Anda di halaman 1dari 113

LAPORAN PEREKONOMIAN

PROVINSI SUMATERA UTARA


Agustus 2020
VISI DAN MISI
1
VISI DAN MISI

Visi Bank Indonesia


digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasionial
dan terbaik di antara emerging markets untuk Indonesia Maju

Misi Bank Indonesia


1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran kebijakan Bank Indonesia.
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem
pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis
lain.
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan
Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat
daerah.
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui
penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal,
serta peran internasional proaktif

Nilai-nilai Strategis
(i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii) profesionalisme (professionalism); (iii)
keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan umum (public interest); dan (v)
koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-
nilai agama (religi).

VISI DAN MISI


2
Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
Utara
Perwakilan yang kredibel dalam mendukung kebijakan Bank Indonesia dan

Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera


Utara
Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, stabilitas sistem
keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk
mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan
berkesinambungan.

VISI DAN MISI


3
VISI DAN MISI
4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Utara
Periode Agustus 2020. Laporan ini memuat evaluasi perkembangan ekonomi Sumatera Utara
triwulan II 2020, tracking triwulan III 2020 serta prospek keseluruhan tahun 2020. Publikasi laporan
ini juga sekaligus menjadi bagian dari misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia untuk dapat
berkontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah.

Pertama, kami ingin menyampaikan kondisi perekonomian Sumatera Utara periode triwulan
II 2020. Pada periode berjalan, perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II 2020 tumbuh sebesar
-2,37% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,65% (yoy), dan tercatat paling
rendah sajak krisis 1998. Kontraksi dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik seiring degnan
pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Penguncian wilayah di negara - negara
mitra dagang turun menurunkan permintaan eksternal. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), seluruh LU
utama terdampak hingga kontraksi, kecuali LU Pertanian. Adapun upaya stimulus fiskal
penanggulangan dampak COVID-19 mengakselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan
menahan penurunan ekonomi lebih lanjut.

Tekanan inflasi Sumatera Utara pada triwulan II 2020 lebih rendah daripada triwulan I 2020.
Tren penurunan harga terjadi pada kelompok Makanan, Minuman & Tembakau terutama untuk
kelompok makanan yakni komoditas cabai merah. Dampaknya, inflasi pada triwulan laporan tercatat
-0,09% (yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 1,81% (yoy). Dengan realisasi ini, laju
inflasi Sumatera Utara triwulan II 2020 tercatat dibawah inflasi Nasional yang tercatat 1,96% (yoy)
dan inflasi Sumatera yang mencapai 0,69% (yoy).

Kedua, beberapa pandangan kami sampaikan terkait tracking perekonomian triwulan III dan
prospek perekonomian tahun 2020. Perekonomian Provinsi Sumatera Utara triwulan III diperkirakan
mengalami perbaikan meski terbatas, seiring dengan fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Perbaikan
pertumbuhan didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Dampak kebijakan
countercyclical pemerintah untuk menahan penurunan pertumbuhan ekonomi akan mulai terasa
pada triwulan ini. Peningkatan permintaan domestik dan eksternal tercermin oleh perbaikan kinerja
seluruh LU utama. Dari sisi perkembangan harga, tekanan inflasi pada triwulan III diperkirakan lebih
tinggi daripada triwulan sebelumnya. Meningkatnya tekanan inflasi terutama dikarenakan produksi

KATA PENGANTAR
5
cabai merah yang cenderung turun dan tendensi konsumsi masyarakat yang mulai meningkat.
Sehingga inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau diperkirakan meningkat. Di sisi lain,
inflasi juga diperkirakan berumber dari kelompok transportasi seiring dengan penerapan normal baru
oleh pemerintah.

Secara keseluruhan tahun, meluasnya pandemi COVID-19 memberikan tantangan yang


besar terhadap perekonomian Sumatera Utara. Meski demikian, tekanan harga diperkirakan akan
lebih rendah dibandingkan tahun 2020 didorong oleh meredanya tekanan pada kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok makanan, minuman, dan
tembakau. Tren penurunan harga pada beberapa komoditas tersebut dipengaruhi oleh belum adanya
kenaikan tarif listrik menyusul pandemi. Disamping itu harga minyak dunia yang masih bertahan
rendah juga menahan tekanan inflasi pada kelompok bahan bakar rumah tangga. Di sisi lain,
produksi komoditas utama yang melimpah sementara permintaan masih relatif terbatas, mendorong
tren penurunan harga pada kelompok bahan makanan. Menyikapi hal ini, Tim Pengendalian Inflasi
Daerah tetap melakukan melakukan berbagai upaya, terutama memastikan ketahanan pangan terjaga
selama masa pandemi.

Akhirnya, selain sebagai referensi yang bermanfaat, kami mengharapkan buku ini dapat
memperkuat optimisme akan prospek perekonomian Sumatera Utara yang lebih baik ke depan.
Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera
Utara, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat
Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa
cakupan dan analisis dalam Laporan Perekonomian Provinsi masih belum sepenuhnya sempurna
sehingga saran, masukan serta dukungan informasi/data dari pembaca sekalian sangat diharapkan
guna peningkatan kualitas dari laporan ini.

Medan, Agustus 2020


KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI SUMATERA UTARA

ttd

Wiwiek Sisto Widayat


Direktur Eksekutif

KATA PENGANTAR
6
KATA PENGANTAR
7
DAFTAR ISI
VISI DAN MISI .................................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 5
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 8
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................ 11
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. 14
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... 15
RINGKASAN UMUM ...................................................................................................................... 16
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH ........................................................ 20
Ekonomi Terdampak Pandemi ......................................................................................... 21
Ekonomi Tumbuh Menurun sebagai Dampak Pandemi ................................................... 21
Ekonomi Mulai Recovery pada Triwulan III 2020 ............................................................ 22
Penurunan Seluruh Permintaan Tertahan Oleh Stimulus Fiskal ....................................... 23
Pertumbuhan Seluruh Lapangan Utama Menurun ........................................................... 29
BOKS 1 : TUJUH PROYEK INVESTASI DAERAH TELAH DIPASARKAN PADA EVENT INDONESIA
INVESTMENT DAY 2020 ................................................................................................................ 33
KEUANGAN PEMERINTAH ........................................................................................... 38
Pagu APBD 2020 Menurun ............................................................................................. 39
Pagu Anggaran Pendapatan APBD 2020 Menurun........................................................... 39
1.1.1. Pagu Anggaran Belanja APBD 2020 Menurun ................................................................. 40
1.2. Realisasi APBD Triwulan II 2020 ..................................................................................... 40
1.2.1. Realisasi Pendapatan Menurun ........................................................................................ 40
1.2.2. Realisasi Belanja APBD Triwulan II 2020 meningkat ....................................................... 41
1.3. Pagu Belanja APBN untuk Provinsi Sumatera Utara tahun 2020 stabil ............................ 45
1.3.2. Realisasi Belanja APBN dan Transfer ke Daerah pada Triwulan II 2020 Menurun ........... 45
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ........................................................................... 48
Triwulan II 2020 Mengalami Deflasi, Berada di Bawah Rentang Target .......................... 49
Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau Mendorong Deflasi ............................... 51
Kelompok Bahan Makanan, Minuman & Tembakau Memberikan Andil Deflasi Terbesar 51
Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya Memberikan Andil Inflasi Tertinggi ........ 51
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Rumah Tangga Menjadi
Kontributor Inflasi Tahunan............................................................................................................. 52
Kelompok Transportasi Juga Menjadi Penahan Inflasi ...................................................... 52
Tekanan inflasi di Medan dan Sibolga berkurang ............................................................ 53
Kota Medan Menahan Tekanan Inflasi Sumatera Utara .................................................... 53

DAFTAR ISI
8
Penurunan Tekanan Inflasi Kota Sibolga Didorong Penurunan Subkelompok Makanan .. 54
Inflasi Kota Pematangsiantar Menurun ............................................................................. 54
Laju Inflasi Kota Padangsidimpuan Menurun ................................................................... 55
Deflasi Terendah di Kota Gunungsitoli............................................................................. 55
Tracking Inflasi ................................................................................................................ 56
Laju Inflasi Triwulan III 2020 Diperkirakan Meningkat .................................................... 56
Program Pengendalian Inflasi Daerah .............................................................................. 57
STABILITAS KEUANGAN DAERAH ................................................................................. 60
Kinerja Perbankan Triwulan II 2020 Menurun ................................................................. 61
Intermediasi Perbankan Menurun Namun Masih Berada di Rentang Optimal ................. 62
Pertumbuhan Deposito Mendorong Peningkatan Dana Pihak Ketiga ............................... 62
Kredit Tumbuh Rendah .................................................................................................... 65
Penyaluran Kredit Masih Terkonsentrasi di Kota Medan .................................................. 69
Pertumbuhan Kredit UMKM Melambat ............................................................................ 69
Kinerja Korporasi Keuangan dan Rumah Tangga ............................................................. 70
Penurunan Permintaan Domestik dan Eksternal Memicu Penurunan Kinerja Korporasi ... 70
Kredit Investasi Menahan Perlambatan Kredit Korporasi .................................................. 71
Kinerja Rumah Tangga..................................................................................................... 72
Kerentanan Rumah Tangga Meningkat ............................................................................. 72
Penyaluran Kredit Rumah Tangga Masih Tumbuh Positif kendati melambat .................... 73
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ................................. 75
Sistem Pembayaran Non Tunai Berjalan Baik .................................................................. 76
Elektronifikasi Berjalan Lancar ......................................................................................... 77
Sistem Pembayaran Tunai Sesuai Pola Historis ................................................................ 78
Kegiatan Penukaran Valuta Asing (KUPVA) dan Penyelenggaraan Transfer Dana (PTD)
Terjaga 79
BOKS 2: PANDEMI COVID-19, BERKAH TERSELUBUNG BAGI E-COMMERCE .......................... 80
KETENAGAKERJAAN ..................................................................................................... 84
Serapan Tenaga Kerja Sumatera Utara Berkurang ............................................................ 85
Kesejahteraan .................................................................................................................. 89
Nilai Tukar Petani ............................................................................................................ 89
Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Utara Meningkat ...................................................... 90
Ketimpangan Pendapatan................................................................................................. 92
PROSPEK PEREKONOMIAN ......................................................................................... 96
Prospek Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................................... 97
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV 2020 ........................................................... 97
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Keseluruhan Tahun 2020 ............................................... 98
Risiko Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................................ 100

DAFTAR ISI
9
Prospek Inflasi................................................................................................................ 100
Prospek Inflasi Triwulan IV 2020 ................................................................................... 100
Prospek Inflasi Keseluruhan Tahun 2020........................................................................ 101
Risiko Inflasi ................................................................................................................... 101
Rekomendasi ................................................................................................................. 101
DAFTAR ISTILAH .......................................................................................................................... 105

DAFTAR ISI
10
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, Sumatera, dan Nasional .................................. 21
Grafik 1.2 Likert Scale Permintaan Domestik dan Permintaan Ekspor ............................................. 21
Grafik 1.3 Likert Scale Perkiraan Penjualan .................................................................................... 23
Grafik 1.4 Kredit Rumah Tangga ..................................................................................................... 23
Grafik 1.5 Konsumsi Pembelian Barang Tahan Lama...................................................................... 24
Grafik 1.6 Simpanan Pemerintah Daerah ........................................................................................ 24
Grafik 1.7 Kredit Modal Kerja ......................................................................................................... 25
Grafik 1.8 Penjualan Semen............................................................................................................ 25
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing ............................................................................................... 25
Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri ................................................................................ 25
Grafik 1.11 Likert Scale Investasi .................................................................................................... 26
Grafik 1.12 Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumatera Utara ............................................. 26
Grafik 1.13 Ekspor Karet ................................................................................................................. 27
Grafik 1.14 Ekspor Kopi .................................................................................................................. 27
Grafik 1.15 Ekspor CPO .................................................................................................................. 27
Grafik 1.16 ....................................................... 27
Grafik 1.17 Impor Berdasarkan Kelompok Barang .......................................................................... 28
Grafik 1.18 Penumpang Angkutan Udara Internasional yang Berangkat ......................................... 28
Grafik 1.19 Kredit Pertanian............................................................................................................ 29
Grafik 1.20 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Industri Pengolahan ..................................................... 29
Grafik 1.21 Kredit Pertanian............................................................................................................ 30
Grafik 1.22 Perkembangan Kredit Konstruksi .................................................................................. 30
Grafik 1.23 Kredit Perumahan Rakyat ............................................................................................. 31
Grafik 1.24 Survei Penjualan Eceran ............................................................................................... 31
Grafik 1.25 Kredit Perdagangan ...................................................................................................... 31
Grafik 1.26 Penumpang Angkutan Udara Domestik dan Internasional ........................................... 32
Grafik 2.1 Perkembangan APBD di Sumatera Utara (Miliar Rp) ...................................................... 39
Grafik 2.2 Derajat Otonomi Fiskal Sumatera Utara ......................................................................... 39
Grafik 2.3 Proporsi Anggaran PAD Provinsi Sumatera Utara........................................................... 40
Grafik 2.4 Proporsi Anggaran Belanja Provinsi Sumatera Utara ...................................................... 40
Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD Triwulan II 2020 ................................................................ 41
Grafik 2.6 Realisasi Belanja Operasi APBD Triwulan II 2020 ......................................................... 42
Grafik 2.7 Realisasi Belanja APBD Triwulan II 2020 ....................................................................... 42
Grafik 2.8 Pagu APBN Provinsi Sumatera Utara.............................................................................. 45
Grafik 2.9 Realisasi Belanja APBN Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Jenis Belanja.................. 46
Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Utara dan Nasional ...................................................... 49
Grafik 3.2 Perkembangan Inflasi Sumatera Utara dan Daerah Lainnya ........................................... 49
Grafik 3.3 Inflasi Kelompok Bahan Makanan .................................................................................. 51
Grafik 3.4 I Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya ................................................. 52
Grafik 3.5 I Inflasi Kelompok Perumahan, Listrik, Air & Gas ........................................................... 52
Grafik 3.6 Inflasi Kelompok Transportasi ........................................................................................ 53
Grafik 3.7 Inflasi Kota Sampel Inflasi di Sumatera Utara ................................................................. 53
Grafik 3.8 Disagregasi Inflasi Kota Medan ...................................................................................... 53

DAFTAR GRAFIK
11
Grafik 3.9 Disagregasi Inflasi Kota Sibolga ...................................................................................... 54
Grafik 3.10 Disagregasi Inflasi Kota Pematangsiantar ..................................................................... 54
Grafik 3.11 Disagregasi Inflasi Kota Padangsidempuan .................................................................. 55
Grafik 3.12 Disagregasi Inflasi Kota Gunungsitoli ........................................................................... 55
Grafik 3.13 Komoditas Penyumbang Inflasi Kota Sampel................................................................ 56
Grafik 4.1. Perkembangan Kinerja Perbankan................................................................................. 61
Grafik 4.2. Rasio BOPO Perbankan ................................................................................................ 61
Grafik 4.3. Perkembangan Intermediasi Perbankan......................................................................... 61
Grafik 4.4. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga................................................................................... 62
Grafik 4.5. Pertumbuhan Giro Penduduk ........................................................................................ 63
Grafik 4.6. Pangsa Kepemilikan Giro .............................................................................................. 63
Grafik 4.7. Pertumbuhan DPK Jenis Deposito ................................................................................. 63
Grafik 4.8. Pangsa Deposito Berdasarkan Nilai............................................................................... 63
Grafik 4.9. Pertumbuhan DPK Jenis Tabungan................................................................................ 63
Grafik 4.10. Pangsa Tabungan Berdasarkan Nilai ........................................................................... 64
Grafik 4.11. DPK Konvensional dan Syariah ................................................................................... 64
Grafik 4.12. Pertumbuhan DPK Berdasarkan Jenis Nasabah ........................................................... 64
Grafik 4.13. Perkembangan Kredit .................................................................................................. 65
Grafik 4.14. Perkembangan Kredit Berdasarkan Penggunaan.......................................................... 65
Grafik 4.15. Perkembangan KMK Berdasarkan Sektoral .................................................................. 65
Grafik 4.16. Pertumbuhan Kredit Konsumsi .................................................................................... 66
Grafik 4.17. Pertumbuhan Kredit Konsumsi .................................................................................... 66
Grafik 4.18. Perkembangan KI Berdasarkan Sektoral ...................................................................... 66
Grafik 4.19. Suku Bunga Kredit ....................................................................................................... 67
Grafik 4.20. Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi.................................. 67
Grafik 4.21. Kredit Perkebunan Sawit dan Karet ............................................................................. 67
Grafik 4.22. Likert Scale Liaison Bank Indonesia ............................................................................ 68
Grafik 4.23. Perkembangan Kredit Konvensional dan Syariah ........................................................ 68
Grafik 4.24. Perkembangan NPL Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan.......................................... 69
Grafik 4.25. Penyaluran Kredit Berdasarkan Kab/Kota .................................................................... 69
Grafik 4.26. Pertumbuhan Kredit UMKM ........................................................................................ 69
Grafik 4.27. Penyaluran kredit UMKM berdasarkan jenis ............................................................... 69
Grafik 4.28. Penyaluran kredit UMKM Berdasar Skala.................................................................... 70
Grafik 4.29. Perkembangan Kredit UMKM berdasarkan sektor ekonomi ........................................ 70
Grafik 4.30. Perkembangan NPL Kredit UMKM .............................................................................. 70
Grafik 4.31. Likert Scale Harga Jual dan Margin Usaha .................................................................. 71
Grafik 4.32. Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan ................................. 71
Grafik 4.33. Perkembangan Kredit Korporasi berdasarkan sektor Ekonomi ..................................... 71
Grafik 4.34. Kinerja Lapangan Usaha PDRB ................................................................................... 72
Grafik 4.35. Indeks Ekspektasi Penghasilan..................................................................................... 72
Grafik 4.36. Perkembangan Kredit Rumah Tangga.......................................................................... 73
Grafik 4.37. Perkembangan Penyaluran Kredit Rumah Tangga ....................................................... 73
Grafik 5.1 Perkembangan RTGS ..................................................................................................... 76
Grafik 5.2 Perkembangan SKNBI .................................................................................................... 76
Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kartu ATM Debet, Kartu Kredit, dan UE ................................. 77
Grafik 5.4 Perkembangan BPNT ..................................................................................................... 77
Grafik 5.5 Perkembangan PKH ....................................................................................................... 78
Grafik 5.6 Perkembangan Inflow - Outflow .................................................................................... 78
Grafik 5.7 Perkembangan Transaksi KUPVA BB ............................................................................. 79
Grafik 5.8 Perkembangan Transaksi PTD BB .................................................................................. 79
Grafik 5.9 Perkembangan Transaksi Pembelian E-commerce Nasional........................................... 80

DAFTAR GRAFIK
12
Grafik 5.10 Perkembangan Transaksi Pembelian E-commerce di Sumut......................................... 80
Grafik 6.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Bekerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka ............. 85
Grafik 6.2 TPT Menurut Jenjang Pendidikan ................................................................................... 86
Grafik 6.3 Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja ........................................................ 86
Grafik 6.4 Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja dan TPAK ................................................. 86
Grafik 6.5 Pangsa Pekerja Sektoral.................................................................................................. 87
Grafik 6.6 Perkembangan NTP........................................................................................................ 87
Grafik 6.7 Laju Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha ................................................ 88
Grafik 6.8 Pangsa Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan ............................................................... 88
Grafik 6.9 Pangsa Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjaan Utama ............................................ 89
Grafik 6.10 Perkembangan Nilai Tukar Petani ................................................................................ 89
Grafik 6.11 Perkembangan Harga Komoditas Perkebunan.............................................................. 89
Grafik 6.12 IT dan IB Sumatera Utara ............................................................................................. 90
Grafik 6.13 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Utara .................................................................... 90
Grafik 6.14 Jumlah Penduduk Miskin di Pedesaan dan Perkotaan .................................................. 91
Grafik 6.15 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan ............................................................ 91
Grafik 6.16 Perkembangan Koefisien Gini ..................................................................................... 92
Grafik 6.17 Distribusi Pengeluaran Penduduk di Wilayah Perkotaan.............................................. 92
Grafik 6.18 Distribusi Pengeluaran Penduduk di Wilayah Perdesaan ............................................. 93
Grafik 6.19 Perkembangan IPM Sumut dan Nasional ..................................................................... 94
Grafik 6.20 IPM 33 Kabupaten/Kota Sumut .................................................................................... 94
Grafik 7.1 Proyeksi PDRB ............................................................................................................... 97

DAFTAR GRAFIK
13
DAFTAR TABEL

Tabel 6.1 Klasifikasi Penduduk Bekerja (Pekerja Penuh/Tidak Penuh) ............................................ 88


Tabel 6.2 Harga Gabah................................................................................................................... 90
Tabel 6.3 Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan ..................................................................... 91
Tabel 6.4 IPM Sumut Menurut Komponen ...................................................................................... 93
Tabel 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia ........................................................................... 99

DAFTAR TABEL
14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Vicon KAD bersama BUMD AIJ, Pemko Batam, dan Pemko Tj. Pinang (2 Juli 2020).. 57
Gambar 3.2 Rakorprov TPID se-Sumatera Utara (21 Juli 2020) ...................................................... 57
Gambar 3.3 FGD bersama BUMD Provsu Dhirga Surya (3 Juli 2020)............................................. 58
Gambar 5.1 Kontribusi dan Pertumbuhan Nominal Pembelian E-commerce selama Triwulan II -
2020 di Sumatera Utara .................................................................................................................. 81

DAFTAR GAMBAR
15
RINGKASAN UMUM

ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL


Pandemi menahan laju perekonomian Sumatera Utara. Perekonomian Sumatera Utara pada
triwulan II 2020 tumbuh sebesar -2,37% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar
4,65% (yoy). Kontraksi dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik seiring dengan
pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Penguncian wilayah di negara - negara
mitra dagang turun menurunkan permintaan eksternal. Seluruh Lapangan Usaha (LU) utama
terdampak hingga kontraksi, kecuali LU Pertanian. Adapun upaya stimulus fiskal menanggulangi
dampak COVID-19 mengakselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan menahan penurunan
ekonomi lebih lanjut.

Ekonomi Sumatera Utara pada triwulan III 2020 diprediksi menginjak masa pemulihan meski
masih terbatas. Perbaikan pertumbuhan didorong oleh penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB)
yang akan menopang konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Dampak kebijakan
countercyclical pemerintah untuk menahan penurunan pertumbuhan ekonomi akan mulai terasa
pada triwulan ini. Peningkatan permintaan domestik dan eksternal tercermin oleh perbaikan kinerja
seluruh LU utama.

ASESMEN KEUANGAN DAERAH

Pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) Sumatera Utara 2020 turun. Akibatnya,
pagu anggaran belanja dan transfer daerah pada APBD turun -4,61% dibandingkan dengan 2019
menjadi Rp 47,9 triliun. Sampai dengan triwulan II 2020, realisasi pendapatan APBD belum optimal,
begitupun dengan realisasi belanja yang menurun seiring dengan penurunan pagu TKDD dari
Pemerintah Pusat. Di sisi lain, pagu belanja dan transfer pemerintah pusat ke Sumut meningkat.
Meskipun demikian, realisasi APBN di Sumut masih terbatas. Dampak pandemi yang dirasakan
sangat kuat pada triwulan II menyebabkan sejumlah proyek mengalami penundaan dan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan daerah secara keseluruhan.

ASESMEN INFLASI
Tren penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama komoditas
cabai merah, berlanjut pada triwulan II 2020. Akibatnya, inflasi Sumatera Utara pada triwulan II
2020 sebesar -0,09% (yoy) atau lebih rendah dari triwulan I 2020 yang sebesar 1,81% (yoy). Inflasi
Sumatera Utara ini juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,96% (yoy) dan
inflasi Sumatera yang mencapai 0,69% (yoy).

RINGKASAN UMUM
16
Secara tahunan, prospek inflasi pada triwulan III 2020 diperkirakan meningkat dibandingkan
dengan triwulan II 2020. Peningkatan tekanan inflasi dipengaruhi kelompok makanan, minuman,
dan tembakau seiring perkiraan produksi pangan yang mulai menurun dan permintaan serta tendensi
konsumsi yang meningkat.

ASESMEN STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN


AKSES KEUANGAN, DAN UMKM

Sejalan dengan kontraksi ekonomi yang terjadi, kondisi stabilitas sistem keuangan Sumatera
Utara pada triwulan II 2020 menurun dibandingkan triwulan I 2020. Kondisi ini tercermin dari
tingkat profitabilitas yang menurun disertai dengan BOPO yang meningkat. Kondisi pandemi yang
mulai dirasakan pada April mendorong penurunan kinerja sektor utama (PBE, industri pengolahan,
penyediaan akmamin, konstruksi) yang berdampak pada kinerja kredit di sektor tersebut. Penyaluran
kredit melambat signifikan pada kuarter kedua karena penurunan kinerja korporasi. Hasil liaison
mengkonfirmasi adanya penurunan permintaan domestik, permintaan ekspor, investasi, dan harga
jual pada triwulan II dan diperkirakan belum akan pulih pada triwulan III. Di sisi lain, kinerja kredit
rumah tangga juga menurun sehingga secara keseluruhan juga berimplikasi pada penurunan rasio
LDR yang berada di kisaran 87%, terendah selama 5 tahun terakhir. Dari sisi risiko, NPL perbankan
masih terjaga dibawah threshold 5% dan masih akan berada di kisaran hingga tahun 2020.

ASESMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN


PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Perkembangan sistem pembayaran pada triwulan II 2020 mengonfirmasi tantangan
pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Transaksi nontunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI), kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), dan kartu kredit tumbuh menurun sejalan
dengan konsumsi rumah tangga yang tertahan. Namun, transaksi non-tunai Real Time Gross
Settlement (RTGS) mengalami peningkatan sejalan dengan akselerasi konsumsi pemerintah.
Penyaluran bantuan sosial non-tunai juga tumbuh tinggi sebagai bentuk perlindungan sosial di tengah
pandemi. Sementara, transaksi tunai berupa arus uang kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Wilayah Sumatera Utara mengalami net outflow sesuai pola historis bulan Ramadhan dan HBKN
Idul Fitri.

ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Di tengah perekonomian yang tumbuh negatif, kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan


juga penuh tantangan. Di sisi ketenagakerjaan, serapan tenaga kerja berkurang, indeks
kedalaman dan keparahan kemiskinan meningkat, meskipun tingkat pengangguran terbuka
masih mencatat perbaikan. Sementara, Nilai Tukar Petani mencatat apresiasi seiring kinerja
lapangan usaha pertanian yang masih tumbuh positif. Sedangkan di sisi kesejahteraan,
ketimpangan pendapatan, baik di perkotaan maupun perdesaan, semakin berkurang.

RINGKASAN UMUM
17
PROSPEK PEREKONOMIAN

Pemulihan ekonomi Sumatera Utara diprediksi terus berlanjut pada triwulan IV 2020.
Percepatan pertumbuhan ekonomi akan bersumber permintaan domestik. Berbagai stimulus fiskal
pemerintah seperti dana perlindungan sosial serta realisasi belanja modal akan menopang konsumsi
dan investasi yang juga tercermin oleh perbaikan LU Perdagangan dan Konstruksi. Penyelenggaraan
Pilkada turut menopang konsumsi dan rencana program pemulihan ekonomi akan mendorong
percepatan aktivitas bisnis. Normal baru di negara-negara mitra dagang juga mendorong perbaikan
ekspor, yang akan mendongkrak LU industri pengolahan.

Sementara itu, tekanan harga pada tahun 2020 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan
tahun 2019. Penurunan tersebut didorong oleh meredanya tekanan inflasi pada kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok makanan, minuman, dan
tembakau. Tren penurunan harga pada beberapa komoditas tersebut dipengaruhi oleh belum adanya
kenaikan tarif listrik menyusul pandemi. Disamping itu harga minyak dunia yang masih bertahan
rendah juga menahan tekanan inflasi pada kelompok bahan bakar rumah tangga. Di sisi lain,
produksi komoditas utama yang melimpah sementara permintaan masih relatif terbatas, mendorong
tren penurunan harga pada kelompok bahan makanan

RINGKASAN UMUM
18
RINGKASAN UMUM
19
PERKEMBANGAN EKONOMI
MAKRO DAERAH

Pandemi menahan laju perekonomian Sumatera Utara. Perekonomian Sumatera Utara pada
triwulan II 2020 tumbuh sebesar -2,37% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang
sebesar 4,65% (yoy). Kontraksi dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik seiring dengan
pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Penguncian wilayah di negara -
negara mitra dagang turun menurunkan permintaan eksternal. Seluruh Lapangan Usaha (LU)
utama terdampak hingga kontraksi, kecuali LU Pertanian. Adapun upaya stimulus fiskal
menanggulangi dampak COVID-19 mengakselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan
menahan penurunan ekonomi lebih lanjut.

Ekonomi Sumatera Utara pada triwulan III 2020 diprediksi menginjak masa pemulihan meski
masih terbatas. Perbaikan pertumbuhan didorong oleh penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB)
yang akan menopang konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Dampak kebijakan
countercyclical pemerintah untuk menahan penurunan pertumbuhan ekonomi akan mulai terasa
pada triwulan ini. Peningkatan permintaan domestik dan eksternal tercermin oleh perbaikan
kinerja seluruh LU utama.

