 8.86% 6.96% 8.46% 8.49% 8.84% 8.54% 8.59% 7.98% -2.07%
Perubahan Inventori -0.43% 5.22% 83.69% 17.18% 18.63% -9.88% -9.33% 7.26% 43.69% 5.34% 30.61% 40.17%
Ekspor -0.81% 9.72% 9.13% 3.81% 5.46% 3.46% -3.24% -5.67% 0.76% -1.33% -5.95% -11.02%
Impor -2.64% 13.27% 16.34% 6.78% 8.47% 4.70% -4.93% -6.38% -1.44% -2.32% -8.92% -15.33%
Sumber: BPS
PDRB 4.73% 5.27% 5.38% 5.30% 5.18% 5.31% 5.25% 5.11% 5.21% 5.22% 4.65% -2.37%
LAPANGAN USAHA
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.22% 4.49% 4.72% 5.02% 4.62% 3.08% 5.63% 5.77% 5.46% 4.97% 5.99% 1.42%
Pertambangan dan Penggalian 6.25% 6.56% 6.14% 5.05% 5.99% 3.74% 5.63% 6.26% 5.63% 5.31% 3.48% -3.65%
Industri Pengolahan 1.87% 1.78% 2.14% 2.81% 2.15% 5.30% 3.51% 3.11% 3.33% 3.77% 0.30% -0.78%
Pengadaan Listrik, Gas 5.47% 3.53% 1.25% 6.23% 4.12% 6.37% 7.33% 6.04% 2.21% 5.38% 9.05% 1.14%
Pengadaan Air 4.16% 5.10% 0.20% 0.68% 2.51% 5.24% 4.26% 5.24% 5.69% 5.09% 5.12% 0.15%
Konstruksi 6.45% 6.90% 7.79% 8.20% 7.36% 5.18% 5.94% 6.03% 6.61% 5.94% 4.13% -4.97%
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7.73% 8.13% 6.93% 7.69% 7.61% 4.59% 5.44% 5.95% 6.35% 5.58% 6.07% -3.57%
Transportasi dan Pergudangan 4.88% 5.93% 5.21% 7.07% 5.79% 6.20% 6.86% 6.46% 6.58% 6.52% 4.76% -20.32%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.73% 7.39% 7.94% 7.42% 7.38% 6.15% 6.81% 7.40% 8.13% 7.13% 8.00% -14.77%
Informasi dan Komunikasi 7.09% 7.40% 6.61% 1.29% 5.53% 7.75% 8.00% 8.19% 9.05% 8.25% 9.97% 5.42%
Jasa Keuangan 2.87% 2.03% 2.54% 1.40% 2.20% 2.98% 3.14% 2.29% 0.18% 2.11% 5.14% -2.32%
Real Estate 4.80% 5.77% 5.90% 3.56% 5.00% 6.43% 6.34% 6.42% 5.90% 6.27% 4.53% 0.51%
Jasa Perusahaan 4.63% 4.54% 5.24% 4.33% 4.69% 6.79% 7.08% 6.96% 6.54% 6.84% 4.92% -7.69%
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5.81% 6.29% 5.23% 3.27% 5.12% 3.29% 3.91% 3.88% 4.43% 3.88% 6.61% 3.09%
Jasa Pendidikan 5.99% 5.67% 6.32% 6.49% 6.12% 6.07% 6.49% 4.34% 4.81% 5.38% 4.49% 0.58%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.17% 5.93% 5.90% 6.22% 5.81% 7.14% 6.29% 7.21% 7.23% 6.97% 2.52% -3.95%
Jasa lainnya 6.79% 6.47% 6.78% 6.52% 6.64% 7.12% 6.75% 6.51% 6.34% 6.67% 5.16% -6.77%
Sumber: BPS
North Sumtera Invest (NSI), yang merupakan organisasi lintas instansi untuk mempromosikan
proyek investasi Sumatera Utara, telah memasuki babak baru. Setelah adanya Surat Keputusan
Gubernur mengenai North Sumatra Invest pada Maret 2020 yang memperbaharui struktur
kepengurusan NSI, koordinasi yang intensif di tingkat provinsi terus dilakukan terutama oleh
BAPPEDA, DPMPPTSP dan Bank Indonesia sebagai motor penggerak program NSI.
Selama ini program promosi proyek investasi di Sumatera Utara masih dilakukan secara parsial
atau berjalan sendiri-sendiri oleh penganggung jawab masing-masing proyek. Hal ini akan
menyulitkan investor untuk mendapat data dan informasi peluang investasi di Sumatera Utara.
Dalam rangka mendapat satu data dan informasi/database proyek investasi daerah yang
komprehensif, tim teknis NSI melakukan Focus Group Discussion (FGD) pendalaman proyek
investasi daerah yang selama ini dimiliki oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-
masing. Dari FGD, tercipta kesepakatan untuk mengangkat 7 proyek investasi daerah yang
clean and clear project
Kegiatan promosi proyek investasi di tahun 2020 mengalami hambatan karena pandemi Covid-
19 di hampir seluruh negara di dunia. Pembatasan kegiatan pameran offline dan rapat tatap
muka dengan calon investor terhambat demi menekan penyebaran virus Covid-19. Perlambatan
ekonomi global hingga regional yang tercermin pada realisasi investasi PMA yang kian merosot
hingga 24% pada triwulan II di Sumatera Utara. Stance investor pun cenderung .
Namun, kendala ini tak lantas menyurutkan upaya NSI untuk mempromosikan proyek investasi
daerah, terlebih karena kondisi
Dengan kondisi tersebut, North Sumatra Invest turut berpartisipasi pada kegiatan the 3 rd
Indonesia Investment Day 2020 yang merupakan inisiasi Kedutaan Besar Republik Indonesia di
Singapura bersama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Singapura dan BKPM di
Singapura. Kegiatan yang merupakan flagship promosi investasi tersebut mengangkat tema
Kegiatan tersebut terdiri dari rangkaian acara Road to IID yang memberikan kesempatan bagi
investor potensial berdiskusi dengan pengelola proyek unggulan dari 11 provinsi di Indonesia,
termasuk Sumatera Utara; Webinar; dan virtual investment clinic. Seluruh rangkaian acara
tersebut dilakukan secara virtual menggunakan website www.investindonesia.sg
Sumatera Utara mengikuti rangkaian acara di tanggal 25 Agustus 2020 dengan membawa 7
Project Developer
2. LRT Mebidang
4. Sport Center
Location Sena Village, Deli Serdang Regency
Land 300 Ha
Sectors Infrastructure
-
- Land acquisition and settlement process in 2020;
Project Status - Construction of area borders, gateway, security posts in 2020;
- DED Construction of 5 Venues in process starts in 2020 and the rest of 4 venues
in 2021
Land 386,72 Ha
1. Hospitality 121,67 Ha
2. MICE 2,72 Ha
3. Commercial 8,36 Ha
4. Small and Medium Enterprise Center 0,9 Ha
5. Geo Cultural Park 9,78 Ha
Project to Offer 6. Cultural Center 1,35 Ha
7. Supporting Facilities 2,06 Ha
8. Healthcare 1,66 Ha
9. Botanical Garden 14,54 Ha
10. Agro Farm 21,47 Ha
11. Sustainable Golf 71,53 Ha
Total Area / Land Status 1933,80 Ha/ Land Management Rights (HPL)
Project Developer PT. Kawasan Industri Nusantara (subsidiary of PT. Perkebunan Nusantara III)
1) Infrastructure availability.
2) Government provisions and support.
3) Land used: 241,14 Ha / 12,57% from total area (updated July 2020).
Project Status 4) Investment realization : IDR 5.920 Billion (consist of IDR 793 Billion on
infrastructure and IDR 5.127 Billion on Direct Investment)
5) Direct investment is allowed to construct and own buildings or other structures on the land
(max. 30 years and extendable for another 20 years).
1) The Port as its supporting facilities has been opened for operation (2019)
Project Status 2) Land acquisition (start from 2019)
3) Licensing process at regional level (2020)
Pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) Sumatera Utara 2020 turun. Akibatnya,
pagu anggaran belanja dan transfer daerah pada APBD turun -4,61% dibandingkan dengan 2019
menjadi Rp 47,9 triliun. Sampai dengan triwulan II 2020, realisasi pendapatan APBD belum optimal
sebagai dampak pendapatan wajib pajak yang terganggu akibat Covid-19. Begitupun dengan realisasi
belanja yang menurun seiring dengan penurunan pagu TKDD dari Pemerintah Pusat. Di sisi lain,
pagu belanja dan transfer pemerintah pusat ke Sumut meningkat. Meskipun demikian, realisasi APBN
di Sumut masih terbatas.
KEUANGAN PEMERINTAH
38
Pagu APBD1 2020 sebesar 38,0% (Rp18,2 triliun) atau lebih
rendah dibandingkan dengan periode yang
Menurun sama 2019, yaitu 46,9% (Rp23,5 triliun).
Pagu anggaran pendapatan dan belanja Realisasi belanja dan transfer APBD
APBD 2020 menurun dibandingkan tahun triwulan II 2020 meningkat. Realisasi
sebelumnya. Pada tahun 2020, pagu belanja APBD triwulan II 2020 sebesar 28,0%
anggaran pendapatan turun -4,6% dari pagu (Rp13,6 triliun), lebih tinggi
dibandingkan dengan 2019, menjadi Rp dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang
47,9 triliun. Penurunan ini disumbang sebesar 24,3% dari target (Rp12,4 triliun).
penurunan pagu anggaran pendapatan asli
daerah sebesar -12,7% menjadi Rp 9,7
triliun. Penurunan pagu berdasar kepada Pagu Anggaran Pendapatan
peroyeksi penurunan penerimaan pajak APBD 2020 Menurun
daerah yang menurun terdampak oleh
COVID-19.
1 2
Merupakan APBD konsolidasi antara DOF merupakan skala interval derajat desentralisasi fiscal untuk
menunjukkan kemampuan keuangan daerah yang dihitung berdasarkan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/kota perbandingan PAD terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD).
di Sumatera Utara (exc. 4 kab/kot karena
ketiadaan data pada Tw IV 2019)
KEUANGAN PEMERINTAH
39
se-Sumatera Utara turun, dari 24,1% pada mengalam penurunan pagu mencapai -36,3%
pagu 2019 menjadi 22,8% pada pagu 2020. dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini
sejalan dengan pemangkasan anggaran
Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
oleh Pemerintah Pusat yang ditujukan untuk
refokusing anggaran penanganan Covid19
secara terpusat.
KEUANGAN PEMERINTAH
40
Realisasi komponen Pendapatan Transfer denda untuk menarik minat masyarakat
tercatat menurun kecuali realisasi Dana membayar pajak.
