Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH HUKUM BISNIS

“PENGARUH IPTEK TERHADAP PASAR SWALAYAN”

DINA SANIA SIREGAR


1705160299
4 F Manajemen

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT , atas berkat rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menlesaikan makalah yang berjudul "PENGARUH IPTEK TERHADAP PASAR
SWALAYAN".
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Emiliansah
Banowo selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah memberikan
pengarahan dan dorongan dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada
pihak yang memberikan bantuan, dan menjadikan semua bantuan menjadi ibadah, Amin Ya
Rabbal ‘Alamin. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak terdapat
kekurangan, baik dari teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.

Medan, 10 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KAT A PENGANTAR .........................................................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) & Kemiskinan ...........................................3
2.2 Hubungan IPTEK dengan Kemiskinan ...........................................................................5
2.3 IPTEK Mempengaruhi Kemiskinan .............................................................................6
2.4 IPTEK Dalam Bidang Ekonomi dan Industri .................................................................6
2.5 Dampak Positif dan Negatif dalam bidang Ekonomi .....................................................7
BAB III PEMBAHASAN
2.1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) & Kemiskinan ...........................................3
2.2 Hubungan IPTEK dengan Kemiskinan ...........................................................................5
2.3 IPTEK Mempengaruhi Kemiskinan .............................................................................6
2.4 IPTEK Dalam Bidang Ekonomi dan Industri .................................................................6
2.5 Dampak Positif dan Negatif dalam bidang Ekonomi .....................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………. 12
3.2 Saran …………………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK Telah berkembang pesat dan melaju terus
kedepan. Tujuan utama perkembangan iptek adalah perubahan kehidupan masa depan
manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Perkembangan iptek, terutama
teknologi informasiseperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya
dalam waktu singkat, baik legal maupun illegal dengan menghalalkan segala cara karena
ingin memperoleh keuntungan.

Seiring perkembangan zaman, kini kita tidak perlu lagi bersusah payah mencari informasi
dengan media cetak seperti Koran dan Majalah. Kita bisa mendapatkan informasi apa saja,
kapan saja dan dimana saja melalui internet. Dapat dikatakan, saat ini internet telah menjadi
kebutuhan primer manusia. Internet telah menjadi bagian hidup manusia mulai dari
pendidikan, media sosial hingga ekonomi-bisnis.

Dahulu sebelum adanya internet, pelaku kegiatan ekonomi melakukan kegiatannya dengan
cara tradisional. Mulai dari berdagang, berbelanja bahkan kegiatan lelang pun dilakukan
dengan cara bertatap muka langsung. Konsumen yang ingin membeli barang harus datang ke
toko-toko atau merlihat secara fisik sehingga terjadi pertemuan antara pedagang dan pembeli.
Proses transaksi, tawar menawar dan strategi pedagang dalam memikat konsumen pun
terlihat nyata. Namun, berkat adanya internet terciptalah teknologi perdagangan secara online
yang terintegrasi dengan sistem yang biasa disebut online shop. Dari remaja hingga dewasa
sudah mengenal online-shop apalagi proses jual-beli bisa dilakukan melalui smartphone.

Melalui internet, sekarang tidak perlu susah-susah pergi ke toko atau mall untuk membeli
barang kebutuhan kita, karena sekarang banyak yang menjual barang yang kita perlukan via
online. Kita bisa mendapatkan barang local maupun barang luar negri dengan mudah karena
sistem pembayarannya bisa dengan transfer atau credit-card.
Namun setiap perkembangan teknologi pasti menimbulkan dampak positif dan negatif.
Dibalik kemudahan dalam membeli barang, sudah pasti ada resikonya. Banyak kasus-kasus
tindak kriminal atau hal yang merugikan yang berasal dari online-shop, seperti penipuan,
peretasan saat transfer, kerusakan barang dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


Agar dapat melaksanakan penelitian dengan baik dan terarah sehingga penelitian yang
dikehendaki dapat tercapai maka di sini penulis memandang perlu membatasi masalah yang
akan diteliti supaya pembahasannya tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan. Adapun perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan IPTEK terhadap perubahan jenis dan struktur pasar?
2. Apa dampak positif dan negatif IPTEK dibidang ekonomi dan dampak pasar
swalayan terhadap pasar tradisional?
3. Manfaat IPTEK di bidang perdagangan?
4. Pengaruh bisnis online dan pengaruh IPTEK terhadap pasar swalayan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penullisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Ilmu Teknologi