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


20
Ekonomi Terdampak
Pandemi

Ekonomi Tumbuh Menurun Sumber: Liaison Bank Indonesia di Sumatera Utara,


diolah
sebagai Dampak Pandemi Grafik 1.2 Likert Scale Permintaan Domestik
Meluasnya pandemi COVID-19 dan Permintaan Ekspor
menyebabkan perekonomian Sumatera Utara
turun pada triwulan II 2020. Ekonomi
Penurunan konsumsi rumah tangga pada
mengalami kontraksi -2,37% (yoy), lebih
triwulan II 2020 dipengaruhi oleh
rendah dari triwulan sebelumnya yang
pembatasan sosial dalam rangka mencegah
mencapai 4,65% (yoy). Kontraksi
penularan COVID-19. Ditambah lagi,
pertumbuhan ekonomi merupakan yang
pendapatan masyarakat menurun akibat
pertama kalinya sejak krisis 1998. Namun,
sejumlah pekerja di-PHK dan dirumahkan
besaran pertumbuhan ekonomi Sumatera
sementara beberapa pelaku bisnis kehilangan
Utara masih di atas angka pertumbuhan
usahanya. Investasi juga mengalami kontraksi
ekonomi nasional yang sebesar -5,32% (yoy)
dampak pandemi. Hal tersebut sehubungan
dan Sumatera yakni -3,01% (yoy).
dengan beberapa rencana konstruksi
pemerintah tidak dapat berjalan akibat
realokasi anggaran sementara pembangunan
proyek - proyek multiyears melambat akibat
pembatasan sosial.

Di samping itu, meluasnya COVID-19 ke


Sumber: BPS, diolah
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera
seluruh wilayah di Indonesia menurunkan
Utara, Sumatera, dan Nasional permintaan ekspor terutama dalam negeri.
Sementara itu ekspor luar negeri tumbuh
terbatas secara nilai akibat penurunan harga
komoditas serta permintaan negara mitra
Penurunan pertumbuhan ekonomi
dagang. Kontraksi ekspor juga disebabkan
dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga,
oleh penurunan jumlah wisman yang masuk
investasi, dan ekspor. Akselerasi
ke Sumatera Utara seiring dengan
pertumbuhan konsumsi pemerintah dan
penguncian wilayah.
penurunan impor yang cukup dalam
menahan penurunan ekonomi lebih lanjut. Sejalan dengan penurunan permintaan
Kontraksi pertumbuhan terkonfirmasi oleh domestik dan eksternal, impor terkontraksi.
penurunan likert scale permintaan domestik Permintaan impor barang modal terbatas
dan ekspor pada triwulan berjalan. akibat sikap wait and see pelaku usaha untuk
melakukan ekspansi. Penurunan aktivitas
masyarakat ke luar negeri akibat lockdown
yang diterapkan di beberapa negara tujuan
utama juga menurunkan pertumbuhan impor
lebih jauh lagi.

Di tengah kondisi ekonomi yang kurang


kondusif, pemerintah mendorong

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


21
konsumsinya sehingga menahan penurunan Ekonomi Mulai Recovery pada
pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam. Triwulan III 2020
Pertumbuhan konsumsi pemerintah naik dari
triwulan sebelumnya didorong oleh kebijakan Berdasarkan kondisi terkini, pertumbuhan
countercyclical seperti realisasi belanja ekonomi triwulan III 2020 diprakirakan
bansos dan dana penanganan COVID-19. membaik dibandingkan dengan triwulan II
2020. Perbaikan pertumbuhan didorong oleh
Di sisi Lapangan Usaha (LU), kontraksi
penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2020
Permintaan domestik dan eksternal akan
terjadi di hampir seluruh LU utama, kecuali
membaik bersamaan dengan perbaikan
LU Pertanian. Penurunan tersebut
pertumbuhan pada seluruh LU utama.
terkonfirmasi oleh survei kegiatan dunia
usaha pada triwulan berjalan yang turun dari
Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh
triwulan I 2020. LU yang paling terdampak
membaik meski masih terbatas didorong oleh
adalah Transportasi dan Pergudangan akibat
perbaikan pendapatan masyarakat. Hal ini
pembatasan mobilitas menggunakan
terkait dengan mulai kembali bekerjanya
transportasi umum dalam rangka pencegahan
beberapa pegawai yang dirumahkan selama
penyebaran COVID-19.
masa pandemi serta masifnya kucuran dana
LU Konstruksi tumbuh menurun akibat perlindungan sosial dari pemerintah pusat
beberapa konstruksi pemerintah tidak dan daerah. Realisasi belanja untuk
berjalannya sementara progres proyek - penanganan COVID-19 dalam bentuk
proyek multiyears melambat. Turunnya belanja kesehatan serta program pemulihan
kinerja ini juga disebabkan oleh penurunan ekonomi diprakirakan mendorong konsumsi
permintaan rumah seiring dengan daya beli pemerintah pada satu triwulan mendatang.
masyarakat yang melemah. Melemahnya
daya beli masyarakat juga menahan Investasi diprediksi tumbuh meningkat seiring
permintaan barang tahan lama sehingga LU dengan berlanjutnya pembangunan beberapa
Perdagangan terkontraksi pada triwulan II pabrik dan infrastruktur yang bersifat
2020. Penurunan pertumbuhan turut multiyears dengan penerapan protokol
dipengaruhi oleh penutupan pusat kesehatan yang ketat. Kinerja ekspor
perbelanjaan pada awal masa pandemi yakni diprediksi membaik ditopang oleh mulai
bulan April - Mei dalam rangka pencegahan pulihnya kondisi industri dan logistik di
penyebaran COVID-19. negara - negara mitra dagang. Harga
komoditas ekspor utama juga diprediksi
Di samping itu, pertumbuhan LU Industri meningkat sehingga menopang perbaikan
Pengolahan menurun akibat terbatasnya ekspor lebih tinggi lagi. Sejalan dengan
permintaan untuk industri makanan dan peningkatan permintaan domestik dan
minuman, karet dan logam dasar. Namun, di eksternal, impor diprediksi tumbuh
tengah pandemi ini, penurunan pertumbuhan meningkat. Peningkatan impor diprakirakan
lebih lanjut tertahan oleh industri kelapa bersumber dari impor bahan baku dan barang
sawit dan turunannya ditopang oleh modal untuk menjaga kelangsungan produksi
permintaan untuk bahan baku food and industri.
customer care. Di sisi lain, LU Pertanian
masih tumbuh positif di masa pandemi meski Dari sisi LU, perbaikan kinerja pada triwulan
menurun dari triwulan sebelumnya. Kinerja III 2020 diprediksi akan terkonfirmasi oleh
LU Pertanian ditopang oleh peningkatan kenaikan seluruh LU Utama. LU Transportasi
produksi tanaman hortikultura semusim. dan Pergudangan diprakirakan tumbuh lebih
Sementara itu, subsektor perkebunan dan baik meski masih terbatas sejalan dengan
peternakan terdeselerasi akibat penurunan relaksasi kebijakan penggunaan transportasi
permintaan. umum pada periode AKB. Relaksasi
kebijakan pada bidang perdagangan diiringi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


22
dengan penerapan protokol kesehatan juga
turut mendorong perbaikan LU Perdagangan.

Di samping itu, LU Pertanian diprediksi


tumbuh meningkat didorong oleh
melimpahnya produksi tanaman perkebunan
serta perbaikan harga. Tercukupinya bahan
baku dari LU Pertanian dan meningkatnya
permintaan akan menopang pertumbuhan LU
Industri Pengolahan. Pertumbuhan ekonomi
triwulan III 2020 yang mulai recovery Sumber: Liaison Bank Indonesia di Sumatera Utara,
diindikasikan oleh likert scale perkiraan diolah
penjualan yang lebih tinggi daripada triwulan Grafik 1.3 Likert Scale Perkiraan Penjualan
II 2020.

2018 2019 2020

I II III IV Total I II III IV Total I II

PDRB 4.73% 5.27% 5.38% 5.30% 5.18% 5.31% 5.25% 5.11% 5.21% 5.22% 4.65% -2.37%
PENGELUARAN
Konsumsi Rumah Tangga 4.98% 6.34% 6.15% 5.99% 5.87% 4.13% 4.41% 4.92% 4.07% 4.38% 4.73% -5.07%
Konsumsi LNPRT 7.06% 11.10% 13.27% 13.99% 11.38% 23.85% 11.84% 3.10% 2.21% 9.95% -8.71% -5.10%
Konsumsi Pemerintah 3.17% 2.29% 4.50% 0.14% 2.42% 10.72% 4.48% 2.32% -12.94% 0.45% -12.27% 1.54%
PMTB 4.91% 5.92% 7.98% 8.86% 6.96% 8.46% 8.49% 8.84% 8.54% 8.59% 7.98% -2.07%
Perubahan Inventori -0.43% 5.22% 83.69% 17.18% 18.63% -9.88% -9.33% 7.26% 43.69% 5.34% 30.61% 40.17%
Ekspor -0.81% 9.72% 9.13% 3.81% 5.46% 3.46% -3.24% -5.67% 0.76% -1.33% -5.95% -11.02%
Impor -2.64% 13.27% 16.34% 6.78% 8.47% 4.70% -4.93% -6.38% -1.44% -2.32% -8.92% -15.33%
Sumber: BPS

Penurunan Seluruh usaha dan pemerintah mengurangi tunjangan


hari raya bagi para pekerja dan ASN.
Permintaan Tertahan Penurunan konsumsi rumah tangga
Oleh Stimulus Fiskal terkonfirmasi oleh perlambatan kredit rumah
tangga pada triwulan berjalan.

Pada April - Juni 2020, pertumbuhan


konsumsi rumah tangga -5,07% (yoy), turun
cukup dalam dari triwulan sebelumnya yang
Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah
mencapai 4,73% (yoy). Penurunan Grafik 1.4 Kredit Rumah Tangga
pertumbuhan dipengaruhi oleh pembatasan
aktivitas masyarakat terkait pencegahan
penularan COVID-19. Banyak perusahaan
menerapkan sistem work from home dan Memasuki triwulan III 2020, pertumbuhan
pemerintah menghimbau masyarakat untuk konsumsi rumah tangga diprakirakan
tidak mudik saat Idul Fitri. meningkat dari triwulan II 2020 meski masih
terbatas. Perbaikan ini disebabkan oleh
Terganggunya kegiatan dunia usaha juga relaksasi pembatasan sosial dengan
mengakibatkan sejumlah pekerja di-PHK dan masuknya masa AKB. Pusat perbelanjaan
dirumahkan. Ditambah lagi, sebagian pelaku kembali dibuka dengan menerapkan protokol

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


23
kesehatan. Aktivitas dunia usaha juga mulai diantaranya adalah belanja kesehatan,
pulih sehingga pekerja mulai kembali bantuan sosial, dan program pemulihan
beraktivitas. ekonomi. Percepatan pertumbuhan konsumsi
pemerintah pada triwulan berjalan tercermin
Pemerintah pusat dan daerah juga
oleh penurunan pertumbuhan nominal dana
menggelontorkan beberapa program jaring
simpanan pemerintah daerah Sumatera Utara
pengaman sosial untuk menjaga daya beli
di perbankan.
masyarakat miskin dan rentan miskin.
Beberapa program dari Pemerintah Pusat
antara lain penambahan kuota dan jumlah
penyaluran Program Keluarga Harapan dan
Program Kartu Sembako, Bantuan Sosial
Tunia Tunai, Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa, dan Insentif Listrik. Sementara itu,
Pemerintah Daerah juga melakukan
refocusing anggaran untuk perlindungan
sosial masyarakat lapisan bawah. Perbaikan
konsumsi rumah tangga terindikasi oleh
peningkatan indeks konsumsi barang tahan Sumber: LBU Bank Indonesia diolah
Grafik 1.6 Simpanan Pemerintah Daerah
lama.

Pada triwulan III 2020, pertumbuhan


konsumsi pemerintah diprakirakan tumbuh
meningkat. Peningkatan ini didorong oleh
percepatan realisasi anggaran dana untuk
keperluan siaga pandemi COVID-19 serta
pemulihan ekonomi. Dalam jangka pendek,
prioritas pembangunan Provinsi Sumatera
Sumber: SK - Bank Indonesia, diolah Utara dalam rangka pemulihan COVID-19
Grafik 1.5 Konsumsi Pembelian Barang difokuskan pada peningkatan sarana dan
Tahan Lama
prasarana kesehatan, jaring pengaman sosial,
stimulus ekonomi dan optimalisasi ekoonomi
digital, penguatan pariwisata, industri dan
investasi, serta penguatan pertanian dan
ketahanan pangan. Pemerintah juga
berkomitmen untuk mempercepat realisasi
belanja APBD baik tingkat Provinsi maupun
Kabupaten/Kota.

Konsumsi pemerintah pada triwulan II 2020


tumbuh 1,54% (yoy), meningkat tajam dari
triwulan sebelumnya yang tercatat -12,27%
(yoy). Akselerasi pertumbuhan konsumsi
pemerintah menahan penurunan ekonomi
lebih lanjut di tengah situasi pandemi.
Pemerintah menjalankan kebijakan fiskal Pada April - Juni 2020, pertumbuhan
yang ekspansif dengan cara realokasi investasi tercatat -2,07% (yoy), lebih rendah
anggaran dan fokus untuk penanganan dari triwulan I 2020 yang mencapai 7,98%
dampak COVID-19. Beberapa program (yoy). Penurunan investasi terutama

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


24
dipengaruhi oleh kontraksi yang tajam dari pandemi. Hal tersebut terindikasi oleh
sisi investasi bangunan. Di satu sisi, investasi penurunan pertumbuhan PMA pada triwulan
non bangunan mengalami penurunan berjalan.
terkonfirmasi oleh penurunan kredit modal
kerja.

Sumber: BKPM, diolah


Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah


Grafik 1.7 Kredit Modal Kerja Sementara itu, investasi berupa maintenance
rutin bagi pengusaha di bidang perhotelan,
industri CPO, industri kertas, industri
Pertumbuhan investasi yang turun makanan, tanaman pangan, dan perdagangan
dipengaruhi oleh tidak berjalannya beberapa ritel masih berjalan. Program berkala
konstruksi akibat realokasi sebagian belanja replanting pelaku usaha perkebunan juga
modal APBD dan APBN. Di samping itu, ontrack. Investasi swasta yang telah
terdapat beberapa pembangunan swasta direncanakan dari tahun - tahun sebelumnya
seperti pabrik industri dan real estate yang terus berlanjut. Penanaman Modal Dalam
sempat tertunda akibat meluasnya pandemi. Negeri tercatat meningkat pada triwulan
Pembanguan infrastruktur tahun jamak berjalan dan menahan kontraksi investasi
mengalami perlambatan akibat pembatasan lebih dalam.
jumlah pekerja dan jam kerja untuk
menghindari penularan COVID-19.
Penurunan pertumbuhan investasi bangunan
terkonfirmasi oleh penurunan perkembangan
penjualan semen.

Sumber: BKPM, diolah


Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam
Negeri

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, diolah


Grafik 1.8 Penjualan Semen
Memasuki triwulan III 2020, investasi
diprakirakan tumbuh lebih baik dari triwulan
II 2020. Perbaikan ini didukung oleh
Rencana ekspansi usaha pihak swasta
berlanjutnya beberapa pembangunan swasta
ditengarai tertunda. Pelaku usaha cenderung
berupa pabrik industri yang sempat tertunda.
wait and see menunggu perkembangan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


25
Belanja modal APBD dan APBN diprakirakan Penurunan ekspor antardaerah bersumber
mulai terealisasi sesuai pola historis serta dari rendahnya penyerapan domestik untuk
proyek infrastruktur multiyears terus berjalan. industri logam dasar. Pandemi menyebabkan
Investasi pada triwulan III 2020 juga kinerja beberapa sektor di Jawa anjlok
didukung oleh investasi swasta yang bergerak sehingga menurunkan permintaan komoditas
di bidang kelapa sawit dan turunannya. logam dasar. Beberapa proyek dari sektor
Pelaku usaha kiranya akan berupaya pengadaan listrik dan konstruksi real estate
meningkatkan produksi berupa peremajaan tertunda sementara industri manufaktur
pohon dan mesin produksi, akuisisi lahan dan kendaraan bermotor mengalami perlambatan
penambahan pabrik, serta peningkatan dan akibat demand yang lemah.
optimalisasi kapasitas produksi. Peningkatan
pertumbuhan investasi terindikasi dari likert Ekspor jasa luar negeri menurun cukup drastis
scale investasi yang meningkat pada akibat penguncian wilayah terkonfirmasi oleh
memasuki awal triwulan III 2020. penurunan julam wisman ke Sumatera Utara.
Malaysia dan Singapura membatasi ruang
gerak warga negaranya untuk pergi ke luar
negeri. Adapun dua negara tersebut memiliki
pangsa 53% terhadap total jumlah wisman
yang masuk ke Sumatera Utara tahun 2019.

Sumber: Liaison Bank Indonesia di Sumatera Utara,


diolah
Grafik 1.11 Likert Scale Investasi

Sumber: BPS, diolah


Grafik 1.12 Kunjungan Wisatawan
Mancanegara ke Sumatera Utara

Ekspor karet menurun signifikan akibat


penurunan permintaan dari negara mitra
dagang. Lockdown di negara tujuan
menyebabkan industri hilir terhenti dan
logistik terkendala. Terkait dengan hal
tersebut, pembeli memilih untuk menunda
Kinerja ekspor pada triwulan II 2020 tercatat - pengiriman barang ke triwulan III 2020.
11,02% (yoy), turun lebih dalam dari triwulan Penurunan ekspor karet turut dipengaruhi
I 2020 yang sebesar -5,95% (yoy). Penurunan oleh keterbatasan bahan baku serta harga jual
pertumbuhan utamanya dipengaruhi oleh di pasar internasional yang kian terpuruk.
penurunan ekspor antardaerah. Dari sisi jasa,
penurunan pertumbuhan ekspor dipengaruhi
oleh penurunan jumlah wisman yang masuk
ke Sumatera Utara selama pandemi. Dari sisi
barang, merosotnya permintaan eksternal
terutama pada komoditas karet dan kopi turut
menahan kinerja ekspor. Namun,
peningkatan ekspor CPO mampu menahan
penurunan kinerja ekspor lebih lanjut.
Sumber: Bea Cukai, diolah

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


26
Grafik 1.13 Ekspor Karet permintaan domestik untuk industri logam di
Jawa seiring dengan masuknya AKB. Ekspor
luar negeri juga membaik terutama dari sisi
Ekspor kopi menurun akibat pembatalan
barang sejalan dengan perbaikan industri hilir
order akibat penurunan permintaan kopi di negara mitra dagang. Hal tersebut
dunia. Penutupan kedai kopi dan restoran
terindikasi oleh peningkatan Purchasing
pada masa pandemi menyebabkan
penundaan pengiriman kontrak. Hal ini turut
Permintaan ekspor karet dan kopi diprediksi
diperparah oleh penurunan harga komoditas
kembali membaik seiring dengan relaksasi
di pasar internasional. lockdown di negara - negara mitra dagang.
Di samping itu, permintaan CPO diprediksi
masih tetap tinggi didukung oleh faktor cuaca
yang mendukung. Harga komoditas -
komoditas utama di pasar internasional juga
diprediksi terapreasi dengan perbaikan
permintaan.

Sumber: Bea Cukai, diolah


Grafik 1.14 Ekspor Kopi

Lain halnya dengan CPO, permintaan


komoditas ini justru tumbuh meningkat pada
masa pandemi. Akselerasi didorong oleh
masih kuatnya permintaan CPO untuk produk
food and costumer care. Kebutuhan bahan Sumber: tradingeconomics.com diolah
baku minyak goreng berbahan baku sawit Grafik 1.16
(PMI) Manufacturing
tetap tinggi karena harganya lebih rendah
dari produk substitusi lain seperti minyak biji
matahari. Di samping itu, terganggunya
aktivitas produksi CPO di Malaysia akibat
COVID-19 ditengarai menyebabkan
pembelian CPO dialihkan ke Indonesia.
Peningkatan tersebut turut ditopang oleh
produksi TBS dalam negeri yang mencukupi.

Impor pada April - Juni 2020 tercatat -


15,33% (yoy), turun dari triwulan
sebelumnya yang sebesar -8,92% (yoy).
Kontraksi impor terjadi utamanya dipengaruhi
oleh penurunan impor luar negeri baik
barang maupun jasa. Di samping itu,
pertumbuhan impor antardaerah juga
Sumber: Bea Cukai, diolah mengalami penurunan.
Grafik 1.15 Ekspor CPO
Dari sisi barang, penurunan impor luar negeri
terjadi pada komponen barang modal.
Memasuki triwulan III 2020, ekspor diprediksi Deselerasi disebabkan oleh penurunan
tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya. pembelian peralatan industri umum. Mesin
Perbaikan ini didorong oleh mulai pulihnya yang dimiliki pelaku usaha diperkirakan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


27
masih memadai untuk melakukan produksi di Grafik 1.18 Penumpang Angkutan Udara
tengah permintaan yang terbatas. Di samping Internasional yang Berangkat
itu, beberapa pelaku usaha relatif menahan
rencana ekspansi usaha menunggu Impor antardaerah turut menurun akibat
perkembangan pandemi. penurunan permintaan barang konstruksi.
Akibat pandemi, beberapa proyek swasta
terutama pada bidang perumahan ditunda. Di
samping itu, pembangunan proyek multiyears
pemerintah cenderung melambat untuk
mencegah penularan COVID-19. Di samping
itu, barang - barang konsumsi yang biasanya
diimpor dari Jawa relatif terbatas akibat
Sumber: Bea Cukai, diolah penurunan daya beli masyarakat.
Grafik 1.17 Impor Berdasarkan Kelompok
Barang Pertumbuhan impor diprediksi tumbuh
meningkat pada triwulan III 2020. Percepatan
pertumbuhan impor sejalan dengan
Dari sisi jasa, penurunan impor luar negeri
perbaikan permintaan eksternal dan domestik
bersumber dari penurunan aktivitas meski masih terbatas. Rantai suplai global
masyarakat ke luar negeri akibat pandemi.
diprediksi kembali pulih seiring dengan
Beberapa negara tujuan utama seperti
pelonggaran penguncian wilayah atau
Malaysia, Singapura, Thailand membatasi karantina di sejumlah negara. Berlanjutnya
tamu wisatawan dari negera lain untuk
pembangunan infrastruktur dan belanja
mencegah penyebaran COVID-19. Hal modal pemerintah diprediksi mendorong
tersebut terkonfirmasi oleh anjloknya jumlah
pertumbuhan impor. Di samping itu, aktivitas
penumpang angkutan udara internasional
belanja yang beradaptasi dengan kenormalan
yang berangkat pada triwulan berjalan.
baru turut menopang percepatan
pertumbuhan impor lebih lanjut.

Sumber: BPS, diolah

2018 2019 2020

I II III IV Total I II III IV Total I II

PDRB 4.73% 5.27% 5.38% 5.30% 5.18% 5.31% 5.25% 5.11% 5.21% 5.22% 4.65% -2.37%
LAPANGAN USAHA
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.22% 4.49% 4.72% 5.02% 4.62% 3.08% 5.63% 5.77% 5.46% 4.97% 5.99% 1.42%
Pertambangan dan Penggalian 6.25% 6.56% 6.14% 5.05% 5.99% 3.74% 5.63% 6.26% 5.63% 5.31% 3.48% -3.65%
Industri Pengolahan 1.87% 1.78% 2.14% 2.81% 2.15% 5.30% 3.51% 3.11% 3.33% 3.77% 0.30% -0.78%
Pengadaan Listrik, Gas 5.47% 3.53% 1.25% 6.23% 4.12% 6.37% 7.33% 6.04% 2.21% 5.38% 9.05% 1.14%
Pengadaan Air 4.16% 5.10% 0.20% 0.68% 2.51% 5.24% 4.26% 5.24% 5.69% 5.09% 5.12% 0.15%
Konstruksi 6.45% 6.90% 7.79% 8.20% 7.36% 5.18% 5.94% 6.03% 6.61% 5.94% 4.13% -4.97%
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7.73% 8.13% 6.93% 7.69% 7.61% 4.59% 5.44% 5.95% 6.35% 5.58% 6.07% -3.57%
Transportasi dan Pergudangan 4.88% 5.93% 5.21% 7.07% 5.79% 6.20% 6.86% 6.46% 6.58% 6.52% 4.76% -20.32%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.73% 7.39% 7.94% 7.42% 7.38% 6.15% 6.81% 7.40% 8.13% 7.13% 8.00% -14.77%
Informasi dan Komunikasi 7.09% 7.40% 6.61% 1.29% 5.53% 7.75% 8.00% 8.19% 9.05% 8.25% 9.97% 5.42%
Jasa Keuangan 2.87% 2.03% 2.54% 1.40% 2.20% 2.98% 3.14% 2.29% 0.18% 2.11% 5.14% -2.32%
Real Estate 4.80% 5.77% 5.90% 3.56% 5.00% 6.43% 6.34% 6.42% 5.90% 6.27% 4.53% 0.51%
Jasa Perusahaan 4.63% 4.54% 5.24% 4.33% 4.69% 6.79% 7.08% 6.96% 6.54% 6.84% 4.92% -7.69%
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5.81% 6.29% 5.23% 3.27% 5.12% 3.29% 3.91% 3.88% 4.43% 3.88% 6.61% 3.09%
Jasa Pendidikan 5.99% 5.67% 6.32% 6.49% 6.12% 6.07% 6.49% 4.34% 4.81% 5.38% 4.49% 0.58%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.17% 5.93% 5.90% 6.22% 5.81% 7.14% 6.29% 7.21% 7.23% 6.97% 2.52% -3.95%
Jasa lainnya 6.79% 6.47% 6.78% 6.52% 6.64% 7.12% 6.75% 6.51% 6.34% 6.67% 5.16% -6.77%
Sumber: BPS

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


28
Pertumbuhan Seluruh didorong oleh peningkatan aktivitas produksi
peternakan dan perikanan. Memasuki masa
Lapangan Utama AKB, berbagai pusat perbelanjaan dan rumah
Menurun makan kembali di buka sehingga
meningkatkan permintaan untuk bahan
pangan. Di samping itu, pasokan perkebunan
diprediksi melimpah didukung oleh cuaca
kemarau basah yang mendukung produksi
sawit. Namun demikian, Gunung Sinabung
yang kembali meletus sejak Agustus 2020
berpotensi menahan perbaikan LU Pertanian.
Gunung Sinabung merupakan gunung api di
Pertumbuhan LU Pertanian pada triwulan II Kabupaten Karo yang menjadi lumbung
2020 tercatat 1,42% (yoy), masih tumbuh pertanian Sumatera Utara.
positif meski menurun dari triwulan
sebelumnya yang tercatat 6,08% (yoy).
Kinerja LU Pertanian ditopang oleh
peningkatan produksi tanaman hortikultura
semusim, seperti cabai merah, tomat, dan
kentang. Melimpahnya produksi juga
terkonfirmasi oleh masuknya komoditas -
komoditas tersebut sebagai penyumbang
deflasi pada triwulan berjalan. Penurunan Pada April - Juni 2020, LU Industri
pertumbuhan LU Pertanian terkonfirmasi oleh Pengolahan tercatat -0,78% (yoy), menurun
perlambatan penyaluran kredit pertanian. dari triwulan I 2020 yang sebesar 0,30%
(yoy). Kinerja LU Industri Pengolahan
terkontraksi akibat penurunan permintaan
untuk pada subindustri utama seperti industri
makanan dan minuman, karet, logam dasar,
plastik, dan pakan ternak. Namun demikian,
kinerja industri pengolahan kelapa sawit dan
turunannya masih cukup kuat sehingga
menahan penurunan lebih lanjut. Penurunan
pertumbuhan LU Industri Pengolahan
Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah terkonfirmasi oleh merosotnya likert scale
Grafik 1.19 Kredit Pertanian kapasitas utilisasi industri pengolahan.