Bagi Hasil Pajak. Komponen dengan
penurunan realisasi tertinggi adalah Dana
Alokasi Khusus (DAK). Pada triwulan II 2020,
realisasi DAK 21,1% dari target atau Rp1,95
miliar, jauh dibawah realisasi triwulan II
2019 yang mencapai 38,6% atau Rp 3,78
triliun. Realisasi yang merosot ini juga terkait
kebutuhan dana yang akan difokuskan
Pemerintah Pusat untuk penanganan COVID-
19. Kementerian Keuangan juga telah
menerbitkan surat imbauan3 untuk menunda
Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Utara, diolah
pengadaan barang dan jasa di luar bidang
Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD
kesehatan dan pendidikan. Triwulan II 2020
3
Surat No S.247/MK.07/2020 yang terbit pada
27 Maret 2020
KEUANGAN PEMERINTAH
41
jika pelaksanaan proyek telah selesai hingga
batasan tertentu. Berbagai faktor ini
menyebabkan realisasi anggaran belanja
modal pada triwulan II 2020 belum optimal.
KEUANGAN PEMERINTAH
42
Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi Pendapatan APBD di Provinsi Sumatera Utara (30 kab/kota)
2019 2020
URAIAN Pagu Realisasi Tw II Pagu Realisasi Tw II
(miliar Rp) (miliar Rp) % Realisasi (miliar Rp) (miliar Rp) % Realisasi
PENDAPATAN 50,229.3 23,551.6 46.9% 47,899.9 18,224.2 38.0%
PENDAPATAN ASLI DAERAH 11,134.1 4,105.1 36.9% 9,725.0 3,889.6 40.0%
Pendapatan Pajak Daerah 7,828.8 2,805.1 35.8% 7,241.4 2,884.9 39.8%
Pendapatan Retribusi Daerah 410.8 129.2 31.4% 424.5 119.4 28.1%
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 893.0 607.7 68.1% 600.7 387.6 64.5%
Lain-lain PAD yang Sah 2,001.4 563.1 28.1% 1,458.3 497.6 34.1%
PENDAPATAN TRANSFER 33,871.4 17,208.1 50.8% 35,193.5 14,182.8 40.3%
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 32,059.0 16,184.9 50.5% 31,235.3 13,194.0 42.2%
- Dana Bagi Hasil Pajak 1,573.3 462.3 29.4% 2,359.0 991.6 42.0%
- Dana Bagi Hasil Pajak SDA 83.2 31.9 38.4% 136.7 69.8 51.1%
- Dana Alokasi Umum 20,603.4 11,906.2 57.8% 19,455.1 10,175.3 52.3%
- Dana Alokasi Khusus 9,799.1 3,784.5 38.6% 9,284.6 1,957.3 21.1%
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 1,812.4 1,023.2 56.5% 2,788.2 510.7 18.3%
Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi 0.0 0.0 0.0% 1,140.0 459.4 40.3%
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya 0.0 0.0 0.0% 29.9 18.7 62.6%
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 5,223.8 2,238.4 42.8% 2,981.4 151.8 5.1%
- Pendapatan Hibah 1,491.5 79.0 5.3% 1,301.7 26.6 2.0%
- Pendapatan Lainnya 3,732.4 2,159.4 57.9% 1,679.7 125.3 7.5%
Tabel 2.2 Pagu dan Realisasi Belanja APBD di Provinsi Sumatera Utara (30 kab/kota)
2019 2020
URAIAN Pagu Realisasi Tw II Pagu Realisasi Tw II
(miliar Rp) (miliar Rp) % Realisasi (miliar Rp) (miliar Rp) % Realisasi
BELANJA 41,686.59 10,739.07 25.76% 42,420.50 12,117.45 28.57%
BELANJA OPERASI 32,999.64 10,089.43 30.57% 35,847.85 10,703.85 29.86%
-Belanja Pegawai 18,329.82 7,465.43 40.73% 18,606.65 7,445.81 40.02%
-Belanja Barang dan Jasa 11,180.41 2,450.18 21.91% 10,735.78 2,277.26 21.21%
-Belanja Bunga 22.89 5.17 22.58% 474.05 101.53 21.42%
-Belanja Subsidi 3.00 0.60 20.00% 3.93 0.82 20.97%
-Belanja Hibah 3,333.79 139.65 4.19% 4,452.67 645.37 14.49%
-Belanja Bantuan Sosial 129.73 28.40 21.89% 115.94 32.83 28.31%
-Bantuan Keuangan 0.00 0.00 0.00% 1,458.82 200.24 13.73%
BELANJA MODAL 8,537.75 639.03 7.48% 6,155.93 651.61 10.59%
BELANJA TAK TERDUGA 149.20 10.61 7.11% 416.72 761.99 182.85%
-Belanja Tak Terduga 149.20 10.61 7.11% 416.72 761.99 182.85%
TRANSFER 9,686.93 1,743.80 18.00% 6,170.59 1,533.80 24.86%
TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN 3,872.97 0.45 0.01% 2,257.87 890.19 39.43%
TRANSFER BANTUAN KEUANGAN 5,813.96 1,743.34 29.99% 3,912.71 643.61 16.45%
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 51,373.52 12,482.87 24.30% 48,591.09 13,651.24 28.09%
Tabel 2.3 Pagu dan Realisasi APBN Berdasarkan Jenis Belanja (Tidak Termasuk TKDD)
KEUANGAN PEMERINTAH
43
KEUANGAN PEMERINTAH
44
1.3. Pagu Belanja APBN 4 untuk Berdasarkan pangsanya, komponen belanja
APBN terbesar merupakan belanja pegawai
Provinsi Sumatera Utara dengan pangsa mencapai 38,4% dari pagu
tahun 2020 stabil belanja APBN di Sumatera Utara. Sementara
pagu anggaran terbesar berikutnya adalah
belanja barang dengan pangsa 33,9% dan
diikuti oleh belanja modal dengan pangsa
27,6% (Grafik 2.8)
4
tidak termasuk TKDD
KEUANGAN PEMERINTAH
45
Diperkirakan, alokasi belanja bantuan sosial
tertahan karena dialokasikan untuk program
stimulus secara terpusat untuk mendukung
distribusi yang lebih merata sesuai wilayah
terdampak.
KEUANGAN PEMERINTAH
46
KEUANGAN PEMERINTAH
47
PERKEMBANGAN INFLASI
DAERAH
Tren penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama komoditas cabai
merah, berlanjut pada triwulan II 2020. Akibatnya, inflasi Sumatera Utara pada triwulan II 2020 sebesar -
0,09% (yoy) atau lebih rendah dari triwulan I 2020 yang sebesar 1,81% (yoy). Inflasi Sumatera Utara ini
juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,96% (yoy) dan inflasi Sumatera yang
mencapai 0,69% (yoy).
Secara tahunan, prospek inflasi pada triwulan III 2020 diperkirakan meningkat dibandingkan dengan
triwulan II 2020. Peningkatan tekanan inflasi dipengaruhi kelompok makanan, minuman, dan tembakau
seiring perkiraan produksi pangan yang mulai menurun dan permintaan serta tendensi konsumsi yang
meningkat.
48
Triwulan II 2020 tingkat permintaan terutama dari sektor
akomodasi dan makan minum yang aktivitas
Mengalami Deflasi, Berada usahanya masih terbatas.
di Bawah Rentang Target
Secara spasial, inflasi di seluruh kota sampel
Inflasi Sumatera Utara triwulan II 2020 inflasi di Sumatera Utara menurun.
lebih rendah dibandingkan triwulan I 2020 Penurunan inflasi tahunan tertinggi terjadi di
akibat deflasi yang terjadi pada kelompok kota Gunungsitoli, dari 3,31% (yoy) pada
makanan, minuman, dan tembakau. triwulan I 2020 menjadi -1,74% (yoy) pada
Tekanan inflasi triwulan II 2020 sebesar - triwulan II 2020. Sementara, peningkatan
0,09% (yoy), dibandingkan triwulan inflasi di kota Padangsidempuan menjadi
sebelumnya yang sebesar 1,81% (yoy). Inflasi yang terendah, dari 2,92% (yoy) menjadi
tahun berjalan (ytd) hingga akhir triwulan II 1,38% (yoy). Adapun komoditas utama yang
2020 sebesar 0,61% atau di bawah target memberi andil penurunan inflasi di seluruh
inflasi 3±1%. Laju inflasi tahunan (yoy) kota sampel inflasi adalah cabai merah serta
Sumatera Utara di bawah inflasi nasional tarif angkutan udara.
yang sebesar 1,96% dan Sumatera yang Sementara itu, laju inflasi tahunan (yoy) pada
mencapai 0,69% (Grafis 3.1). Juli 2020 tercatat -0,70%. Laju inflasi ini
sejalan dengan hasil Survei Pemantauan
Harga di beberapa kota sampel pada Juli
2020, yang mengindikasikan deflasi.
Penurunan tekanan inflasi pada Juli 2020
masih bersumber dari aneka cabai yang
pasokannya masih mencukupi, sementara
permintaannya cenderung berkurang di masa
pandemi COVID-19.
49
Tabel 6 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tahunan Triwulan I 2020
Inflasi
Deflasi
50
Kelompok Makanan, yakni bawang merah, daging ayam ras dan
minyak goreng. Kenaikan harga bawang merah
Minuman, dan Tembakau akibat pasokan, yang sebagian besar dari Pulau
Mendorong Deflasi Jawa- terbatas. Sementara harga daging ayam
ras meningkat seiring dengan penurunan
Pada triwulan II 2020, andil deflasi terbesar produksi dari beberapa suplier ayam potong.
disumbang kelompok makanan, minuman,
dan tembakau sebesar 0,64% (yoy).
Penyumbang deflasi lainnya adalah kelompok
transportasi; dan kelompok informasi,
komunikasi dan jasa keuangan. Adapun
penyumbang inflasi antara lain kelompok
perumahan, air, listrik dan gas, perlengkapan
rumah tangga, perwatan pribadi dan jasa
lainnya; dan kesehatan. Kelompok perawatan
pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi
tertinggi pada triwulan II 2020, yakni 0,22% Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
(yoy). Grafik 3.3 Inflasi Kelompok Bahan
Makanan
51
Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
Grafik 3.4 I Inflasi Kelompok Perawatan Grafik 3.5 I Inflasi Kelompok Perumahan,
Pribadi dan Jasa Lainnya Listrik, Air & Gas
52
Secara umum, inflasi di seluruh kota pantauan
inflasi di Sumatera Utara disumbang kelompok
makanan, minuman, dan tembakau. Andil
deflasi terbesar dari kelompok ini terjadi di
Gunungsitoli, yaitu -2,15% (yoy).
