NPM: 1910631080170
Kelas: 3E
Selain adanya citraan penglihatan, ada juga citraan gerak. Citraan gerak ialah sebuah imaji
yang bisa bergerak, dan bagaimana sesuatu hal itu bisa bergerak, maka akan tergambar oleh
kita, gerakannya.
Larik puisi pertama bait 1 /Ada sebuah dinding/, larik ke-2 /...ajal yang bergerak/ serta larik
ketiga /seperti siluet tangan/.
Citraan gerak pada bait 2 larik pertama /ada selembar pagar/
3. Kata Konkret: sebuah dinding, selembar pagar, sepasang inisial, ada nama yang mati.
Argumen: kata 'dinding' memiliki arti sebuah penyekat ruang, pembatas. Jadi pada bait
pertama larik pertama ini memiliki kata konkret yang menandakan bahwa ada sebuah
pembatas antar kehidupan dengan kematian namun tidak terlihat karena terhalang oleh
pembatas tersebut, sesuai dengan ketetapanNya.
‘selembar pagar' jika dikonkretkan bisa memiliki arti 'batu nisan' bentuk nisan ini ialah di
kiaskan dengan kata 'selembar pagar' pagar yang dimaksud ini terbuat dari kayu ataupun
sepapan kayu untuk dijadikan media penulisan nama nisan.
Kata kongkret dari ‘sepasang inisial' ini bisa dikonkretkan dengan sebuah nama yang akan
terukir pada batu nisan. Nama yang terukir di nisan, akan diberi nama dan juga Bin/Binti. Ini
menjadi penjelas dari penggunaan 'selembar pagar' yaitu batu nisan yang dituliskan nama
orang yang meninggal.
Lalu kata konkret 'ada nama yang mati' ialah merajuk pada seseorang yang telah tiada yang
namanya tertulis pada nisan.
Jadi pada puisi ini. Kata konkret dikiaskan agar pembaca menerka-nerka apa maksud dari tiap
lariknya.
Bait pertama larik 1
/Ada sebuah dinding/
Bait kedua larik 1, 2, dan 3.
/ada selembar pagar/
/ada sepasang inisial/
/ada nama yang mati/
Pada bait pertama /dengan ajal yang bergerak/ Pada 'dengan' memiliki arti bersama-
sama. Lalu 'ajal' ialah kematian yang telah di tetapkan olehNya. Pada kata 'yang'
sebagai penjelas kata berikutnya. Kemudian 'bergerak' adalah posisi yang berpindah,
misalnya dari satu tempat ke tempat lainnya. Jadi, jika di gabungkan bisa menjadi
sebuah kalimat 'kematian akan segera tiba'
Pada bait kedua larik 3 /ada nama yang mati/ 'ada' memiliki arti sudah hadir atau
telah sedia. 'nama' kata yang digunakan untuk menyebut seseorang, hewan dan
lainnya. 'yang' merupakan kata untuk menyatakan kata ataupun kalimat selanjutnya.
'mati' tidak lagi menghembuskan nafas, atau sudah hilang nyawanya. Pada larik ini
bisa menjadi kalimat 'ada seseorang yang meninggal'
Pada bait ke-2 menggunakan rima akhir yang berangkai atau berpasangan, karena larik
pertama dan kedua adalah berima /a/ dan larik keriga serta keempat adalah /b/
/Ada selembar pagar/ berima /a/
/ada sepasang inisial/ berima /a/
/ada nama yang mati/ berima /b/
/namaku yang mati/ berima /b/
Pada puisi ini, menggunakan ritma, ritma yaitu bisa berupa suatu ikatan pada bait dengan
menggunakan keterangan kalimat.
Pada bait pertama larik 1 digunakan frasa /... sebuah dinding/
Pada bait kedua digunakan kata /...selembar pagar/ pada larik kedua digunakan kata /...
sepasang inisial/ pada larik kedua digunakan frasa /...nama yang mati/
Setiap bait puisi 'ada sebuah dinding' ini diikat dengan kata-kata pengikat sehingga pada bait
seakan muncul sebuah gelombang irama baru, yang menjadikan puisi ini beritma.
6. Tipografi: adalah bentuk keindahan visual yang ada dalam sebuah puisi (gaya penulisan
puisi)
Argumen: Tipografi pada puisi 'ada sebuah dinding' memiliki keunikan pada setiap larik dan
juga baitnya. Yang membuatnya unik adalah tidak adanya penggunaan tanda baca titik (.)
B. Unsur Batin
1. Tema: Ketuhanan atau religi
Argumen: karena pemilihan diksi kiasannya menunjukkan sisi religius si Penyair dengan
mengingat pada kematian, dan juga pengalaman religi Penyair. pada beberapa diksi 'mati'
ditulis dua kali.
Misalnya pada bait kedua, larik ketiga /ada nama yang mati/ lalu larik keempat /namaku
yang mati/
3. Nada dan suasana: nada yang terdapat dalam puisi ini adalah mengingatkan kepada ajal
atau kematian, penyair juga menyadari bahwa penyair pun tidak bisa lari dari kematian.
Suasana pada puisi ini yaitu keharuan, kesedihan (elegi)
Bait pertama larik ke-2 /dengan ajal yang bergerak/
Bait kedua ke-4 pada /namaku yang mati/
4. Amanat
Dari puisi 'ada sebuah dinding' ada sebuah hikmah yang di ambil. Diantaranya ialah kita
harus senantiasa mengingat akan kematian yang sudah pasti akan datang. Seperti yang ada
pada bait pertama larik ke-2 /dengan ajal yang bergerak/