Soal:
1. Integrasi Ekonomi
a. Jelaskan pengertian dari integrasi ekonomi
b. Apa manfaat dari integrasi ekonomi tersebut
c. Sebutkan dan jelaskan contoh negara dan organisasi yang mengaplikasikan integrasi
ekonomi dalam bisnis internasional saat ini (data 2017 hingga sekarang)
2. Kerja Sama Internasional
a. Jelaskan dampak positif dan negatif dari kerja sama internasional
b. Sebutkan dan jelaskan contoh negara yang melakukan kerja sama dengan Indonesia saat
ini,serta jelaskan dampak positif dan negatif dari kerja sama tersebut
3. Pasar Valuta Asing
Jelaskan pengertian istilah di bawah ini :
a. Foreign exchange market
b. Forward exchange rate
c. Hedging
5. Jelaskan dampak situasi pandemi covid 19 saat ini terhadap ekonomi bisnis internasional.
Berikan contohnya disertai data
*Note :
1. Dikerjakan sendiri dan tidak ada kalimat yang sama dengan kawannya.jika ditemui ada
kalimat yg sama,kedua belah pihak tidak akan dapat nilai. Bisa cari referensi di
buku,internet,majalah,koran dll
2. Dikumpul/ diupload mulai hari selasa 17 juni 2020 pukul 08.00 pagi hingga 19 juni 2020
pukul 20.00 malam (3 hari) pada google class masing2
Jawaban:
1. Integrasi Ekonomi
a. Pengertian integrasi ekonomi yaitu suatu kebijakan yang umum dilakukan seorang
perdagangan dengan melakukan penghapusan yang menjadi hambatan-hambatan ekonomi
baik itu diantara dua maupun lebih hanya akan berlaku bagi negara-negara yang saling
bersepakat, dan tidak berlaku atau diterapkan bagi negara-negara di luar itu, dimana
penghapusan ini dilakukan secara operasional dengan mengikuti peraturan, norma dan
prosedur yang sudah ditentukan baik meliputi bea masuk, pajak, mata uang, undang-
undang, lembaga, standarisasi, dan kebijaksanaan ekonomi. Dengan melakukan hal tersebut
berharap agar terjalin hubungan yang harmonisasi dengan sektor perdagangan ataupun juga
ekonomi secara keseluruhan antar negara-negara.
b. Adapun Manfaat Adanya Integrasi Ekonomi yaitu sebagai berikut ini:
Bisa meningkatnya kompetisi actual dan potensial diantara pelaku pasar, baik pelaku
pasar yang berasal dari suatu Negara, dalam sekelompok Negara, maupun pelaku pasar
diluar kedua kelompok tersebut. Kompetisi diantara pelaku pasar tersebut diharapkan
akan mendorong harga barang dan jasa yang sama lebih rendah, meningkatkan variasi
kualitas dan pilihan yang lebih luas bagi kawasan yang terintegrasi.
Mendapatkan desain produk, metode pelayanan, system produksi dan distribusi serta
aspek lain menjadi tantangan bagi pelaku pasar saat ini dan dimasa depan. Hal ini akan
mendorong perubahan arah dan intensitas dalam inovasi dan kebiasaan kerja dalam suatu
perusahaan.
Agar tercapainya ekonomi melalui pasar yang lebih luas yang akan mendorong
peningkatan efisiensi perusahaan melalui berkurangnya biaya produksi.
Dampak negatif
Akibat adanya kerjasama yang dilakukan negara Indonesia dengan negara Jepang membuat
Indonesia menjadi malas dalam menciptakan suatu alat-alatan, mesin, dan sektor mesin
sehingga membuat uang kas negara terus mengalami penurunan karena harga yang
diberikan pada negara tersebut sangatlah mahal.
Dampak yang dirasakan yaitu antara negara Indonesia dengan negaraThailand, dengan
adanya kerja sama membuat negara Indonesia mengalami keruugian karena bahan-bahan
mentah yang dimiliki di Indonesia mengalami busuk gara-gara banyak barang dari luar
negeri masuk sehingga bahan-bahan mentah bahkan perusahaan mengalami kebangkrutan
karena kebanyakan membeli pakaian dari thailand yang terkenal dengan harga murah.