53
Penurunan Tekanan Inflasi Kota Inflasi Kota Pematangsiantar
Sibolga Didorong Penurunan Menurun
Subkelompok Makanan
Inflasi di Kota Pematangsiantar menurun
Inflasi kelompok makanan, minuman, dan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada
tembakau juga berkontribusi menahan laju triwulan II 2020, kota Pematangsiantar inflasi
inflasi Kota Sibolga. Pada triwulan II 2020, 0,01% (yoy), menurun dari triwulan I 2020
kota Sibolga mengalami deflasi -0,45% (yoy), yang sebesar 2,43% (yoy). Inflasi di kota ini
sedikit lebih rendah daripada triwulan I 2020 antara lain terjadi pada kelompok pendidikan;
yang sebesar 2,52% (yoy). Deflasi disumbang perawatan pribadi dan jasa lainnya; serta
subkelompok makanan, sama seperti kota-kota kelompok kesehatan. Inflasi tertinggi terjadi
pemantauan inflasi lain di Sumatera Utara. pada kelompok pendidikan sebesar 5,99%
Subkelompok ini mencatatkan deflasi tahunan - (yoy) dengan andil 0,31% (yoy). Kenaikan tarif
3,44% (yoy), dengan andil -1,33% (yoy). akademi/perguruan tinggi menjadi pemicu
Kontributor utama deflasi tahunan dari terjadinya inflasi di kelompok pendidikan.
kelompok ini di Kota Sibolga adalah komoditas Penyesuaian tarif pendidikan pada awal tahun
cabai merah, yang mencapai -63,75% (yoy) sesuai dengan pola historis, yang
dengan andil -1,42% (yoy). Pasokan yang menyesuaikan dengan kenaikan biaya
berlimpah dari daerah sentra seperti Siborong- operasional perguruan tinggi.
borong menyebabkan harga cabai merah
bertahan rendah di kota Sibolga. Adapun subkelompok makanan, minuman, dan
tembakau menjadi sumber penahan inflasi
Sementara, kelompok perawatan pribadi dan Pematangsiantar, dengan deflasi -2,02% (yoy).
jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi Adapun andil inflasi tahunan dari kelompok
tertinggi di kota Sibolga, yakni 604% pada makanan, minuman, dan tembakau sebesar -
triwulan II 2020 dengan andil 0,29% (yoy). 0,76% (yoy). Komoditas utama penyumbang
Inflasi kelompok ini bersumber dari kenaikan deflasi tahunan kelompok ini adalah cabai
harga emas perhiasan yang mengikuti harga merah. Sejalan dengan wilayah lainnya,
emas dunia. melimpahnya stok cabai merah pada sentra
produksi di Sumatera Utara mendorong harga
cabai tetap terjaga.
54
Laju Inflasi Kota menjadi rujukan bagi wilayah kabupaten
Padangsidimpuan Menurun sekitar.
Adapun inflasi tahunan di Kota Adapun inflasi di kota Gunungsitoli antara lain
Padangsidimpuan disumbang kelompok terjadi pada kelompok penyediaan
perawatan pribadi dan jasa lainnya; serta mamin/restoran; perawatan pribadi dan jasa
kelompok kesehatan. Dua kelompok ini lainnya; serta kelompok pakaian dan alas kaki.
membukukan inflasi tahunan pada triwulan II Sumbangan inflasi paling tinggi dari kelompok
2020, masing-masing 13,66% (yoy) dan - penyediaan mamin, sebesar 5,26% (yoy) dan
26,82% (yoy). Dengan kondisi inflasi, maka andil 0,26% (yoy) terhadap inflasi tahunan.
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya Komoditas yg mengalami inflasi tertinggi pada
dan kesehatan memiliki andil 0,81% (yoy) dan kelompok ini adalah nasi dengan lauk dengan
0,66% (yoy) terhadap inflasi tahunan. andil inflasi mencapai 0,09% (yoy). Sementara
Komoditas yang mendorong inflasi adalah komoditas emas perhiasan menjadi sumber
emas perhiasan dan tarif rumah sakit. Kenaikan inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa
tarif rumah sakit diperkirakan terjadi karena lainnya, sama halnya dengan di kota sampel
keterbatasan layanan kesehatan di kota lainnya.
Padangsidimpuan ditengah pandemi, yang juga
55
No. Sibolga Pematangsiantar Medan Padangsidimpuan Gunungsitoli
Andil Inflasi Tw II (yoy)
1 DAGING AYAM RAS 0.2582 BAWANG MERAH 0.2467 ROKOK PUTIH 0.1844 EMAS PERHIASAN 0.7525 DAGING AYAM RAS 0.5019
2 BAWANG MERAH 0.2307 ROKOK PUTIH 0.2127 BAWANG MERAH 0.1698 TARIF RUMAH SAKIT 0.5677 UDANG BASAH 0.2359
3 EMAS PERHIASAN 0.2114 AKADEMI/PT 0.1244 SEWA RUMAH 0.1403 BAWANG MERAH 0.4128 EMAS PERHIASAN 0.1680
4 ROKOK KRETEK FILTER 0.2021 EMAS PERHIASAN 0.1049 ROKOK KRETEK FILTER 0.0918 JERUK 0.2572 ROKOK PUTIH 0.1625
5 SEWA RUMAH 0.1297 OBAT DENGAN RESEP 0.1044 EMAS PERHIASAN 0.0830 SUSU BUBUK BALITA 0.1685 BAWANG MERAH 0.1478
6 DURIAN 0.1144 ROKOK KRETEK FILTER 0.0985 BIAYA FOTO COPY 0.0750 ROKOK KRETEK FILTER 0.1550 TEMPE 0.1452
7 ROKOK PUTIH 0.0859 KONTRAK RUMAH 0.0851 ROKOK KRETEK 0.0746 MINYAK GORENG 0.1512 GULA PASIR 0.1399
8 BERAS 0.0700 IKAN TONGKOL 0.0798 MINYAK GORENG 0.0697 DAGING AYAM RAS 0.1458 AYAM HIDUP 0.1372
9 TARIF PARKIR 0.0612 MOBIL 0.0770 BIAYA KEAMANAN 0.0564 ROKOK PUTIH 0.1019 OBAT DENGAN RESEP 0.1288
10 UPAH ART 0.0569 SMP 0.0745 DAGING AYAM RAS 0.0517 AKADEMI/PT 0.0958 NASI DENGAN LAUK 0.0922
No. Sibolga Pematangsiantar Medan Padangsidimpuan Gunungsitoli
Andil Deflasi Tw II (yoy)
1 CABAI MERAH -1.4228 CABAI MERAH -0.9602 CABAI MERAH -0.7487 CABAI MERAH -0.8543 CABAI MERAH -1.8912
2 IKAN TONGKOL -0.2269 BAWANG PUTIH -0.2066 ANGKUTAN UDARA -0.1919 IKAN DENCIS -0.2821 CABAI RAWIT -1.0216
3 IKAN TETER -0.2125 PIR -0.1087 IKAN DENCIS -0.1761 PIR -0.1663 BAHAN BAKAR RT -0.4937
4 BAHAN BAKAR RT -0.1203 IKAN ASIN TERI -0.1036 CABAI RAWIT -0.1651 IKAN TONGKOL -0.1397 ANGKUTAN UDARA -0.2383
5 IKAN CAKALANG -0.0984 CABAI HIJAU -0.0996 TOMAT -0.0890 ANGKUTAN UDARA -0.1372 IKAN KEMBUNG -0.2342
6 IKAN KUWE -0.0941 BUAH NAGA -0.0896 BENSIN -0.0749 CABAI HIJAU -0.1148 DAGING BABI -0.2071
7 IKAN KAPE-KAPE -0.0825 CABAI RAWIT -0.0628 CABAI HIJAU -0.0703 IKAN ASIN TERI -0.1103 IKAN KUWE -0.1856
8 MINYAK GORENG -0.0766 UDANG BASAH -0.0570 IKAN TONGKOL -0.0697 TELEPON SELULER -0.0754 IKAN ASIN TERI -0.1806
9 TOMAT -0.0639 AYAM HIDUP -0.0515 BIAYA PULSA PONSEL -0.0510 DAUN SINGKONG -0.0722 IKAN TONGKOL -0.1620
10 BIAYA PULSA PONSEL -0.0610 JERUK -0.0491 IKAN KEMBUNG -0.0503 TELUR AYAM RAS -0.0715 BAWANG PUTIH -0.1210
Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
Grafik 3.13 Komoditas Penyumbang Inflasi Kota Sampel
56
TPID, berupaya agar ketersediaan pasokan, Gambar 3.1 Vicon KAD bersama BUMD AIJ,
terutama komoditas makanan, terjaga. Pemko Batam, dan Pemko Tj. Pinang (2 Juli
2020)
Sumber: BI
57
Sumber: BI
58
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
59
STABILITAS KEUANGAN
DAERAH
Kondisi stabilitas sistem keuangan Sumatera Utara pada Juli 2020 menunjukkan penurunan dibandingkan
triwulan I 2020 tercermin dari tingkat profitabilitas yang menurun disertai dengan BOPO yang meningkat sesuai
data perbankan Juni 2020. Kondisi pandemi yang mulai dirasakan pada April mendorong penurunan kinerja
sektor utama (PBE, industri pengolahan, penyediaan akmamin, konstruksi) yang berdampak pada kinerja kredit
di sektor tersebut. Penyaluran kredit melambat signifikan pada kuarter kedua karena penurunan kinerja
korporasi. Hasil liaison mengkonfirmasi adanya penurunan permintaan domestik, permintaan ekspor, investasi,
dan harga jual pada triwulan II dan diperkirakan belum akan pulih pada triwulan III. Di sisi lain, kinerja kredit
rumah tangga juga menurun sehingga secara keseluruhan juga berimplikasi pada penurunan rasio LDR yang
berada di kisaran 87%, terendah selama 5 tahun terakhir. Dari sisi risiko, NPL perbankan masih terjaga dibawah
threshold 5% dan masih akan berada di kisaran hingga tahun 2020.
60
operasional atau BOPO yang meningkat.
Rasio BOPO, yang meningkat dari 72,9% pada
Kinerja Perbankan Triwulan triwulan I 2020 menjadi 75,2% pada triwulan II
II 2020 Menurun 2020, mencerminkan efisiensi perbankan
menurun. Efisiensi yang tidak optimal
didorong, antara lain, pendapatan operasional
yang menurun di tengah perlambatan
penyaluran kredit. Kondisi ini didorong oleh
aktivitas bisnis yang melambat akibat pandemi.
Pelemahan dunia usaha juga kemudian
memberikan dampak terhadap pengurangan
tenaga kerja dan pendapatan masyarakat.