Terdap Pasar Swalayan dengan menggunakan beberapa data dari jurnal, buku-buku serta

data-data dari internet. Dengan adanya makalah ini diharapkan membantu untuk mengetahui

dampak-dampak adanya ilmu teknlogi di bidang ekonomi dan mengetahui langkah-langkah

yang harus diambil untuk mengatasi dampak positif dan negatif IPTEK dibidang ekonomi.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Teknologi Informasi


Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian
informasi yang selanjutnya dikenal dengan istilah (Teknologi Informasi ). Pada awalnya
Teknologi Informasi dikembangkan manusia pada masa pra sejarah dan berfungsi sebagai
sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan
informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang
buruannya. Sampai saat ini teknologi informasi terus terus berkembang tetapi
penyampaian dan bentuknya sudah lebih modern.
Menurut Bambang Warsita (2008:135) teknologi informasi adalah sarana dan prasarana
(hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan,
mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data secara
bermakna. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Lantip dan Rianto (2011:4) teknologi
informasi diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis
komputer dan perkembanganya sangat pesat.
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo (2011:57) juga mengemukakan teknologi
informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data. Pengolahan itu
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat, dan tepat waktu.
Teori pendukung yang lain menurut Behan dan Holme dalam Munir (2009:31) teknologi
informasi dan komunikasi adalah segala sesuatu yang mendukung untuk me-record,
menyimpan, memproses, mendapat lagi, memancar/mengantarkan dan menerima
informasi.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah suatu
teknologi berupa (hardware, software, useware) yang digunakan untuk memperoleh,
mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan
menggunakan data secara bermakna untuk memperoleh informasi yang berkualitas.
2.1.1 Manfaat Teknologi Informasi
Menurut Abdulhak (2005:413) terdapat klasifikasi pemanfaatan ICT ke dalam
tiga jenis, yaitu: pertama, ICT sebagai media (alat bantu) pendidikan yaitu hanya
sebagai pelengkap untuk memperjelas uraian-uraian yang disampaikan. Kedua,ICT
sebagai sumber yakni sebagai sumber informasi dan mencari informasi. Ketiga,
ICT sebagai sistem pembelajaran.
Menurut Bambang Warsita (2008:150-151), secara umum ada tiga pemanfaatan
teknologi informasi atau instruksional komputer dan internet untuk pendidikan dan
pembelajaran, adalah : Pertama, Learning about computers and the internet, yaitu
Komputer dapat dijadikan sebagai objek pembelajaran, misalnya ilmu computer
(computer science). Kedua, Learning with computers and the internet, yaitu
teknologi informasi memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah. Misalnya Pustekkom, Depdiknas mengembangkan progam CD
multimedia interaktif untuk mata pelajaran.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaatTI adalah
sebagai berikut: pertama, TI sebagai sumber yakni TI dapat dimanfaatkan untuk
sumber informasi dan untuk mencari informasi yang akan dibutuhkan. Kedua, TI
sebagai media, sebagai alat bantu yang memfasilitasi penyampaian suatu informasi
agar dapat diterima dan dimengerti dengan mudah. Ketiga, TI sebagai pengembang
keterampilan pembelajaran, pengembangan keterampilan-keterampilan berbasis
teknologi informasi dengan aplikasi-aplikasi dalam kurikulum.

2.2 Pengertian Belanja Online


Belanja online adalah proses dimana konsumen membeli produk atau jasa di
internet (http://en.wikipedia.org/). Belanja online juga disebut dengan istilah perdagangan
elektronik (Electronic commerce atau e-commerce) adalah penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui system elektronik seperti internet atau
televisi, www atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer
dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan
sistem pengumpulan data otomatis.
Pengertian Electronic Commerce (EC) juga dapat didefinisikan konsep baru yang
bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web
(Suyanto, 2003:11). Turban et al (2000) seperti dikutip Suyanto (2003:11)
mendefinisikan belanja online sebagai proses jual beli produk, jasa dan informasi melalui
jaringan informasi termasuk internet.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penjualan online adalah
suatu prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet dimana pembeli dan
penjual dipertemukan di dunia maya. penjualan online juga dapat didefinisikan sebagai
suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan
fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and
deliver.” penjualan online akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus
memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan).

