Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Keluarga Berencana dan Kontrasepsi


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Hari/ tanggal : Kamis, 23 Mei 2019
Waktu : 45 menit
Tempat : Puskesmas Kalijudan

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui dan memahami tentang program keluarga berencana
termasuk manfaat, tujuan, dan pemilihan kontrasepsi.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan , pasien dan keluarga pasien mampu:
a. Menyebutkan pengertian Keluarga Berencana dan kontrasepsi
b. Mengetahui manfaat dari keluarga berencana dan kontrasepsi
c. Mampu mengenali dan menyebutkan macam-macam dari kontrasepsi

3. Proses Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan Metode Media
kegiatan peserta
Pendahulua 10 1. memberi salam Menjawab
n menit 2. menjelaskan cakupan salam,
materi mendengarkan
3. menjelaskan tujuan dan
penyuluhan tentang memperhatikan
keluarga berencana
dan kontrasepsi

Penyajian 20 1. Menyebutkan Mendengarkan Ceram Power


menit pengertian keluarga dan ah point
berencana dan memperhatikan dan
kontrasepsi leaflet
2. Mengetahui
manfaat dari
keluarga berencana
dan kontrasepsi
3. Mampu mengenali
dan menyebutkan
macam-macam
kontrasepsi
Penutup 15 1. memberikan Diskus
menit pertanyaan kepada Menjawab i,
peserta cerama
2. meminta klien atau h,
salah satu keluarga Menjawab Tanya
untuk me-review jawab
materi yang telah
disampaikan
3. membuka sesi
tanya jawab Bertanya
4. menyimpulkan
materi yang Memperhatika
diberikan n
5. salam penutup
Menjawab
salam

4. Metode
Ceramah
Diskusi / Tanya jawab

5. Media
Power point dan leaflet

6. Kriteria
Evaluasi Proses
 Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
 Peserta memperhatikan selama penyuluhan
Evaluasi hasil
 60% peserta hadir mampu memberikan pendapat dan menjawab
pertanyaan yang diajukan

7. Skema Pelaksanaan
Denah penyuluhan

8. Materi (terlampir)

Tinjuauan Pustaka

1. Pengertian Kontrasepsi
Ada beberapa pengertian kontrasepsi dan jenis-jenis kontrasepsi. Kontrasepsi
berasal dari kata ‘kontra’ yang berarti mencegah atau menghalangi dan
‘konsepsi’ yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan
sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma
(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

2. Program KB
Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa pembangunan keluarga adalah
upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang
sehat; dan Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan
dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Pengaturan kehamilan dalam program KB dilakukan dengan menggunakan alat
kontrasepsi (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

3. Tujuan KB
Tujuan umum
 Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
(WHO, 2014).
 Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadu dasar bagi
terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran
dan pertumbuhan penduduk Indonesia
Tujuan khusus
 Pengaturan kelahiran
 Pendewasaan usia perkawinan.
 Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
 Mencegah kehamilan karena alasan pribadi
 Menjarangkan kehamilan
 Membatasai jumlah anak
4. Manfaat KB
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan
mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga,
antara lain (WHO, 2014):

Manfaat Untuk Ibu:


 Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
 Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
 Menjaga kesehatan ibu
 Merencanakan kehamilan lebih terprogram

Manfaat Untuk Anak:


 Mengurangi risiko kematian bayi
 Meningkatkan kesehatan bayi
 Mencegah bayi kekurangan gizi
 Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
 Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
 Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

Manfaat Untuk Keluarga:


 Meningkatkan kesejahteraan keluarga
 Harmonisasi keluarga lebih terjaga
5. Memilih Metode Kontrasepsi
Menurut Hartanto (2002), ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang baik
ialah kontrasepsi yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman atau tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).
6. Jenis Kontrasepsi
1) Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat (Alami)
 Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak
dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan
spermanya keluar (Suratun, 2008).
 Pantang Berkala (Sistem Kalender)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam
masa subur. Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga
difungsikan untuk sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang
dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk
‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung
siklus haidnya setiap bulan (Suratun, 2008).

2) Kontrasepsi Sederhana dengan Alat


 Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah
populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya
terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri
(tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah
dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah
penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS (Siswosudarmo, 2007).

 Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet)
yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks.
Jenis kontrasepsi diafragma:
• Flat spring (flat metal band)
• Coil spring (coiled wire)
• Arching spring
Manfaat kontrasepsi diafragma:
• Efektif bila digunakan dengan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6
jam sebelumnya
• Tidak mengganggu kesehatan klien
• Tidak mengganggu kesehatan sistemik

 Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menon-aktifkan atau membunuh sperma.
Jenis kontrasepsi spermasida:
• Aerosol
• Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
• Krim

Cara kerja kontrasepsi spermisida:


Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan
sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Manfaat kontrasepsi spermisida:


• Efektif seketika (busa dan krim)
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
• Tidak mengganggu kesehatan klien
• Tidak mempunyai pengaruh sistemik
• Mudah digunakan
• Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
• Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

3) Kontrasepsi Efektif
 Kontrasepsi Oral (Pil KB)
Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin dengan
estrogen atau progestin saja. Pil KB mencegah kehamilan dengan cara
menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh ovarium) dan menjaga
kekentalan lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.

Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:


- Resiko kanker jenis tertentu
- Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
- Ketegangan premenstruasi
- Perdarahan tidak teratur
- Anemia
- Kista payudara
- Kista ovarium
- Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
- Infeksi tuba falopii.

 Suntikan
Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik.
Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan
(Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI
(Hidayati, 2009). Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan
darah haid yang keluar.
Cara Kerja KB Suntik
- Menghalangi ovulasi (masa subur)
- Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
- Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada Rahim
- Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
- Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Efek Samping
- Siklus haid kacau
- Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama.
- Jarang terjadi perdarahan yang banyak.
- Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan.
- Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit kepala,
nyeri pada payudara, "moodiness", timbul jerawat dan berkurangnya libido
seksual.

 Susuk / Implan
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut
sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada
lengan kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau
pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek
api. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon
atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon
sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya
ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma (Saifuddin, 2006).
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun
(Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan
kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya
jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4
wanita yang hamil dalam setahun. Dampak negatif dari penggunaan alat
kontrasepsi jenis susuk ini berupa terganggunya menstruasi, haid tidak lancar,
bercak atau tidak mengalami menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami
kenaikan berat tubuh, ketegangan payudara dan liang vagina terasa kering.
Timbul infeksi pada pencabutan susuk yang disebabkan susuk sulit untuk
dikeluarkan karena pemasangan susuk yang terlalau dalam.

Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada:


- Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.
- Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
- Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi
dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
- Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
- Perempuan pasca persalinan.
- Perempuan pasca keguguran.
- Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
- Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
- Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.

Keuntungan kontrasepsi Susuk/Implan yaitu :


- Daya guna tinggi
- Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
- Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
- Bebas dari pengaruh estrogen.
- Tidak mengganggu kegiatan senggama.
- Tidak mengganggu ASI.
- Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
- Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

 Alat Kontasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)


IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan
ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama
periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama
populernya adalah spiral (Saifuddin, 2006).
Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan dengan mencegah
sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim. AKDR atau IUD dapat
bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat dikeluarkan kembali
apabila ada keinginan untuk hamil kembali (Saifuddin, 2006).

Cara Kerja
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
- IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi
Keuntungan
- Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama
(1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
- Pencegah kehamilan jangka panjang yang ampuh, paling tidak 10 tahun
- IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
- Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman
karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
- Tidak ada efek samping hormonal
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui –
tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus.
- Dapat digunakan sampai menopause
- Tidak ada interaksi dengan obat-obat
- Membantu mencegah kehamilan ektopik
- Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Kerugian:
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian
perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3
bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya
setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3
bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter.
Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa
menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
- Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual,
pusing, muntah-muntah.
- Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
- Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat,
mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
- Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi
kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2006, Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi
Konseling, Jakarta: BKKBN.
Cunningham, FG., et al. (2013). Obstetri Williams (Williams Obstetri). Jakarta :
EGC. Depkes RI. (2010)
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Salemba
Medika: Jakarta.
Pusat Data dan Informasi kementrian kesehatan RI. 2014. Infodatin: Situasi dan
Analisis Keluarga Berencana. Jakarta selatan.
Saifuddin, A.B., B. Affandy, & Enriquito, R. LU., 2006, buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo.
Siswosudarmo, H.R., Anwar, H.M., & Emilia, O., 2007, Teknologi Kontrasepsi,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Suratun, S. Heryani, & Manurung, S., 2008, Pelayanan Keluarga Berencana dan
Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Trans Info Media: 15-16, 19, 87-89.
WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan.
Kementerian Kesahatan RI

Anda mungkin juga menyukai