Sehingga pada gilirannya meningkatkan potensi
gagal bayar kredit yang tercermin dari rasio
Sumber: Bank Indonesia, diolah kredit bermasalah. Hasil FGD mengkonfirmasi
adanya preferensi bank untuk fokus pada
program restrukturisasi kredit dibandingkan
Grafik 4.1. Perkembangan Kinerja Perbankan dengan penyaluran kredit pada periode
tersebut. Di sisi lain, beban operasional yang
menurun belum mampu menyeimbangi
penurunan pendapatan operasional (Grafik
Kinerja perbankan pada triwulan II 2020 4.2).
menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya. Return on Assets (ROA)
perbankan di Sumatera Utara pada triwulan II
2020 tercatat 2,6% lebih rendah dibandingkan
triwulan I 2020 sebesar 3,3%. Penurunan rasio
profitabilitas disebabkan oleh tren perlambatan
penyaluran kredit ditengah pandemi yang
terasa kuat dampaknya pada periode berjalan.
61
ditengah pertumbuhan dana pihak ketiga Intermediasi Perbankan
(DPK). Meski demikian, penurunan LDR diikuti
dengan penurunan risiko kredit bermasalah
Menurun Namun Masih
(non performing loan/NPL) gross 3,61%, lebih Berada di Rentang Optimal
rendah daripada triwulan I 2020 yang sebesar
3,67%. Penurunan NPL sejalan dengan
program restrukturisasi perbankan. Pertumbuhan Deposito
Mendorong Peningkatan Dana
Pihak Ketiga
Aset perbankan di Sumatera Utara pada
triwulan II 2020 tumbuh 3,4% (yoy) atau
menurun dibandingkan dengan triwulan I
2020 yang sebesar 4,5% (yoy). Aset
perbankan di Sumatera Utara Rp 320 triliun
meningkat dibandingkan triwulan I 2020
Rp319 triliun, dengan pertumbuhan yang
melambat. Berdasarkan kelompok bank,
kepemilikan aset di Sumatera Utara cenderung
stabil, yakni sebagian besar dimiliki bank Sumber: Bank Indonesia, diolah
swasta nasional (42%) disusul bank persero
(40%).
Grafik 4.4. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
Pada triwulan II 2020, penyaluran kredit
lebih banyak didanai perbankan di luar
provinsi dibandingkan dari dalam provinsi. Jumlah DPK menurun, disebabkan oleh
Kredit yang disalurkan ke proyek yang perlambatan giro. Dana pihak ketiga
berlokasi di Sumatera Utara pada triwulan II perbankan per akhir triwulan I tumbuh 7,8%
2020 sebesar Rp 226,1 triliun. Adapun kredit (yoy), lebih rendah daripada triwulan I 2020
yang disalurkan bank di Sumatera Utara Rp yang tumbuh 8,1% (yoy). Hal ini didorong
218,6 triliun. Nilai ini menunjukkan perlambatan pertumbuhan giro, sementara
intermediasi lebih banyak didanai dari bank di tabungan dan deposito meningkat.
luar Sumatera Utara. Hal ini terkonfirmasi dari Pertumbuhan giro menurun berasal dari
pertumbuhan kredit berdasarkan lokasi proyek kategori giro yang dapat ditarik sewaktu-waktu,
sebesar 3,7% (yoy), lebih tinggi daripada kredit diindikasi dari giro korporasi sejalan dengan
berdasarkan lokasi bank yang sebesar 1,1% penurunan kondisi dunia usaha pada periode
(yoy). Pada akhir triwulan II 2020, DPK berjalan. Pangsa deposito pada DPK
perbankan Rp 248,9 triliun atau tumbuh 7,8% merupakan yang terbesar (44%), diikuti
(yoy). Pertumbuhan DPK pada triwulan II 2020 tabungan (42%) dan giro (14%).
lebih rendah daripada pertumbuhan DPK Miliar Rp
62
100 juta-Rp 500 juta sekitar 22% dari total
Grafik 4.5. Pertumbuhan Giro Penduduk deposito dan simpanan senilai Rp 500 juta-Rp
1 miliar sekitar 12% (Grafik 4.6). Deposito
dengan nilai di atas Rp 1 miliar tumbuh 2,7%
Giro perbankan di Sumatera Utara tumbuh (yoy). Sementara, deposito senilai Rp100 juta-
melambat dari 9,8% (yoy) pada triwulan I Rp500 juta tumbuh 12,6% (yoy) dan simpanan
2020 menjadi 1,0% (yoy) pada triwulan II lebih kecil dari Rp 10 juta tumbuh 28% (yoy).
2020. Pertumbuhan giro penduduk yang terdiri
dari giro pemerintah dan swasta melambat
sejalan dengan aktivitas bisnis korporasi yang
belum optimal pada periode pandemi.
Sementara perlambatan giro pemerintah
ditengarai karena berjalannya program stimulus
pada triwulan II. Giro swasta sebesar Rp 140,9
triliun (dengan pangsa 91%), sedangkan giro
pemerintah Rp 13 triliun (pangsa 9%).
63
dana dalam tabungan untuk berjaga-jaga. Berdasarkan golongan nasabah, perlambatan
Namun demikian, pertumbuhan tabungan yang DPK didorong oleh penurunan DPK milik
kontraktif pada kelompok nilai <Rp10 juta perseorangan dan pemerintah. Sebaliknya,
mencerminkan pendapatan masyarakat kelas DPK swasta tumbuh meningkat. DPK
bawah sedang mengalami tekanan. perseorangan tumbuh 9,0% (yoy) pada triwulan
II 2020, lebih rendah daripada triwulan I 2020
10,2% (yoy). Dana milik pemerintah juga
mengalami kontraksi lebih dalam, disinyalir
terkait dengan tertundanya realisasi TKDD ke
daerah karena Pemerintah Pusat dan Daerah
masih berfokus pada penanganan dampak
pandemi Covid-19. Di sisi lain, dana
perseorangan juga terlihat melambat diindikasi
akibat banyaknya penghentian tenaga kerja
sementara sehingga pendapatan masyarakat
Sumber: Bank Indonesia, diolah untuk menabung berkurang.
Grafik 4.10. Pangsa Tabungan Berdasarkan
Nilai Sementara itu, DPK swasta menunjukkan
peningkatan diperkirakan terkait fase
konsolidasi perusahaan yang menahan
Perlambatan DPK perbankan bersumber dari investasi di masa pandemi. Hasil liaison
penurunan DPK bank umum konvensional mengkonfirmasi hal ini, banyak perusahaan
dan Syariah. Porsi DPK bank umum yang melakukan penundaan investasi dan
konvensional sekitar 94% dari total DPK hanya melakukan investasi rutin di sepanjang
perbankan di Sumatera Utara, sedangkan 6% 2020.
lainnya berupa DPK perbankan syariah.
Perlambatan DPK pada triwulan II 2020
didorong perlambatan pendanaan pada bank
konvensional dan syariah. Kondisi ini sejalan
dengan kondisi ekonomi pada triwulan II yang
mengalami kontraksi. Pelemahan daya beli
yang tercermin pada dalamnya kontraksi
kinerja konsumsi rumah tangga mempengaruhi
kekuatan masyarakat untuk menyimpan.
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Miliar Rp
64
Ketergantungan perbankan Sumatera Utara
terhadap deposan besar pada triwulan II
2020 cukup tinggi dan relatif sama dengan
triwulan sebelumnya. Sekitar 75 persen DPK
pada perbankan di Sumatera Utara merupakan
DPK perseorangan. Sisanya berupa DPK swasta
(20%) dan pemerintah (6%). Kendati jumlah
rekening nasabah dengan nilai simpanan
kurang dari Rp 10 juta mendominasi, namun
nilai simpanan terbesar disumbang nasabah
dengan simpanan di atas Rp 1 miliar (Tabel Sumber: Bank Indonesia, diolah
65
Konsumsi rumah tangga merosot, kredit %yoy
66
%
11,6% (yoy) pada triwulan I 2020 menjadi
5,1% (yoy) pada triwulan II 2020. Di sisi lain,
kredit perkebunan karet juga memburuk dan
masih berada di teritori negatif, dari -34,7%
(yoy) menjadi -40,1% (yoy). Harga komoditas
sawit dan karet yang menurun pada triwulan II
diindikasi mengurangi optimisme pelaku sawit
dan karet.
Miliar Rp %yoy
67
Penyaluran kredit didominasi bank umum
konvensional. Sekitar 95% kredit perbankan
Sumatera Utara disalurkan bank umum
konvensional, dengan pertumbuhan kredit
sedikit lebih tinggi. Sebaliknya, pembiayaan
yang disalurkan perbankan syariah tumbuh
lebih rendah akibat penyaluran pembiayaan
modal kerja dan pembiayaan konsumsi yang
melambat.
Miliar Rp %yoy
68
Sumber: Bank Indonesia, diolah Kinerja penyaluran kredit menurun,
pertumbuhan penyaluran kredit untuk usaha
Grafik 4.24. Perkembangan NPL Kredit
Berdasarkan Jenis Penggunaan
mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
kontraktif. Kredit yang disalurkan untuk
UMKM pada triwulan II 2020 sebesar Rp 56,6
Penyaluran Kredit Masih triliun atau tumbuh -3,1% (yoy). Pertumbuhan
Terkonsentrasi di Kota Medan ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
Triliun Rp I 2020, yakni 3,2% secara tahunan (Grafik
4.27). Pertumbuhan kredit UMKM anjlok,
terjadi pada kredit modal kerja dan investasi
yang turun cukup dalam, mencerminkan
optimisme pelaku UMKM mulai surut dalam
menghadapi kegiatan usaha yang diliputi
ketidakpastian.
69
Kenaikan risiko kredit terjadi pada 2 LU utama,
yakni industri pengolahan dan konstruksi.
Sementara, NPL kredit LUpertanian dan PBE
menurun. Kenaikan NPL pada triwulan II,
diperkirakan akibat kondisi pandemi yang
menyebabkan banyak LU terdampak lebih kuat
untuk segmen UMKM.
70
perkembangan perekonomian global, Kredit Investasi Menahan
perkembangan ekspor, serta volume dan harga Perlambatan Kredit Korporasi
komoditas yang diperdagangkan di dunia.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada
triwulan II 2020 mengalami kontraksi -2,37% Miliar Rp
71
Kredit korporasi di Sumatera Utara Kinerja Rumah Tangga
didominasi LU industri pengolahan (35%),
pertanian (29%), perdagangan besar dan
Kerentanan Rumah Tangga
eceran (14%), dan konstruksi (6%). Meningkat
Permintaan kredit industri pengolahan,
pertanian, PBE dan konstruksi menurun,
mendorong perlambatan kinerja kredit
korporasi. Lonjakan penurunan permintaan
kredit paling dalam terjadi terjadi pada LU
industri pengolahan, dari 20,7% (yoy) pada
triwulan I 2019 menjadi 13,7% (yoy) pada
triwulan II 2020. Hal ini diindikasi akibat
penurunan harga komoditas yang diikuti oleh
penurunan permintaan eksternal-domestik.