Sementara itu, subsektor perkebunan


khususnya karet dan kopi menurun sejalan
dengan harga komoditas yang anjlok selama
pandemi akibat penurunan permintaan.
Terbatasnya permintaan juga mempengaruhi
kinerja subsektor peternakan dan tanaman
pangan. Hal tersebut terkait dengan
pembatasan sosial dan penutupan sementara
Sumber: Liaison Bank Indonesia di Sumatera Utara,
pusat perbelanjaan dan restoran. diolah
Grafik 1.20 Likert Scale Kapasitas Utilisasi
Pada triwulan III 2020, pertumbuhan LU Industri Pengolahan
Pertanian diprediksi terakselerasi dari
triwulan sebelumnya. Percepatan
pertumbuhan LU Pertanian diprediksi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


29
Penjualan subsektor industri makanan
minuman terutama yang di bidang
pembuatan roti dan kopi mengalami
penurunan. Hal ini berkaitan dengan
pembatasan aktivitas sosial untuk mencegah
penularan COVID-19. Industri yang bergerak
di bidang pakan ternak melemah dipengaruhi
oleh penurunan permintaan sejalan dengan
penurunan konsumsi ayam akibat
pembatasan akitivitas masyarakat (penutupan Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah
restoran-restoran). Grafik 1.21 Kredit Pertanian

Untuk industri karet, permintaan industri hilir


relatif terbatas akibat lockdown di negara
tujuan. Di samping itu, pasokan bahan baku
terus berkurang akibat produktivitas yang
rendah. Untuk industri logam dasar dan
bahan bangunan, melemahnya bisnis properti
serta tertundanya beberapa proyek
pembangunan menyebabkan kinerja kedua
industri tersebut melemah.
Pada triwulan II 2020, pertumbuhan LU
Di satu sisi, kinerja industri kelapa sawit dan
Konstruksi tercatat -4,97% (yoy) turun dari
turunannya tumbuh kuat di tengah terpaan
triwulan sebelumnya yang sebesar 4,13%
pandemi. Industri CPO meningkat seiring
(yoy). Penurunan pertumbuhan bersumber
dengan peningkatan kebutuhan bahan baku
dari beberapa konstruksi pemerintah daerah
untuk makanan, seperti margarin, minyak
dan pusat yang tidak berjalan akibat realokasi
goreng, dan lainnya. Kinerja industri
anggaran belanja modal untuk penanganan
oleochemical, turunan kelapa sawit,
pandemi. Di samping itu, pembatasan sosial
meningkat utamanya didorong oleh tingginya
memperlambat pembangunan infrastruktur
kebutuhan untuk bahan baku hand sanitizer
multiyears. Kontraksi kinerja LU terkonfirmasi
dan sabun. Kapasitas peroduksi industri
oleh penurunan pertumbuhan penyaluran
kelapa sawit dan turunannya masih bisa
kredit konstruksi yang menurun pada triwulan
memenuhi permintaan pasar.
berjalan.
Memasuki triwulan III 2020, kinerja LU
Industri Pengolahan diprediksi lebih baik dari
triwulan II 2020. Percepatan pertumbuhan
didorong oleh mulai pulihnya aktivitas
industri memasuki AKB. Relaksasi PSBB
menyebabkan penyerapan domestik untuk
industri logam dasar, pakan ternak, dan
industri makanan dan minuman meningkat.
Permintaan eksternal akan komoditas utama
seperti karet dan kopi juga diprediksi
membaik seiring dengan pelonggaran Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah
lockdown. Kinerja industri sawit diprediksi Grafik 1.22 Perkembangan Kredit Konstruksi
tetap kuat didukung oleh pasokan bahan
baku yang melimpah. Optimisme perbaikan
LU terindikasi oleh perbaikan penyaluran
Pihak swasta terutama yang bergerak pada
kredit industri pengolahan memasuki awal
sektor real estate juga menghentikan
triwulan III 2020.
pembangunan perumahan karena rendahnya

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


30
permintaan. Selain karena penurunan masyakat menahan pembelian barang tahan
pendapatan masyarakat, perbankan lebih lama. Kontraksi pada LU Perdagangan
selektif dalam memberikan kredit termasuk terkonfirmasi oleh penurunan indeks
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan penjualan eceran.
(FLPP) di tengah pandemi. Hal tersebut
tercermin oleh penyaluran Kredit Perumahan
Rakyat (KPR) yang melambat.

Sumber: SPE Bank Indonesia, diolah


Grafik 1.24 Survei Penjualan Eceran

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah


Grafik 1.23 Kredit Perumahan Rakyat Pertumbuhan LU Perdagangan pada triwulan
III 2020 diprediksi mulai membaik meski
terbatas. Peningkatan pertumbuhan ditopang
Memasuki periode Juli - September 2020, oleh kembali dibukanya pusat - pusat
pertumbuhan LU konstruksi diprediksi lebih perbelanjaan dengan berbagai protokol
tinggi dari triwulan II 2020. Akselerasi kesehatan. Aktivitas bisnis mulai recovery
didorong oleh percepatan pembangunan sehingga tenaga kerja terdampak
proyek strategis nasional yang sempat mendapatkan pendapatannya sehingga
melambat pada triwulan II 2020. kinerja LU ikut terdongkrak. Perbaikan LU
Pembangunan proyek konstruksi swasta yang terindikasi oleh kredit perdagangan pada
sempat tertahan diperkirakan mulai terealisasi awal triwulan III 2020.
pada triwulan III 2020 sejalan prospek
ekonomi yang membaik.

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah


Grafik 1.25 Kredit Perdagangan
LU Perdagangan tumbuh -3,57% (yoy) pada
triwulan II 2020 atau lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang
sebesar 5,88% (yoy). Penurunan
pertumbuhan disebabkan pembatasan sosial
untuk mencegah penyebaran COVID-19. Di
samping kekhawatiran masyarakat untuk
berbelanja, pusat - pusat perbelanjaan
modern sempat ditutup ada April - Mei 2020.
Ditambah lagi, pendapatan masyarakat Dampak COVID-19 terbesar dirasakan oleh
berkurang akibat penghentian tenaga kerja LU Transportasi dan Pergudangan.
(PHK atau dirumahkan) dan pengurangan Pertumbuhan LU Transportasi dan
THR. Penurunan daya beli menyebabkan Pergudangan pada triwulan II 2020 anjlok

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


31
menjadi -20,32% (yoy), dari 4,76% (yoy)
pada triwulan sebelumnya. Seluruh
subkategori pada LU ini terkontraksi.
Kontraksi tersebut dipengaruhi oleh
pembatasan mobilitas menggunakan
transportasi umum terutama angkutan udara
dalam rangka pencegahan penyebaran
COVID-19. Pemerintah mengeluarkan
himbauan untuk tidak mudik sehingga
pertumbuhan LU yang secara historis tinggi
pada momen bulan Ramadhan dan
menjelang lebaran ini harus turun cukup
drastis. Terpukulnya LU ini terkonfirmasi
anjoknya jumlah penumpang angkutan udara
domestik dan internasional.

Sumber: BPS, diolah


Grafik 1.26 Penumpang Angkutan Udara
Domestik dan Internasional

Perbaikan akan mulai dirasakan oleh LU


Transportasi dan Pergudangan pada triwulan
III 2020 meski masih terbatas. Penggunaan
transportasi umum mulai dipermudah dengan
tetap memperhatikan protokol kesehatan
yang ketat sehingga mendorong peningkatan
pertumbuhan LU. Di samping itu, libur
panjang pada Juli dan Agustus turut
meningkatkan mobilitas masyrakat. Meskipun
demikian, aktivitas LU ini masih belum pulih
sepenuhnya akibat pandemi.

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


32
Suplemen 1

BOKS 1 : TUJUH PROYEK INVESTASI DAERAH TELAH DIPASARKAN


PADA EVENT INDONESIA INVESTMENT DAY 2020

North Sumtera Invest (NSI), yang merupakan organisasi lintas instansi untuk mempromosikan
proyek investasi Sumatera Utara, telah memasuki babak baru. Setelah adanya Surat Keputusan
Gubernur mengenai North Sumatra Invest pada Maret 2020 yang memperbaharui struktur
kepengurusan NSI, koordinasi yang intensif di tingkat provinsi terus dilakukan terutama oleh
BAPPEDA, DPMPPTSP dan Bank Indonesia sebagai motor penggerak program NSI.

Selama ini program promosi proyek investasi di Sumatera Utara masih dilakukan secara parsial
atau berjalan sendiri-sendiri oleh penganggung jawab masing-masing proyek. Hal ini akan
menyulitkan investor untuk mendapat data dan informasi peluang investasi di Sumatera Utara.
Dalam rangka mendapat satu data dan informasi/database proyek investasi daerah yang
komprehensif, tim teknis NSI melakukan Focus Group Discussion (FGD) pendalaman proyek
investasi daerah yang selama ini dimiliki oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-
masing. Dari FGD, tercipta kesepakatan untuk mengangkat 7 proyek investasi daerah yang
clean and clear project

Kegiatan promosi proyek investasi di tahun 2020 mengalami hambatan karena pandemi Covid-
19 di hampir seluruh negara di dunia. Pembatasan kegiatan pameran offline dan rapat tatap
muka dengan calon investor terhambat demi menekan penyebaran virus Covid-19. Perlambatan
ekonomi global hingga regional yang tercermin pada realisasi investasi PMA yang kian merosot
hingga 24% pada triwulan II di Sumatera Utara. Stance investor pun cenderung .
Namun, kendala ini tak lantas menyurutkan upaya NSI untuk mempromosikan proyek investasi
daerah, terlebih karena kondisi

Dengan kondisi tersebut, North Sumatra Invest turut berpartisipasi pada kegiatan the 3 rd
Indonesia Investment Day 2020 yang merupakan inisiasi Kedutaan Besar Republik Indonesia di
Singapura bersama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Singapura dan BKPM di
Singapura. Kegiatan yang merupakan flagship promosi investasi tersebut mengangkat tema

Kegiatan tersebut terdiri dari rangkaian acara Road to IID yang memberikan kesempatan bagi
investor potensial berdiskusi dengan pengelola proyek unggulan dari 11 provinsi di Indonesia,
termasuk Sumatera Utara; Webinar; dan virtual investment clinic. Seluruh rangkaian acara
tersebut dilakukan secara virtual menggunakan website www.investindonesia.sg

Sumatera Utara mengikuti rangkaian acara di tanggal 25 Agustus 2020 dengan membawa 7

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


33
proyek investasi yang siap ditawarkan kepada investor. 7 proyek tersebut antara lain:

1. Rusunawa Terintegrasi di Sei Mangkei

Location Sei Mangkei SEZ, Simalungun Regency

Investment Value IDR 1,2 Trillion

Financing National budget: IDR 193,01 Billion


PPP: IDR 965,5 Billion

Project Owner Governor of North Sumatra

Project Developer

Main Activities Low-Cost Building Apartment

Project Scope Design, Build, Finance, Maintenance, and Transfer (DBFMT)

Concession Period 20 years

Construction Periode 2 years

1) OBC and FBC completed in 2020


Project Status
2) 1st market sounding has been done in June 2020

2. LRT Mebidang

Location Medan Binjai Deli Serdang (MEBIDANG) Regency

Track Distance 41,3 Km

Capacity 4.473.996 people/year

Concession Period 20 years

LRT: IDR 20,3 Trillion


Investment Value
Capsule Metro : IDR 10,8 Trillion

Public Private Partnership and Economic Development Partnership Facility

- Outline Business Case completed in 2019


Project Status
- Final Business Case will be conducted at the end of 2020

3. Kereta Api Siantar-Parapat

Location Pematangsiantar City Parapat (Simalungun)

Track Length 64,7 Km (Divided into 3 segment)

Capacity 4.473.996 people/year

Contract Period 20 years

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


34
Investment Value IDR 12.100 Billion

Public Private Partnership

- Feasibility Study completed in 2016


- Outline Business Case completed in 2017
Project Status
- Survey Investigation Design in 2018
- Detail Engineering Design in 2019

4. Sport Center
Location Sena Village, Deli Serdang Regency

Land 300 Ha

Sectors Infrastructure

Investment Value IDR 8 Trillion


Exc. commercial area : Hotel, Shopping Mall, Recreation

- Regional Budget, State Budget, PPP (construction of sports facilities and


infrastructure)
- PPP/ B to B (construction of commercial area)

-
- Land acquisition and settlement process in 2020;
Project Status - Construction of area borders, gateway, security posts in 2020;
- DED Construction of 5 Venues in process starts in 2020 and the rest of 4 venues
in 2021

5. Toba Caldera Resort


Location Ajibata District, Toba Regency, North Sumatera

Land 386,72 Ha

Sectors Hospitality, Property, Tourism Attractions, Agro-Tourism

1. Hospitality 121,67 Ha
2. MICE 2,72 Ha
3. Commercial 8,36 Ha
4. Small and Medium Enterprise Center 0,9 Ha
5. Geo Cultural Park 9,78 Ha
Project to Offer 6. Cultural Center 1,35 Ha
7. Supporting Facilities 2,06 Ha
8. Healthcare 1,66 Ha
9. Botanical Garden 14,54 Ha
10. Agro Farm 21,47 Ha
11. Sustainable Golf 71,53 Ha

Total Infrastructure; Landscape Feature; Office and Supporting Building; Public


Investment Value
Facility IDR 1,6 Trillion (Excluding PPN)

• Joint Operation / Long lease Agreement (30 + 15 years)


• Other Agreeable Cooperation Form

Project Status Managed by Lake Toba Tourism Authority

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


35
6. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei

Location Simalungun Regency

Infrastructure: IDR 5,1 Trillion


Investment Value
Investor/Tenant : IDR 129 Trillion

Total Area / Land Status 1933,80 Ha/ Land Management Rights (HPL)

Mode of Offer Financing and Direct Investment

Project Owner PT. Perkebunan Nusantara III

Project Developer PT. Kawasan Industri Nusantara (subsidiary of PT. Perkebunan Nusantara III)

Palm Oil & Downstream Industries


Main Industries
Rubber & Downstream Industries

1) Infrastructure availability.
2) Government provisions and support.
3) Land used: 241,14 Ha / 12,57% from total area (updated July 2020).
Project Status 4) Investment realization : IDR 5.920 Billion (consist of IDR 793 Billion on
infrastructure and IDR 5.127 Billion on Direct Investment)
5) Direct investment is allowed to construct and own buildings or other structures on the land
(max. 30 years and extendable for another 20 years).

7. Kawasan Industri Kuala Tanjung

Location Sei Suka Sub-District, Batubara Regency

Investment Value IDR 28,87 Trillion

Total Area / Land Status ±3400 Ha

Mode of Offer Direct Investment

Project Developer PT. Prima Pengembangan Kawasan

Main Activities Industrial Estate

1) The Port as its supporting facilities has been opened for operation (2019)
Project Status 2) Land acquisition (start from 2019)
3) Licensing process at regional level (2020)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH


36
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
37
KEUANGAN PEMERINTAH

Pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) Sumatera Utara 2020 turun. Akibatnya,
pagu anggaran belanja dan transfer daerah pada APBD turun -4,61% dibandingkan dengan 2019
menjadi Rp 47,9 triliun. Sampai dengan triwulan II 2020, realisasi pendapatan APBD belum optimal
sebagai dampak pendapatan wajib pajak yang terganggu akibat Covid-19. Begitupun dengan realisasi
belanja yang menurun seiring dengan penurunan pagu TKDD dari Pemerintah Pusat. Di sisi lain,
pagu belanja dan transfer pemerintah pusat ke Sumut meningkat. Meskipun demikian, realisasi APBN
di Sumut masih terbatas.

KEUANGAN PEMERINTAH
38
Pagu APBD1 2020 sebesar 38,0% (Rp18,2 triliun) atau lebih
rendah dibandingkan dengan periode yang
Menurun sama 2019, yaitu 46,9% (Rp23,5 triliun).

Pagu anggaran pendapatan dan belanja Realisasi belanja dan transfer APBD
APBD 2020 menurun dibandingkan tahun triwulan II 2020 meningkat. Realisasi
sebelumnya. Pada tahun 2020, pagu belanja APBD triwulan II 2020 sebesar 28,0%
anggaran pendapatan turun -4,6% dari pagu (Rp13,6 triliun), lebih tinggi
dibandingkan dengan 2019, menjadi Rp dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang
47,9 triliun. Penurunan ini disumbang sebesar 24,3% dari target (Rp12,4 triliun).
penurunan pagu anggaran pendapatan asli
daerah sebesar -12,7% menjadi Rp 9,7
triliun. Penurunan pagu berdasar kepada Pagu Anggaran Pendapatan
peroyeksi penurunan penerimaan pajak APBD 2020 Menurun
daerah yang menurun terdampak oleh
COVID-19.

Sejalan dengan penurunan pagu


pendapatan, pagu anggaran belanja dan
transfer pada APBD di Sumatera Utara juga
menurun. Anggaran belanja dan transfer
menurun -5,4% dibandingkan tahun 2019,
menjadi Rp 48,6 triliun. Komponen belanja
transfer menjadi sumber penurunan sejalan
dengan penurunan dana transfer ke daerah
*) data 2019 dan 2020 exclude 4 kab/kota
oleh Pemerintah Pusat. Porsi belanja masih Sumber: BPKAD & DJPb Provinsi Sumatera Utara, diolah
didominasi komponen belanja pegawai, Grafik 2.2 Derajat Otonomi Fiskal Sumatera
yakni 38% dari total belanja atau Rp 18,6 Utara
triliun.
Pagu anggaran pendapatan tahun 2020
turun, didorong outlook penerimaan yang
diperkirakan lebih rendah. Pagu anggaran
pendapatan APBD 2020 lebih rendah -4,6%
dibandingkan dengan 2019. Penurunan pagu
anggaran pendapatan terutama akibat
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merosot
-12,7%. Hal ini disebabkan penurunan pagu
pendapatan asli daerah dari pemerintah
provinsi, yang antara lain didorong
*) data 2019 dan 2020 exclude 4 kab/kota
Sumber: BPKAD & DJPb Provinsi Sumatera Utara, diolah
rasionalisasi target akibat realisasi pajak 2019
Grafik 2.1 Perkembangan APBD di Sumatera yang lebih rendah dari estimasi.
Utara (Miliar Rp) Diproyeksikan, penerimaan daerah akan
merosot akibat pandemi COVID-19.

Penurunan target PAD membuat Derajat


Sampai dengan triwulan II 2020, realisasi Otonomi Fiskal (DOF)2 Pemerintah Daerah
pendapatan APBD masih belum optimal.
Realisasi pendapatan hingga triwulan II 2020

1 2
Merupakan APBD konsolidasi antara DOF merupakan skala interval derajat desentralisasi fiscal untuk
menunjukkan kemampuan keuangan daerah yang dihitung berdasarkan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/kota perbandingan PAD terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD).
di Sumatera Utara (exc. 4 kab/kot karena
ketiadaan data pada Tw IV 2019)
KEUANGAN PEMERINTAH

39
se-Sumatera Utara turun, dari 24,1% pada mengalam penurunan pagu mencapai -36,3%
pagu 2019 menjadi 22,8% pada pagu 2020. dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini
sejalan dengan pemangkasan anggaran
Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
oleh Pemerintah Pusat yang ditujukan untuk
refokusing anggaran penanganan Covid19
secara terpusat.

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Utara, diolah


Grafik 2.3 Proporsi Anggaran PAD Provinsi
Sumatera Utara

1.1.1. Pagu Anggaran Belanja APBD


Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Utara, diolah
2020 Menurun Grafik 2.4 Proporsi Anggaran Belanja
Provinsi Sumatera Utara
Pagu anggaran belanja APBD di Sumatera
Utara Tahun 2020 lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya. Pagu
anggaran belanja dan transfer APBD 1.2. Realisasi APBD Triwulan II
mencapai Rp 48,6 triliun, turun -5,4% (yoy) 2020
dari 2019. Komponen terbesar pagu anggaran
1.2.1. Realisasi Pendapatan Menurun
belanja pada APBD masih dari belanja
pegawai, yakni 38,3% dari total anggaran Realisasi pendapatan APBD pada triwulan
belanja atau Rp 18,6 triliun. Penurunan II 2020 lebih rendah dibandingkan dengan
tertinggi berupa komponen anggaran belanja triwulan II 2019. Pendapatan hingga
modal, yakni turun -27,9% (yoy) sehingga triwulan II 2020 terealisasi 38,0% dari target
memberikan andil -3,5%. Sejalan dengan
atau Rp 18,2 triliun. Pencapaian ini lebih
proses realokasi APBD untuk penanganan rendah dibandingkan dengan triwulan II
Covid19, Pemerintah Daerah se Sumatera 2019, yakni 46,9% atau Rp23,5 triliun.
Utara melakukan rasionalisasi anggaran
belanja modal dan anggaran belanja barang Penurunan realisasi penerimaan didorong
dan jasa. Adapun anggaran belanja barang penurunan realisasi pendapatan transfer.
dan jasa juga mengalami penurunan sebsar - Realisasi Pendapatan Transfer merupakan
4,0% sehingga memberikan andil penurunan penyumbang utama Pendapatan Provinsi
-0,9%. Sumatera Utara, dengan porsi realisasi 77,8%
pada triwulan II 2020. Realisasi transfer
Di sisi lain, anggaran belanja tak terduga
pemerintah pusat pada triwulan II 2020
meningkat signifikan dibandingkan tahun mencapai 40,3% dari target, lebih rendah
sebelumnya. Hal ini didorong adanya
daripada triwulan II 2019 yang sebesar
realisasi belanja untuk penanganan Covid19 50,8%. Realisasi yang lebih rendah ini
di Sumatera Utara, seperti untuk pengadaan merupakan kondisi yang wajar mengingat
peralatan kesehatan dan insentif tenaga pada saat itu Pemerintah Pusat sedang
kesehatan yang masih mempergunakan pos melakukan realokasi anggaran transfer ke
anggaran belanja tak terduga. daerah dan dana desa untuk penanganan
COVID-19 secara terpusat.
Selanjutnya di sisi transfer, juga
mengalami penurunan. Pos transfer

KEUANGAN PEMERINTAH

40
Realisasi komponen Pendapatan Transfer denda untuk menarik minat masyarakat
tercatat menurun kecuali realisasi Dana membayar pajak.
Bagi Hasil Pajak. Komponen dengan
penurunan realisasi tertinggi adalah Dana
Alokasi Khusus (DAK). Pada triwulan II 2020,
realisasi DAK 21,1% dari target atau Rp1,95
miliar, jauh dibawah realisasi triwulan II
2019 yang mencapai 38,6% atau Rp 3,78
triliun. Realisasi yang merosot ini juga terkait
kebutuhan dana yang akan difokuskan
Pemerintah Pusat untuk penanganan COVID-
19. Kementerian Keuangan juga telah
menerbitkan surat imbauan3 untuk menunda
Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Utara, diolah
pengadaan barang dan jasa di luar bidang
Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD
kesehatan dan pendidikan. Triwulan II 2020

Sementara itu di sisi lain, realisasi


Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibawah
target. Realisasi PAD triwulan II 2020 sebesar 1.2.2. Realisasi Belanja APBD
40% dari target Rp3,8 triliun. Secara Triwulan II 2020 meningkat
persentase realisasi, meningkat dibandingkan
dengan triwulan II 2019 yang mencapai Realisasi belanja dan transfer Provinsi
36,9%. Namun secara nominal masih lebih Sumatera Utara triwulan II 2020 meningkat
rendah dibandingkan realisasi triwulan II dibandingkan dengan triwulan II 2019.
2019 yang mencapai Rp 4,1 triliun. Realisasi Realisasi belanja dan transfer Pemda di
PAD yang lebih rendah didorong oleh Sumatera Utara sampai dengan triwulan II
realisasi Pendapatan Hasil Pengelolaan 2020 mencapai Rp13,6 triliun atau 28,1%
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan yang dari pagu anggaran. Realisasi anggaran
lebih rendah dibandingkan periode belanja meningkat dibandingkan dengan
sebelumnya, menurun dari Rp607 miliar realisasi triwulan II 2019, yakni 24,3% atau
menjadi Rp387 miliar. Penurunan terutama Rp12,4 triliun. Peningkatan realisasi anggaran
karena bagian laba atas penyertaan modal ditopang realisasi belanja tak terduga yang
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada meningkat.
BUMD dan BUMN yang lebih rendah.
Realisasi belanja tak terduga meningkat
Realisasi PAD Sumatera Utara pada triwulan I dari 7,1% pada triwulan II 2019 menjadi
2020 terutama disumbang pendapatan 182,8% pada triwulan II 2020. Secara
Pemerintah Provinsi sebesar Rp 2,65 triliun nominal, realisasi belanja juga meningkat
atau 68% dari PAD Pemda Se-Sumatera dari Rp 10,6 miliar menjadi Rp 762,0 miliar.
Utara. PAD Provinsi Sumatera Utara ditopang Peningkatan realisasi belanja tak terduga
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak ditopang peningkatan belanja penanganan
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Covid19 oleh gugus tugas, khususnya di
Permukaan Umum (APU), dan pajak Bea bidang kesehatan untuk pembelian peralatan
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). kesehatan serta insentif tenaga kesehatan.
Strategi untuk meningkatkan pendapatan
pajak daerah adalah sensus kendaraan
bermotor, peningkatan layanan pembayaran
PKB melalui implementasi e-Samsat, Samsat
Masuk Kampung, dan insentif berupa diskon

3
Surat No S.247/MK.07/2020 yang terbit pada
27 Maret 2020
KEUANGAN PEMERINTAH

41
jika pelaksanaan proyek telah selesai hingga
batasan tertentu. Berbagai faktor ini
menyebabkan realisasi anggaran belanja
modal pada triwulan II 2020 belum optimal.

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Utara, diolah


Grafik 2.6 Realisasi Belanja Operasi APBD
Triwulan II 2020

Realisasi belanja operasi pada triwulan


laporan relatif stabil. Belanja operasi Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Utara, diolah
terealisasi 29,8% pada triwulan II 2020, Grafik 2.7 Realisasi Belanja APBD
relatif stabil dibandingkan dengan periode Triwulan II 2020
yang sama 2019, yakni 30,5%. Realisasi yang
stabil ditopang realisasi belanja pegawai yang
optimal, yakni 40,0% dari target triwulan II
2020, relatif sama dengan triwulan II 2019
yang sebesar 40,7% dari pagu.

Di sisi lain, realisasi belanja transfer yang


rendah turut menahan realisasi belanja.
Pada triwulan II 2020, realisasi belanja
transfer Rp1.533,8 miliar atau 24,8% dari
pagu, lebih rendah daripada triwulan II 2019
yang sebesar Rp1.743,8 miliar atau 18,0%
dari pagu. Penyerapan belanja transfer yang
rendah dari pemerintah provinsi diperkirakan
berkaitan dengan penyaluran TKDD dari
pemerintah pusat yang masih rendah
sehubungan dengan adanya realokasi
anggaran penanganan Covid19 (lihat subbab
2.3).

Di sisi lain, realisasi belanja modal sedikit


meningkat dari periode tahun lalu. Pada
triwulan II 2020, realisasi belanja modal Rp
651,6 miliar atau 10,6% dari pagu, lebih
tinggi daripada triwulan II 2019 yang sebesar
Rp 639,0 miliar atau 7,5% dari pagu. Sesuai
pola historis, penyerapan belanja modal
masih belum optimal pada triwulan II, antara
lain terkendala proses administrasi
pengadaan umum yang memerlukan waktu
cukup lama. Selain itu, pada Maret 2020,
terbit imbauan Menkeu untuk menunda
pengadaaan barang dan jasa dari DAK non
Pendidikan dan Kesehatan. Anggaran belanja
modal umumnya baru dapat direalisasikan

KEUANGAN PEMERINTAH

42
Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi Pendapatan APBD di Provinsi Sumatera Utara (30 kab/kota)

2019 2020
URAIAN Pagu Realisasi Tw II Pagu Realisasi Tw II
(miliar Rp) (miliar Rp) % Realisasi (miliar Rp) (miliar Rp) % Realisasi
PENDAPATAN 50,229.3 23,551.6 46.9% 47,899.9 18,224.2 38.0%
PENDAPATAN ASLI DAERAH 11,134.1 4,105.1 36.9% 9,725.0 3,889.6 40.0%
Pendapatan Pajak Daerah 7,828.8 2,805.1 35.8% 7,241.4 2,884.9 39.8%
Pendapatan Retribusi Daerah 410.8 129.2 31.4% 424.5 119.4 28.1%
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 893.0 607.7 68.1% 600.7 387.6 64.5%
Lain-lain PAD yang Sah 2,001.4 563.1 28.1% 1,458.3 497.6 34.1%
PENDAPATAN TRANSFER 33,871.4 17,208.1 50.8% 35,193.5 14,182.8 40.3%
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 32,059.0 16,184.9 50.5% 31,235.3 13,194.0 42.2%
- Dana Bagi Hasil Pajak 1,573.3 462.3 29.4% 2,359.0 991.6 42.0%
- Dana Bagi Hasil Pajak SDA 83.2 31.9 38.4% 136.7 69.8 51.1%
- Dana Alokasi Umum 20,603.4 11,906.2 57.8% 19,455.1 10,175.3 52.3%
- Dana Alokasi Khusus 9,799.1 3,784.5 38.6% 9,284.6 1,957.3 21.1%
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 1,812.4 1,023.2 56.5% 2,788.2 510.7 18.3%
Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi 0.0 0.0 0.0% 1,140.0 459.4 40.3%
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya 0.0 0.0 0.0% 29.9 18.7 62.6%
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 5,223.8 2,238.4 42.8% 2,981.4 151.8 5.1%
- Pendapatan Hibah 1,491.5 79.0 5.3% 1,301.7 26.6 2.0%
- Pendapatan Lainnya 3,732.4 2,159.4 57.9% 1,679.7 125.3 7.5%

Sumber: BPKAD & DJPb Provinsi Sumatera Utara

Tabel 2.2 Pagu dan Realisasi Belanja APBD di Provinsi Sumatera Utara (30 kab/kota)

2019 2020
URAIAN Pagu Realisasi Tw II Pagu Realisasi Tw II
(miliar Rp) (miliar Rp) % Realisasi (miliar Rp) (miliar Rp) % Realisasi
BELANJA 41,686.59 10,739.07 25.76% 42,420.50 12,117.45 28.57%
BELANJA OPERASI 32,999.64 10,089.43 30.57% 35,847.85 10,703.85 29.86%
-Belanja Pegawai 18,329.82 7,465.43 40.73% 18,606.65 7,445.81 40.02%
-Belanja Barang dan Jasa 11,180.41 2,450.18 21.91% 10,735.78 2,277.26 21.21%
-Belanja Bunga 22.89 5.17 22.58% 474.05 101.53 21.42%
-Belanja Subsidi 3.00 0.60 20.00% 3.93 0.82 20.97%
-Belanja Hibah 3,333.79 139.65 4.19% 4,452.67 645.37 14.49%
-Belanja Bantuan Sosial 129.73 28.40 21.89% 115.94 32.83 28.31%
-Bantuan Keuangan 0.00 0.00 0.00% 1,458.82 200.24 13.73%
BELANJA MODAL 8,537.75 639.03 7.48% 6,155.93 651.61 10.59%
BELANJA TAK TERDUGA 149.20 10.61 7.11% 416.72 761.99 182.85%
-Belanja Tak Terduga 149.20 10.61 7.11% 416.72 761.99 182.85%
TRANSFER 9,686.93 1,743.80 18.00% 6,170.59 1,533.80 24.86%
TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN 3,872.97 0.45 0.01% 2,257.87 890.19 39.43%
TRANSFER BANTUAN KEUANGAN 5,813.96 1,743.34 29.99% 3,912.71 643.61 16.45%
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 51,373.52 12,482.87 24.30% 48,591.09 13,651.24 28.09%

Sumber: BPKAD & DJPb Provinsi Sumatera Utara

Tabel 2.3 Pagu dan Realisasi APBN Berdasarkan Jenis Belanja (Tidak Termasuk TKDD)

Sumber: DJPb Provinsi Sumatera Utara

KEUANGAN PEMERINTAH

43
KEUANGAN PEMERINTAH

44
1.3. Pagu Belanja APBN 4 untuk Berdasarkan pangsanya, komponen belanja
APBN terbesar merupakan belanja pegawai
Provinsi Sumatera Utara dengan pangsa mencapai 38,4% dari pagu
tahun 2020 stabil belanja APBN di Sumatera Utara. Sementara
pagu anggaran terbesar berikutnya adalah
belanja barang dengan pangsa 33,9% dan
diikuti oleh belanja modal dengan pangsa
27,6% (Grafik 2.8)

1.3.2. Realisasi Belanja APBN dan


Transfer ke Daerah pada
Triwulan II 2020 Menurun

Secara umum, realisasi belanja APBN di


Sumatera Utara pada triwulan II 2020
menurun dibandingkan dengan periode
yang sama tahun lalu. Realisasi belanja
Sumber: Kanwil DJPb Provinsi Sumatera Utara, diolah APBN triwulan II 2020 sebesar 19,2% dari
Grafik 2.8 Pagu APBN Provinsi Sumatera pagu, lebih rendah daripada triwulan II 2019,
Utara yakni 24,4% dari target. Realisasi tertinggi
berdasarkan persentase realisasi, adalah pos
belanja pegawai (25,4%) dan belanja
bantuan sosial (23,8%). Realisasi belanja
Secara keseluruhan, struktur APBN di
APBN didominasi belanja pegawai dan
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020
belanja barang, masing-masing 50% dan
relatif stabil. Pada 2020, pagu belanja dan
29%.
transfer pemerintah pusat di Sumatera Utara
relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada triwulan II 2020, realisasi belanja
Untuk menghindari prinsip double counting,
pegawai sebesar Rp2,3 triliun atau turun dari
realisasi APBN tidak memperhitungkan
Rp2,5 triliun pada triwulan II 2019.
Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
Penurunan realisasi belanja pegawai
yang merupakan bagian dari penerimaan
dipengaruhi penurunan realisasi anggaran
APBD. Pagu belanja APBN tercatat sedikit
perjalanan dinas sehubungan dengan
meningkat 0,4% (yoy) dari sebelumnya
kebijakan PSBB. Sementara, realisasi
Rp24,07 triliun menjadi Rp24,17 triliun.
anggaran belanja barang pada triwulan II
2020 tumbuh -41,2% (yoy). Pertumbuhan
Komponen belanja pegawai menahan
yang minus ini diperkirakan bentuk
penurunan pagu belanja secara
penghematan pemerintah pusat di tengah
keseluruhan. Stabilnya pagu belanja APBN
realokasi anggaran untuk penanganan
ditengah pagu belanja barang dan modal
COVID-19. Langkah ini sejalan dengan surat
yang menurun didorong oleh peningkatan
keputusan bersama Menteri Dalam Negeri
belanja pegawai. Anggaran belanja pegawai
dan Menkeu perihal imbauan rasionalisasi
yang tumbuh 5,8% (yoy) pada tahun 2020.
anggaran belanja barang dan jasa minimun
Di sisi lain komponen belanja barang tercatat
50%. Diperkirakan, rentang realisasi belanja
menurun -8,8% (yoy) dibandingkan tahun
barang dan jasa pada triwulan III 2020 akan
2019. Pagu belanja barang dan modal
semakin lebar.
mengalami penurunan sehubungan dengan
adanya realokasi APBN secara terpusat yang
Sementara, realisasi belanja bantuan sosial
akan difokuskan untuk penangan COVID-19.
juga menurun, dari 29,5% pada triwulan II
2019 menjadi 23,8% pada triwulan II 2020.