2.3 Pengertian Pasar

Menurut Boediono (2000:28) dalam Ilmu Ekonomipengertianpasar tidak harus


dikaitkan dengan suatu tempat yang dinamakan pasar dalampengertian sehari-hari. Suatu
pasar dalam Ilmu Ekonomi adalah dimana terjadi transaksi antara penjual dan pembeli,
barang yang ditransaksikanbisa berupa barang apapun, mulai dari beras dan sayur-mayur,
sampaijasa angkutan, uang dan tenaga kerja.Setiap barang ekonomi mempunyai pasarnya
sendiri-sendiri.
Selain itu, menurut Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, pasar adalah area
tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu, baik yang disebut sebagai
pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun
sebutan lainnya. Dari definisi ini, ada empat poin penting yang menonjol yang menandai
terbentuknya pasar, yaitu:
a. Ada penjual dan pembeli.
b. Bertemu di sebuah tempat yang sama.
c. Terjadi kesepakatan di antara penjual dan pembeli, sehingga terjadi jual beli
atau tukar menukar.
d. Antara penjual dan pembeli kedudukannya sederajat.
2.3.1 Pasar Tradisional
Menurut Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, pasar tradisional adalah
pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta,
Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama
dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda 15 yang
dimiliki atau dikelolah oleh pedagang kecil, menengah, koperasi dengan usaha
skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar
menawar.
Menurut Kuncoro (2008) permasalahan umum yang dihadapi pasar tradisional
antara lain:
a. Banyaknya pedagang yang tidak terampung
b. Pasar tradisional mempunyai kesan kumuh
c. Dagangan yang bersifat makanan siap saji mempunyai kesan kurang
higienis.
d. Pasar modern yang banyak tumbuh dan berkembang merupakan pesaing
serius pasar tradisional
e. Rendahnya kesadaran pedagang untuk mengembangkan usahanya dan
menempati tempat dasaran yang sudah ditentukan
f. Masih rendahnya kesadaran pedagang untuk membayar retribusi
g. Masih adanya pasar yang kegiatannya hanya pada hari pasaran

2.3.2 Pasar Modern


Menurut Peraturan Presiden RI No.112 Tahun 2007, pada dasarnyapasar modern
tidak jauh berbeda dari pasar tradisional, namun pasar modern terdapat penjual dan
pembeli yang tidak bertransaksi secara langsung melainkan konsumen atau pembeli
melihat label harga yang terdapat dalam barang tersebut, berada dalam bangunan
serta pelayanannya dilakukan secara mandiri atau swalayan dan dapat juga dilayani
oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual tersebut, selain dari bahan makanan,
terdapat juga barang lainnya yang dijual dan biasanya dapat bertahan lama. Adapun
pasarmodern yangdiatur keberadaan lokasinya bahwa minimarket boleh berlokasi
pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan lingkungan pada
kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota atau perkotaan.
Berdasarkan luas lantai toko minimarket memiliki luas lantai < 400 m2.
Data dari Retail Asia Online menunjukkan ritel Indomaret dan Alfamart
menduduki peringkat ke 4 dan ke 5 di Indonesia, sedangkan pemeringkatan Retail
Asia Pasific (RAP), Indomaret dan Alfamart menduduki peringkat ke 254 dan ke
263 dengan omset pada tahun 2007 masing-masing Rp 3.035 milyar dicapai
Indomaret dengan jumlah outlet mencapai 1.800, dan Rp 2.849 milyar dicapai
Alfamart dengan jumlah outlet 1.475 (Retail Asia Online, 2008).
Perbedaan karakteristik minimarket, supermarket, hypermarket, departement store
dan perkulakan menurut Peraturan Menteri Perdagangan No. 53/M-
DAG/PER/12/2008 dibedakan berdasarkan batasan luas lantainya yaitu memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Minimarket, luas lantai kurang dari 400 m2
b. Supermarket, 400 m2 sampai dengan 5.000 m2
c. Hypermarket, lebih lantai dari 5.000 m2
d. Departement store, luas lantai lebih dari 400 m2 e. Perkulakan, luas
lantai lebih dari 5.000 m2
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Peran IPTEK Terhadap Perubahan Jenis dan Struktur Pasar

Teknologi merupakan perkembangan suatu media atau alat yang dapat digunakan dengan
lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah. Asal kata teknologi adalah
"techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan
pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip
atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada
tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya
Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical). Peran IPTEK
terhadap perubahan jenis dan struktur pasar sangatlah menarik dan mudah untuk diikuti oleh
masyarakat yang ada di Indonesia khususnya Perkembangan IPTEK di Indonesia, walaupun
perkembangannya masih tertinggal jauh dan sangat memprihatinkan dibanding negara-negara
Eropa dan Amerika Serikat bahkan di negara-negara Asia misalnya Jepang dan Cina.