Permintaan kredit pertanian juga melambat
Grafik 4.35. Indeks Ekspektasi Penghasilan
disinyalir terkait dengan penurunan harga jual
menyusul rendahnya penjualan. Meski
demikian kinerja kredit 2 LU tersebut masih Penurunan kondisi keuangan rumah tangga
mencatatkan angka positif. Berbeda dengan LU tercermin dari optimisme rumah tangga
lainnya yang masih berada di teritori negatif. terhadap indeks penghasilan 6 bulan yang
Pertumbuhan terendah terjadi pada kredit PBE, akan datang. Survei Konsumen Bank Indonesia
yakni -27,4% (yoy), disusul kredit konstruksi - mendapatkan informasi optimisme rumah
13,8% secara tahunan. Meski demikian, terlihat tangga yang menurun terhadap penghasilan 6
adanya perbaikan pada kredit penyediaan bulan mendatang. Penurunan ini juga
akomodasi dan mamin yang meningkat. diindikasikan dari indeks pengeluaran
konsumsi 3 bulan yang akan datang.
%yoy
72
Penyaluran Kredit Rumah Penurunan permintaan KPR terutama
Tangga Masih Tumbuh Positif disebabkan minat masyarakat berinvestasi
kendati melambat rumah melemah. Dari sisi risiko, kinerja kredit
rumah tangga relatif baik, dengan NPL 2,2%.
Penyaluran kredit rumah tangga melambat Tabel 4.3. Pertumbuhan Penyaluran Kredit
Perumahan
pada triwulan II 2020 seiring konsumsi
rumah tangga tertekan. Realisasi kredit rumah
tangga pada triwulan II 2019 sebesar Rp 61,9 KPR
Growth (%)
Q1'20 Q2'20
Pangsa (%)
Q1'20 Q2'20
Kontribusi
Q1'20 Q2'20
Delta
Kontribusi
73
74
SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
75
Sistem Pembayaran Non triwulan berjalan. Nominal transaksi SKNBI
tumbuh -2% (yoy) pada triwulan II 2020,
Tunai Berjalan Baik lebih rendah dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang mencapai 15% (yoy).
Transaksi sistem Real-Time Gross Settlement Volume transaksi anjlok -14% (yoy) dari
System (RTGS) mengalami peningkatan. Nilai triwulan I 2020 yang tumbuh 0,1% (yoy).
transaksi RTGS pada triwulan II 2020 sebesar
Rp215 triliun, naik 4% (qtq). Adapun volume Anjloknya transaksi SKNBI diperkirakan
RTGS mencapai 55 ribu transaksi, lebih tinggi dipengaruhi oleh penurunan konsumsi rumah
1% (qtq) dari triwulan sebelumnya. tangga akibat berkurangnya pendapatan
masyarakat pada triwulan berjalan. Pandemi
Secara tahunan, nilai transaksi RTGS pada mengakibatkan sebagian orang kehilangan
triwulan II 2020 tumbuh 180% (yoy). pekerjaan dan usahanya. Pemerintah dan
Pertumbuhan tersebut di atas triwulan I 2020 beberapa pelaku usaha terdampak juga
yang sebesar 114% (yoy). Volume RTGS pada memutuskan untuk mengurangi dan/atau
triwulan II 2020 juga tumbuh meningkat meniadakan pencairan THR jelang Idul Fitri.
menjadi 242% (yoy) dari 124% (yoy) pada Di samping itu, frekuensi berbelanja
triwulan sebelumnya. masyarakat juga berkurang jauh akibat
kekhawatiran akan terjangkit COVID-19 serta
Percepatan pertumbuhan transaksi RTGS
penutupan pusat perbelanjaan pada awal
didorong oleh peningkatan konsumsi
masa pandemi (April - Mei 2020).
pemerintah sebagai kebijakan contercyclical
menahan pelemahan ekonomi. Pemerintah
Pusat dan Daerah merelokasi anggaran untuk
penanganan COVID-19 untuk realisasi
bantuan sosial yang begitu masif pada
triwulan II 2020.
76
pengisian saldo sementara pembayaran dan
tarik tunai meningkat. Di sisi lain, agen LKD
pada triwulan II 2020 relatif stabil pada
kisaran 20 ribu agen.
77
jumlah penemina bantuan sembako akan Sosialisasi perihal penggunaan uang
dinaikkan menjadi 20 juta KPM dari 15,2 juta elektronik juga terus dilakukan pemangku
dengan nilainya dinaikkan 30%. Kebijakan kepentingan.
tersebut berlaku efektif sejak April 2020
sebagai stimulus di masa pandemi. Dalam Sistem Pembayaran Tunai
rangka memperlancar penyaluran bansos Sesuai Pola Historis
nontunai, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sumatera Utara berkoordinasi Aliran uang kartal ke Bank Indoensia wilayah
dengan Dinas Sosial dan Perbankan. Sumatera Utara pada triwulan II 2020
mengalami net outflow Rp143 miliar. Aliran
kas keluar (outflow) dari khazanah Bank
Indonesia se-Provinsi Sumatera Utara
mencapai Rp8,9 triliun, melampaui aliran kas
masuk (inflow). Inflow ke khazanah Bank
Indonesia se-Provinsi Sumatera Utara sebesar
Rp8,7 triliun. Pola aliran net outflow sejalan
dengan pola historis arus keluar pada momen
Ramadhan dan menjelang Idul Fitri yang
Sumber: Kementerian Sosial, diolah jatuh pada akhir Mei 2020.
Grafik 5.5 Perkembangan PKH
78
dikarantina selama 14 hari, serta disemprot
disinfektan sebelum kembali didistribusikan.
Bank Indonesia juga senantiasa memperkuat
higenitas SDM dan perangkat pengolahan
uang rupiah serta terus berkoordinasi dengan
perbankan/PJPUR untuk selalu menjaga aspek
keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja.
79
Suplemen 2
BOKS 2:
PANDEMI COVID-19, BERKAH TERSELUBUNG
BAGI E-COMMERCE
Pandemi Covid-
transformasi bisnis dan akseptasi digital bagi masyarakat Indonesia. Untuk mencegah penularan
Covid-19, masyarakat beralih dari transaksi belanja konvensial menjadi online (dalam
jaringan/daring). Peraturan Pemerintah yang memberlakukan PSBB pada akhir Maret 2020 juga
mendorong para penjual membuka kanal penjualannya secara daring. Berkahnya, volume
transaksi belanja dan jumlah penjual di industri e-commerce mencatat lonjakan pada triwulan
II 2020. Namun malangnya, nominal transaksi belanja mengalami penurunan akibat
melemahnya daya beli masyarakat. 6
Jumlah transaksi e-commerce meningkat tajam selama triwulan II - 2020. Secara nasional,
volume transaksi e-commerce meningkat hingga 87% dibandingkan triwulan II 2019 dan sebesar
36% apabila dibandingkan dengan triwulan I 2020 (Grafik 1). Secara spasial, volume transaksi e-
commerce pada triwulan II 2020 didominasi transaksi pembelian dari penduduk di Pulau Jawa
(84%), sementara volume transaksi masyarakat Sumatera Utara menyumbang 2% dari jumlah
transaksi nasional.
Meski tidak setinggi lonjakan transaksi e-commerce nasional, transaksi pembelian daring oleh
penduduk Sumatera Utara tumbuh hingga 39% dibandingkan triwulan II 2019 dan sebesar 29%
dibandingkan triwulan lalu (Grafik 2). Secara rerata, volume transaksi bulanan pada triwulan laporan
tercatat sebesar 1,58 juta transaksi, melampaui jumlah transaksi triwulan I sebesar 1,22 juta transaksi
per bulan. Peningkatan volume transaksi belanja daring masyarakat Sumatera Utara juga diikuti
dengan pertumbuhan jumlah akun pembeli yang bertransaksi selama triwulan II, sebesar 60% (yoy).
Grafik 5.9 Perkembangan Transaksi Pembelian E- Grafik 5.10 Perkembangan Transaksi Pembelian E-
commerce Nasional commerce di Sumut
6
Berdasarkan data dari beberapa marketplace terbesar di Indonesia. Perkembangan data tersebut
merupakan indikasi dan belum mencerminkan populasi industri e-commerce di Indonesia.
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
80
personal care dan kosmetik. Pembelanjaan kategori produk bernilai tinggi lainnya seperti elektronik
serta komputer dan aksesoris juga turun signifikan. Pertumbuhan nominal transaksi yang mencapai
double digit hanya terjadi pada produk dalam kategori makanan dan minuman serta buku dan alat
tulis (Gambar 1). Secara keseluruhan triwulan II, nominal transaksi pembelian e-commerce
masyarakat Sumatera Utara tercatat sebesar Rp1,78 triliun atau setara dengan 3% nominal transaksi
nasional. Nominal tersebut jauh lebih rendah dibanding transaksi pembelian e-commerce pada
triwulan sama tahun lalu, yang mencapai Rp3,19 triliun. Penurunan nilai transaksi e-commerce ini
mulai terjadi pada triwulan I 2020 atau pada awal periode pandemi Covid-19. Transaksi pada
triwulan lalu tersebut tercatat sebesar Rp3,02 triliun, turun 12% dibanding triwulan IV 2019.
Gambar 5.1 Kontribusi dan Pertumbuhan Nominal Pembelian E-commerce selama Triwulan II -2020 di
Sumatera Utara
Menurunnya nominal transaksi belanja e-commerce tersebut menggambarkan kondisi daya beli
masyarakat Sumatera Utara yang melemah akibat penurunan penghasilan serta PHK yang terjadi
pada periode pandemi Covid-19. Bila melihat rasio volume transaksi terhadap jumlah akun pembeli
e-commerce yang bertransaksi di Sumatera Utara, terdapat penurunan rasio aktivitas belanja per
akun, dari 3,3 kali transaksi pembelian per akun per bulan (triwulan II 2019) menjadi 2,9 kali. Rasio
ini juga dapat mengindikasikan menurunnya kemampuan belanja penduduk di Sumatera Utara.
Penurunan konsumsi tersebut juga tergambar dalam kondisi ekonomi Sumatera Utara yang
terkontraksi 2,4% (yoy), dengan penurunan konsumsi rumah tangga sebesar 5,1% (yoy).