4
tidak termasuk TKDD
KEUANGAN PEMERINTAH

45
Diperkirakan, alokasi belanja bantuan sosial
tertahan karena dialokasikan untuk program
stimulus secara terpusat untuk mendukung
distribusi yang lebih merata sesuai wilayah
terdampak.

Berdasarkan nilai, realisasi belanja bansos


tumbuh -14,3% (yoy), dari Rp9 miliar pada
triwulan II 2019 menjadi Rp7 miliar pada
triwulan II 2020 (Grafis 2.9). Namun
demikian Pemerintah pusat telah
mempercepat dan memperluas penyaluran
bansos Program Sembako dan program
keluarga harapan (PKH) sebagai stimulus bagi
masyarakat yang terkenda dampak COVID-
19. Bansos PKH yang semula dicairkan setiap
3 bulan, selama masa pandemi COVID-19
dicairkan per bulan.

Sumber: Kanwil DJPb Provinsi Sumatera Utara, diolah


Grafik 2.9 Realisasi Belanja APBN
Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan
Jenis Belanja

KEUANGAN PEMERINTAH

46
KEUANGAN PEMERINTAH

47
PERKEMBANGAN INFLASI
DAERAH

Tren penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama komoditas cabai
merah, berlanjut pada triwulan II 2020. Akibatnya, inflasi Sumatera Utara pada triwulan II 2020 sebesar -
0,09% (yoy) atau lebih rendah dari triwulan I 2020 yang sebesar 1,81% (yoy). Inflasi Sumatera Utara ini
juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,96% (yoy) dan inflasi Sumatera yang
mencapai 0,69% (yoy).
Secara tahunan, prospek inflasi pada triwulan III 2020 diperkirakan meningkat dibandingkan dengan
triwulan II 2020. Peningkatan tekanan inflasi dipengaruhi kelompok makanan, minuman, dan tembakau
seiring perkiraan produksi pangan yang mulai menurun dan permintaan serta tendensi konsumsi yang
meningkat.

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

48
Triwulan II 2020 tingkat permintaan terutama dari sektor
akomodasi dan makan minum yang aktivitas
Mengalami Deflasi, Berada usahanya masih terbatas.
di Bawah Rentang Target
Secara spasial, inflasi di seluruh kota sampel
Inflasi Sumatera Utara triwulan II 2020 inflasi di Sumatera Utara menurun.
lebih rendah dibandingkan triwulan I 2020 Penurunan inflasi tahunan tertinggi terjadi di
akibat deflasi yang terjadi pada kelompok kota Gunungsitoli, dari 3,31% (yoy) pada
makanan, minuman, dan tembakau. triwulan I 2020 menjadi -1,74% (yoy) pada
Tekanan inflasi triwulan II 2020 sebesar - triwulan II 2020. Sementara, peningkatan
0,09% (yoy), dibandingkan triwulan inflasi di kota Padangsidempuan menjadi
sebelumnya yang sebesar 1,81% (yoy). Inflasi yang terendah, dari 2,92% (yoy) menjadi
tahun berjalan (ytd) hingga akhir triwulan II 1,38% (yoy). Adapun komoditas utama yang
2020 sebesar 0,61% atau di bawah target memberi andil penurunan inflasi di seluruh
inflasi 3±1%. Laju inflasi tahunan (yoy) kota sampel inflasi adalah cabai merah serta
Sumatera Utara di bawah inflasi nasional tarif angkutan udara.
yang sebesar 1,96% dan Sumatera yang Sementara itu, laju inflasi tahunan (yoy) pada
mencapai 0,69% (Grafis 3.1). Juli 2020 tercatat -0,70%. Laju inflasi ini
sejalan dengan hasil Survei Pemantauan
Harga di beberapa kota sampel pada Juli
2020, yang mengindikasikan deflasi.
Penurunan tekanan inflasi pada Juli 2020
masih bersumber dari aneka cabai yang
pasokannya masih mencukupi, sementara
permintaannya cenderung berkurang di masa
pandemi COVID-19.

Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah


Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera
Utara dan Nasional

Berdasarkan kelompoknya, deflasi triwulan II


2020 didorong inflasi kelompok makanan,
minuman, dan tembakau yang memberikan
Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
andil -0,64% (yoy) terhadap inflasi umum. Grafik 3.2 Perkembangan Inflasi Sumatera
Inflasi kelompok ini terkendali akibat pasokan Utara dan Daerah Lainnya
subkelompok makanan, antara lain cabai
merah, yang terjaga meskipun pada masa
HBKN Idul Fitri. Tingginya pasokan memang
merupakan hasil proses tanam petani yang
dimulai sejak Januari untuk mengantisipasi
permintaan pada periode hari besar
keagamaan nasional seperti yang
direkomendasikan Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID). Selain itu kondisi pandemi
COVID-19 juga menyebabkan penurunan

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

49
Tabel 6 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tahunan Triwulan I 2020

Inflasi

April Mei Juni


Komoditas Andil (%yoy) Komoditas Andil (%yoy) Komoditas Andil (%yoy)
Rokok Putih 0.182 Bawang Merah 0.301 Bawang Merah 0.188
Sewa Rumah 0.147 Rokok Putih 0.181 Rokok Kretek Filter 0.097
Emas Perhiasan 0.140 Sewa Rumah 0.146 Rokok Putih 0.180
Minyak Goreng 0.104 Emas Perhiasan 0.140 Sewa Rumah 0.122
Rokok Kretek Filter 0.100 Rokok Kretek Filter 0.097 Emas Perhiasan 0.121

Deflasi

April Mei Juni


Komoditas Andil (%yoy) Komoditas Andil (%yoy) Komoditas Andil (%yoy)
Angkutan Udara -0.334 Cabai Merah -0.417 Cabai Merah -0.798
Tomat -0.167 Angkutan Udara -0.206 Angkutan Udara -0.173
Cabai Merah -0.148 Tomat -0.121 Cabai Rawit -0.161
Daging Ayam Ras -0.132 Ikan Tongkol/ Ikan Ambu-Ambu -0.099 Ikan Dencis -0.160
Ikan Dencis -0.114 Bawang Putih -0.092 Tomat -0.077

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

50
Kelompok Makanan, yakni bawang merah, daging ayam ras dan
minyak goreng. Kenaikan harga bawang merah
Minuman, dan Tembakau akibat pasokan, yang sebagian besar dari Pulau
Mendorong Deflasi Jawa- terbatas. Sementara harga daging ayam
ras meningkat seiring dengan penurunan
Pada triwulan II 2020, andil deflasi terbesar produksi dari beberapa suplier ayam potong.
disumbang kelompok makanan, minuman,
dan tembakau sebesar 0,64% (yoy).
Penyumbang deflasi lainnya adalah kelompok
transportasi; dan kelompok informasi,
komunikasi dan jasa keuangan. Adapun
penyumbang inflasi antara lain kelompok
perumahan, air, listrik dan gas, perlengkapan
rumah tangga, perwatan pribadi dan jasa
lainnya; dan kesehatan. Kelompok perawatan
pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi
tertinggi pada triwulan II 2020, yakni 0,22% Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
(yoy). Grafik 3.3 Inflasi Kelompok Bahan
Makanan

Kelompok Bahan Makanan, Kelompok Perawatan Pribadi


Minuman & Tembakau dan Jasa Lainnya Memberikan
Memberikan Andil Deflasi Andil Inflasi Tertinggi
Terbesar
Laju inflasi kelompok perawatan pribadi dan
Kelompok makanan, minuman, dan jasa lainnya sebesar 4,09% (yoy) pada
tembakau memberi andil deflasi terbesar triwulan II 2020. Secara keseluruhan,
pada triwulan II 2020. Subkelompok kelompok ini memberi andil inflasi tahunan
makanan memiliki andil terbesar pada inflasi 0,22% (yoy). Kelompok perawatan pribadi dan
triwulan II 2020 di Sumatera Utara, yakni - jasa lainnya adalah kelompok dengan bobot
0,99% (yoy) (Grafik 3.2). Komoditas utama 5,7% atau terbesar keenam dalam pola
penahan inflasi pada subkelompok ini adalah konsumsi masyarakat Sumatera Utara. Andil
cabai merah, cabai rawit dan dencis dengan inflasi tahunan tertinggi dari subkelompok
andil masing-masing -0,79% (yoy), -0,16% perawatan pribadi lainnya, yakni 0,12% (yoy).
(yoy) dan -0,16% (yoy). Penurunan harga cabai Komoditas utama pendorong inflasi
merah dan rawit disebabkan pasokan yang subkelompok ini adalah emas perhiasan
melimpah di beberapa sentra produksi. dengan inflasi 18,13% (yoy) dan andil 0,12%
Disamping itu, permintaan cabai merah dan (yoy). Kenaikan harga emas dipicu kenaikan
rawit masih tertahan pembatasan kegiatan harga emas dunia akibat lonjakan permintaan
usaha, termasuk usaha akomodasi dan emas sebagai investasi.
makanan-minuman, selama pandemi COVID-
Adapun laju inflasi terbesar berikutnya
19. Sementara komoditas ikan dencis lebih
disumbang subkelompok jasa lainnya, yang
dipengaruhi hasil tangkapan nelayan yang
sebesar 20,68% (yoy) dengan andil 0,06%
meningkat sehubungan dengan kondisi cuaca
(yoy). Satu-satunya komoditas pendorong
yang kondusif.
inflasi pada subkelompok ini adalah biaya
Sementara itu, sejumlah komoditas pada fotokopi, dengan andil 0,06% (yoy).
kelompok makanan, minuman, dan tembakau
yang mengalami inflasi pada April-Juni 2020,

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

51
Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
Grafik 3.4 I Inflasi Kelompok Perawatan Grafik 3.5 I Inflasi Kelompok Perumahan,
Pribadi dan Jasa Lainnya Listrik, Air & Gas

Kelompok Perumahan, Air, Kelompok Transportasi Juga


Listrik, Gas dan Bahan Bakar Menjadi Penahan Inflasi
Rumah Tangga Menjadi
Transportasi menjadi kelompok yang
Kontributor Inflasi Tahunan
mengalami deflasi tahunan pada triwulan II
Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan 2020. Kelompok ini memiliki bobot terbesar
bahan bakar rumah tangga menjadi ketiga, yaitu 10% pada pola konsumsi
kontributor inflasi tahunan Sumatera. masyarakat Sumatera Utara. Pada triwulan II
Kelompok ini mengalami inflasi tahunan 0,96% 2020, Kelompok transportasi deflasi -1,72%
(yoy) pada triwulan II 2020, dengan andil (yoy), dengan andil deflasi -0,17% (yoy). Bobot
0,18% (yoy). Laju inflasi kelompok ini terutama konsumsi masyarakat Sumatera Utara terhadap
disumbang subkelompok sewa dan kontrak aktivitas transportasi yang relatif besar turut
rumah, yang mengalami inflasi 1,58% (yoy) memengaruhi laju inflasi tahunan Sumatera
dan andil 0,12% (yoy). Kenaikan ini Utara. Di dalam kelompok ini, bobot
merupakan pola historis karena tarif sewa dan subkelompok jasa angkutan penumpang
kontrak disesuaikan pada awal tahun. mencapai 3% dari total pola konsumsi
masyarakat Sumatera Utara. Pada triwulan II
Sementara, subkelompok listrik & bahan bakar 2020, subkelompok jasa angkutan penumpang
rumah tangga justru deflasi -0,16% (yoy) yang mengalami deflasi -5,06% (yoy) dengan
sehingga andil inflasi tahunannya -0,01% (yoy). andil -0,16% (yoy), menjadi kontributor utama
Komoditas pada subkelompok ini yang penahan laju inflasi kelompok Transportasi.
menyumbang deflasi adalah bahan bakar Penurunan laju inflasi pada subkelompok jasa
rumah tangga, yakni deflasi -0,54% (yoy) dan angkutan penumpang disumbang penurunan
andil -0,01% (yoy). Belum ada kebijakan tarif angkutan udara seiring penurunan
perubahan harga dari pemerintah, namun permintaan sejak kasus COVID-19 pertama di
diperkirakan menurunnya tingkat permintaan Indonesia diumumkan pada 2 Maret 2020.
mempengaruhi pasokan sehingga juga Hingga Juni 2020, tarif angkutan udara masih
berpengaruh terhadap harga. relatif rendah dipengaruhi masih rendahnya
level permintaan, meskipun Kemenhub telah
membuka akses penerbangan domestik.

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

52
Secara umum, inflasi di seluruh kota pantauan
inflasi di Sumatera Utara disumbang kelompok
makanan, minuman, dan tembakau. Andil
deflasi terbesar dari kelompok ini terjadi di
Gunungsitoli, yaitu -2,15% (yoy).

Kota Medan Menahan Tekanan


Inflasi Sumatera Utara

Pada triwulan II 2020, Kota Medan dengan


bobot 84% memberi andil dalam penurunan
Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
Grafik 3.6 Inflasi Kelompok Transportasi inflasi Provinsi Sumatera Utara. Inflasi Kota
Medan pada triwulan II 2020 tercatat -0,14%
(yoy) atau mengalami deflasi. Realisasi ini jauh
lebih rendah dibandingkan triwulan
Tekanan inflasi di Medan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 1,65%
(yoy).
dan Sibolga berkurang
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau
Lima kota sampel inflasi yang disurvei BPS menjadi sumber deflasi kota Medan. Inflasi
di Sumatera Utara, seluruhnya mencatatkan kelompok ini -1,87% (yoy) dengan andil inflasi
penurunan inflasi. Tiga dari lima kota tercatat -0,60% (yoy) terhadap inflasi kota Medan.
mengalami deflasi tahun ke tahun. Sementara, Komoditas utama penyumbang deflasi tahunan
di dua kota lain, yakni Pematangsiantar dan pada kelompok ini adalah cabai merah, cabai
Padangsidimpuan, masih mencatatkan inflasi. rawit dan ikan dencis. Inflasi cabai merah dan
cabai rawit kontraksi akibat pasokan yang lebih
Penurunan laju inflasi paling besar terjadi di
relatif terjaga ditengah tingkat permintaan yang
kota Gunugsitoli, yakni dari 3,31% (yoy) pada
menurun sejalan dengan pandemi. Sementara,
triwulan I 2020 menjadi 1,66% (yoy) pada
deflasi ikan dencis lebih dipengaruhi hasil
triwulan II 2020. Kota Gunungsitoli merupakan
tangkapan nelayan yang melimpah didukung
kota sampel inflasi baru pada SBH 2018.
faktor cuaca yang kondusif.
Adapun inflasi di Padangsidempuan mengalami
penurunan paling kecil, dari 2,93% (yoy)
menjadi 1,38% (yoy).

Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah


Grafik 3.8 Disagregasi Inflasi Kota Medan

Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah


Grafik 3.7 Inflasi Kota Sampel Inflasi di
Sumatera Utara

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

53
Penurunan Tekanan Inflasi Kota Inflasi Kota Pematangsiantar
Sibolga Didorong Penurunan Menurun
Subkelompok Makanan
Inflasi di Kota Pematangsiantar menurun
Inflasi kelompok makanan, minuman, dan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada
tembakau juga berkontribusi menahan laju triwulan II 2020, kota Pematangsiantar inflasi
inflasi Kota Sibolga. Pada triwulan II 2020, 0,01% (yoy), menurun dari triwulan I 2020
kota Sibolga mengalami deflasi -0,45% (yoy), yang sebesar 2,43% (yoy). Inflasi di kota ini
sedikit lebih rendah daripada triwulan I 2020 antara lain terjadi pada kelompok pendidikan;
yang sebesar 2,52% (yoy). Deflasi disumbang perawatan pribadi dan jasa lainnya; serta
subkelompok makanan, sama seperti kota-kota kelompok kesehatan. Inflasi tertinggi terjadi
pemantauan inflasi lain di Sumatera Utara. pada kelompok pendidikan sebesar 5,99%
Subkelompok ini mencatatkan deflasi tahunan - (yoy) dengan andil 0,31% (yoy). Kenaikan tarif
3,44% (yoy), dengan andil -1,33% (yoy). akademi/perguruan tinggi menjadi pemicu
Kontributor utama deflasi tahunan dari terjadinya inflasi di kelompok pendidikan.
kelompok ini di Kota Sibolga adalah komoditas Penyesuaian tarif pendidikan pada awal tahun
cabai merah, yang mencapai -63,75% (yoy) sesuai dengan pola historis, yang
dengan andil -1,42% (yoy). Pasokan yang menyesuaikan dengan kenaikan biaya
berlimpah dari daerah sentra seperti Siborong- operasional perguruan tinggi.
borong menyebabkan harga cabai merah
bertahan rendah di kota Sibolga. Adapun subkelompok makanan, minuman, dan
tembakau menjadi sumber penahan inflasi
Sementara, kelompok perawatan pribadi dan Pematangsiantar, dengan deflasi -2,02% (yoy).
jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi Adapun andil inflasi tahunan dari kelompok
tertinggi di kota Sibolga, yakni 604% pada makanan, minuman, dan tembakau sebesar -
triwulan II 2020 dengan andil 0,29% (yoy). 0,76% (yoy). Komoditas utama penyumbang
Inflasi kelompok ini bersumber dari kenaikan deflasi tahunan kelompok ini adalah cabai
harga emas perhiasan yang mengikuti harga merah. Sejalan dengan wilayah lainnya,
emas dunia. melimpahnya stok cabai merah pada sentra
produksi di Sumatera Utara mendorong harga
cabai tetap terjaga.

Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah


Grafik 3.9 Disagregasi Inflasi Kota Sibolga
Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
Grafik 3.10 Disagregasi Inflasi Kota
Pematangsiantar

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

54
Laju Inflasi Kota menjadi rujukan bagi wilayah kabupaten
Padangsidimpuan Menurun sekitar.

Deflasi Terendah di Kota


Inflasi di Kota Padangsidimpuan pada
triwulan II 2020 menurun dibandingkan Gunungsitoli
dengan triwulan I 2020. Pada triwulan II
Inflasi kota Gunungsitoli menurun signifikan
2020, kota Padangsidimpuan mengalami inflasi
dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada
1,38% (yoy), lebih rendah daripada triwulan I
triwulan II 2020, kota Gunungsitoli mengalami
2020 yang sebesar 2,93% (yoy). Sumber inflasi
deflasi tahunan -1,74% (yoy) atau terendah
di kota Padangsidimpuan sama seperi kota-kota
dibandingkan dengan kota-kota sampel lain di
sampel lain, yakni kelompok makanan,
Sumatera Utara. Sama dengan kota-kota
minuman, dan tembakau. Di
sampel lain, sumber deflasi Gunungsitoli juga
Padangsidimpuan, inflasi kelompok makanan,
dari kelompok makanan, minuman, dan
minuman, dan tembakau mengalami deflasi
tembakau, yang sebesar -4,85% (yoy) dengan
sebesar -1,71% (yoy) dan menyumbang -0,61%
andil -2,14% (yoy). Sumbangan deflasi
(yoy). Sama halnya dengan kota lainnya, laju
komoditas cabai merah di kota ini sangat besar,
inflasi tahunan kelompok ini turun karena
yakni -1,89% (yoy). Tingginya produksi cabai
didorong deflasi cabai merah yang pada
merah Sumut pun turut mempengaruhi
triwulan II 2020 memberikan andil -0,85%
rendahnya harga cabai hingga ke Gunungsitoli.
(yoy).

Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah


Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
Grafik 3.11 Disagregasi Inflasi Kota Grafik 3.12 Disagregasi Inflasi Kota
Gunungsitoli
Padangsidempuan

Adapun inflasi tahunan di Kota Adapun inflasi di kota Gunungsitoli antara lain
Padangsidimpuan disumbang kelompok terjadi pada kelompok penyediaan
perawatan pribadi dan jasa lainnya; serta mamin/restoran; perawatan pribadi dan jasa
kelompok kesehatan. Dua kelompok ini lainnya; serta kelompok pakaian dan alas kaki.
membukukan inflasi tahunan pada triwulan II Sumbangan inflasi paling tinggi dari kelompok
2020, masing-masing 13,66% (yoy) dan - penyediaan mamin, sebesar 5,26% (yoy) dan
26,82% (yoy). Dengan kondisi inflasi, maka andil 0,26% (yoy) terhadap inflasi tahunan.
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya Komoditas yg mengalami inflasi tertinggi pada
dan kesehatan memiliki andil 0,81% (yoy) dan kelompok ini adalah nasi dengan lauk dengan
0,66% (yoy) terhadap inflasi tahunan. andil inflasi mencapai 0,09% (yoy). Sementara
Komoditas yang mendorong inflasi adalah komoditas emas perhiasan menjadi sumber
emas perhiasan dan tarif rumah sakit. Kenaikan inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa
tarif rumah sakit diperkirakan terjadi karena lainnya, sama halnya dengan di kota sampel
keterbatasan layanan kesehatan di kota lainnya.
Padangsidimpuan ditengah pandemi, yang juga

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

55
No. Sibolga Pematangsiantar Medan Padangsidimpuan Gunungsitoli
Andil Inflasi Tw II (yoy)
1 DAGING AYAM RAS 0.2582 BAWANG MERAH 0.2467 ROKOK PUTIH 0.1844 EMAS PERHIASAN 0.7525 DAGING AYAM RAS 0.5019
2 BAWANG MERAH 0.2307 ROKOK PUTIH 0.2127 BAWANG MERAH 0.1698 TARIF RUMAH SAKIT 0.5677 UDANG BASAH 0.2359
3 EMAS PERHIASAN 0.2114 AKADEMI/PT 0.1244 SEWA RUMAH 0.1403 BAWANG MERAH 0.4128 EMAS PERHIASAN 0.1680
4 ROKOK KRETEK FILTER 0.2021 EMAS PERHIASAN 0.1049 ROKOK KRETEK FILTER 0.0918 JERUK 0.2572 ROKOK PUTIH 0.1625
5 SEWA RUMAH 0.1297 OBAT DENGAN RESEP 0.1044 EMAS PERHIASAN 0.0830 SUSU BUBUK BALITA 0.1685 BAWANG MERAH 0.1478
6 DURIAN 0.1144 ROKOK KRETEK FILTER 0.0985 BIAYA FOTO COPY 0.0750 ROKOK KRETEK FILTER 0.1550 TEMPE 0.1452
7 ROKOK PUTIH 0.0859 KONTRAK RUMAH 0.0851 ROKOK KRETEK 0.0746 MINYAK GORENG 0.1512 GULA PASIR 0.1399
8 BERAS 0.0700 IKAN TONGKOL 0.0798 MINYAK GORENG 0.0697 DAGING AYAM RAS 0.1458 AYAM HIDUP 0.1372
9 TARIF PARKIR 0.0612 MOBIL 0.0770 BIAYA KEAMANAN 0.0564 ROKOK PUTIH 0.1019 OBAT DENGAN RESEP 0.1288
10 UPAH ART 0.0569 SMP 0.0745 DAGING AYAM RAS 0.0517 AKADEMI/PT 0.0958 NASI DENGAN LAUK 0.0922
No. Sibolga Pematangsiantar Medan Padangsidimpuan Gunungsitoli
Andil Deflasi Tw II (yoy)
1 CABAI MERAH -1.4228 CABAI MERAH -0.9602 CABAI MERAH -0.7487 CABAI MERAH -0.8543 CABAI MERAH -1.8912
2 IKAN TONGKOL -0.2269 BAWANG PUTIH -0.2066 ANGKUTAN UDARA -0.1919 IKAN DENCIS -0.2821 CABAI RAWIT -1.0216
3 IKAN TETER -0.2125 PIR -0.1087 IKAN DENCIS -0.1761 PIR -0.1663 BAHAN BAKAR RT -0.4937
4 BAHAN BAKAR RT -0.1203 IKAN ASIN TERI -0.1036 CABAI RAWIT -0.1651 IKAN TONGKOL -0.1397 ANGKUTAN UDARA -0.2383
5 IKAN CAKALANG -0.0984 CABAI HIJAU -0.0996 TOMAT -0.0890 ANGKUTAN UDARA -0.1372 IKAN KEMBUNG -0.2342
6 IKAN KUWE -0.0941 BUAH NAGA -0.0896 BENSIN -0.0749 CABAI HIJAU -0.1148 DAGING BABI -0.2071
7 IKAN KAPE-KAPE -0.0825 CABAI RAWIT -0.0628 CABAI HIJAU -0.0703 IKAN ASIN TERI -0.1103 IKAN KUWE -0.1856
8 MINYAK GORENG -0.0766 UDANG BASAH -0.0570 IKAN TONGKOL -0.0697 TELEPON SELULER -0.0754 IKAN ASIN TERI -0.1806
9 TOMAT -0.0639 AYAM HIDUP -0.0515 BIAYA PULSA PONSEL -0.0510 DAUN SINGKONG -0.0722 IKAN TONGKOL -0.1620
10 BIAYA PULSA PONSEL -0.0610 JERUK -0.0491 IKAN KEMBUNG -0.0503 TELUR AYAM RAS -0.0715 BAWANG PUTIH -0.1210
Sumber: BPS Sumatera Utara, diolah
Grafik 3.13 Komoditas Penyumbang Inflasi Kota Sampel