Ada tiga macam kemajuan teknologi :

1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress). Terjadi bila
tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi
faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological
progress). Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak
ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam
memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
3. Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological
progress). Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir
semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara
maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
Ada beberap hal yang perlu diketahui tentang pendekatan dalam pengembangan
kemampuan teknologi, diantaranya sebgai berikut:

1. Teknologi sebagai Black Box. Hubungan anatara perubahan teknologi yang terjadi
dengan pertumuhan ekonomi tidak sering diperbincangkan.Model dari kegiatan
ekonomi lebih ditekankan pada analisis permintaan dan penawaran, modal serta
teknologi sedangkan teknologi sendiri sebagai bagian yang tidak penting, sekedar
kotak hitam.
2. Aliran neoliberalisme dan aliran strukturalis. Pendekatan yang diajukan oleh
aliran neo-liberalisme untuk menguasai teknologi adalah dengan melakukan intergrasi
asing, dilakukan melalui penanaman modal asing atau lisensi. Aliran strukturalis lebih
mengutamakan pembentukan kemampuan teknologi dalam negeri dengan jalan
technological learning.
3. Pendekatan Alternatif. Perkembangan teknologi yang terjadi dengn pengembangan
teknologi secara serius.

3.2 Dampak Positif dan Negatif IPTEK di Bidang Ekonomi

Kemajuan teknologi yang telah kita rasakan di era sekarang ini telah diakui dan dapat di
rasakan secara langsung yang dapat memberikan banyak kemudahan serta kenyamanan bagi
umat manusia. Salah satu dampak pada Perkembangan media komunikasi dan informasi
dapat dirasakan pada Bidang Ekonomi. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa
kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu atau ekstensi
kemampuan diri manusia. Dewasa ini, telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru
‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat
besar, karena ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang
makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah
kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap
dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan
iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja
iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia.
Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas.
Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri.
Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan
malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu
sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat
manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak
berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Adapun dampak positif perkembangan teknologi
informasi di bidang ekonomi:

a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.


b. Terjadinya industrialisasi.
c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan
meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi
industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang
berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas
dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia
industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan
segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual
melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat
dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih
penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
d. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk
kedokteran.

Dampak negatif perkembangan teknologi informasi komputer di bidang ekonomi:

a. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi


yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
b. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga
melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros
dan memiliki jalan pintas yang bermental instant.
c. Kemajuan TIK juga pasti akan semakin memperparah kesenjangan sosial yang
terjadi di masyarakat antara orang kaya dan orang miskin.
d. Pencurian uang di Bank melalui internet, dan biasanya orang yang ahli di bidang
itu disebut Hacker. Perbuatan kriminal tersebut sulit untuk di deteksi karena
mereka menggunakan taktik sendiri dan kode-kode tertentu dalam pelaksanaan
misi mereka. Dan itu semua tidak dapat diketahui pihak lain. Pembobolan Bank
ini dapt merugikan negara karena jumlah yang diraut bukan hanya jutaan rupiah,
melainkan trillyun rupiah.

3.3 Manfaat IPTEK di dalam Kegiatan Pedagangan

Seiring dengan perkembangan teknologi ini membuat banyak alat-alat canggih termasuk
aplikasi yang sering kita gunakan yaitu e-commerce. E-commerce merupakan kegiatan
transaksi jual beli atau perdagangan yang memanfaatkan perkembangan IPTEK khususnya
internet. Dengan adanya internet pejual dan pembeli dapat bertemu disitus aplikasi E-
commerce dimana aplikasi ini sebagai perantara atau media yang diciptakan pasar didunia
maya. Bahkan akibat berkembangnya IPTEK dan menjamurnya situs serta aplikasi e-
commerce memberikan manfaat bagi pembeli dan penjual dalam bertransaksi di pasar, di
antaranya sebagai berikut:

1. Memperpendek jarak. Jarak antara pembeli dan penjual menjadi terasa semakin
dekat dengan adanya bantuan internet karena pembeli dan penjual tidak perlu
bertemu untuk bertransaksi secara langsung. Cukup dengan internet, penjual dan
pembeli tidak perlu bertemu secara langsung.
2. Perluasan pasar. Jangkauan pasar dari produk yang ditawarkan penjual semakin
luas bahkan bisa sampai ke seluruh belahan dunia, yang sebelumnya jika tidak ada
internet penjual hanya dapat menjual barangnya di suatu lokasi tertentu.
3. Perluasan jaringan mitra kerja. Perluasan jaringan mitra kerja baik produsen
maupun konsumen dari berbagai belahan dunia, tanpa batas negara, dapat saling
bermitra dalam mengembangkan kegiatan ekonominya. Kegiatan bermitra bisa
dilakukan dengan handphone dan internet.
4. Biaya lebih efisien. Interaksi antara penjual dan pembeli tidak harus secara fisik
bertemu, sehingga mengurangi biaya transportasi. Penyediaan barang dan jasa juga
cukup dengan menampilkan gambar atau foto dari produk yang diperjualbelikan,
tidak perlu membangun atau menyewa toko yang menampilkan produk, dan tidak
memerlukan banyak tenaga kerja, pekerjaan dapat dikerjakan oleh aplikasi yang
bekerja 24 jam non-stop, biaya menyewa toko, transportasi dan tenaga kerja karena
sudah ada aplikasi jadi tidak memelurkan yang seperti itu lagi.
5. Meningkatkan citra perusahan. Citra perusahaan merupakan persepsi dari suatu
perusahaan untuk dapat direkam oleh konsumen. Internet mempercepat
berkembangangnya citra, karena profil perusahan disebar melalui internet.
6. Menyederhanakan proses layanan. Adapun cara menyederhanakan proses
layanan, dengan layanan internet maka para konsumen tidak perlu antre dalam
memesan produk, cukup membuka komputer atau handphone di rumah masing-
masing, proses pembayaran juga dapat lebih mudah dan praktis dengan
memanfaatkan layanan transfer antarbank.
7. Mempermudah akses informasi produk. Informasi produk dapat secara mudah
dan cepat menyebar ke seluruh dunia, sehingga masyarakat calon pembeli dapat
dengan mudah mengakses informasi kapan dan di mana saja. Bahkan informasi
produk dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

3.4 Kondisi Pasar Tradisional dilihat dari Aspek Konsumen

Konsumen di pasar tradisional didominasi oleh konsumen toko atau warung sebesar
40,7%, yaitu konsumen yang membeli barang/komoditas di pasar tradisional untuk dijual
kembali. Konsumen terbesar berikutnya adalah konsumen rumah tangga yaitu 37,3%,
berikutnya pedagang kelilik sebanyak 15,3% dan konsumen lain yang tidak bisa
diidentifikasi oleh pedagang (pembeli insidental).

Demikian pula jika dilihat dari nilai transaksi, menunjukkan kondisi yang tidak berbeda,
dimana konsumen toko/warung memiliki kontribusi nilai rata-rata transaksi terbesar (43,4%)
dibandingkan nilai transaksi konsumen rumah tangga (33,5%) dan pedagang keliling
(16,4%). Jika nilai transaksi toko/warung/pedagang keliling sebagai konsumen pengecer
digabung, maka rata-rata nilai transaksi konsumen rumah tangga di pasar tradisional hanya
sepertiga dari total transaksi di pasar tradisional.

Dampak pasar modern terhadap pasar tradisional Pengujian dampak pasar modern
terhadap kinerja pedagang pasar tradisional dalam penelitian ini menggunakan kriteria omset,
keuntungan, dan jumlah karyawan, dengan menganalisis perubahan yang terjadi pada ketiga
kriteria tadi setelah beroperasinya pasar modern (Alfamart dan Indomaret) di sekitar pasar
tradisional. Temuan menarik berdasarkan survey pada 5 pasar tradisional adalah justru
adanya peningkatan omset sesudah beroperasinya Alfamart atau Indomaret di sekitar pasar
tradisional. Sebagian besar pedagang (65%) mengakui mengalami peningkatan omset
dibandingkan tahun sebelumnya, sebanyak 8,3% mengakui omsetnya stabil, dan 25,7% dari
60 pedagang mengakui omset penjualannya mengalami penurunan pada tahun 2008
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Faktor penyebab omset para pedagang meningkat adalah karena para pedagang
menerapkan strategi harga dan diversifikasi komoditas yang dijual. Strategi harga dilakukan
dengan menerapkan pembelian kuantitas dapat potongan harga atau harga lebih murah,
sedangkan diversifikasi komoditas dilakukan dengan menerima sistem konsinyasi terhadap
produk yang dijual,