Dilihat dari profil usia pembeli di Sumatera Utara yang terdata pada e-commerce, nilai belanja
terbesar berada kelompok usia 30-44 tahun (45%) dan 22-29 tahun (36%). Nilai pembelanjaan
e-commerce dari dua kelompok usia produktif bekerja ini turun cukup dalam dibanding triwulan
lalu. Nilai transaksi pembelian dari kategori usia 30-44 tahun turun sebesar 50% (qtq), sementara
usia 22- 29 tahun turun sebesar 51% (qtq).7
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang mulai diberlakukan sesuai Peraturan Pemerintah
7
Tidak semua pembeli mengisi data usia, sehingga proporsi rentang usia tidak memperhitungkan akun
pembeli yang tidak melengkapi data usia.
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
81
Nomor 21 Tahun 2020 tanggal 31 Maret 2020, juga telah mendorong para penjual untuk beralih ke
sistem penjualan daring. PSBB menyebabkan menurunnya kunjungan pembeli, sehingga penjual
segera bertransformasi ke sistem daring. Kondisi ini terkonfirmasi dari meningkatnya jumlah
merchant yang bertransaksi melalui platform e-commerce pada triwulan II 2020. Secara nasional,
peningkatan jumlah merchant tersebut tercatat sebesar 30% (yoy), sementara di Sumatera Utara
tumbuh sebesar 6% (yoy).
Meski jumlah merchant menunjukkan peningkatan, nilai transaksi penjualan merchant e-
commerce di Sumatera Utara turun hingga 57,9% dibanding triwulan II 2019 dan turun sebesar
51,8% apabila dibandingkan dengan triwulan lalu. Sejalan dengan pola konsumsi pembeli,
penurunan nilai penjualan terbesar dialami oleh merchant pada kategori produk fashion, ponsel dan
aksesoris serta personal care dan kosmetik. Nilai penjualan merchant e-commerce di Sumatera Utara
selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,18 triliun atau setara dengan 2% transaksi penjualan
merchant e-commerce nasional.
Di tengah transformasi ekosistem bisnis dan akseptasi digital yang semakin baik, tingkat konsumsi
masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk mendorong ekonomi. Upaya pemerintah melalui rangkaian
kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diharapkan dapat membantu menahan pelemahan
daya beli serta mendorong konsumsi. Beberapa pelaku e-commerce besar nasional juga turut
mendukung kebijakan PEN, antara lain melalui perluasan jaringan mitra UMKM, penyediaan
stimulus modal dan bunga pinjaman bekerja sama dengan perbankan, perluasan opsi pembayaran
paylater bagi konsumen dan berbagai campaign untuk mendorong masyarakat membeli produk lokal
UMKM. Peran aktif e-commerce tersebut harapannya dapat berkontribusi positif terhadap pemulihan
ekonomi ke depan.
Bank Indonesia juga turut mendukung digitalisasi UMKM lokal Sumatera Utara agar dapat
bertahan di tengah pandemi Covid-19. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara
memfasilitasi UMKM lokal untuk dapat terhubung ke platform e-commerce, di antaranya melalui
program kerja sama Bank Indonesia dengan marketplace nasional seperti Bukalapak serta e-
commerce lokal seperti Homemade Indonesia, Pak Tani Digital dan Arteri. Bank Indonesia akan
senantiasa mendukung transformasi digital bagi UMKM Sumatera Utara sehingga produk lokal
semakin mengglobal.
82
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
83
KETENAGAKERJAAN
Di tengah perekonomian yang tumbuh negatif, kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan juga
penuh tantangan. Di sisi ketenagakerjaan, serapan tenaga kerja berkurang, indeks kedalaman dan
keparahan kemiskinan meningkat, meskipun tingkat pengangguran terbuka masih mencatat
perbaikan. Sementara, Nilai Tukar Petani mencatat apresiasi seiring kinerja lapangan usaha
pertanian yang masih tumbuh positif. Sedangkan di sisi kesejahteraan, ketimpangan pendapatan,
baik di perkotaan maupun perdesaan, semakin berkurang.
KETENAGAKERJAAN
84
Sejalan dengan perekonomian Sumatera pengangguran terbuka nasional, yakni 4,99%.
Utara yang tumbuh negatif pada triwulan II Berdasarkan jumlah pengangguran terbanyak,
2020, yakni -2,37% (yoy), serapan tenaga Sumatera Utara ada di posisi ke-15 dari 34
kerja juga terkontraksi. Tingkat provinsi. Perbaikan tingkat pengangguran
Pengangguran Terbuka (TPT) Sumatera Utara terbuka ini melanjutkan tren sejak 2015
pada Februari 2020 menurun menjadi 4,73%. (Grafik 6.1).
Meski demikian, angka Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) yang mencerminkan
serapan tenaga kerja justru terkontraksi.
Serapan tenaga kerja yang merosot terjadi
pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran;
pertanian; serta pengangkutan dan
komunikasi. Adapun serapan tenaga kerja di
sektor pertambangan, bangunan, serta listrik,
gas, dan air masih meningkat.
KETENAGAKERJAAN
85
Kondisi tingkat pengangguran terbuka
berdasarkan jenjang pendidikan itu
menunjukkan tenaga kerja berpendidikan
menengah belum terserap industri.
Sebaliknya, tenaga kerja berpendidikan
rendah lebih mudah bekerja di mana pun.
Porsi pengangguran berpendidikan tinggi
yang besar menunjukkan gap antara
ketersediaan tenaga kerja berkualitas dengan
permintaan tenaga kerja di Sumatera Utara.
Hal ini antara lain disebabkan suplai
berlebihan karena pertumbuhan industri tidak
secepat pertumbuhan angkatan kerja, kualitas Grafik 6.3 Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan
tenaga kerja tidak sesuai standar industri, dan Angkatan Kerja
semakin banyak industri yang mengarah pada
otomasi produk.
Jumlah penduduk yang bekerja berkurang
di tengah peningkatan jumlah penduduk
usia kerja. Hal ini menunjukkan serapan
tenaga kerja di sejumlah lapangan usaha
penopang ekonomi di Sumatera Utara
berkurang. Serapan tenaga kerja pada LU
pertanian, sebagai LU utama, yang per
Februari 2020 porsinya 38,47 persen dari
total tenaga kerja yang terserap, merosot.
Secara musiman, sektor pertanian menyerap
tenaga kerja lebih banyak pada Februari
untuk menyiapkan panen raya padi pada
Sumber: BPS, diolah Maret-April daripada Agustus. Serapan
tenaga kerja LU pertanian juga berkurang
karena gejolak harga komoditas yang
Grafik 6.2 TPT Menurut Jenjang Pendidikan memengaruhi optimisme pelaku sektor
pertanian.
KETENAGAKERJAAN
86
Penurunan serapan tenaga kerja paling dalam
terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan
restoran sebesar 1,24 poin dan sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,10
poin. Kondisi ini sejalan dengan perlambatan
pertumbuhan LU pertanian, penyediaan
akomodasi, dan makanan-minuman, serta
transportasi dan pergudangan. Sementara,
sektor yang serapan tenaga kerjanya tumbuh
paling tinggi adalah jasa kemasyarakatan
Sumber: BPS, diolah
serta bank dan lembaga keuangan.
KETENAGAKERJAAN
87
Sumber: BPS, diolah
KETENAGAKERJAAN
88
Dominasi pekerja penuh pada struktur
angkatan kerja sejalan dengan struktur
tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan
utama. Lapangan kerja utama dengan pangsa
terbesar adalah buruh/karyawan/pegawai
yakni 37,94%, diikuti kategori tenaga kerja
berusaha sendiri yaitu 17,80% (Grafik 6.9).
KETENAGAKERJAAN
89
dan penggilingan. Nilai tukar petani (NTP) Jumlah Penduduk Miskin
subsektor tanaman pangan pada triwulan II Sumatera Utara Meningkat
2020 tumbuh 6,09% dalam setahun.
Peningkatan ini diperkirakan dampak dari Jumlah penduduk miskin bertambah.
kenaikan harga gabah hasil produksi. Harga Angka kemiskinan8 Sumatera Utara pada
gabah pada triwulan II 2020 naik, dengan Maret 2020 sebesar 8,75% dari jumlah
kenaikan tertinggi pada gabah kering giling penduduk, turun dibandingkan dengan Maret
(GKG) di tingkat petani (Tabel 6.2). 2019 yang sebesar 8,83% (Grafik 6.13).
Namun, jumlah penduduk miskin justru
bertambah, dari 1,282 juta orang pada Maret
Tabel 6.2 Harga Gabah 2019 menjadi 1,283 juta jiwa pada Maret
2020.
Harga per kg Pertumbuhan
Jenis Gabah
(yoy)
Tw II 2019 Tw II 2020
Harga GKP Petani 4,150 4,821 16.17%
Harga GKP Penggilingan 6,040 4,879 -19.22%
Harga GKG Petani 4,700 5,516 17.36%
Harga GKG Penggilingan 6,460 5,584 -13.56%
Harga Gabah Kualitas Rendah Petani 4,314 4,666 8.16%
Harga Gabah Kualitas Rendah Penggilingan 4,361 4,720 8.23%
8
Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata kemiskinan. Pada September 2019 garis kemiskinan
pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis Sumatera Utara sebesar Rp490,12 ribu per kapita per bulan
KETENAGAKERJAAN
90
Tingkat kemiskinan di perdesaan turun, Sumatera Utara adalah perumahan, bensin,
sedangkan perkotaan naik. Jumlah listrik, dan pendidikan (Tabel 6.3).
penduduk miskin di perdesaan pada Maret
2020 sebanyak 587.540 orang. Jumlah ini
berkurang 18.760 orang atau 0,37% dalam Tabel 6.3 Komoditas Penyumbang Garis
setahun. Sementara, jumlah penduduk miskin Kemiskinan
di perkotaan sebanyak 695.750 orang, Perkotaan Pedesaan
bertambah 20.010 orang atau 0,17% secara Jenis Komoditas Sumbangan Jenis Komoditas Sumbangan
KETENAGAKERJAAN
91
Ketimpangan Pendapatan
9
Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia,
tingkat ketimpangan dalam kategori rendah
apabila di atas 17%
KETENAGAKERJAAN
92
penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Dengan cara ini, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), sebagai indikator penting
untuk mengukur keberhasilan dalam
membangun kualitas hidup manusia, akan
membaik. IPM juga merefleksikan akses
penduduk terhadap hasil pembangunan.
KETENAGAKERJAAN
93
Sumber : BPS (diolah)
KETENAGAKERJAAN
94
95
PROSPEK
PEREKONOMIAN
Pemulihan ekonomi Sumatera Utara diprediksi terus berlanjut pada triwulan IV 2020. Berbagai stimulus
fiskal pemerintah seperti dana perlindungan sosial serta realisasi belanja modal akan menopang konsumsi
dan investasi yang juga tercermin oleh perbaikan LU Perdagangan dan Konstruksi. Namun, pandemi
COVID-19 diprakirakan menurunkan pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2020. Permintaan
domestik dan eksternal terdampak pembatasan sosial dan karantina wilayah untuk menahan laju
penularan virus.