Tracking Inflasi perlu diwaspadai terkait pelonggaran kebijakan


pembatasan sosial berskala besar dan
Laju Inflasi Triwulan III 2020 penerapan normal baru oleh pemerintah. Jika
Diperkirakan Meningkat kemungkinan penghapusan syarat rapid test
bagi penerbangan terealisasi, diperkirakan akan
Tekanan inflasi tahunan Sumatera Utara meningkatkan jumlah penumpang yang akan
pada triwulan III 2020 diperkirakan lebih berdampak kepada tingkat harga.
tinggi daripada triwulan sebelumnya.
Perkembangan terkini inflasi tahunan sampai Potensi tekanan inflasi juga masih akan terjadi
dengan Juli masih lebih rendah dibandingkan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa
bulan sebelumnya, sebesar -0,70% (yoy). lainnya, yang disumbang tekanan pada
Namun demikian tren penurunan ini komoditas emas perhiasan. Sebab, prospek
diperkirakan akan berakhir pada bulan Agustus harga emas masih tinggi karena dipilih
2020. Prospek inflasi indeks harga konsumen masyarakat sebagai alternatif investasi
pada triwulan III 2020 diperkirakan akan lebih konvensional yang aman di tengah
tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2020. ketidakpastian perekonomian dan pasar
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga hingga keuangan global. Penyesuaian cukai tembakau
minggu ke III Agustus 2020 di beberapa kota dan kenaikan upah minimum provinsi pada
sampel inflasi, Sumatera Utara pada bulan 2020 mendorong tekanan inflasi tahunan pada
Agustus diperkirakan mengalami inflasi sebesar triwulan III 2020.
dengan rentang 0,45% s.d. 0,85% (mtm) atau -
0.03% s.d. 0.37% (yoy). Sejumlah risiko inflasi di Sumatera Utara
sampai dengan akhir tahun 2020 (triwulan IV)
Meningkatnya tekanan inflasi terutama harus terus diwaspadai, antara lain dari
dikarenakan produksi cabai merah yang komoditas makanan, minuman, dan tembakau,
cenderung turun dan tendensi konsumsi terutama komoditas cabai merah. Harga cabai
masyarakat yang mulai meningkat. Sehingga merah yang rendah sudah berlangsung lama,
inflasi kelompok makanan, minuman, dan sehingga dikhawatirkan petani enggan
tembakau diperkirakan meningkat. Selain itu, menanam cabai merah. Akibatnya, pasokan
risiko inflasi dari kelompok transportasi juga bisa semakin berkurang. Pemerintah, melalui

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

56
TPID, berupaya agar ketersediaan pasokan, Gambar 3.1 Vicon KAD bersama BUMD AIJ,
terutama komoditas makanan, terjaga. Pemko Batam, dan Pemko Tj. Pinang (2 Juli
2020)

Program Pengendalian Inflasi Pada 21 Juli 2020 Pemprov Sumatera Utara


juga menggelar Rapat Koordinasi Wilayah TPID
Daerah se-Sumatera Utara yang diinisiasi Bank
Indonesia Sumatera Utara. Rapat dihadiri oleh
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di anggota TPID Kab/Kota se-Sumatera Utara.
Sumatera Utara terus berkoordinasi untuk Dalam rapat tersebut berupaya mendorong
menjaga kestabilan harga di Sumatera Utara. pemanfaatan dan sinergi dengan e-commerce
Berbagai macam inovasi untuk menjaga untuk pengembangan ekosistem farming go
stabilitas inflasi melalui program 4K digital. Pada kesempatan ini menghadirkan
(Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, narasumber agritech start up TaniHub dan Pak
Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang Tani Digital. Harapannya setiap daerah dapat
efektif) terus dilakukan. memanfaatkan teknologi pertanian untuk
meningkatkan kesejahteraan petani dan
Dalam rangka mendukung ketersediaan stabilisasi harga komoditas pertanian.
pasokan, TPID Sumatera Utara berupaya
menjaga pasokan kebutuhan bahan pangan di
Sumut sekaligus membantu pemasaran di saat
produksi Sumut sedang melimpah untuk
menjaga kesejahteraan petani. Salah satunya
melalui inisiasi Kerjasama Antar Daerah (KAD)
yang dilakukan BUMD pangan Sumut dengan
BUMD pangan Kepri. Penjajakan dilakukan
melalui video conference (vicon). Vicon
dihadiri oleh Pemprov Sumut, BUMD Sumut
AIJ, BI Sumut, Pemko Batam, Pemko Tj. Pinang,
BI Kepri, Asosiasi Distributor dan Koperasi Sumber: BI
Batam, dan BUMD Tj. Pinang. Berdasarkan
kesepakatan bersama akan dilakukan MoU dan
PKS antara BUMD terkait (Sumut dan Batam-Tj Gambar 3.2 Rakorprov TPID se-Sumatera
Pinang) untuk pelaksanaan Kerjasama Antar Utara (21 Juli 2020)
Daerah.
Menindaklanjuti penajajakan inisiasi KAD,
TPID mengadakan FGD dengan BUMD pangan
Sumut, PT Dhirga Surya. Tujuan dari FGD
adalah mendorong Dhirga Surya sebagai
BUMD pangan Sumut yang berperan untuk
stabilitas harga. Hasil FGD berupa rekomendasi
agar dapat dikeluarkan SK Penugasan dari
Gubsu sembari menunggu proses Perda.

Sumber: BI

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

57
Sumber: BI

Gambar 3.3 FGD bersama BUMD Provsu


Dhirga Surya (3 Juli 2020)

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

58
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

59
STABILITAS KEUANGAN
DAERAH

Kondisi stabilitas sistem keuangan Sumatera Utara pada Juli 2020 menunjukkan penurunan dibandingkan
triwulan I 2020 tercermin dari tingkat profitabilitas yang menurun disertai dengan BOPO yang meningkat sesuai
data perbankan Juni 2020. Kondisi pandemi yang mulai dirasakan pada April mendorong penurunan kinerja
sektor utama (PBE, industri pengolahan, penyediaan akmamin, konstruksi) yang berdampak pada kinerja kredit
di sektor tersebut. Penyaluran kredit melambat signifikan pada kuarter kedua karena penurunan kinerja
korporasi. Hasil liaison mengkonfirmasi adanya penurunan permintaan domestik, permintaan ekspor, investasi,
dan harga jual pada triwulan II dan diperkirakan belum akan pulih pada triwulan III. Di sisi lain, kinerja kredit
rumah tangga juga menurun sehingga secara keseluruhan juga berimplikasi pada penurunan rasio LDR yang
berada di kisaran 87%, terendah selama 5 tahun terakhir. Dari sisi risiko, NPL perbankan masih terjaga dibawah
threshold 5% dan masih akan berada di kisaran hingga tahun 2020.

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

60
operasional atau BOPO yang meningkat.
Rasio BOPO, yang meningkat dari 72,9% pada
Kinerja Perbankan Triwulan triwulan I 2020 menjadi 75,2% pada triwulan II
II 2020 Menurun 2020, mencerminkan efisiensi perbankan
menurun. Efisiensi yang tidak optimal
didorong, antara lain, pendapatan operasional
yang menurun di tengah perlambatan
penyaluran kredit. Kondisi ini didorong oleh
aktivitas bisnis yang melambat akibat pandemi.
Pelemahan dunia usaha juga kemudian
memberikan dampak terhadap pengurangan
tenaga kerja dan pendapatan masyarakat.
Sehingga pada gilirannya meningkatkan potensi
gagal bayar kredit yang tercermin dari rasio
Sumber: Bank Indonesia, diolah kredit bermasalah. Hasil FGD mengkonfirmasi
adanya preferensi bank untuk fokus pada
program restrukturisasi kredit dibandingkan
Grafik 4.1. Perkembangan Kinerja Perbankan dengan penyaluran kredit pada periode
tersebut. Di sisi lain, beban operasional yang
menurun belum mampu menyeimbangi
penurunan pendapatan operasional (Grafik
Kinerja perbankan pada triwulan II 2020 4.2).
menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya. Return on Assets (ROA)
perbankan di Sumatera Utara pada triwulan II
2020 tercatat 2,6% lebih rendah dibandingkan
triwulan I 2020 sebesar 3,3%. Penurunan rasio
profitabilitas disebabkan oleh tren perlambatan
penyaluran kredit ditengah pandemi yang
terasa kuat dampaknya pada periode berjalan.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.3. Perkembangan Intermediasi


Perbankan

Fungsi intermediasi perbankan yang


Sumber: Bank Indonesia, diolah tercermin dari rasio pinjaman terhadap
simpanan atau LDR5 menurun signifikan
hingga menyentuh level 87,8%, terendah
Grafik 4.2. Rasio BOPO Perbankan sejak 5 tahun terakhir. Rasio simpanan
terhadap pinjaman (Loan to Deposit Ratio/LDR)
Penurunan kinerja perbankan diikuti rasio pada triwulan II 2020 menurun dibandingkan
biaya operasional terhadap pendapatan dengan triwulan sebelumnya. Penyebabnya,
penyaluran kredit mengalami perlambatan
5
LDR merupakan rasio intermediasi yaitu rasio antara Kredit
Lokasi Proyek dibagi dengan DPK per lokasi KC di Sumatera
Utara

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

61
ditengah pertumbuhan dana pihak ketiga Intermediasi Perbankan
(DPK). Meski demikian, penurunan LDR diikuti
dengan penurunan risiko kredit bermasalah
Menurun Namun Masih
(non performing loan/NPL) gross 3,61%, lebih Berada di Rentang Optimal
rendah daripada triwulan I 2020 yang sebesar
3,67%. Penurunan NPL sejalan dengan
program restrukturisasi perbankan. Pertumbuhan Deposito
Mendorong Peningkatan Dana
Pihak Ketiga
Aset perbankan di Sumatera Utara pada
triwulan II 2020 tumbuh 3,4% (yoy) atau
menurun dibandingkan dengan triwulan I
2020 yang sebesar 4,5% (yoy). Aset
perbankan di Sumatera Utara Rp 320 triliun
meningkat dibandingkan triwulan I 2020
Rp319 triliun, dengan pertumbuhan yang
melambat. Berdasarkan kelompok bank,
kepemilikan aset di Sumatera Utara cenderung
stabil, yakni sebagian besar dimiliki bank Sumber: Bank Indonesia, diolah
swasta nasional (42%) disusul bank persero
(40%).
Grafik 4.4. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
Pada triwulan II 2020, penyaluran kredit
lebih banyak didanai perbankan di luar
provinsi dibandingkan dari dalam provinsi. Jumlah DPK menurun, disebabkan oleh
Kredit yang disalurkan ke proyek yang perlambatan giro. Dana pihak ketiga
berlokasi di Sumatera Utara pada triwulan II perbankan per akhir triwulan I tumbuh 7,8%
2020 sebesar Rp 226,1 triliun. Adapun kredit (yoy), lebih rendah daripada triwulan I 2020
yang disalurkan bank di Sumatera Utara Rp yang tumbuh 8,1% (yoy). Hal ini didorong
218,6 triliun. Nilai ini menunjukkan perlambatan pertumbuhan giro, sementara
intermediasi lebih banyak didanai dari bank di tabungan dan deposito meningkat.
luar Sumatera Utara. Hal ini terkonfirmasi dari Pertumbuhan giro menurun berasal dari
pertumbuhan kredit berdasarkan lokasi proyek kategori giro yang dapat ditarik sewaktu-waktu,
sebesar 3,7% (yoy), lebih tinggi daripada kredit diindikasi dari giro korporasi sejalan dengan
berdasarkan lokasi bank yang sebesar 1,1% penurunan kondisi dunia usaha pada periode
(yoy). Pada akhir triwulan II 2020, DPK berjalan. Pangsa deposito pada DPK
perbankan Rp 248,9 triliun atau tumbuh 7,8% merupakan yang terbesar (44%), diikuti
(yoy). Pertumbuhan DPK pada triwulan II 2020 tabungan (42%) dan giro (14%).
lebih rendah daripada pertumbuhan DPK Miliar Rp

triwulan I 2020, yakni 8,1% (yoy).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

62
100 juta-Rp 500 juta sekitar 22% dari total
Grafik 4.5. Pertumbuhan Giro Penduduk deposito dan simpanan senilai Rp 500 juta-Rp
1 miliar sekitar 12% (Grafik 4.6). Deposito
dengan nilai di atas Rp 1 miliar tumbuh 2,7%
Giro perbankan di Sumatera Utara tumbuh (yoy). Sementara, deposito senilai Rp100 juta-
melambat dari 9,8% (yoy) pada triwulan I Rp500 juta tumbuh 12,6% (yoy) dan simpanan
2020 menjadi 1,0% (yoy) pada triwulan II lebih kecil dari Rp 10 juta tumbuh 28% (yoy).
2020. Pertumbuhan giro penduduk yang terdiri
dari giro pemerintah dan swasta melambat
sejalan dengan aktivitas bisnis korporasi yang
belum optimal pada periode pandemi.
Sementara perlambatan giro pemerintah
ditengarai karena berjalannya program stimulus
pada triwulan II. Giro swasta sebesar Rp 140,9
triliun (dengan pangsa 91%), sedangkan giro
pemerintah Rp 13 triliun (pangsa 9%).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.8. Pangsa Deposito Berdasarkan


Nilai

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.6. Pangsa Kepemilikan Giro

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.9. Pertumbuhan DPK Jenis Tabungan

Pertumbuhan DPK jenis tabungan pada


Sumber: Bank Indonesia, diolah triwulan I 2020 sebesar 12,2% (yoy), lebih
tinggi daripada pertumbuhan pada triwulan I
2019 yakni 5,0% (yoy). Tabungan pada
Grafik 4.7. Pertumbuhan DPK Jenis Deposito
triwulan I 2020 sebesar Rp 103,9 triliun,
dengan peningkatan hampir pada seluruh
Deposito perbankan tumbuh 6,2% (yoy), kelompok nilai. Kontribusi terbesar pada
naik dari triwulan sebelumnya yakni 4,8% nasabah yang memiliki simpanan Rp 100 juta-
(yoy). Deposito didominasi simpanan senilai Rp 500 juta dan Rp 10 juta-Rp 100 juta.
lebih dari Rp 1 miliar, yakni 60% dari total Pertumbuhan tabungan diperkirakan dipicu
deposito. Adapun simpanan dengan nilai Rp ketidakpastian kondisi ekonomi akibat pandemi
COVID-19, sehingga masyarakat menyimpan

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

63
dana dalam tabungan untuk berjaga-jaga. Berdasarkan golongan nasabah, perlambatan
Namun demikian, pertumbuhan tabungan yang DPK didorong oleh penurunan DPK milik
kontraktif pada kelompok nilai <Rp10 juta perseorangan dan pemerintah. Sebaliknya,
mencerminkan pendapatan masyarakat kelas DPK swasta tumbuh meningkat. DPK
bawah sedang mengalami tekanan. perseorangan tumbuh 9,0% (yoy) pada triwulan
II 2020, lebih rendah daripada triwulan I 2020
10,2% (yoy). Dana milik pemerintah juga
mengalami kontraksi lebih dalam, disinyalir
terkait dengan tertundanya realisasi TKDD ke
daerah karena Pemerintah Pusat dan Daerah
masih berfokus pada penanganan dampak
pandemi Covid-19. Di sisi lain, dana
perseorangan juga terlihat melambat diindikasi
akibat banyaknya penghentian tenaga kerja
sementara sehingga pendapatan masyarakat
Sumber: Bank Indonesia, diolah untuk menabung berkurang.
Grafik 4.10. Pangsa Tabungan Berdasarkan
Nilai Sementara itu, DPK swasta menunjukkan
peningkatan diperkirakan terkait fase
konsolidasi perusahaan yang menahan
Perlambatan DPK perbankan bersumber dari investasi di masa pandemi. Hasil liaison
penurunan DPK bank umum konvensional mengkonfirmasi hal ini, banyak perusahaan
dan Syariah. Porsi DPK bank umum yang melakukan penundaan investasi dan
konvensional sekitar 94% dari total DPK hanya melakukan investasi rutin di sepanjang
perbankan di Sumatera Utara, sedangkan 6% 2020.
lainnya berupa DPK perbankan syariah.
Perlambatan DPK pada triwulan II 2020
didorong perlambatan pendanaan pada bank
konvensional dan syariah. Kondisi ini sejalan
dengan kondisi ekonomi pada triwulan II yang
mengalami kontraksi. Pelemahan daya beli
yang tercermin pada dalamnya kontraksi
kinerja konsumsi rumah tangga mempengaruhi
kekuatan masyarakat untuk menyimpan.
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Miliar Rp

Grafik 4.12. Pertumbuhan DPK Berdasarkan


Jenis Nasabah

Nominal Pangsa Jumlah Pangsa


DPK (Rp Miliar) Nominal Rekening Jumlah
TW II TW II TW II TW II
<10 JT 7,887 3% 13,345,409 89%
>10 JT - 100 JT 36,052 14% 1,262,415 8%
>100 JT - 500 JT 63,113 25% 283,328 2%
>500 JT - 1 M 23,255 9% 31,431 0%
>1 M 118,606 48% 28,732 0%
Jumlah 248,913 100% 14,951,315 100%
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Tabel 4.1. Pengelompokan DPK Berdasarkan
Nilai
Grafik 4.11. DPK Konvensional dan Syariah

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

64
Ketergantungan perbankan Sumatera Utara
terhadap deposan besar pada triwulan II
2020 cukup tinggi dan relatif sama dengan
triwulan sebelumnya. Sekitar 75 persen DPK
pada perbankan di Sumatera Utara merupakan
DPK perseorangan. Sisanya berupa DPK swasta
(20%) dan pemerintah (6%). Kendati jumlah
rekening nasabah dengan nilai simpanan
kurang dari Rp 10 juta mendominasi, namun
nilai simpanan terbesar disumbang nasabah
dengan simpanan di atas Rp 1 miliar (Tabel Sumber: Bank Indonesia, diolah

4.1). Data ini menunjukkan likuiditas


Grafik 4.14. Perkembangan Kredit
perbankan tergantung pada deposan besar. Berdasarkan Penggunaan

Kredit Tumbuh Rendah Perlambatan penyaluran kredit didorong oleh


kontraksi kredit modal kerja dan penurunan
kredit konsumsi (Grafik 4.14). Adapun
berdasarkan Lapangan Usaha, kredit modal
kerja turun paling dalam pada LU pertanian
diikuti dengan seluruh sektor utama. Kendati
sektor pertanian merupakan sektor yang masih
dapat bertahan pada masa pandemi, namun
permintaan kredit di sektor ini juga tertahan.
Kondisi ekonomi yang tidak menentu dalam
jangka pendek diindikasi menjadi
pertimbangan seluruh debitur. Di sisi lain,
Sumber: Bank Indonesia, diolah
permintaan kredit di LU konstruksi terus
merosot karena proyek swasta yang belum
Grafik 4.13. Perkembangan Kredit berjalan dan belanja modal pemerintah masih
rendah. Kinerja LU PBE yang menurun akibat
pandemi juga mendorong kontraksi kredit di
Kredit perbankan di Sumatera Utara
sektor ini.
melambat. Kredit yang disalurkan perbankan
di Sumatera Utara hingga triwulan II 2020 %yoy

sebesar Rp 226,1 triliun atau tumbuh 3,7%


(yoy). Pertumbuhan kredit ini menurun
dibandingkan triwulan I 2020, yakni 7,4%
(yoy). Hampir setengah atau 45 persen kredit
perbankan disalurkan untuk modal kerja,
disusul kredit konsumsi (27%) dan kredit
investasi (28%).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.15. Perkembangan KMK Berdasarkan


Sektoral

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

65
Konsumsi rumah tangga merosot, kredit %yoy

konsumsi menurun. Pada triwulan II 2020,


kredit konsumsi sebesar Rp 61,9 triliun,
tumbuh 7,9% (yoy). Pertumbuhan kredit ini
lebih rendah dibandingkan triwulan I 2020,
yakni 9,3% secara tahunan (Grafik 4.16). Kredit
konsumsi melambat karena permintaan kredit
perumahan - yang pangsanya 30% - terus turun
dari 4,0% pada triwulan I 2020 menjadi 0,4%
pada triwulan II 2020 (Grafik 4.17).
Miliar Rp
Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.17. Pertumbuhan Kredit Konsumsi

Pertumbuhan kredit investasi meningkat.


Pertumbuhan penyaluran kredit investasi
meningkat akibat permintaan kredit pada LU
pertanian naik. Meski kinerja kredit modal
Sumber: Bank Indonesia, diolah kerja LU pertanian melambat, namun
pandangan pelaku usaha terhadap
perekonomian jangka panjang yang tetap baik
Grafik 4.16. Pertumbuhan Kredit Konsumsi
diindikasi mendorong perbaikan kredit
investasi pada sektor ini. Sebaliknya,
Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit permintaan kredit pada LU industri pengolahan
Kendaraan Bermotor merosot. Kredit menurun setelah mencapai titik puncaknya
pemilikan rumah (KPR) tumbuh 0,4% (yoy) pada periode sebelumnya. Permintaan kredit
pada triwulan II 2020, melanjutkan tren LU konstruksi terus menurun. Penyebabnya,
penurunan sejak triwulan II 2019. proyek produktif dan proyek infrastruktur
Pertumbuhan KPR melambat karena belum berjalan hingga pertengahan tahun. Tren
permintaan kredit untuk hunian tipe 22 meter penurunan suku bunga sejak Juli 2019
persegi (m2) sampai dengan 70m2 dan tipe diharapkan dapat mendorong peningkatan
rumah tinggal diatas 70m2. Pertumbuhan kredit kredit ditengah pandemi (Grafik 4.19).
hunian tipe sampai dengan 21m2 juga masih %yoy
kontraktif melanjutkan tren triwulan
sebelumnya. Perlambatan kredit konsumsi juga
didorong kontraksi kredit kendaraan bermotor
(KKB) yang semakin dalam, dari -8,4% (yoy)
pada triwulan I 2020 menjadi -16,6% (yoy)
pada triwulan II 2020 (Grafik 4.17). KKB kian
merosot, diduga karena minat masyarakat
untuk membeli kendaraan semakin surut.
Pandemi COVID-19 yang membatasi kegiatan
masyarakat diperkirakan menambah Sumber: Bank Indonesia, diolah
pertimbangan masyarakat membeli kendaraan.
Grafik 4.18. Perkembangan KI Berdasarkan
Sektoral

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

66
%
11,6% (yoy) pada triwulan I 2020 menjadi
5,1% (yoy) pada triwulan II 2020. Di sisi lain,
kredit perkebunan karet juga memburuk dan
masih berada di teritori negatif, dari -34,7%
(yoy) menjadi -40,1% (yoy). Harga komoditas
sawit dan karet yang menurun pada triwulan II
diindikasi mengurangi optimisme pelaku sawit
dan karet.
Miliar Rp %yoy

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.19. Suku Bunga Kredit

Penyaluran kredit untuk lapangan usaha


utama menurun. Perlambatan pertumbuhan
kredit terjadi pada LU pertanian, sektor industri
pengolahan, perdagangan besar dan eceran,
Sumber: Bank Indonesia, diolah
dan konstruksi. Tren penurunan permintaan
kredit terutama terlihat pada kredit LU Grafik 4.21. Kredit Perkebunan Sawit dan
konstruksi merosot sejak triwulan IV 2019 Karet
(Grafik 4.20). Permintaan kredit pada sektor
utama yang menurun sejalan dengan kinerja
pada produk domestik regional bruto (PDRB).
Porsi kredit yang disalurkan ke LU pertanian,
Penurunan kinerja LU industri pengolahan
LU industri pengolahan dan LU PBE nyaris
turut menekan kinerja kredit. Kredit LU
imbang, masing-masing 20,4%, 19,3% dan
industri pengolahan melambat dari 19,5% (yoy)
18,9%. Berikutnya LU kontruksi (3,5%).
pada triwulan I 2020 menjadi 14,9% (yoy)
%yoy %yoy
pada triwulan II 2020. Penurunan ini sejalan
kinerja korporasi yang mengalami tekanan. Hal
ini dikuatkan hasil liaison Bank Indonesia serta
informasi dari sejumlah pelaku usaha yang
menahan berinvestasi karena aktivitas domestik
dan ekspor memburuk. Kondisi pandemi yang
terasa kuat pada triwulan II, disusul dengan
pengetatan aktivitas, menyebabkan permintaan
domestik menurun. Di sisi lain, kondisi
perekonomian yang belum pulih juga
Sumber: BPS, diolah menyebabkan kinerja ekspor kontraktif,
sehingga menahan minat investasi para pelaku
Grafik 4.20. Perkembangan Penyaluran Kredit usaha.
Berdasarkan Sektor Ekonomi

Kredit sektor pertanian melambat, didorong


pertumbuhan kredit subsektor perkebunan
kelapa sawit dan subsektor perkebunan karet
yang turun. Pertumbuhan kredit untuk
perkebunan kelapa sawit kembali menurun dari
STABILITAS KEUANGAN DAERAH

67
Penyaluran kredit didominasi bank umum
konvensional. Sekitar 95% kredit perbankan
Sumatera Utara disalurkan bank umum
konvensional, dengan pertumbuhan kredit
sedikit lebih tinggi. Sebaliknya, pembiayaan
yang disalurkan perbankan syariah tumbuh
lebih rendah akibat penyaluran pembiayaan
modal kerja dan pembiayaan konsumsi yang
melambat.
Miliar Rp %yoy

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.22. Likert Scale Liaison Bank


Indonesia

Aktivitas perdagangan yang sangat terganggu


akibat kuatnya pandemi pada triwulan II
2020 mendorong penurunan kinerja kredit
perdagangan besar dan eceran. Penurunan
Grafik 4.23. Perkembangan Kredit
kinerja LU perdagangan besar dan eceran Konvensional dan Syariah
sejalan dengan konsumsi rumah tangga yang
merosot. Pertumbuhan kredit LU ini mengalami
kontraksi lebih dalam dari -9,8% (yoy) pada Penurunan penyaluran kredit diikuti kualitas
kuarter pertama menjadi -13,8% (yoy) pada kredit yang terjaga. Rasio kredit bermasalah
triwulan II 2020 (Grafik 4.20). Perayaan Idul (NPL) triwulan II 2020 sebesar 3,6% sedikit
Fitri tidak mampu menopang daya beli lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I
masyarakat. Kondisi pandemi yang mulai 2020 sebesar 3,7%. Dari sisi jumlah, kredit
dirasakan sejak April dan berlanjut hingga Juni bermasalah pada triwulan II 2020 Rp 8,1
menyebabkan pelaku usaha memberhentikan triliun, menurun Rp 340 miliar dibandingkan
sementara tenaga kerjanya bahkan telah dengan triwulan I 2019. Adapun penurunan
melkukan PHK. Pendapatan tenaga kerja rasio kredit bermasalah diindikasi karena
menurun sehingga menyebabkan aktivitas program restrukturisasi kredit yang diusung
bisnis juga surut. Himbauan social distancing sejak April telah berjalan optimal. Dilihat
juga menyebabkan mobilisasi semakin minim berdasarkan jenisnya, NPL tertinggi terjadi
sehingga memperparah kondisi LU PBE. pada jenis kredit konsumsi. Kenaikan NPL juga
terlihat pada kredit investasi. Seiring
Kinerja kredit LU konstruksi anjlok dari -
peningkatan realisasi kredit investasi, risikonya
4,4% (yoy) menjadi -12,1% (yoy). Proyek
juga meningkat.
konstruksi pemerintah yang telah selesai pada
2019 antara lain tol Medan-Binjai, Kualanamu-
Tebing Tinggi, dan Belawan-Medan-Tanjung
Morawa. Sementara proyek pemerintah yang
masih berjalan pada tahun 2020 juga banyak
yang tertunda akibat pandemi. Di sisi lain,
seiring minat masyarakat akan kepemilikan
rumah yang surut, aktivitas pembangunan
rumah oleh pengembang juga diperkirakan
melambat. Hal ini mempengaruhi kinerja kredit
konstruksi secara keseluruhan.

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

68
Sumber: Bank Indonesia, diolah Kinerja penyaluran kredit menurun,
pertumbuhan penyaluran kredit untuk usaha
Grafik 4.24. Perkembangan NPL Kredit
Berdasarkan Jenis Penggunaan
mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
kontraktif. Kredit yang disalurkan untuk
UMKM pada triwulan II 2020 sebesar Rp 56,6
Penyaluran Kredit Masih triliun atau tumbuh -3,1% (yoy). Pertumbuhan
Terkonsentrasi di Kota Medan ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
Triliun Rp I 2020, yakni 3,2% secara tahunan (Grafik
4.27). Pertumbuhan kredit UMKM anjlok,
terjadi pada kredit modal kerja dan investasi
yang turun cukup dalam, mencerminkan
optimisme pelaku UMKM mulai surut dalam
menghadapi kegiatan usaha yang diliputi
ketidakpastian.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.25. Penyaluran Kredit Berdasarkan


Kab/Kota

Penyaluran kredit terkonsentrasi di 10


kabupaten/kota, dengan pangsa 85% dari Sumber: Bank Indonesia, diolah
total kredit. Penyaluran kredit di Sumatera
Utara masih terkonsentrasi di kota Medan (51 Grafik 4.27. Penyaluran kredit UMKM
persen) dan kota/kabupaten di pantai timur. berdasarkan jenis
Diperkirakan, hal ini disebabkan pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Perlambatan kredit UMKM terutama didorong
daerah-daerah di pantai timur lebih baik oleh segmen menengah. Sementara kredit
dibandingkan dengan daerah di pantai barat. mikro masih tumbuh positif meski menurun.
%yoy
Diperkirakan, perlambatan pertumbuhan kredit
karena segmen menengah lebih sensitif atas
kondisi perekonomian dibandingkan dengan
segmen mikro. Sekitar 39 persen atau Rp 22,1
triliun kredit UMKM disalurkan ke segmen
menengah. Selebihnya ke segmen mikro Rp
18,3 triliun (32%) dan segmen kecil Rp 16,6
triliun (29%). Pada kelompok ini, realisasi
kredit dengan plafon Rp 500 juta-Rp 5 miliar
Sumber: Bank Indonesia, diolah terkontraksi lebih dalam, dari -5,9% (yoy) pada
triwulan I 2019 menjadi -9,3% (yoy) pada
triwulan II 2020.
Grafik 4.26. Pertumbuhan Kredit UMKM

Pertumbuhan Kredit UMKM


Melambat

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

69
Kenaikan risiko kredit terjadi pada 2 LU utama,
yakni industri pengolahan dan konstruksi.
Sementara, NPL kredit LUpertanian dan PBE
menurun. Kenaikan NPL pada triwulan II,
diperkirakan akibat kondisi pandemi yang
menyebabkan banyak LU terdampak lebih kuat
untuk segmen UMKM.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.28. Penyaluran kredit UMKM


Berdasar Skala

Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit


yang disalurkan di Sumatera Utara sebesar
Sumber: Bank Indonesia, diolah
25%. Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM
pada triwulan II 2020 terutama akibat Grafik 4.30. Perkembangan NPL Kredit
penurunan kredit LU perdagangan besar dan UMKM
eceran. Hal ini sejalan dengan kinerja kredit
keseluruhan, yang diperkirakan terkait
ketidakpastian perekonomian akibat pandemi Bank Indonesia mendorong realisasi kredit
COVID-19. Kredit UMKM yang disalurkan UMKM. Peraturan Bank Indonesia No.
untuk LU perdagangan besar dan eceran nyaris 14/12/PBI/2012 mengatur target porsi kredit
setengahnya, yakni 48%. Sementara, LU UMKM yang mesti dipenuhi perbankan. BI juga
pertanian menerima penyaluran 21% kredit, berupaya meningkatkan kinerja kredit UMKM
LU Industri Pengolahan 9%, dan LU konstruksi melalui penerbitan kebijakan memperlonggar
4%. batasan rasio pinjaman terhadap pendanaan
(Loan to Funding Ratio/LFR), yang diatur dalam
%yoy PBI No. 17/11/PBI/2015. Di tingkat regional,
kantor perwakilan BI juga mendorong UMKM
melalui pengembangan UMKM di masing-
masing daerah lewat pembinaan,
pendampingan, dan klaster.