Adanya kerja sama yang dilakukan antara negara Indonesia dengan negara China membuat
negara Indonesia di penuhi oleh warga atau penduduk dari china, tenaga kerja pun
berkurang karena diambil ahli sama TKA.
c. Hedging. Hedging artinya secara bahasa sama dengan lindung nilai. Adapun pengertian
secara luasnya dalam berinvestasi yaitu instrument investasi yang “melindungi” atau
“membatasi” supaya bisa mengurangi risiko pada investasi lain. Hal ini termasuk salah satu
strategi yang dilakukan agar dapat mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di
samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut. Adapun
cara yang dilakukan dengan memperkecil risiko merugi ketika pergerakan nilai tukar mata
uang tidak memungkinkan trader meraih profit dan supaya tidak bangkrut.
4. Kebijakan yang dilakukan pemerintah supaya tidak terjadi defisit neraca pembayaran di tengah
pandemi covid 19 ini seharusnya melakukan beberapa startegi agar tidak mengalami defisit
neraca pembayaran dengan memberikan insentif bagi perusahaan yang menanamkan kembali
keuntungannya dari hasil operasional dan produksi di Indonesia. Kemudian pemerintah haruslah
memberlakukan disinsentif terhadap pembayaran dividen yang dibawa ke luar negeri.
Insentif yang dimaksud, misalnya terkait dengan kebijakan fiskal, yaitu semacam keringanan
pajak. Sebaliknya, modal yang dibawa ke luar dari Indonesia diberikan disinsentif fiskal. Serta
Berikan kemudahan dan fasilitas yang baik agar orientasi ekspor meningkat. Sedangkan untuk
impor, terutama untuk komoditas yang tidak utama apalagi ada substitusinya di Indonesia,
berikan disinsentif fiskal seperti kenaikan pajak
Dengan memberlakukan kebijakan diatas maka mudah-mudahan bisa menjaga stabilitasi
transaksi di saat pandemi covid-19 dan apabila tidak bisa maka akan terasa dampak yang sangat
besar karena akan memberikan tekanan terhadap transaksi berjalan akan mempengaruhi nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama dolar.
5. Dampak situasi pandemi covid 19 saat ini terhadap ekonomi bisnis internasional membawa
kejutan ekonomi, keuangan, dan sosial bagi masyarakat dunia ketiga terbesar pada abad ke-21
setelah serangan teror 9/11 dan krisis keuangan global 2008. Bahkan, berpotensi menimbulkan
krisis ekonomi di sejumlah negara jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Kejutan ini
menimbulkan penurunan tajam pada produksi, rantai pasokan, dan konsumsi dunia. Bahkan,
OECD mengingatkan, pandemi ini juga berpotensi menimbulkan krisis ekonomi dunia.
Menurut data dari Johns Hopkins CSSE (11/4), virus corona alis Covid-19 telah
menyebar hingga ke 185 negara di dunia, dengan jumlah infeksi mencapai 1.698.416 kasus
dan yang dinyatakan sembuh mencapai 376.669 orang. Demi meminimalisir bertambahnya
jumlah infeksi, beberapa negara seperti Italia, Spanyol, hingga India memberlakukan
kebijakan lockdown, sementara negara lainnya, termasuk Indonesia, lebih memilih
kebijakan memberlakukan anjuran social distracting bagi warganya.
Kebijakan tersebut tentu berpengaruh besar bagi perekonomian. Tidak hanya di Indonesia,
pelemahan ekonomi akibat dari pandemi virus Corona terjadi merata hampir di seluruh dunia.
Berikut merupakan beberapa dampak virus Corona terhadap perekonomian global :
a. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Mengalami Penurunan
Pandemi virus Corona menyebabkan banyak lembaga besar dan bank memutuskan untuk
mengubah perkiraan kondisi ekonomi global, termasuk Organisasi untuk Kerjasama dan
Pengembangan Ekonomi atau OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development).