Sejalan dengan perbaikan ekonomi, tekanan inflasi pada triwulan IV 2020 diperkirakan kembali meningkat
dibandingkan dengan triwulan III 2020. Peningkatan tekanan inflasi terutama didorong kelompok makanan,
minuman, dan tembakau seiring normalisasi permintaan memasuki fase normal baru di tengah pandemi
COVID-19. Namun inflasi Sumatera Utara pada 2020 diperkirakan lebih rendah daripada 2019, dan berada
pada batas bawah sasaran inflasi 3,0%±1% (yoy).
PROSPEK PEREKONOMIAN
96
Prospek Pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Menjelang libur
panjang HBKN Natal dan Tahun Baru, kegiatan
Ekonomi belanja masyarakat diprediksi akan meningkat
Prospek Pertumbuhan Ekonomi didukung juga adaptasi kebiasaan baru yang
Triwulan IV 2020 semakin melekat.
97
aktivitas investasi swasta dan pemerintah yang Prospek Pertumbuhan Ekonomi
tumbuh tinggi di akhir tahun. Impor bahan Keseluruhan Tahun 2020
baku pupuk dan pakan ternak akan naik sejalan
dengan peningkatan permintaan bahan
makanan pasca relaksasi pembatasan sosial. Perekonomian Sumatera untuk keseluruhan
tahun 2020 diprakirakan tumbuh lebih rendah
7.1.1.2 Komponen Lapangan Usaha dari tahun sebelumnya. Pandemi yang
Perbaikan LU utama menopang berlanjutnya berkepanjangan menyebabkan pertumbuhan
pemulihan ekonomi triwulan IV 2020. LU ekonomi dunia lebih lambat dari sebelumnya
Perdagangan dan LU Pariwisata diprediksi dan menurunkan permintaan eksternal.
tumbuh lebih tinggi didorong oleh peningkatan Penurunan pertumbuhan juga dipengaruhi oleh
daya beli masyarakat seiring dengan masifnya tertahannya konsumsi rumah tangga dan
stimulus jaring pengaman sosial dari investasi akibat merebaknya COVID-19.
pemerintah. Dampak stimulus bantuan hibah Kondisi ini terkonfirmasi oleh penurunan
modal kerja dan restrukturisasi kredit untuk kinerja LU terutama sektor pariwisata, LU
UMKM diprakirakan juga menjaga Perdangangan, dan LU Konstruksi.
keberlangsungan usaha. Adaptasi kebiasaan
7.1.2.1 Komponen Permintaan
baru dan pemanfaatan digitalisasi turut
mendukung aktivitas perayaan menjelang Ekonomi global dihadapkan oleh tantangan
HBKN Natal dan Tahun Baru. yang sangat berat dan belum pernah
terbayangkan sebelumnya. Pandemi meluas ke
Pertumbuhan LU Konstruksi diprakirakan seluruh pelosok dunia, baik negara adidaya
membaik sejalan dengan peningkatan investasi maupun negara dunia ketiga. Tingginya
bangunan. Pembangunan proyek kelistrikan keterkaitan antarnegara di era globalisasi ini
dan jalan tol yang terus berlanjut mendorong menyebabkan rantai pasok dunia baik barang
percepatan LU. Perbaikan turut ditopang oleh maupun jasa terdisrupsi seiring dengan
Realisasi belanja modal APBD dan APBN di karantina dan penguncian wilayah. Permintaan
akhir tahun serta program padat karya yang komoditas ekspor utama seperti karet dan kopi
dicanangkan pemerintah. Aktivitas melambat sejalan dengan kinerja sektor hilir
pembangunan swasta yang sempat tertunda negara mitra dagang yang turun. Kinerja sektor
pada masa pandemi akan terus dipercepat hilir di Jawa juga turut menurunkan permintaan
menjelang akhir tahun. komoditas ekspor dalam negeri. Terbatasnya
Pertumbuhan LU industri pengolahan mobilitas masyarakat global mengurangi
diperkirakan meningkat, didorong permintaan jumlah pelancong asing yang masuk ke
global yang kembali normal. Aktivitas Sumatera Utara. Dengan demikian, ekspor
manufaktur di negara - negara mitra dagang secara keseluruhan pada tahun 2020
diprediksi tumbuh cepat seiring dengan mengalami penurunan.
adapatasi kebiasaan baru. Kondisi sejumlah Di samping itu, pertumbuhan konsumsi rumah
sektor usaha di dalam negeri yang membaik tangga tertekan cukup dalam pada tahun 2020.
turut menyokong percepatan pertumbuhan LU Pembatasan sosial menyebabkan sebagian
industri pengolahan di Sumatera Utara. Kinerja pekerja kehilangan sumber pendapatannya
LU industri pengolahan yang membaik baik secara permanen maupun sementara. Di
didukung bahan baku yang melimpah akibat samping itu, kegiatan perayaan HBKN relatif
perbaikan kinerja LU pertanian. Memasuki tidak setinggi tahun sebelumnya akibat
triwulan IV 2020, produksi komoditas himbauan untuk tidak keluar rumah dan
perkebunan melimpah diiringi dengan mudik. Pendapatan juga tertahan akibat harga
penguatan harga di pasar internasional. komoditas ekspor utama yang menurun akibat
Peningkatan permintaan bahan makanan dari melemahnya permintaan global.
rumah makan juga diprakirakan turut
menopang perbaikan kinerja LU.
PROSPEK PEREKONOMIAN
98
Pelemahan permintaan global turut dibandingkan dengan 2019 akibat penurunan
menyebabkan sikap wait and see bagi pelaku daya beli. Aktivitas perayaan HBKN tidak
usaha. Penurunan permintaan domestik turut setinggi tahun sebelumnya seiring dengan
menurunkan investasi bangunan terutama pada pembatasan sosial. Di samping itu, waktu
sektor perumahan. Maka, pertumbuhan operasional pusat perbelanja tempat hiburan
investasi tahun 2020 diprakirakan lebih lambat disesuaikan untuk menahan laju penyebaran
dari tahun sebelumnya. Namun demikian, COVID-19.
pertumbuhan masih ditopang oleh upaya
Sejak triwulan II 2020, kegiatan wisata
percepatan pembangunan infrastruktur tahun
berkurang jauh. Wisatawan mancanegara tidak
jamak, realisasi belanja modal, dan program
bisa masuk akibat penguncian wilayah.
padat karya dari pemerintah. Di samping itu,
Sementara itu, wisatawan nusantara terbatas
kondisi usaha perkebunan kelapa sawit dan
akibat larangan mudik dan persyaratan
industri turunannya yang masih cukup baik di
penggunaan transportasi umum yang cukup
tengah pandemi diperkirakan dapat menahan
ketat. Kekhawatiran masyarakat untuk
penurunan investasi lebih lanjut. Sejalan
berpergian di tengah pandemi sehingga LU
dengan penurunan permintaan eksternal dan
Transportasi dan Pergudangan serta LU
domestik, pertumbuhan impor pada
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
keseluruhan tahun 2020 juga terkontraksi.
terpukul keras. Ditambah lagi, pemerintah dan
Penurunan impor terkonfirmasi lewat
swasta sangat membatasi kegiatan pertemuan,
penurunan impor komoditas barang modal,
insentif, konvensi, dan pameran. Hal tersebut
yakni bahan baku, suku cadang, dan
menyebabkan pendapatan perhotelan dan
perlengkapan.
restoran khususnya di Kota Medan menurun
Di satu sisi, konsumsi pemerintah diprakirakan drastis.
tumbuh meningkat didorong oleh percepatan
Pertumbuhan LU konstruksi diperkirakan lebih
realisasi anggaran untuk menganggulangi
rendah dari tahun 2019. Penurunan
dampak pandemi. Belanja kesehatan
pertumbuhan dipengaruhi oleh penundaan
diperbesar dan bantuan perlindungan sosial
pembangunan oleh sektor perumahan demand
terus bergulir sejak triwulan II 2020 sampai
yang melemah. Beberapa pelaku usaha
dengan akhir tahun. Namun demikian,
diperkirakan menunggu kondisi perekonomian
penurunan PAD khususnya pada pajak pelaku
kembali kondusif untuk berinvestasi dalam
usaha diperkirakan berpotensi menahan
proyek baru. Sebagian proyek infrastruktur dan
peningkatan pertumbuhan lebih lanjut.
pembangunan sektor riil mengurangi jumlah
Tabel 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi pekerja dan jam kerja untuk menghindari
Dunia penyebaran COVID-19.
PROSPEK PEREKONOMIAN
99
Di satu sisi, kinerja industi CPO dan Prospek Inflasi
turunannya diprediksi relatif stabil dan
menahan penurunan LU lebih lanjut.
Prospek Inflasi Triwulan IV 2020
Permintaan oleochemical untuk bahan baku Tekanan inflasi pada triwulan IV 2020
barang kesehatan meningkat. Di samping itu, diperkirakan kembali meningkat
permintaan CPO sebagai bahan baku untuk dibandingkan dengan triwulan III 2020.
minyak goreng, margarin, dan bahan makanan Tekanan inflasi yang meningkat terutama
lainnya masih tumbuh stabil. didorong inflasi kelompok makanan, minuman
Selain itu, LU Pertanian diprakirakan masih dan tembakau; kelompok penyediaan makanan
tumbuh positif meski lebih rendah dari tahun dan minuman; kelompok perwatan pribadi dan
2019. Penurunan pertumbuhan diprakirakan jasa lainnya serta kelompok transportasi yang
dipengaruhi oleh penurunan produktivitas meningkat. Momentum perbaikan daya beli
komoditas perkebunan. Hal tersebut bersumber masyarakat seiring mulai bergeraknya aktivitas
dari praktik budidaya yang tidak sesuai standar ekonomi di masa pandemi COVID-19 akan
seiring dengan harga yang kurang remuneratif. meningkatkan permintaan produk makanan
Di samping itu, penurunan permintaan dari LU dan minuman. Peningkatan inflasi pada
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum kelompok makanan, minuman, dan tembakau
juga mempengaruhi produksi terutama pada juga didorong transmisi harga rokok yang naik
subkategori peternakan dan perikanan.
akibat kenaikan tarif cukai pada awal 2020.