Kinerja Korporasi Keuangan


dan Rumah Tangga
Penurunan Permintaan
Sumber: Bank Indonesia, diolah Domestik dan Eksternal Memicu
Penurunan Kinerja Korporasi
Grafik 4.29. Perkembangan Kredit UMKM
berdasarkan sektor ekonomi
Kinerja korporasi di Sumatera Utara
Rasio kredit bermasalah (NPL) kredit UMKM dipengaruhi faktor domestik dan eskternal.
naik dari 5,04% pada triwulan I 2019 menjadi Faktor domestik antara lain kondisi ekonomi
nasional dan daerah, sedangkan faktor
5,11% pada triwulan II 2020 (Grafik 4.31).
eksternal dipengaruhi, antara lain,
STABILITAS KEUANGAN DAERAH

70
perkembangan perekonomian global, Kredit Investasi Menahan
perkembangan ekspor, serta volume dan harga Perlambatan Kredit Korporasi
komoditas yang diperdagangkan di dunia.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada
triwulan II 2020 mengalami kontraksi -2,37% Miliar Rp

(yoy) lebih rendah dibandingkan dengan


triwulan I-2020. Meski kontraksi, kinerjanya
masih lebih baik dibandingkan perekonomian
nasional yang tumbuh -5,32% (yoy).
Perlambatan ekonomi Sumatera Utara pada
triwulan II 2020 didorong oleh kontraksi
kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi.

Kinerja korporasi menurun karena


Sumber: Bank Indonesia, diolah
permintaan domestik dan eskpor yang
terganggu akibat pandemi. Kredit korporasi Grafik 4.32. Perkembangan Kredit Korporasi
melambat pada triwulan II 2020, setelah fase Berdasarkan Jenis Penggunaan
perbaikan pertumbuhan kredit pada triwulan I
2020. Pemburukkan kinerja kredit korporasi
Seiring kinerja ekonomi triwulan II 2020
sejalan dengan survei hasil liaison Bank
yang menurun, penyaluran kredit perbankan
Indonesia, yakni penurunan likert scale harga
ke korporasi keuangan dan non-keuangan
jual dan marjin usaha yang menurun drastis. tumbuh melambat. Penyaluran kredit
korporasi pada triwulan II 2020 sebesar Rp 110
triliun atau tumbuh 1,9% (yoy). Pertumbuhan
ini lebih rendah daripada triwulan I 2020,
yakni 6,5% secara tahunan (Grafik 4.32).
Penurunan kredit korporasi terutama
disebabkan kredit modal kerja yang mengalami
kontraksi -5,3% (yoy) dan kredit konsumsi.
Sementara, kredit investasi masih tumbuh
positif, bahkan meningkat, menjadi sebesar
18,7% (yoy). Meski hasil survei liaison Bank
Indonesia menunjukkan perusahaan cenderung
menahan keinginan investasinya, namun
terdapat realisasi investasi yang cukup besar
Grafik 4.31. Likert Scale Harga Jual dan
Margin Usaha pada industri logam.
%yoy %yoy

Pandemi COVID-19 akan memengaruhi


permintaan eksternal dan domestik pada
triwulan II 2020. Permintaan eksternal dan
domestik yang melambat akibat pembatasan
aktivitas, memicu pemutusan tenaga kerja
secara musiman. Kondisi ini memengaruhi
kinerja perusahaan. Tekanan geopolitik
antarnegara yang memanas juga diperkirakan Sumber: Bank Indonesia, diolah
akan menghambat perbaikan ekonomi dunia
secara optimal. Kondisi ini kemudian akan Grafik 4.33. Perkembangan Kredit Korporasi
mempengaruhi kinerja ekspor-impor. berdasarkan sektor Ekonomi

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

71
Kredit korporasi di Sumatera Utara Kinerja Rumah Tangga
didominasi LU industri pengolahan (35%),
pertanian (29%), perdagangan besar dan
Kerentanan Rumah Tangga
eceran (14%), dan konstruksi (6%). Meningkat
Permintaan kredit industri pengolahan,
pertanian, PBE dan konstruksi menurun,
mendorong perlambatan kinerja kredit
korporasi. Lonjakan penurunan permintaan
kredit paling dalam terjadi terjadi pada LU
industri pengolahan, dari 20,7% (yoy) pada
triwulan I 2019 menjadi 13,7% (yoy) pada
triwulan II 2020. Hal ini diindikasi akibat
penurunan harga komoditas yang diikuti oleh
penurunan permintaan eksternal-domestik.
Permintaan kredit pertanian juga melambat
Grafik 4.35. Indeks Ekspektasi Penghasilan
disinyalir terkait dengan penurunan harga jual
menyusul rendahnya penjualan. Meski
demikian kinerja kredit 2 LU tersebut masih Penurunan kondisi keuangan rumah tangga
mencatatkan angka positif. Berbeda dengan LU tercermin dari optimisme rumah tangga
lainnya yang masih berada di teritori negatif. terhadap indeks penghasilan 6 bulan yang
Pertumbuhan terendah terjadi pada kredit PBE, akan datang. Survei Konsumen Bank Indonesia
yakni -27,4% (yoy), disusul kredit konstruksi - mendapatkan informasi optimisme rumah
13,8% secara tahunan. Meski demikian, terlihat tangga yang menurun terhadap penghasilan 6
adanya perbaikan pada kredit penyediaan bulan mendatang. Penurunan ini juga
akomodasi dan mamin yang meningkat. diindikasikan dari indeks pengeluaran
konsumsi 3 bulan yang akan datang.
%yoy

Sumber: Survei Konsumen BI, diolah

Survey konsumen Bank Indonesia


mengkonfirmasi mayoritas rumah tangga
Grafik 4.34. Kinerja Lapangan Usaha PDRB
menglami penurunan penghasilan
dibandingkan 6 bulan sebelumnya, yakni
Kinerja kredit LU kontruksi melambat. mancapai 73,97%. Sementara, masyarakat
Pertumbuhan kredit konstruksi terkontraksi yang menyatakan penghasilannya tetap atau
cukup dalam, dari -5,2% (yoy) pada triwulan I meningkat hanya 26,03%. Banyaknya
2020 menjadi -13,8% (yoy) pada triwulan II masyarakat yang berpenghasilan menurun,
2002. Aktivitas konstruksi pada awal tahun menimbulkan kerentanan tersendiri, terutama
yang belum optimal ditambah pembangunan kaitannya dengan potensi gagal bayar di
yang terhambat pandemi COVID-19 semakin perbankan apabila responden merupakan
menekan permintaan kredit korporasi. Survei debitur bank.
liaison Bank Indonesia mengkonfirmasi
kesulitan mengimpor keramik dari Tiongkok
pada saat pandemi COVID-19.

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

72
Penyaluran Kredit Rumah Penurunan permintaan KPR terutama
Tangga Masih Tumbuh Positif disebabkan minat masyarakat berinvestasi
kendati melambat rumah melemah. Dari sisi risiko, kinerja kredit
rumah tangga relatif baik, dengan NPL 2,2%.

Penyaluran kredit rumah tangga melambat Tabel 4.3. Pertumbuhan Penyaluran Kredit
Perumahan
pada triwulan II 2020 seiring konsumsi
rumah tangga tertekan. Realisasi kredit rumah
tangga pada triwulan II 2019 sebesar Rp 61,9 KPR
Growth (%)
Q1'20 Q2'20
Pangsa (%)
Q1'20 Q2'20
Kontribusi
Q1'20 Q2'20
Delta
Kontribusi

triliun, tumbuh 9,3% (yoy). Angka Rumah Tinggal s.d. Tipe 21


Rumah Tinggal Tipe 22 s.d. 70
-24%
9%
-24%
5%
4%
52%
4%
52%
-0.9%
4.8%
-0.9%
2.7%
0.0%
-2.1%

pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan Rumah Tinggal Tipe Diatas 70


Flat atau Apartemen s.d. Tipe 21
5%
-24%
1%
-15%
34%
0%
34%
0%
1.7%
0.0%
0.3%
0.0%
-1.5%
0.0%
Flat atau Apartemen Tipe 22 s.d. 70 -1% -2% 1% 1% 0.0% 0.0% 0.0%
periode sebelumnya yang tumbuh 9,3% (yoy). Flat atau Apartemen Tipe Diatas 70 1% -6% 1% 1% 0.0% -0.1% -0.1%
Rumah Toko (Ruko) atau Rumah -10% -13% 8% 8% -0.8% -1.0% -0.2%
Rumah tangga lebih banyak menikmati kredit
multiguna (49%), kemudian KPR (31%), dan Sumber: Bank Indonesia, diolah
KKB (9%).
Sementara itu, perlambatan KKB diperkirakan
Miliar Rp karena 2 hal, yaitu (1) mobilisasi masyarakat
menggunakan transaksi dan ojek daring
semakin mudah, sehingga permintaan mobil
pribadi berkurang. (2) pembatasan aktivitas
sosial menyebabkan masyarakat tidak
menggunakan kendaraan dalam kesehariannya.

Sementara itu, kredit multiguna tumbuh


meningkat, menahan perlambatan lebih
lanjut. Kredit multiguna yang disalurkan per
triwulan II 2020 sebesar Rp 32 triliun atau
Grafik 4.36. Perkembangan Kredit Rumah
Tangga
tumbuh 20,4% (yoy). Angka pertumbuhan ini
meningkat dari triwulan I 2019, yakni 17,3%
(yoy). Kinerja kredit multiguna membaik,
Penurunan kinerja kredit rumah tangga diperkirakan karena masyarakat lebih banyak
terutama terjadi pada KPR dan KKB. Kinerja membutuhkan jenis kredit ini dimasa pandemi.
KPR melambat. Realisasi KPR sebesar Rp 18,3 (Grafik 4.39).
triliun atau tumbuh 0,39% (yoy) pada triwulan %yoy
II 2020. Pertumbuhan yang lebih rendah
daripada triwulan I 2019, yakni 4,02% (yoy),
ini melanjutkan tren penurunan KPR sejak
triwulan II 2019. Perlambatan pertumbuhan
KPR terutama pada rumah tipe 22m2 sampai
dengan 70 m2 dan tipe rumah dengan luas
lebih dari 70m2. Perlambatan juga terjadi pada
realisasi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP) atau skema subsidi dana
bergulir untuk membiayai pembelian rumah
masyarakat berpenghasilan rendah.
Pertumbuhan jumlah unit FLPP pada triwulan II
2020 terkontraksi -31% (yoy). Kendati masih Grafik 4.37. Perkembangan Penyaluran Kredit
Rumah Tangga
dalam area negatif, namun jauh lebih baik
dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang
tumbuh -54%% (yoy).

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

73
74
SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Perkembangan sistem pembayaran pada triwulan II 2020 mengonfirmasi tantangan pertumbuhan


ekonomi Sumatera Utara. Transaksi nontunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), kartu
Anjungan Tunai Mandiri (ATM), dan kartu kredit tumbuh menurun sejalan dengan konsumsi rumah tangga
yang tertahan. Namun, transaksi non-tunai Real Time Gross Settlement (RTGS) mengalami peningkatan
sejalan dengan akselerasi konsumsi pemerintah. Penyaluran bantuan sosial non-tunai juga tumbuh tinggi
sebagai bentuk perlindungan sosial di tengah pandemi. Sementara, transaksi tunai berupa arus uang kartal di
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara mengalami net outflow sesuai pola historis bulan
Ramadhan dan HBKN Idul Fitri.

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

75
Sistem Pembayaran Non triwulan berjalan. Nominal transaksi SKNBI
tumbuh -2% (yoy) pada triwulan II 2020,
Tunai Berjalan Baik lebih rendah dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang mencapai 15% (yoy).
Transaksi sistem Real-Time Gross Settlement Volume transaksi anjlok -14% (yoy) dari
System (RTGS) mengalami peningkatan. Nilai triwulan I 2020 yang tumbuh 0,1% (yoy).
transaksi RTGS pada triwulan II 2020 sebesar
Rp215 triliun, naik 4% (qtq). Adapun volume Anjloknya transaksi SKNBI diperkirakan
RTGS mencapai 55 ribu transaksi, lebih tinggi dipengaruhi oleh penurunan konsumsi rumah
1% (qtq) dari triwulan sebelumnya. tangga akibat berkurangnya pendapatan
masyarakat pada triwulan berjalan. Pandemi
Secara tahunan, nilai transaksi RTGS pada mengakibatkan sebagian orang kehilangan
triwulan II 2020 tumbuh 180% (yoy). pekerjaan dan usahanya. Pemerintah dan
Pertumbuhan tersebut di atas triwulan I 2020 beberapa pelaku usaha terdampak juga
yang sebesar 114% (yoy). Volume RTGS pada memutuskan untuk mengurangi dan/atau
triwulan II 2020 juga tumbuh meningkat meniadakan pencairan THR jelang Idul Fitri.
menjadi 242% (yoy) dari 124% (yoy) pada Di samping itu, frekuensi berbelanja
triwulan sebelumnya. masyarakat juga berkurang jauh akibat
kekhawatiran akan terjangkit COVID-19 serta
Percepatan pertumbuhan transaksi RTGS
penutupan pusat perbelanjaan pada awal
didorong oleh peningkatan konsumsi
masa pandemi (April - Mei 2020).
pemerintah sebagai kebijakan contercyclical
menahan pelemahan ekonomi. Pemerintah
Pusat dan Daerah merelokasi anggaran untuk
penanganan COVID-19 untuk realisasi
bantuan sosial yang begitu masif pada
triwulan II 2020.

Sumber: BI, diolah


Grafik 5.2 Perkembangan SKNBI

Penurunan aktivitas belanja juga


menyebabkan perlambatan nominal transaksi
Sumber: BI, diolah Kartu ATM Debet dan Kartu Kredit. Transaksi
Grafik 5.1 Perkembangan RTGS
Kartu ATM Debet pada triwulan II 2020
sebesar Rp56 triliun dengan pertumbuhan
Sebaliknya, transaksi Sistem Kliring Nasional mencapai -21% (yoy), lebih rendah dari
Bank Indonesia (SKNBI) pada triwulan II 2020 triwulan sebelumnya yang telah merosot -6%
mencapai Rp33 triliun atau turun 15% secara (yoy). Transaksi Kartu Kredit pada triwulan
triwulanan (qtq) dari triwulan I 2020. Volume berjalan sebesar Rp1,7 triliun atau tumbuh -
transaksi pada triwulan II 2020 juga menjadi 32% (yoy), turun dari triwulan I 2020 yang
617.773 atau turun 14% (qtq) dari triwulan I terkontraksi -3% (yoy).
2020.

Secara tahunan, nominal dan volume


transaksi SKNBI juga tumbuh menurun pada

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

76
pengisian saldo sementara pembayaran dan
tarik tunai meningkat. Di sisi lain, agen LKD
pada triwulan II 2020 relatif stabil pada
kisaran 20 ribu agen.

Sementara itu, penyerapan bantuan sembako


atau bantuan pangan nontunai (BPNT) pada
triwulan II 2020 tercatat Rp367 miliar.
Penyerapan tersebut lebih tinggi meningkat
Sumber: BI, diolah 42% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang
Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kartu
ATM Debet, Kartu Kredit, dan UE sebesar Rp258 miliar. Secara tahunan,
pertumbuhan penyerapan bantuan sembako
mencapai 275% (yoy), naik dari triwulan I
2020 yang sebesar 153% (yoy). Jumlah
Di satu sisi, himbauan untuk tetap dirumah
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang
mendorong aktivitas transaksi non-tunai
memperoleh bantuan sembako meningkat
melalui uang elektronik. Nilai transaksi uang
menjadi 694 ribu KPM dari 632 ribu KPM
elektronik pada triwulan II 2020 mencapai
pada triwulan lalu.
Rp1,3 triliun atau tumbuh -46% (yoy).
Pertumbuhan ini lebih baik dari triwulan
sebelumnya yang anjlok hingga -56% (yoy).

Penggunaan uang elektronik juga didukung


oleh peningkatan jumlah merchant QRIS di
Sumatera Utara. QRIS merupakan standarisasi
pembayaran melalui metode QR Code atau
kode baca cepat dari Bank Indonesia
sehingga transaksi menjadi lebih mudah,
cepat, dan aman. Sumber: Kementerian Sosial, diolah
Grafik 5.4 Perkembangan BPNT
Pasca susksesnya kegiatan "Pekan QRIS
Nasional" pada 9 - 15 Maret 2020, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Sejalan dengan kenaikan bantuan sembako,
Utara terus melakukan sosialisasi penggunaan penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH)
QRIS kepada pelaku usaha dan berbagai juga meningkat. PKH diberikan kepada 487
pihak lainnya. Rangkaian kegiatan talkshow ribu KPM, jauh lebih tinggi dari triwulan
dilakukan melalui radio dan media daring sebelumnya yang sebesar 273 ribu KPM.
untuk menjangkau seluruh lapisan Dana PKH yang tersalurkan mencapai Rp435
masyarakat. Di samping itu, telah dilakukan miliar atau hampir 100% dari pagu. Secara
juga koordinasi implementasi QRIS pada tahunan, pertumbuhan penyaluran PKH
sarana transportasi, sarana rumah ibadah, dan tercatat 8% (yoy), sedikit di bawah
toko bahan makanan. pertumbuhan triwulan I 2020 yang mencapai
21% (yoy).
Elektronifikasi Berjalan
Peningkatan kedua program bansos di atas
Lancar
sesuai dengan arahan Presiden untuk
Transaksi Layanan Keuangan Digital pada
menyiapkan jaring pengaman sosial kepada
triwulan II 2020 mencapai Rp114 miliar,
masyarakat. Secara nasional, jumlah
sedikit lebih rendah -1% (qtq) dari triwulan
penerima PKH ditingkatkan dari 9,2 juta
sebelumnya yang sebesar Rp115 triliun.
menjadi 10 juta KPM dengan besaran
Penurunan transaksi terjadi pada transfer dan
manfaat yang juga dinaikkan 25%. Selain itu,

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

77
jumlah penemina bantuan sembako akan Sosialisasi perihal penggunaan uang
dinaikkan menjadi 20 juta KPM dari 15,2 juta elektronik juga terus dilakukan pemangku
dengan nilainya dinaikkan 30%. Kebijakan kepentingan.
tersebut berlaku efektif sejak April 2020
sebagai stimulus di masa pandemi. Dalam Sistem Pembayaran Tunai
rangka memperlancar penyaluran bansos Sesuai Pola Historis
nontunai, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sumatera Utara berkoordinasi Aliran uang kartal ke Bank Indoensia wilayah
dengan Dinas Sosial dan Perbankan. Sumatera Utara pada triwulan II 2020
mengalami net outflow Rp143 miliar. Aliran
kas keluar (outflow) dari khazanah Bank
Indonesia se-Provinsi Sumatera Utara
mencapai Rp8,9 triliun, melampaui aliran kas
masuk (inflow). Inflow ke khazanah Bank
Indonesia se-Provinsi Sumatera Utara sebesar
Rp8,7 triliun. Pola aliran net outflow sejalan
dengan pola historis arus keluar pada momen
Ramadhan dan menjelang Idul Fitri yang
Sumber: Kementerian Sosial, diolah jatuh pada akhir Mei 2020.
Grafik 5.5 Perkembangan PKH

Untuk mendorong transformasi digital dan


pertumbuhan ekonomi, program
elektronifkasi transaksi pemerintah daerah
terus dijalankan. Pada triwulan II 2020, telah
diterapkan elektronifikasi Cash Management
System (CMS) SP2D dan Non SP2D Online di
Pemko Tanjung Balai dan Pakpak Bharat. Di Sumber: BI, diolah
Grafik 5.6 Perkembangan Inflow - Outflow
samping itu, Kantor Perwakilan Bank
Indonesia juga terus berkoordinasi secara
virtual dengan perbankan dan PD Pasar Kota
Medan untuk menerapkan non-tunai di pasar Pola historis net outflow menjelang HBKN
tradisional di Medan. juga terjadi pada layanan kas titipan. Aliran
inflow ke kas titipan Bank Indonesia se-
Bank Indonesia juga bekerja sama dengan Provinsi Sumatera Utara mencapai Rp885
Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan perbankan miliar, lebih rendah dari aliran outflow yang
untuk menerapkan elektronifikasi di jalan tol mencapai Rp2,4 triliun. Dengan demikian,
sejak Oktober 2017. Program tersebut net outflow pada triwulan II 2020 mencapai
berhasil diimplementasikan dengan tingkat Rp1,5 triliun.
penetrasi 98,75%. Kini, tiga ruas jalan tol di
Sumatera Utara yakni Jasa Marga Kualanamu Di tengah pandemi yang sedang melanda,
Tol, Belawan-Medan-Tanjung Morawa, dan Bank Indonesia berkomitmen selalu
Medan-Binjai telah menerapkan pembayaran memenuhi kebutuhan uang kartal di
menggunakan uang elektronik. Untuk masyarakat untuk menjaga kelancaran sistem
meningkatkan penggunaan uang elektronik, pembayaran di Sumatera Utara. Bank
sarana penambahan saldo uang elektronik Indonesia melaksanakan berbagai protokol
secara tunai dan nontunai ditambah melalui kesehatan yang ketat untuk mencegah
layanan mobile dan di merchant atau gerai. penularan COVID-19 melalui uang rupiah.
Setiap setoran dari perbankan/PJPUR
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

78
dikarantina selama 14 hari, serta disemprot
disinfektan sebelum kembali didistribusikan.
Bank Indonesia juga senantiasa memperkuat
higenitas SDM dan perangkat pengolahan
uang rupiah serta terus berkoordinasi dengan
perbankan/PJPUR untuk selalu menjaga aspek
keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja.

Bank Indonesia juga mendapatkan temuan


728 lembar uang palsu pada triwulan II 2020, Sumber: BI, diolah
dengan pecahan terbanyak berupa Rp 50.000 Grafik 5.7 Perkembangan Transaksi KUPVA
BB
dan Rp 100.000. Kantor Bank Indonesia
Provinsi Sumatera Utara berkoordinasi
dengan kepolisian untuk menindaklanjuti Transfer dana merupakan kegiatan yang
temuan uang palsu di masyarakat. dimulai dari perintah pengirim untuk
memindahkan sejumlah dana kepada
Kegiatan Penukaran penerima yang disebutkan dalam perintah
transfer dana, hingga dana diterima oleh
Valuta Asing (KUPVA) dan
penerima. Bank Indonesia mengatur proses
Penyelenggaraan Transfer perizinan, penyelenggaraan transfer dana,
Dana (PTD) Terjaga dan penyampaian laporan oleh
penyelenggara. Tujuannya, menjamin
Dukungan pasar keuangan, termasuk pasar keamanan dan kelancaran transfer dana.
valuta asing domestik yang sehat, diperlukan Badan usaha berbadan hukum Indonesia
untuk mencapai dan memelihara stabilitas bukan bank yang menyelenggarakan kegiatan
nilai tukar rupiah dan perekonomian. Oleh transfer dana wajib memperoleh izin Bank
karena itu, aturan transaksi valas terhadap Indonesia.
rupiah antara penyelenggara kegiatan usaha
penukaran valuta asing (KUPVA) dan Pada triwulan II 2020, terdapat 9
kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan Penyelenggara Transfer Dana Bukan Bank
bank (KUPVA BB) dengan pihak lain (PTD BB) berizin di Sumatera Utara, dengan
diselaraskan berdasarkan ketentuan Bank total kegiatan transaksi dana mencapai
Indonesia. Rp1,19 triliun. Transaksi dana yang masuk
sebesar Rp831 miliar sementara transaksi
Pada triwulan II 2020, terdapat 45 KUPVA BB dana yang keluar sebesar Rp365 miliar.
Berizin dan 2 KUPVA BB yang sedang dalam Pertumbuhan total transaksi dana mencapai
proses perizinan di Sumatera Utara. Transaksi 70% (yoy), lebih tinggi dari triwulan
KUPVA BB tercatat Rp297 miliar dengan sebelumnya yang sebesar 34% (yoy).
pembelian dan penjualan masing - masing
sebesar Rp146,5 miliar dan Rp150,5 miliar
secara berurutan. Pertumbuhan transaksi
KUPVA BB pada triwulan II 2020 terkontraksi
-75% (yoy) lebih dalam dari triwulan
sebelumnya yang tumbuh -23% (yoy).
Penurunan transaksi dipengaruhi oleh kinerja
pariwisata yang terpukul kuat akibat
pandemi. Kunjungan wisatawan asing ke
dalam negeri dan wisatawan nusantara yang Sumber: BI, diolah
berpergian ke luar negeri sangat terbatas Grafik 5.8 Perkembangan Transaksi PTD BB
akibat kebijakan karantina wilayah.

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

79
Suplemen 2

BOKS 2:
PANDEMI COVID-19, BERKAH TERSELUBUNG
BAGI E-COMMERCE

Pandemi Covid-
transformasi bisnis dan akseptasi digital bagi masyarakat Indonesia. Untuk mencegah penularan
Covid-19, masyarakat beralih dari transaksi belanja konvensial menjadi online (dalam
jaringan/daring). Peraturan Pemerintah yang memberlakukan PSBB pada akhir Maret 2020 juga
mendorong para penjual membuka kanal penjualannya secara daring. Berkahnya, volume
transaksi belanja dan jumlah penjual di industri e-commerce mencatat lonjakan pada triwulan
II 2020. Namun malangnya, nominal transaksi belanja mengalami penurunan akibat
melemahnya daya beli masyarakat. 6
Jumlah transaksi e-commerce meningkat tajam selama triwulan II - 2020. Secara nasional,
volume transaksi e-commerce meningkat hingga 87% dibandingkan triwulan II 2019 dan sebesar
36% apabila dibandingkan dengan triwulan I 2020 (Grafik 1). Secara spasial, volume transaksi e-
commerce pada triwulan II 2020 didominasi transaksi pembelian dari penduduk di Pulau Jawa
(84%), sementara volume transaksi masyarakat Sumatera Utara menyumbang 2% dari jumlah
transaksi nasional.
Meski tidak setinggi lonjakan transaksi e-commerce nasional, transaksi pembelian daring oleh
penduduk Sumatera Utara tumbuh hingga 39% dibandingkan triwulan II 2019 dan sebesar 29%
dibandingkan triwulan lalu (Grafik 2). Secara rerata, volume transaksi bulanan pada triwulan laporan
tercatat sebesar 1,58 juta transaksi, melampaui jumlah transaksi triwulan I sebesar 1,22 juta transaksi
per bulan. Peningkatan volume transaksi belanja daring masyarakat Sumatera Utara juga diikuti
dengan pertumbuhan jumlah akun pembeli yang bertransaksi selama triwulan II, sebesar 60% (yoy).