Dalam terbarunya, OECD menyebut jika pertumbuhan produk domestik bruto China akan
mengalami penurunan terbesar. China diperkirakan hanya akan mengalami pertumbuhan
ekonomi hingga tersisa 4,9 persen saja, jauh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya yang
mencapai angka 5,7 persen. Kondisi ini tentu berimbas buruk bagi perekonomian global. OECD
memperkirakan Covid-19 akan membuat ekonomi global mengalami penurunan pertumbuhan
hingga tersisa 2,4 persen di tahun 2020, turun dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 2,9
persen.
b. Ancaman PHK Besar-besaran
Pembatasan yang sedang diterapkan di beberapa negara terkait pandemi Corona, telah
membuat banyak pabrik beroperasi. Apple, Jaguar, Diageo, Land Rover hingga Volkswagen,
merupakan segelintir pabrik besar yang saat ini sudah mulai membatasi produksinya. Sebagai
contoh, Bloomberg Economics mencatat pabrik-pabrik besar yang ada di China hanya
menggunakan 60-70 persen kapasitas produksi mereka, bahkan beberapa pabrik di negara yang
terkena dampak paling parah, seperti Italia, dilaporkan terpaksa menghentikan produksi mereka.
Penurunan jumlah produksi inilah yang memicu PHK besar-besaran, dan gelombang
pengangguran pun sulit dihindarkan. Kondisi ini dipastikan akan menyebabkan penurunan
kemampuan ekonomi yang signifikan, terutama di negara-negara berkembang seperti India, dan
lainnya
c. Industri Travel Paling Terpukul
Keputusan beberapa negara yang melakukan lockdown dan pembatasan pengunjung akibat
pandemi virus Corona, membuat perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, seperti hotel,
travel agent, penerbangan, dan lainnya, sangat terpukul.
Menurut Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, sejak Februari
kemarin setidaknya ada 20 agen travel besar di Indonesia yang terpaksa menawarkan cuti di luar
tanggungan karena tidak bisa membayar biaya operasional, termasuk gaji karyawannya.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi terjadi secara global. Bahkan untuk negara-
negara yang memilih mengambil kebijakan lockdown, mereka harus rela kehilangan pendapatan
dari sektor bisnis tersebut. Sebut saja Italia dan Spanyol yang terkena dampak cukup parah
akibat Covid-19.
d. Pasar Saham Terjun Bebas
Menurut Cedric Chehab, Kepala Risiko Negara dan Strategi Global di Fitch Solutions,
ketakutan terkait dampak virus Corona secara global, akan menyebabkan para investor enggan
mengeluarkan uangnya untuk berinvestasi. Di sisi lain, ketakutan global pun akan menurunkan
harga saham di pasar-pasar utama. Sementara di sisi lain, kekhawatiran atas penyebaran global
dari Virus Corona telah mendorong para investor menawar harga obligasi ke titik terendah.
Kondisi ini diperparah dengan ketidakpastian arah ekonomi terkait dampak Covid-19 secara
luas. Dampak ini diperkirakan akan terus terjadi hingga masa pandemi virus Corona benar-
benar selesai.
Dua paket kebijakan stimulus ekonomi yang dikeluarkan pemerintah untuk mendukung
sektor pariwisata, industri, dan daya beli masyarakat. Paket stimulus ekonomi pertama bernilai Rp
10,3 triliun dan yang kedua bernilai Rp 22,9 triliun. Melalui stimulus ini, pemerintah berupaya
mendorong sektor yang paling terdampak.
Meskipun stimulus telah diluncurkan, investor masih terus mencermati keefektifan kebijakan
dalam mengurangi dampak kerusakan ekonomi akibat Covid-19. Pilihan kebijakan, termasuk
wacana pemberlakuan karantina wilayah (lockdown), dapat menjadi bola liar di pasar keuangan.