Risiko Pertumbuhan Ekonomi Upaya pemerintah untuk mempercepat
Prospek pertumbuhan ekonomi belum lepas produksi vaksin COVID-19 juga diperkirakan
dari bayang-bayang risiko jika pandemi menumbuhkan ekspektasi dunia usaha,
berlangsung lebih lama dari perkiraan. Apabila khususnya pada sektor penyediaan akomodasi
penanganan kesehatan kurang cepat dan tepat, dan makan minum. Beberapa kebijakan
aktivitas ekonomi akan kembali terhenti dan pemerintah menunjukkan adanya upaya
jumlah tenaga kerja yang terdampak semakin relaksasi aktivitas pada beberapa lapangan
besar. Daya beli masyarakat kembali turun dan
usaha yang selama ini masih dibatasi
konsumsi rumah tangga terkontraksi lebih
aktivitasnya. Sektor usaha akomodasi, makan
dalam dari sebelumnya. Sementara itu, pelaku
minum dan hiburan pada triwulan IV 2020
usaha akan menunda investasi baru terutama
diperkirakan sudah beroperasi sebagian -
yang berskala besar jika pandemi terus
berlanjut. Proyek pembangunan pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan- akan
akan terhambat dan menahan kinerja investasi mendorong sisi permintaan. Dengan
lebih lanjut. PAD akan turun lebih dalam dari meningkatnya permintaan, tekanan inflasi
perkiraan apabila kondisi bisnis terkendala kelompok penyediaan makanan dan minuman
pandemi yang berkepanjangan. Penurunan akan meningkat.
PAD akan menahan kinerja belanja pemerintah
Tekanan inflasi pada kelompok transportasi
yang seharusnya dapat menjadi
countercyclical. Apabila negara - negara mitra diperkirakan meningkat. Wacana pemerintah
dagang terkena gelombang lanjutan COVID- untuk menghapuskan aturan rapid test sebagai
19, kinerja ekspor akan terganggu. Rantai syarat penerbangan jika terealisasi diperkirakan
pasok global akan terkendala jika karantina akan meningkatkan traffic penerbangan. Inflasi
wilayah kembali diterapkan. Penurunan bulanan untuk komoditas angkutan udara
permintaan dunia dapat menurunkan sendiri telah terjadi sejak Mei 2020.
perkembangan harga komoditas utama di Pelonggaran pembatasan sosial diikuti normal
tengah pasokan global yang melimpah. baru diprediksi akan diikuti pertumbuhan
PROSPEK PEREKONOMIAN
100
permintaan angkutan udara pada triwulan IV Upaya TPID Sumatera Utara dalam
2020. Akibatnya, inflasi kelompok transportasi mengantisipasi risiko inflasi terkait komoditas
akan meningkat. strategis pada tahun ini, adalah (1)
meningkatkan produksi tanaman pertanian,
Kelompok perawatan pribadi dan jasa
seperti cabai merah dan bawang merah, dan (2)
lainnya menambah tekanan inflasi tahunan
berkomunikasi intensif untuk mengendalikan
pada triwulan IV 2020. Harga emas perhiasan
ekspektasi dan diversifikasi cabai merah.
yang naik sejak triwulan I 2020 memicu inflasi
tahunan komoditas itu. Kenaikan harga emas Risiko Inflasi
didorong langkah inevstor mengalihkan
Ditengah pandemi yang masih terjadi
investasi ke aset-aset yang dianggap aman di
setidaknya sampai dengan ditemukannya
tengah ketidakpastian global akibat pandemi
vaksin yang efektif dan diproduksi massal
COVID-19, termasuk emas.
perkiraan tahun 2021 , risiko tekanan inflasi
Prospek Inflasi Keseluruhan Sumatera Utara pada tahun 2020 diperkirakan
Tahun 2020 sangat kecil. Sejalan dengan proyeksi inflasi
PDRB, daya beli yang belum sepenuhnya pulih
Inflasi Sumatera Utara pada tahun 2020 akan menahan laju inflasi.
diperkirakan lebih rendah dari tahun 2019.
Namun, inflasi Sumatera Utara pada tahun ini Inflasi Sumatera Utara justru berpotensi bias
diperkirakan dalam rentang sasaran 3,0%±1%. bawah sehingga berada di bawah rentang
sasaran 3,0%±1% jika perbaikan daya beli
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan masyarakat tidak kunjung pulih pada triwulan
bakar rumah tangga diperkirakan menjadi IV 2020. Penerapan pembatasan sosial sangat
penahan inflasi tahun ini. Peningkatan inflasi berpengaruh terhadap proyeksi inflasi kedepan.
kelompok ini dipengaruhi belum adanya
kenaikan tarif listrik menyusul pandemi. Rekomendasi
Disamping itu harga minyak dunia yang masih
Menghadapi periode Adaptasi Kebiasaan Baru
bertahan rendah juga menahan tekanan inflasi
(AKB), perekonomian pada triwulan III 2020
pada kelompok bahan bakar rumah tangga.
diprediksi akan membaik meski terbatas.
Tren kenaikan harga emas pada 2020 Pemulihan ekonomi diharapkan dapat terus
menjadi faktor tekanan inflasi kelompok diupayakan melalui program-program terfokus,
perawatan pribadi dan jasa lainnya. sehingga dapat menahan pertumbuhan negatif
Ketidakpastian global akibat pandemi COVID- pada keseluruhan tahun 2020.
19 akan mendorong kelanjutan kenaikan harga
Berdasarkan hasil asesmen Bank Indonesia,
emas. Kenaikan harga -diperkirakan berlanjut
pemulihan ekonomi yang tepat sasaran perlu
hingga kondisi kembali normal- ini
dibarengi dengan penanganan kesehatan yang
menyumbang tekanan inflasi tahunan.
optimal.
Sementara inflasi kelompok makanan,
Untuk meningkatkan kualitas penanganan
minuman, dan tembakau juga didorong
Covid-19, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
harga rokok. Harga rokok naik seiring
perlu terus mengalokasikan anggaran kesehatan
kenaikan tarif cukai sebesar 21,55% per 1
dengan tujuan sebagai berikut:
Januari 2020. Kenaikan tarif cukai pada awal
tahun ini menyebabkan andil inflasi komoditas 1. meningkatkan kapasitas uji PCR hingga
rokok ditransmisikan ke inflasi tahunan sesuai standar WHO.
Sumatera Utara sepanjang 2020. 2. meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan
dengan menambah tempat tidur untuk
merawat bagi pasien COVID
PROSPEK PEREKONOMIAN
101
3. mendorong gaya hidup higienis warga dan LU Informasi dan Komunikasi. Daerah
melalui kampanye masif, serta yang menjadi pengembangan prioritas juga
meningkatkan kepercayaan publik dengan melihat dampak ekonomi secara spasial dan
meluncurkan sertifikasi usaha di bidang risiko penularan Covid-19.
kesehatan.
Sementara untuk upaya pemulihan aspek
Di samping itu, untuk mendukung perbaikan
ekonomi hendaknya diprioritaskan pada LU
yang optimal, pemerintah dapat mendorong
dengan dampak ekonomi yang tinggi dan
kebijakan pendukung seperti pemanfaatan
berisiko rendah. Kami melihat terdapat 5 (lima)
tenaga kerja terdampak, optimalisasi dana
sektor potensial yang dapat dikembangkan.
desa, pengembangan dan digitalisasi UMKM,
Pertama, LU Pertanian, Kehutanan dan
dan dukungan pada LU Penyediaan Akomodasi
Perikanan dapat dijadikan prioritas pemulihan
dan Makan Minum melalui kegiatan bazar
ekonomi. Selanjutnya, perlu diikuti dengan
maya (virtual).
pemulihan ekonomi pada LU Industri
Pengolahan, LU Perdagangan, LU Real Estate,
PROSPEK PEREKONOMIAN
102
103
104
DAFTAR ISTILAH
Administered Price
Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air serta
transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah misalnya
tembakau dan minuman beralkohol.
Base Effect
Efek kenaikan/penurunannilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level
variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup
rendah/tinggi.
BEC
Pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan
utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.
BI-RTGS
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)
pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time
(electronically processed), di mana rekening peserta dapat didebit/ dikredit berkali-kali dalam sehari
sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Ceteris paribus
DAFTAR ISTILAH
105
Semua variabel di luar sistem/model dianggap konstan.
Disposable income
Sejumlah uang yang dapat dapat dibelanjakan dan ditabung setelah dikurangi dengan pajak
penghasilan.
DAFTAR ISTILAH
106
Inflasi IHK
Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks harga
konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat luas.
Inflasi Inti
Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.
Inflow
Aliran masuk uang kartal ke Kantor Bank Indonesia.
Kredit
Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit Investasi
Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan pabrik
dan pembelian mesin.
Kredit Konsumsi
Kredit bagi perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit
Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), dan lain-lain seperti Kredit tanpa
agunan.
DAFTAR ISTILAH
107
Leading Indicators
Indikator yang digunakan untuk memprediksi pergerakan atau titik balik dari suatu siklus bisnis.
Liaison
Suatu kegiatan pengumpulan data statistik dan informasi yang dilaksanakan secara periodik melalui
wawancara langsung kepada pelaku usaha mengenai perkembangan dan arah kegiatan usaha.
Outflow
Aliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.
Passthrough effect
Efek dari perubahan kondisi ekonomi terhadap ongkos produksi yang pada akhirnya akan
berdampak pada harga retail suatu produk.
DAFTAR ISTILAH
108
Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi triwulan tertentu terhadap posisi triwulan
sebelumnya.
PDRB Riil
Produk Domestik Bruto Regional yang nilainya menggunakan harga konstan. Hal ini untuk
menghilangkan pengaruh inflasi dalam mengukur pertumbuhan antar waktu.
Seasonal event
Kejadian yang terjadi secara musiman yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan cenderung
terjadi berulang antar tahun.
SurveI Konsumen
Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang dilakukan secara bulanan untuk mengetahui
persepsi atau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian.
Uang Kartal
Alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan dan dijamin oleh Bank Indonesia, baik berupa kertas
maupun logam.
Volatile Foods
Komoditas yang termasuk kelompok bahan makanan, kecuali subkelompok ikan diawetkan dan
bahan makanan lainnya, yang pergerakan naik turunnya harga cukup besar (volatile).
DAFTAR ISTILAH
109
Year on year (yoy)
Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi satu titik waktu (misal bulan atau triwulan)
terhadap posisi satu titik waktu yang sama tahun sebelumnya. Pembandingan ini dilakukan untuk
menghilangkan efek seasonal yang biasanya terjadi di titik waktu tertentu (misal bulan Ramadhan,
tahun ajaran baru, dsb).
DAFTAR ISTILAH
110
Editor
Yura A. Djalins
Kontributor
Adhi Nugroho
Rizki Rahmawati
Ikhsan Fauzy
Rayna Ditriano
Adhi Nugroho
Henni Monika
Purnama Lubis
DAFTAR ISTILAH
111
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Telp. 061-4150500
Fax. 061-4534760
DAFTAR ISTILAH
112