300 87% 100%


81%
250 72% 69%
66% 67% 80%
200 243.0
60%
150 180.8 179.1
148.8 40%
100 129.9
105.7 20%
50
- 0%
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
2019 2020
Volume Transaksi E-Commerce Nasional (dalam juta), lhs
Pertumbuhan Transaksi (yoy), rhs

Grafik 5.9 Perkembangan Transaksi Pembelian E- Grafik 5.10 Perkembangan Transaksi Pembelian E-
commerce Nasional commerce di Sumut

Berbeda dengan volume transaksi e-commerce yang menunjukkan peningkatan, nominal


transaksi pembelian masyarakat Sumatera Utara melalui platform e-commerce selama triwulan II
2020 justru mencatat penurunan yang cukup dalam hingga 44% (yoy). Kondisi ini berbeda dibanding
triwulan lalu, yang mencatat pertumbuhan 40% (yoy). Dilihat dari kategori produk yang dibeli,
sumbangan penurunan terbesar berasal dari kategori produk fashion, ponsel dan aksesoris serta

6
Berdasarkan data dari beberapa marketplace terbesar di Indonesia. Perkembangan data tersebut
merupakan indikasi dan belum mencerminkan populasi industri e-commerce di Indonesia.
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

80
personal care dan kosmetik. Pembelanjaan kategori produk bernilai tinggi lainnya seperti elektronik
serta komputer dan aksesoris juga turun signifikan. Pertumbuhan nominal transaksi yang mencapai
double digit hanya terjadi pada produk dalam kategori makanan dan minuman serta buku dan alat
tulis (Gambar 1). Secara keseluruhan triwulan II, nominal transaksi pembelian e-commerce
masyarakat Sumatera Utara tercatat sebesar Rp1,78 triliun atau setara dengan 3% nominal transaksi
nasional. Nominal tersebut jauh lebih rendah dibanding transaksi pembelian e-commerce pada
triwulan sama tahun lalu, yang mencapai Rp3,19 triliun. Penurunan nilai transaksi e-commerce ini
mulai terjadi pada triwulan I 2020 atau pada awal periode pandemi Covid-19. Transaksi pada
triwulan lalu tersebut tercatat sebesar Rp3,02 triliun, turun 12% dibanding triwulan IV 2019.

Gambar 5.1 Kontribusi dan Pertumbuhan Nominal Pembelian E-commerce selama Triwulan II -2020 di
Sumatera Utara

Menurunnya nominal transaksi belanja e-commerce tersebut menggambarkan kondisi daya beli
masyarakat Sumatera Utara yang melemah akibat penurunan penghasilan serta PHK yang terjadi
pada periode pandemi Covid-19. Bila melihat rasio volume transaksi terhadap jumlah akun pembeli
e-commerce yang bertransaksi di Sumatera Utara, terdapat penurunan rasio aktivitas belanja per
akun, dari 3,3 kali transaksi pembelian per akun per bulan (triwulan II 2019) menjadi 2,9 kali. Rasio
ini juga dapat mengindikasikan menurunnya kemampuan belanja penduduk di Sumatera Utara.
Penurunan konsumsi tersebut juga tergambar dalam kondisi ekonomi Sumatera Utara yang
terkontraksi 2,4% (yoy), dengan penurunan konsumsi rumah tangga sebesar 5,1% (yoy).
Dilihat dari profil usia pembeli di Sumatera Utara yang terdata pada e-commerce, nilai belanja
terbesar berada kelompok usia 30-44 tahun (45%) dan 22-29 tahun (36%). Nilai pembelanjaan
e-commerce dari dua kelompok usia produktif bekerja ini turun cukup dalam dibanding triwulan
lalu. Nilai transaksi pembelian dari kategori usia 30-44 tahun turun sebesar 50% (qtq), sementara
usia 22- 29 tahun turun sebesar 51% (qtq).7
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang mulai diberlakukan sesuai Peraturan Pemerintah

7
Tidak semua pembeli mengisi data usia, sehingga proporsi rentang usia tidak memperhitungkan akun
pembeli yang tidak melengkapi data usia.
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

81
Nomor 21 Tahun 2020 tanggal 31 Maret 2020, juga telah mendorong para penjual untuk beralih ke
sistem penjualan daring. PSBB menyebabkan menurunnya kunjungan pembeli, sehingga penjual
segera bertransformasi ke sistem daring. Kondisi ini terkonfirmasi dari meningkatnya jumlah
merchant yang bertransaksi melalui platform e-commerce pada triwulan II 2020. Secara nasional,
peningkatan jumlah merchant tersebut tercatat sebesar 30% (yoy), sementara di Sumatera Utara
tumbuh sebesar 6% (yoy).
Meski jumlah merchant menunjukkan peningkatan, nilai transaksi penjualan merchant e-
commerce di Sumatera Utara turun hingga 57,9% dibanding triwulan II 2019 dan turun sebesar
51,8% apabila dibandingkan dengan triwulan lalu. Sejalan dengan pola konsumsi pembeli,
penurunan nilai penjualan terbesar dialami oleh merchant pada kategori produk fashion, ponsel dan
aksesoris serta personal care dan kosmetik. Nilai penjualan merchant e-commerce di Sumatera Utara
selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,18 triliun atau setara dengan 2% transaksi penjualan
merchant e-commerce nasional.
Di tengah transformasi ekosistem bisnis dan akseptasi digital yang semakin baik, tingkat konsumsi
masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk mendorong ekonomi. Upaya pemerintah melalui rangkaian
kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diharapkan dapat membantu menahan pelemahan
daya beli serta mendorong konsumsi. Beberapa pelaku e-commerce besar nasional juga turut
mendukung kebijakan PEN, antara lain melalui perluasan jaringan mitra UMKM, penyediaan
stimulus modal dan bunga pinjaman bekerja sama dengan perbankan, perluasan opsi pembayaran
paylater bagi konsumen dan berbagai campaign untuk mendorong masyarakat membeli produk lokal
UMKM. Peran aktif e-commerce tersebut harapannya dapat berkontribusi positif terhadap pemulihan
ekonomi ke depan.
Bank Indonesia juga turut mendukung digitalisasi UMKM lokal Sumatera Utara agar dapat
bertahan di tengah pandemi Covid-19. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara
memfasilitasi UMKM lokal untuk dapat terhubung ke platform e-commerce, di antaranya melalui
program kerja sama Bank Indonesia dengan marketplace nasional seperti Bukalapak serta e-
commerce lokal seperti Homemade Indonesia, Pak Tani Digital dan Arteri. Bank Indonesia akan
senantiasa mendukung transformasi digital bagi UMKM Sumatera Utara sehingga produk lokal
semakin mengglobal.

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

82
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

83
KETENAGAKERJAAN

Di tengah perekonomian yang tumbuh negatif, kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan juga
penuh tantangan. Di sisi ketenagakerjaan, serapan tenaga kerja berkurang, indeks kedalaman dan
keparahan kemiskinan meningkat, meskipun tingkat pengangguran terbuka masih mencatat
perbaikan. Sementara, Nilai Tukar Petani mencatat apresiasi seiring kinerja lapangan usaha
pertanian yang masih tumbuh positif. Sedangkan di sisi kesejahteraan, ketimpangan pendapatan,
baik di perkotaan maupun perdesaan, semakin berkurang.

KETENAGAKERJAAN

84
Sejalan dengan perekonomian Sumatera pengangguran terbuka nasional, yakni 4,99%.
Utara yang tumbuh negatif pada triwulan II Berdasarkan jumlah pengangguran terbanyak,
2020, yakni -2,37% (yoy), serapan tenaga Sumatera Utara ada di posisi ke-15 dari 34
kerja juga terkontraksi. Tingkat provinsi. Perbaikan tingkat pengangguran
Pengangguran Terbuka (TPT) Sumatera Utara terbuka ini melanjutkan tren sejak 2015
pada Februari 2020 menurun menjadi 4,73%. (Grafik 6.1).
Meski demikian, angka Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) yang mencerminkan
serapan tenaga kerja justru terkontraksi.
Serapan tenaga kerja yang merosot terjadi
pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran;
pertanian; serta pengangkutan dan
komunikasi. Adapun serapan tenaga kerja di
sektor pertambangan, bangunan, serta listrik,
gas, dan air masih meningkat.

Jumlah penduduk miskin bertambah,


meskipun rasio kemiskinan menurun.
Angka kemiskinan Sumatera Utara pada Sumber: BPS, diolah
Maret 2020 sebesar 8,75% dari jumlah
Grafik 6.1 Perkembangan Jumlah Penduduk
penduduk, turun dibandingkan dengan Maret Bekerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka
2019 yang sebesar 8,83%. Namun, jumlah
penduduk miskin justru bertambah, dari
1,282 juta orang pada Maret 2019 menjadi
1,283 juta jiwa pada Maret 2020. Penurunan tingkat pengangguran terbuka
terjadi di perkotaan dan perdesaan. Pada
Ketimpangan, yang tercermin melalui rasio
Februari 2020, tingkat pengangguran terbuka
gini, juga berkurang. Meski demikian,
di perkotaan Sumatera Utara turun 1,11 poin
indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan
menjadi 6,75%. Adapun di perdesaan turun
meningkat, menunjukkan rata-rata
0,69 poin menjadi 2,33%.
pengeluaran penduduk miskin cenderung
mendekati garis kemiskinan. Tingkat pengangguran terbuka dari lulusan
sekolah menengah kejuruan atau SMK
paling tinggi dibandingkan dengan tingkat
Serapan Tenaga Kerja pendidikan lain. Tingkat pengangguran
terbuka pada lulusan SMK sebesar 7,51% per
Sumatera Utara Berkurang Februari 2020 atau lebih tinggi dibandingkan
dengan Februari 2019 yang sebesar 7,20%.
72,0 % 4,7 % Sementara, tingkat pengangguran terbuka
TPAK TPT pada lulusan diploma di posisi tertinggi
kedua, yakni 6,56% atau lebih rendah
Tingkat Pengangguran Terbuka di daripada Februari 2019 yang sebesar 7,57%.
Sumatera Utara pada Februari 2020 Kondisi ini mencerminkan penawaran tenaga
menurun, tercermin dari TPT yang turun kerja SMK turun di tengah peningkatan
0,83 poin menjadi 4,73%. Pada periode penyerapan tenaga kerja untuk jenjang
tersebut, ada 345.000 penganggur di pendidikan tinggi. Adapun untuk tenaga kerja
Sumatera Utara atau berkurang 69.000 dalam berpendidikan sekolah menengah pertama
setahun. Tingkat pengangguran terbuka dan sekolah dasar ke bawah, tingkat
4,73% menunjukkan 5 orang dari 100 orang pengangguran terbuka masing-masing 3,72%
angkatan kerja di Sumatera Utara, dan 2,50%.
mengganggur. Realisasi ini di bawah tingkat

KETENAGAKERJAAN

85
Kondisi tingkat pengangguran terbuka
berdasarkan jenjang pendidikan itu
menunjukkan tenaga kerja berpendidikan
menengah belum terserap industri.
Sebaliknya, tenaga kerja berpendidikan
rendah lebih mudah bekerja di mana pun.
Porsi pengangguran berpendidikan tinggi
yang besar menunjukkan gap antara
ketersediaan tenaga kerja berkualitas dengan
permintaan tenaga kerja di Sumatera Utara.
Hal ini antara lain disebabkan suplai
berlebihan karena pertumbuhan industri tidak
secepat pertumbuhan angkatan kerja, kualitas Grafik 6.3 Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan
tenaga kerja tidak sesuai standar industri, dan Angkatan Kerja
semakin banyak industri yang mengarah pada
otomasi produk.
Jumlah penduduk yang bekerja berkurang
di tengah peningkatan jumlah penduduk
usia kerja. Hal ini menunjukkan serapan
tenaga kerja di sejumlah lapangan usaha
penopang ekonomi di Sumatera Utara
berkurang. Serapan tenaga kerja pada LU
pertanian, sebagai LU utama, yang per
Februari 2020 porsinya 38,47 persen dari
total tenaga kerja yang terserap, merosot.
Secara musiman, sektor pertanian menyerap
tenaga kerja lebih banyak pada Februari
untuk menyiapkan panen raya padi pada
Sumber: BPS, diolah Maret-April daripada Agustus. Serapan
tenaga kerja LU pertanian juga berkurang
karena gejolak harga komoditas yang
Grafik 6.2 TPT Menurut Jenjang Pendidikan memengaruhi optimisme pelaku sektor
pertanian.

Jumlah angkatan kerja dan penduduk


bekerja pada Februari 2020 lebih rendah
dibandingkan dengan Februari 2019.
Jumlah angkatan kerja di Sumatera Utara
turun 2,09% (yoy), dari 7,45 juta orang per
Februari 2019 menjadi 7,29 juta orang pada
Februari 2020. Kondisi ini berbalik dari tren
pada Februari 2015-2019, yakni jumlah
angkatan kerja rata-rata tumbuh 1,85 (yoy).
Sementara, jumlah penduduk bekerja turun
1,24% (yoy) menjadi 6,95 juta orang pada
Februari 2020. Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.4 Perkembangan Jumlah Penduduk


Usia Kerja dan TPAK

KETENAGAKERJAAN

86
Penurunan serapan tenaga kerja paling dalam
terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan
restoran sebesar 1,24 poin dan sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,10
poin. Kondisi ini sejalan dengan perlambatan
pertumbuhan LU pertanian, penyediaan
akomodasi, dan makanan-minuman, serta
transportasi dan pergudangan. Sementara,
sektor yang serapan tenaga kerjanya tumbuh
paling tinggi adalah jasa kemasyarakatan
Sumber: BPS, diolah
serta bank dan lembaga keuangan.

Grafik 6.6 Perkembangan NTP

Jumlah tenaga kerja pada lapangan usaha


perdagangan besar dan eceran merosot.
Penyerapan tenaga kerja pada LU
perdagangan besar dan eceran merosot
6,23% (yoy), dari 1,23 juta orang per Februari
2019 menjadi 1,16 juta orang per Februari
2020. Jumlah tenaga kerja yang diserap
sektor ini setara dengan 17,67% penduduk
Sumber: BPS, diolah bekerja di Sumatera Utara. Kondisi ini sejalan
dengan kontraksi LU perdagangan besar dan
eceran, dari 6,40% (yoy) per triwulan II 2019
Grafik 6.5 Pangsa Pekerja Sektoral
menjadi -3,57% (yoy) pada triwulan II 2020.

Serapan lapangan usaha utama industri


Tren penurunan tenaga kerja di lapangan
pengolahan meningkat. Lapangan usaha
usaha pertanian sejak 2015 berlanjut.
industri pengolahan menyerap 574.000 orang
Indeks nilai tukar petani (NTP) pada triwulan
atau 8,26% dari jumlah penduduk bekerja di
II 2020 sebesar 105,13 membaik dibanding
Sumatera Utara. Jumlah ini menempatkan
tahun lalu, seiring harga komoditas
industri pengolahan pada posisi ketiga LU
terutama hasil perkebunan yang membaik
dengan serapan tenaga kerja terbanyak.
tahun ini. Namun, imbal hasil tanaman
Tenaga kerja yang diserap LU industri
pangan dan hortikultura yang belum
pengolahan naik 2,50% (yoy), kendati kinerja
meningkat memicu tenaga kerja di LU
industri pengolahan pada triwulan II 2020
pertanian beralih ke LU lain yang memberi
yang sebesar -0,78% (yoy) lebih rendah
pendapatan lebih baik.
dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang
sebesar 0,68% (yoy).

KETENAGAKERJAAN

87
Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.7 Laju Pertumbuhan PDRB Sumber: BPS, diolah


Berdasarkan Lapangan Usaha
Grafik 6.8 Pangsa Tenaga Kerja Berdasarkan
Pendidikan
Serapan tenaga kerja di sektor formal dan
informal dipengaruhi struktur tenaga kerja
di Sumatera Utara yang didominasi tenaga
kerja tanpa keahlian. Jumlah pekerja Indikator lain kondisi ketenagakerjaan
berpendidikan rendah, yaitu SMP ke bawah, adalah jumlah pekerja dengan jam kerja
mendominasi struktur tenaga kerja dengan penuh yang berkurang. Dalam setahun
porsi 50,41%. Tingkat pendidikan penduduk terakhir, jumlah pekerja penuh turun 0,85%
usia kerja yang rendah itu menyebabkan menjadi 4,67 juta orang (Tabel 6.1). Pekerja
tenaga kerja lebih banyak berada di lapangan penuh adalah pekerja yang bekerja 35 jam
kerja informal, termasuk LU pertanian. per minggu atau lebih, yang dikaitkan dengan
Jumlah penduduk bekerja berpendidikan produktivitas pekerja. Namun, porsi pekerja
tinggi naik 1,33% dalam setahun. Per penuh naik 0,25 poin, dari 67,07% pada
Februari 2020, tenaga kerja lulusan diploma Februari 2019 menjadi 67,32% pada Februari
dan universitas 979.000 orang. Mereka 2020. Jumlah pekerja penuh yang berkurang
diharapkan bisa mendorong perbaikan diprediksi sejalan dengan perlambatan
kondisi ekonomi Sumatera Utara kinerja industri pengolahan, yang pada
pascapandemi Covid-19. Secara keseluruhan, triwulan I 2020 tumbuh 0,30% (yoy) atau
tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah lebih rendah daripada triwulan I 2019 yang
sebanyak 3,50 juta orang (50,41%), SMA sebesar 2,28% (yoy).
sebanyak 1,64 juta orang (23,67%), SMK
sebanyak 823.000 orang (11,83%), dan
diploma ke atas sebanyak 979.000 orang atau Tabel 6.1 Klasifikasi Penduduk Bekerja
14,09% dari total tenaga kerja (Grafik 6.8). (Pekerja Penuh/Tidak Penuh)

Sumber: BPS, diolah

KETENAGAKERJAAN

88
Dominasi pekerja penuh pada struktur
angkatan kerja sejalan dengan struktur
tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan
utama. Lapangan kerja utama dengan pangsa
terbesar adalah buruh/karyawan/pegawai
yakni 37,94%, diikuti kategori tenaga kerja
berusaha sendiri yaitu 17,80% (Grafik 6.9).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.10 Perkembangan Nilai Tukar Petani

Nilai tukar petani subsektor tanaman


perkebunan rakyat meningkat, sejalan
Sumber: BPS, diolah dengan kenaikan harga CPO. Nilai tukar
petani sektor tanaman perkebunan rakyat
Grafik 6.9 Pangsa Tenaga Kerja Berdasarkan
Status Pekerjaan Utama (NTPR) Sumatera Utara pada triwulan II 2020
naik 25,75% (yoy). Kenaikan indeks harga
yang diterima petani sejalan dengan harga
Kesejahteraan komoditas minyak sawit global yang
membaik. Harga minyak sawit pada triwulan
Nilai Tukar Petani
II 2020 naik 18,00% (yoy), sedangkan harga
karet turun 23,01% (yoy).
Pada triwulan II 2020, kesejahteraan
petani di Sumatera Utara membaik. Nilai
tukar petani (NTP) Sumatera Utara pada
triwulan II 2020 sebesar 105,13 atau naik
8,92% dibandingkan dengan triwulan II 2019
yang sebesar 96,52. Dengan NTP di atas 100,
petani mengalami surplus.

Sumber: World Bank, diolah

Grafik 6.11 Perkembangan Harga Komoditas


Perkebunan

Nilai tukar petani subsektor tanaman


pangan juga membaik, sejalan dengan
peningkatan harga gabah di tingkat petani

KETENAGAKERJAAN

89
dan penggilingan. Nilai tukar petani (NTP) Jumlah Penduduk Miskin
subsektor tanaman pangan pada triwulan II Sumatera Utara Meningkat
2020 tumbuh 6,09% dalam setahun.
Peningkatan ini diperkirakan dampak dari Jumlah penduduk miskin bertambah.
kenaikan harga gabah hasil produksi. Harga Angka kemiskinan8 Sumatera Utara pada
gabah pada triwulan II 2020 naik, dengan Maret 2020 sebesar 8,75% dari jumlah
kenaikan tertinggi pada gabah kering giling penduduk, turun dibandingkan dengan Maret
(GKG) di tingkat petani (Tabel 6.2). 2019 yang sebesar 8,83% (Grafik 6.13).
Namun, jumlah penduduk miskin justru
bertambah, dari 1,282 juta orang pada Maret
Tabel 6.2 Harga Gabah 2019 menjadi 1,283 juta jiwa pada Maret
2020.
Harga per kg Pertumbuhan
Jenis Gabah
(yoy)
Tw II 2019 Tw II 2020
Harga GKP Petani 4,150 4,821 16.17%
Harga GKP Penggilingan 6,040 4,879 -19.22%
Harga GKG Petani 4,700 5,516 17.36%
Harga GKG Penggilingan 6,460 5,584 -13.56%
Harga Gabah Kualitas Rendah Petani 4,314 4,666 8.16%
Harga Gabah Kualitas Rendah Penggilingan 4,361 4,720 8.23%

Sumber: BPS, diolah

Petani dalam kondisi surplus. Pada triwulan


II 2020, indeks yang dibayar petani (IB)
sebesar 104,58 atau turun 25,17% dalam
setahun. Adapun indeks yang diterima petani
sebesar 101,77 atau turun 24,56% secara
tahunan. Kondisi ini menunjukkan perbaikan
nilai tukar petani pada triwulan II 2020
Sumber: BPS (diolah)
ditopang pengeluaran petani yang turun lebih
dalam daripada penurunan penerimaan Grafik 6.13 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera
petani (Grafik 6.12). Utara

Angka kemiskinan di Sumatera Utara lebih


rendah daripada Sumatera dan nasional.
Jumlah penduduk miskin di Sumatera
sebanyak 5,83 juta orang atau 9,87% dari
jumlah penduduk. Angka kemiskinan
Sumatera lebih tinggi daripada angka
kemiskinan nasional yang sebesar 9,78%.
Sumatera Utara ada di urutan ke-5 dari daftar
provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi
di wilayah Sumatera pada Maret 2020.
Sumber: BPS, diolah Provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di
Sumatera adalah Aceh (14,99%), sedangkan
yang terendah di Kepulauan Bangka Belitung
Grafik 6.12 IT dan IB Sumatera Utara (4,53%).

8
Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata kemiskinan. Pada September 2019 garis kemiskinan
pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis Sumatera Utara sebesar Rp490,12 ribu per kapita per bulan

KETENAGAKERJAAN

90
Tingkat kemiskinan di perdesaan turun, Sumatera Utara adalah perumahan, bensin,
sedangkan perkotaan naik. Jumlah listrik, dan pendidikan (Tabel 6.3).
penduduk miskin di perdesaan pada Maret
2020 sebanyak 587.540 orang. Jumlah ini
berkurang 18.760 orang atau 0,37% dalam Tabel 6.3 Komoditas Penyumbang Garis
setahun. Sementara, jumlah penduduk miskin Kemiskinan
di perkotaan sebanyak 695.750 orang, Perkotaan Pedesaan
bertambah 20.010 orang atau 0,17% secara Jenis Komoditas Sumbangan Jenis Komoditas Sumbangan

tahunan. Tingkat kemiskinan di perdesaan Makanan 72.73% Makanan 77.71%


Beras 19.85% Beras 29.74%
yang sebesar 8,77% melampaui tingkat Rokok kretek filter 12.95% Rokok kretek filter 9.64%
Tongkol/tuna/cakalang 4.07% Telur ayam ras 3.22%
kemiskinan di perkotaan yang sebesar 8,73% Telur ayam ras 3.74% Tongkol/tuna/cakalang 3.02%
(Grafik 6.14). Kenaikan jumlah penduduk Cabai merah 3.06% Gula pasir 2.97%
Gula pasir 2.95% Cabai merah 2.80%
miskin sejalan dengan serapan tenaga kerja Bukan Makanan Bukan Makanan
Perumahan 6.21% Perumahan 4.94%
yang berkurang. Jumlah penduduk miskin di Listrik 3.75% Bensin 2.42%
Sumatera Utara yang meningkat, antara lain Bensin 3.18% Pendidikan 2.21%
Pendidikan 2.54% Listrik 1.68%
dampak dari pandemi Covid-19 yang Angkutan 1.54% Perlengkapan mandi 1.22%
mengakibatkan kinerja perekonomian Perlengkapan mandi 1.25% Pakaian jadi anak-anak 1.09%

Sumatera Utara tumbuh negatif. Sumber: BPS (diolah)


Bertambahnya jumlah penduduk miskin
sejalan dengan kenaikan Indeks
Kedalaman Kemiskinan dan Indeks
Keparahan Kemiskinan. Pada Maret 2019-
Maret 2020, indeks kedalaman kemiskinan
(P1) meningkat dari 1,37 menjadi 1,51.
Peningkatan P1 terjadi di perdesaan dan
perkotaan. Sementara, indeks keparahan
kemiskinan (P2) meningkat dari 0,31 menjadi
0,39. Peningkatan P2 juga terjadi di
perkotaan dan perdesaan. Peningkatan P1
dan P2 menunjukkan rata-rata pengeluaran
Sumber: BPS (diolah)
penduduk miskin cenderung mendekati garis
Grafik 6.14 Jumlah Penduduk Miskin di
kemiskinan dan tingkat ketimpangan
Pedesaan dan Perkotaan pengeluaran penduduk miskin meningkat.

Komoditas makanan menjadi penyumbang


utama garis kemiskinan di perkotaan dan
di perdesaan. Komoditas makanan
menyumbang garis kemiskinan terbesar,
dengan andil 72,73% di perkotaan dan
77,71% di pedesaan. Ada 5 komoditas utama
pada komponen makanan dengan
sumbangan terbesar pada garis kemiskinan,
yakni beras, rokok kretek filter,
tongkol/tuna/cakalang, telur ayam ras, dan
cabai merah. Adapun komoditas pada
Sumber: BPS (diolah)
kelompok bukan makanan sebagai
penyumbang terbesar garis kemiskinan Grafik 6.15 Indeks Kedalaman dan Keparahan
Kemiskinan

KETENAGAKERJAAN

91
Ketimpangan Pendapatan

Jumlah penduduk miskin bertambah,


namun ketimpangan pendapatan menurun.
Ketimpangan pendapatan dinyatakan melalui
rasio gini dengan interval 0-1. Rasio gini
mendekati 1 menunjukkan ketimpangan yang
semakin dalam. Rasio gini Sumatera Utara
pada Maret 2020 sebesar 0,316 atau lebih
rendah daripada Maret 2020 yang sebesar
0,320. Rasio ini menunjukkan ketimpangan
di Sumatera Utara pada Maret 2020 lebih
rendah daripada ketimpangan pada Maret
2019. Rasio gini Sumatera Utara yang lebih Sumber: BPS (diolah)
rendah daripada rasio gini nasional yang
sebesar 0,381 merupakan rasio gini provinsi Grafik 6.17 Distribusi Pengeluaran Penduduk
terendah ke-5 di Indonesia. di Wilayah Perkotaan

Berdasarkan distribusi pengeluaran,


ketimpangan di Sumatera Utara merupakan
kategori rendah. Pangsa pengeluaran
kelompok 40 persen terbawah di Sumatera
Utara yang sebesar 21,53% menunjukkan
ketimpangan rendah9. Porsi ini meningkat
dari Maret 2019 yang sebesar 19,99%.
Ketimpangan pengeluaran penduduk
dipengaruhi kenaikan distribusi pengeluaran
per kapita per bulan kelompok masyarakat
Sumber: BPS (diolah) 20% teratas yang meningkat lebih cepat
dibandingkan dengan kelompok lain. Adapun
ketimpangan pada kelompok 40% menengah
Grafik 6.16 Perkembangan Koefisien Gini
berkurang, baik di wilayah perkotaan
maupun perdesaan. Untuk menekan rasio
Ketimpangan di perkotaan lebih dalam dari gini, pengeluaran per kapita kelompok 40%
perdesaan. Pada Maret 2020, rasio gini di terbawah perlu dipercepat, antara lain
perkotaan Sumatera Utara 0,338 atau lebih melalui program bantuan langsung tunai,
tinggi dibandingkan dengan di perdesaan, terutama pada masa pandemi Covid-19.
yakni 0,255. Ketimpangan di perkotaan dan
perdesaan menurun dalam setahun terakhir.
Ketimpangan yang lebih dalam di perkotaan
serupa dengan kondisi ketimpangan nasional,
yang antara lain disebabkan jumlah
penganggur di perkotaan yang lebih tinggi
daripada di perdesaan.

9
Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia,
tingkat ketimpangan dalam kategori rendah
apabila di atas 17%
KETENAGAKERJAAN

92
penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Dengan cara ini, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), sebagai indikator penting
untuk mengukur keberhasilan dalam
membangun kualitas hidup manusia, akan
membaik. IPM juga merefleksikan akses
penduduk terhadap hasil pembangunan.

Indeks Pembangunan Manusia Sumatera


Utara membaik. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Sumatera Utara pada 2019
sebesar 71,74 atau meningkat dari 2018 yang
sebesar 71,18. Peningkatan IPM didorong
perbaikan seluruh komponen (Tabel 6.4).
Sumber: BPS (diolah) Namun, IPM Sumatera Utara selalu di bawah
IPM Nasional, setidaknya sejak 2016 (Grafik
Grafik 6.18 Distribusi Pengeluaran Penduduk
6.18).
di Wilayah Perdesaan

Distribusi pendapatan masih timpang,


terutama di perkotaan. Ketimpangan itu Tabel 6.4 IPM Sumut Menurut Komponen
tercermin dari distribusi pengeluaran yang
tidak merata, yakni sekitar 80% dinikmati
masyarakat berpendapatan menengah dan
kelompok teratas atau sekitar 60% dari
jumlah penduduk. Sementara, masyarakat
berpendapatan rendah atau 40% dari jumlah
penduduk hanya mendapat 20% pendapatan
perkotaan. Hal ini mengindikasikan Sumber: BPS (diolah)
pemerataan masih terkendala, antara lain
oleh: 1) perbedaan konsentrasi kegiatan
ekonomi wilayah. Perekonomian Sumatera
Utara bagian timur tumbuh lebih tinggi Pada 2019, IPM Sumatera Utara merupakan
daripada bagian barat; 2) alokasi investasi nomor 5 tertinggi di Sumatera, yakni di
belum merata. Pembangunan infrastruktur bawah Kepulauan Riau (75,48), Riau (73,00),
strategis seperti jalan tol dan bandara masih Sumatera Barat (72,39), dan Aceh (71,90).
terkonsentrasi di wilayah timur. Adapun Secara nasional, IPM Sumatera Utara ada di
pembangunan sejumlah proyek yang masih peringkat ke-12.
berlangsung belum berdampak siginifikan; 3)
mobilitas faktor produksi yang rendah, di
antaranya tenaga kerja atau modal yang
belum merata, menyebabkan ketimpangan di
tingkat regional; serta 4) ketersediaan
infrastruktur belum mencakup seluruh daerah
di Sumatera Utara.

Pembangunan modal manusia bisa


memperbaiki aspek pemerataan dalam
distribusi pendapatan. Ketimpangan bisa
ditekan dengan cara memudahkan akses

KETENAGAKERJAAN

93
Sumber : BPS (diolah)

Grafik 6.19 Perkembangan IPM Sumut dan


Nasional

Indeks Pembangunan Manusia di seluruh


kabupaten/kota membaik. Hal ini
menunjukkan distribusi pertumbuhan Sumber: BPS (diolah)
ekonomi terhadap pembangunan manusia.
Dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara,
kota Medan menyandang status IPM "sangat Grafik 6.20 IPM 33 Kabupaten/Kota Sumut
tinggi", yakni 80 atau lebih besar. Sementara,
17 kabupaten/kota menyandang status IPM
“tinggi dengan IPM lebih besar atau sama
dengan 70 dan lebih kecil dari 80.
Sementara, kabupaten/kota lainnya berstatus
sedang Kabupaten/kota yang mencatat
kemajuan pembangunan manusia paling
cepat antara lain Nias Utara (1,43%),
Gunungsitoli (1,42%) dan Nias Selatan
(1,38%).

KETENAGAKERJAAN

94
95
PROSPEK
PEREKONOMIAN

Pemulihan ekonomi Sumatera Utara diprediksi terus berlanjut pada triwulan IV 2020. Berbagai stimulus
fiskal pemerintah seperti dana perlindungan sosial serta realisasi belanja modal akan menopang konsumsi
dan investasi yang juga tercermin oleh perbaikan LU Perdagangan dan Konstruksi. Namun, pandemi
COVID-19 diprakirakan menurunkan pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2020. Permintaan
domestik dan eksternal terdampak pembatasan sosial dan karantina wilayah untuk menahan laju
penularan virus.
Sejalan dengan perbaikan ekonomi, tekanan inflasi pada triwulan IV 2020 diperkirakan kembali meningkat
dibandingkan dengan triwulan III 2020. Peningkatan tekanan inflasi terutama didorong kelompok makanan,
minuman, dan tembakau seiring normalisasi permintaan memasuki fase normal baru di tengah pandemi
COVID-19. Namun inflasi Sumatera Utara pada 2020 diperkirakan lebih rendah daripada 2019, dan berada
pada batas bawah sasaran inflasi 3,0%±1% (yoy).

PROSPEK PEREKONOMIAN

96
Prospek Pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Menjelang libur
panjang HBKN Natal dan Tahun Baru, kegiatan
Ekonomi belanja masyarakat diprediksi akan meningkat
Prospek Pertumbuhan Ekonomi didukung juga adaptasi kebiasaan baru yang
Triwulan IV 2020 semakin melekat.

Penyelenggaraan Pilkada di 23 Kabupaten/Kota


Pemulihan ekonomi Sumatera Utara diprediksi diprediksi akan menopang perbaikan Konsumsi
akan terus berlanjut hingga triwulan IV 2020. LNPRT dan Konsumsi Pemerintah pada
Percepatan pertumbuhan ekonomi akan triwulan IV 2020. Di samping itu, akselerasi
bersumber permintaan domestik. Berbagai pertumbuhan konsumsi pemerintah turut
stimulus fiskal pemerintah seperti dana didukung oleh optimalisasi realsiasi anggaran
perlindungan sosial serta realisasi belanja belanja pemerintah di akhir tahun. Aktivitas
modal akan menopang konsumsi dan investasi organisasi perangkat daerah akan dipercepat
yang juga tercermin oleh perbaikan LU seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial.
Perdagangan dan Konstruksi. Penyelenggaraan Dana penanganan COVID-19 melalui program
Pilkada turut menopang konsumsi dan rencana kesehatan, jaring pengaman sosial, dan
program pemulihan ekonomi akan mendorong pemulihan ekonomi akan terus bergulir hingga
percepatan aktivitas bisnis. Normal baru di akhir tahun 2020.
negara-negara mitra dagang juga mendorong
perbaikan ekspor, yang akan mendongkrak LU Memasuki akhir tahun 2020, investasi
industri pengolahan. diproyeksikan terakselerasi dibandingkan
triwulan III 2020. Perbaikan ini ditopang oleh
realisasi belanja modal serta percepatan
pembangunan proyek tahun jamak pemerintah.
Realisasi belanja modal swasta diprediksi naik
sehingga mendorong perbaikan investasi.

Permintaan ekspor diprediksi mengalami


peningkatan sejalan dengan berlanjutnya
normalisasi perdagangan antar daerah dan luar
negeri. Giatnya aktivitas kegiatan industri hilir
di negara - negara mitra dagang mendorong
peningkatan permintaan komoditas ekspor
Sumber: Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, diolah
utama seperti kelapa sawit dan turunannya,
Grafik 7.1 Proyeksi PDRB
karet, dan kopi. Hal tersebut juga turut
didukung oleh bahan baku perkebunan yang
melimpah di triwulan IV 2020. Percepatan
7.1.1.1 Komponen Permintaan proyek infrastruktur untuk mengejar
ketertinggalan target akibat pandemi diprediksi
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga
akan mendorong ekpsor aluminium
diprakirakan tumbuh meningkat pada triwulan
antardaerah.
IV 2020 sejalan dengan peningkatan daya beli.
Pemulihan aktivitas bisnis akan mengaktifkan Sejalan dengan peningkatan permintaan
kembali pekerja terdampak. Di samping itu, domestik dan eksternal, impor diprediksi
beberapa bentuk bantuan langsung tunai dari tumbuh meningkat pada triwulan IV 2020.
pemerintah seperti BLT Dana Desa, BLT Perbaikan daya beli masyarakat mendorong
Karyawan Swasta, dan Insentif Listrik peningkatan impor barang konsumsi. Impor
diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan bahan modal meningkat seiring dengan
PROSPEK PEREKONOMIAN

97
aktivitas investasi swasta dan pemerintah yang Prospek Pertumbuhan Ekonomi
tumbuh tinggi di akhir tahun. Impor bahan Keseluruhan Tahun 2020
baku pupuk dan pakan ternak akan naik sejalan
dengan peningkatan permintaan bahan
makanan pasca relaksasi pembatasan sosial. Perekonomian Sumatera untuk keseluruhan
tahun 2020 diprakirakan tumbuh lebih rendah
7.1.1.2 Komponen Lapangan Usaha dari tahun sebelumnya. Pandemi yang
Perbaikan LU utama menopang berlanjutnya berkepanjangan menyebabkan pertumbuhan
pemulihan ekonomi triwulan IV 2020. LU ekonomi dunia lebih lambat dari sebelumnya
Perdagangan dan LU Pariwisata diprediksi dan menurunkan permintaan eksternal.
tumbuh lebih tinggi didorong oleh peningkatan Penurunan pertumbuhan juga dipengaruhi oleh
daya beli masyarakat seiring dengan masifnya tertahannya konsumsi rumah tangga dan
stimulus jaring pengaman sosial dari investasi akibat merebaknya COVID-19.
pemerintah. Dampak stimulus bantuan hibah Kondisi ini terkonfirmasi oleh penurunan
modal kerja dan restrukturisasi kredit untuk kinerja LU terutama sektor pariwisata, LU
UMKM diprakirakan juga menjaga Perdangangan, dan LU Konstruksi.
keberlangsungan usaha. Adaptasi kebiasaan
7.1.2.1 Komponen Permintaan
baru dan pemanfaatan digitalisasi turut
mendukung aktivitas perayaan menjelang Ekonomi global dihadapkan oleh tantangan
HBKN Natal dan Tahun Baru. yang sangat berat dan belum pernah
terbayangkan sebelumnya. Pandemi meluas ke
Pertumbuhan LU Konstruksi diprakirakan seluruh pelosok dunia, baik negara adidaya
membaik sejalan dengan peningkatan investasi maupun negara dunia ketiga. Tingginya
bangunan. Pembangunan proyek kelistrikan keterkaitan antarnegara di era globalisasi ini
dan jalan tol yang terus berlanjut mendorong menyebabkan rantai pasok dunia baik barang
percepatan LU. Perbaikan turut ditopang oleh maupun jasa terdisrupsi seiring dengan
Realisasi belanja modal APBD dan APBN di karantina dan penguncian wilayah. Permintaan
akhir tahun serta program padat karya yang komoditas ekspor utama seperti karet dan kopi
dicanangkan pemerintah. Aktivitas melambat sejalan dengan kinerja sektor hilir
pembangunan swasta yang sempat tertunda negara mitra dagang yang turun. Kinerja sektor
pada masa pandemi akan terus dipercepat hilir di Jawa juga turut menurunkan permintaan
menjelang akhir tahun. komoditas ekspor dalam negeri. Terbatasnya
Pertumbuhan LU industri pengolahan mobilitas masyarakat global mengurangi
diperkirakan meningkat, didorong permintaan jumlah pelancong asing yang masuk ke
global yang kembali normal. Aktivitas Sumatera Utara. Dengan demikian, ekspor
manufaktur di negara - negara mitra dagang secara keseluruhan pada tahun 2020
diprediksi tumbuh cepat seiring dengan mengalami penurunan.
adapatasi kebiasaan baru. Kondisi sejumlah Di samping itu, pertumbuhan konsumsi rumah
sektor usaha di dalam negeri yang membaik tangga tertekan cukup dalam pada tahun 2020.
turut menyokong percepatan pertumbuhan LU Pembatasan sosial menyebabkan sebagian
industri pengolahan di Sumatera Utara. Kinerja pekerja kehilangan sumber pendapatannya
LU industri pengolahan yang membaik baik secara permanen maupun sementara. Di
didukung bahan baku yang melimpah akibat samping itu, kegiatan perayaan HBKN relatif
perbaikan kinerja LU pertanian. Memasuki tidak setinggi tahun sebelumnya akibat
triwulan IV 2020, produksi komoditas himbauan untuk tidak keluar rumah dan
perkebunan melimpah diiringi dengan mudik. Pendapatan juga tertahan akibat harga
penguatan harga di pasar internasional. komoditas ekspor utama yang menurun akibat
Peningkatan permintaan bahan makanan dari melemahnya permintaan global.
rumah makan juga diprakirakan turut
menopang perbaikan kinerja LU.
PROSPEK PEREKONOMIAN

98
Pelemahan permintaan global turut dibandingkan dengan 2019 akibat penurunan
menyebabkan sikap wait and see bagi pelaku daya beli. Aktivitas perayaan HBKN tidak
usaha. Penurunan permintaan domestik turut setinggi tahun sebelumnya seiring dengan
menurunkan investasi bangunan terutama pada pembatasan sosial. Di samping itu, waktu
sektor perumahan. Maka, pertumbuhan operasional pusat perbelanja tempat hiburan
investasi tahun 2020 diprakirakan lebih lambat disesuaikan untuk menahan laju penyebaran
dari tahun sebelumnya. Namun demikian, COVID-19.
pertumbuhan masih ditopang oleh upaya
Sejak triwulan II 2020, kegiatan wisata
percepatan pembangunan infrastruktur tahun
berkurang jauh. Wisatawan mancanegara tidak
jamak, realisasi belanja modal, dan program
bisa masuk akibat penguncian wilayah.
padat karya dari pemerintah. Di samping itu,
Sementara itu, wisatawan nusantara terbatas
kondisi usaha perkebunan kelapa sawit dan
akibat larangan mudik dan persyaratan
industri turunannya yang masih cukup baik di
penggunaan transportasi umum yang cukup
tengah pandemi diperkirakan dapat menahan
ketat. Kekhawatiran masyarakat untuk
penurunan investasi lebih lanjut. Sejalan
berpergian di tengah pandemi sehingga LU
dengan penurunan permintaan eksternal dan
Transportasi dan Pergudangan serta LU
domestik, pertumbuhan impor pada
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
keseluruhan tahun 2020 juga terkontraksi.
terpukul keras. Ditambah lagi, pemerintah dan
Penurunan impor terkonfirmasi lewat
swasta sangat membatasi kegiatan pertemuan,
penurunan impor komoditas barang modal,
insentif, konvensi, dan pameran. Hal tersebut
yakni bahan baku, suku cadang, dan
menyebabkan pendapatan perhotelan dan
perlengkapan.
restoran khususnya di Kota Medan menurun
Di satu sisi, konsumsi pemerintah diprakirakan drastis.
tumbuh meningkat didorong oleh percepatan
Pertumbuhan LU konstruksi diperkirakan lebih
realisasi anggaran untuk menganggulangi
rendah dari tahun 2019. Penurunan
dampak pandemi. Belanja kesehatan
pertumbuhan dipengaruhi oleh penundaan
diperbesar dan bantuan perlindungan sosial
pembangunan oleh sektor perumahan demand
terus bergulir sejak triwulan II 2020 sampai
yang melemah. Beberapa pelaku usaha
dengan akhir tahun. Namun demikian,
diperkirakan menunggu kondisi perekonomian
penurunan PAD khususnya pada pajak pelaku
kembali kondusif untuk berinvestasi dalam
usaha diperkirakan berpotensi menahan
proyek baru. Sebagian proyek infrastruktur dan
peningkatan pertumbuhan lebih lanjut.
pembangunan sektor riil mengurangi jumlah
Tabel 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi pekerja dan jam kerja untuk menghindari
Dunia penyebaran COVID-19.

Pada tahun 2020, LU Industri Pengolahan


diproyeksi tumbuh lebih rendah dari tahun
sebelumya. Penurunan pertumbuhan
dipengaruhi kinerja sejumlah subsektor utama
yang menurun akibat pandemi COVID-19.
Kinerja industri karet dan kopi mengalami
perlambatan akibat permintaan global yang
7.1.2.2 Komponen Lapangan Usaha melemah. Adapun kinerja industri logam dasar
menurun akibat penyerapan industri hilir
LU Perdagangan, LU Transportasi dan
domestik yang turun. Penutupan restoran dan
Pergudangan serta LU Penyediaan Akomodasi
pembatasan operasional perdagangan menahan
dan Makan Minum diprakirakan menjadi sektor
kinerja industri yang bergerak di bidang pakan
yang paling terdampak COVID-19. LU
ternak dan pembuatan plastik.
Perdagangan diperkirakan tumbuh lebih rendah

PROSPEK PEREKONOMIAN

99
Di satu sisi, kinerja industi CPO dan Prospek Inflasi
turunannya diprediksi relatif stabil dan
menahan penurunan LU lebih lanjut.
Prospek Inflasi Triwulan IV 2020
Permintaan oleochemical untuk bahan baku Tekanan inflasi pada triwulan IV 2020
barang kesehatan meningkat. Di samping itu, diperkirakan kembali meningkat
permintaan CPO sebagai bahan baku untuk dibandingkan dengan triwulan III 2020.
minyak goreng, margarin, dan bahan makanan Tekanan inflasi yang meningkat terutama
lainnya masih tumbuh stabil. didorong inflasi kelompok makanan, minuman
Selain itu, LU Pertanian diprakirakan masih dan tembakau; kelompok penyediaan makanan
tumbuh positif meski lebih rendah dari tahun dan minuman; kelompok perwatan pribadi dan
2019. Penurunan pertumbuhan diprakirakan jasa lainnya serta kelompok transportasi yang
dipengaruhi oleh penurunan produktivitas meningkat. Momentum perbaikan daya beli
komoditas perkebunan. Hal tersebut bersumber masyarakat seiring mulai bergeraknya aktivitas
dari praktik budidaya yang tidak sesuai standar ekonomi di masa pandemi COVID-19 akan
seiring dengan harga yang kurang remuneratif. meningkatkan permintaan produk makanan
Di samping itu, penurunan permintaan dari LU dan minuman. Peningkatan inflasi pada
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum kelompok makanan, minuman, dan tembakau
juga mempengaruhi produksi terutama pada juga didorong transmisi harga rokok yang naik
subkategori peternakan dan perikanan.
akibat kenaikan tarif cukai pada awal 2020.
Risiko Pertumbuhan Ekonomi Upaya pemerintah untuk mempercepat
Prospek pertumbuhan ekonomi belum lepas produksi vaksin COVID-19 juga diperkirakan
dari bayang-bayang risiko jika pandemi menumbuhkan ekspektasi dunia usaha,
berlangsung lebih lama dari perkiraan. Apabila khususnya pada sektor penyediaan akomodasi
penanganan kesehatan kurang cepat dan tepat, dan makan minum. Beberapa kebijakan
aktivitas ekonomi akan kembali terhenti dan pemerintah menunjukkan adanya upaya
jumlah tenaga kerja yang terdampak semakin relaksasi aktivitas pada beberapa lapangan
besar. Daya beli masyarakat kembali turun dan
usaha yang selama ini masih dibatasi
konsumsi rumah tangga terkontraksi lebih
aktivitasnya. Sektor usaha akomodasi, makan
dalam dari sebelumnya. Sementara itu, pelaku
minum dan hiburan pada triwulan IV 2020
usaha akan menunda investasi baru terutama
diperkirakan sudah beroperasi sebagian -
yang berskala besar jika pandemi terus
berlanjut. Proyek pembangunan pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan- akan
akan terhambat dan menahan kinerja investasi mendorong sisi permintaan. Dengan
lebih lanjut. PAD akan turun lebih dalam dari meningkatnya permintaan, tekanan inflasi
perkiraan apabila kondisi bisnis terkendala kelompok penyediaan makanan dan minuman
pandemi yang berkepanjangan. Penurunan akan meningkat.
PAD akan menahan kinerja belanja pemerintah
Tekanan inflasi pada kelompok transportasi
yang seharusnya dapat menjadi
countercyclical. Apabila negara - negara mitra diperkirakan meningkat. Wacana pemerintah
dagang terkena gelombang lanjutan COVID- untuk menghapuskan aturan rapid test sebagai
19, kinerja ekspor akan terganggu. Rantai syarat penerbangan jika terealisasi diperkirakan
pasok global akan terkendala jika karantina akan meningkatkan traffic penerbangan. Inflasi
wilayah kembali diterapkan. Penurunan bulanan untuk komoditas angkutan udara
permintaan dunia dapat menurunkan sendiri telah terjadi sejak Mei 2020.
perkembangan harga komoditas utama di Pelonggaran pembatasan sosial diikuti normal
tengah pasokan global yang melimpah. baru diprediksi akan diikuti pertumbuhan

PROSPEK PEREKONOMIAN

100
permintaan angkutan udara pada triwulan IV Upaya TPID Sumatera Utara dalam
2020. Akibatnya, inflasi kelompok transportasi mengantisipasi risiko inflasi terkait komoditas
akan meningkat. strategis pada tahun ini, adalah (1)
meningkatkan produksi tanaman pertanian,
Kelompok perawatan pribadi dan jasa
seperti cabai merah dan bawang merah, dan (2)
lainnya menambah tekanan inflasi tahunan
berkomunikasi intensif untuk mengendalikan
pada triwulan IV 2020. Harga emas perhiasan
ekspektasi dan diversifikasi cabai merah.
yang naik sejak triwulan I 2020 memicu inflasi
tahunan komoditas itu. Kenaikan harga emas Risiko Inflasi
didorong langkah inevstor mengalihkan
Ditengah pandemi yang masih terjadi
investasi ke aset-aset yang dianggap aman di
setidaknya sampai dengan ditemukannya
tengah ketidakpastian global akibat pandemi
vaksin yang efektif dan diproduksi massal
COVID-19, termasuk emas.
perkiraan tahun 2021 , risiko tekanan inflasi
Prospek Inflasi Keseluruhan Sumatera Utara pada tahun 2020 diperkirakan
Tahun 2020 sangat kecil. Sejalan dengan proyeksi inflasi
PDRB, daya beli yang belum sepenuhnya pulih
Inflasi Sumatera Utara pada tahun 2020 akan menahan laju inflasi.
diperkirakan lebih rendah dari tahun 2019.
Namun, inflasi Sumatera Utara pada tahun ini Inflasi Sumatera Utara justru berpotensi bias
diperkirakan dalam rentang sasaran 3,0%±1%. bawah sehingga berada di bawah rentang
sasaran 3,0%±1% jika perbaikan daya beli
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan masyarakat tidak kunjung pulih pada triwulan
bakar rumah tangga diperkirakan menjadi IV 2020. Penerapan pembatasan sosial sangat
penahan inflasi tahun ini. Peningkatan inflasi berpengaruh terhadap proyeksi inflasi kedepan.
kelompok ini dipengaruhi belum adanya
kenaikan tarif listrik menyusul pandemi. Rekomendasi
Disamping itu harga minyak dunia yang masih
Menghadapi periode Adaptasi Kebiasaan Baru
bertahan rendah juga menahan tekanan inflasi
(AKB), perekonomian pada triwulan III 2020
pada kelompok bahan bakar rumah tangga.
diprediksi akan membaik meski terbatas.
Tren kenaikan harga emas pada 2020 Pemulihan ekonomi diharapkan dapat terus
menjadi faktor tekanan inflasi kelompok diupayakan melalui program-program terfokus,
perawatan pribadi dan jasa lainnya. sehingga dapat menahan pertumbuhan negatif
Ketidakpastian global akibat pandemi COVID- pada keseluruhan tahun 2020.
19 akan mendorong kelanjutan kenaikan harga
Berdasarkan hasil asesmen Bank Indonesia,
emas. Kenaikan harga -diperkirakan berlanjut
pemulihan ekonomi yang tepat sasaran perlu
hingga kondisi kembali normal- ini
dibarengi dengan penanganan kesehatan yang
menyumbang tekanan inflasi tahunan.
optimal.
Sementara inflasi kelompok makanan,
Untuk meningkatkan kualitas penanganan
minuman, dan tembakau juga didorong
Covid-19, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
harga rokok. Harga rokok naik seiring
perlu terus mengalokasikan anggaran kesehatan
kenaikan tarif cukai sebesar 21,55% per 1
dengan tujuan sebagai berikut:
Januari 2020. Kenaikan tarif cukai pada awal
tahun ini menyebabkan andil inflasi komoditas 1. meningkatkan kapasitas uji PCR hingga
rokok ditransmisikan ke inflasi tahunan sesuai standar WHO.
Sumatera Utara sepanjang 2020. 2. meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan
dengan menambah tempat tidur untuk
merawat bagi pasien COVID
PROSPEK PEREKONOMIAN

101
3. mendorong gaya hidup higienis warga dan LU Informasi dan Komunikasi. Daerah
melalui kampanye masif, serta yang menjadi pengembangan prioritas juga
meningkatkan kepercayaan publik dengan melihat dampak ekonomi secara spasial dan
meluncurkan sertifikasi usaha di bidang risiko penularan Covid-19.
kesehatan.
Sementara untuk upaya pemulihan aspek
Di samping itu, untuk mendukung perbaikan
ekonomi hendaknya diprioritaskan pada LU
yang optimal, pemerintah dapat mendorong
dengan dampak ekonomi yang tinggi dan
kebijakan pendukung seperti pemanfaatan
berisiko rendah. Kami melihat terdapat 5 (lima)
tenaga kerja terdampak, optimalisasi dana
sektor potensial yang dapat dikembangkan.
desa, pengembangan dan digitalisasi UMKM,
Pertama, LU Pertanian, Kehutanan dan
dan dukungan pada LU Penyediaan Akomodasi
Perikanan dapat dijadikan prioritas pemulihan
dan Makan Minum melalui kegiatan bazar
ekonomi. Selanjutnya, perlu diikuti dengan
maya (virtual).
pemulihan ekonomi pada LU Industri
Pengolahan, LU Perdagangan, LU Real Estate,

PROSPEK PEREKONOMIAN

102
103
104
DAFTAR ISTILAH

Administered Price
Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air serta
transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah misalnya
tembakau dan minuman beralkohol.

Base Effect
Efek kenaikan/penurunannilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level
variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup
rendah/tinggi.

BEC
Pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan
utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.

Barang Modal (Capital Goods)


Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi, biasanya bernilai guna lebih dari 1
tahun.

Bahan Baku (Raw Material)


Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri.

BI 7 Day Reverse Repo Rate


Suku bunga referensi yang mencerminkan sikap atau arah kebijakan moneter yang ditetapkan
dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya dan diumumkan kepada publik.

BI-RTGS
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)
pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time

(electronically processed), di mana rekening peserta dapat didebit/ dikredit berkali-kali dalam sehari
sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Ceteris paribus
DAFTAR ISTILAH

105
Semua variabel di luar sistem/model dianggap konstan.

CPO (Crude Palm Oil)


Minyak nabati yang dihasilkan oleh buah-buahan dari kelapa sawit.

Dana Pihak Ketiga (DPK)


Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka
(deposito).

Disposable income
Sejumlah uang yang dapat dapat dibelanjakan dan ditabung setelah dikurangi dengan pajak
penghasilan.

Ekspor dan Impor


Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar
daerah.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)


Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam
rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank
konvensional.

Harga Minyak WTI


Harga minyak mentah dunia yang mengacu pada sebuah ukuran kualitas bernama West Texas
Intermediate atau Texas light sweet.

Indeks Penjualan Barang Konstruksi


Indeks yang merepresentasikan nilai penjualan dari barang-barang konstruksi.

Indeks Keyakinan Konsumen


Indeks yang dihasilkan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan tingkat
keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian, baik saat ini maupun masa mendatang.

Indeks Kondisi Ekonomi


Salah satu indeks pembentuk Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan
persepsi konsumen akan kondisi perekonomian pada saat ini.

DAFTAR ISTILAH

106
Inflasi IHK
Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks harga
konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat luas.

Inflasi Inti
Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow
Aliran masuk uang kartal ke Kantor Bank Indonesia.

Kredit
Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit Investasi
Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan pabrik
dan pembelian mesin.

Kredit Modal Kerja


Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian bahan baku
produksi.

Kredit Konsumsi
Kredit bagi perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit
Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), dan lain-lain seperti Kredit tanpa
agunan.

Kredit Usaha Rakyat (KUR)


Kredit yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM memiliki prospek bisnis yang baik (feasible)
tapi belum memiliki kemampuan mengembalikan (bankable). Dana KUR berasal dari bank
pelaksana, namun dijamin sebagian besarnya oleh Pemerintah.

DAFTAR ISTILAH

107
Leading Indicators
Indikator yang digunakan untuk memprediksi pergerakan atau titik balik dari suatu siklus bisnis.

Liaison
Suatu kegiatan pengumpulan data statistik dan informasi yang dilaksanakan secara periodik melalui
wawancara langsung kepada pelaku usaha mengenai perkembangan dan arah kegiatan usaha.

Loan to Value (LTV)


Sebuah dasar atau metode yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pinjaman yang dapat
diberikan kepada debitur berdasarkan aset yang dijadikan jaminan.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)


Persentase kredit/pembiayaan yang masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet
terhadap total kredit. Terminologi NPL untuk bank konvensional sementara NPF untuk bank
syariah

NTP (Nilai Tukar Petani)


Rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang
dinyatakan dalam persentase.

Outflow
Aliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.

Passthrough effect
Efek dari perubahan kondisi ekonomi terhadap ongkos produksi yang pada akhirnya akan
berdampak pada harga retail suatu produk.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB)


Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja
(yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan) dengan
pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat syarat
kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Quarter on Quarter (qtq)

DAFTAR ISTILAH

108
Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi triwulan tertentu terhadap posisi triwulan
sebelumnya.

PDRB Riil
Produk Domestik Bruto Regional yang nilainya menggunakan harga konstan. Hal ini untuk
menghilangkan pengaruh inflasi dalam mengukur pertumbuhan antar waktu.

Seasonal event
Kejadian yang terjadi secara musiman yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan cenderung
terjadi berulang antar tahun.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)


SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank
Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi
pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value
Payment System (RVPS) atau transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp100 juta.

SurveI Konsumen
Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang dilakukan secara bulanan untuk mengetahui
persepsi atau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian.

Survei Penjualan Eceran


Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk merefleksikan pergerakan dari penjualan eceran
dan dilakukan secara bulanan.

Uang Kartal
Alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan dan dijamin oleh Bank Indonesia, baik berupa kertas
maupun logam.

Volatile Foods
Komoditas yang termasuk kelompok bahan makanan, kecuali subkelompok ikan diawetkan dan
bahan makanan lainnya, yang pergerakan naik turunnya harga cukup besar (volatile).

DAFTAR ISTILAH

109
Year on year (yoy)
Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi satu titik waktu (misal bulan atau triwulan)
terhadap posisi satu titik waktu yang sama tahun sebelumnya. Pembandingan ini dilakukan untuk
menghilangkan efek seasonal yang biasanya terjadi di titik waktu tertentu (misal bulan Ramadhan,
tahun ajaran baru, dsb).

DAFTAR ISTILAH

110
Editor

Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter

Divisi Asesmen dan Advisory: Ibrahim

Yura A. Djalins

Kontributor

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Fungsi Asesmen, Ekonomi dan Surveillans: Citra Agustina

Muhammad Fajar Andrianto

Shofi Aulia Riza Harahap

Kontributor: Dythia Sendrata

Adhi Nugroho

Hani Astila Agriyantie

Rizki Rahmawati

Ikhsan Fauzy

Rayna Ditriano

Tim Data dan SEKDA: Donny H. Pratama

Adhi Nugroho

Henni Monika

Purnama Lubis

DAFTAR ISTILAH

111
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Fungsi Asesmen, Ekonomi dan Surveilans

Telp. 061-4150500

Fax. 061-4534760

DAFTAR ISTILAH

112

Anda mungkin juga menyukai