3.5 Dampak pasar modern terhadap pasar tradisional

Pengujian dampak pasar modern terhadap kinerja pedagang pasar tradisional dalam
penelitian ini menggunakan kriteria omset, keuntungan, dan jumlah karyawan, dengan
menganalisis perubahan yang terjadi pada ketiga kriteria tadi setelah beroperasinya pasar
modern (Alfamart dan Indomaret) di sekitar pasar tradisional. Temuan menarik berdasarkan
survey pada 5 pasar tradisional adalah justru adanya peningkatan omset sesudah
beroperasinya Alfamart atau Indomaret di sekitar pasar tradisional.

Sebagian besar pedagang (65%) mengakui mengalami peningkatan omset dibandingkan


tahun sebelumnya, sebanyak 8,3% mengakui omsetnya stabil, dan 25,7% dari 60 pedagang
mengakui omset penjualannya mengalami penurunan pada tahun 2008 dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya. Faktor penyebab omset para pedagang meningkat adalah karena para
pedagang menerapkan strategi harga dan diversifikasi komoditas yang dijual. Strategi harga
dilakukan dengan menerapkan pembelian kuantitas dapat potongan harga atau harga lebih
murah, sedangkan diversifikasi komoditas dilakukan dengan menerima sistem konsinyasi
terhadap produk yang dijual,

3.6 Pengaruh Bisnis Online terhadap Perekonomian Indonesia

Bisnis online, istilah ini mungkin sering kita dengar akhir-akhir ini. Tapi tahukah anda
bahwa kini bisnis online merupakan salah satu industri dengan potensi bisnis yang sangat
potensial. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan zaman, yang mana pada saat ini tren
dengan belanja online yang sedang marak diterapkan oleh masyarakat seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Dari hal tersebutlah banyak perusahaan yang semula menerpakan bisnis
secara offline lalu berbondong-bondong mulai merambah ke bisnis online.

Bisnis online ini mempunyai pengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia. Sebagai
sektor perekonomian yang baru, bisnis online di Indonesia memberikan dampak yang luar
biasa terhadap pola pikir masyarakat Indonesia yang masih tradisional. Indonesia sebagai
negara yang berkembang berusaha meningkatkan pertumbuhan perekonomiannya, tentu saja
membutuhkan sektor perekonomian yang baru. Dan bisnis online merupakan salah satu
sektor perekonomian yang baru tersebut. Perkembangan bisnis online yang cukup pesat,
dapat mempermudah masyarakat dalam memulai suatu bisnis yang baru. Karena dalam bisnis
online tidak memerlukan biaya yang besar untuk membuat tempat usaha.

Sehingga dengan modal kecil sekalipun kita dapat memulai bisnis tersebut. Kita tidak
perlu susah-susah pergi ke tempat kerja, kita bisa melakukannya dimana saja dengan
menggunakan komputer ataupun smarthphone yang sudah terhubung dengan internet dengan
mudah kita bisa melakuakn bisnis tersebut. Dengan adanya bisnis online ini, secara umum
telah membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Walaupun ada beberapa sisi
negatif dalam bisnis online namun manfaatnya jauh lebih banyak dan bisa dirasakan oleh
banyak orang. Pada dasarnya bisnis online turut berperan dalam peningkatan perekonomian
masyarakat. Sehingga tidak heran jika bisnis online berkembang pesat dan menjadi popular
dalam masyarakat modern.
Dengan adanya bisnis online ini, pendapatan negara semakin besar sebab dengan adanya
pajak yang diberlakukan untuk bisnis tersebut. Pendapatan negara dari pajak bisnis online
tersebut, dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sebab, banyak masyarakat Indonesia yang
mulai menerapkan bisnis online dalam usahanya. Apalagi bisnis online sekarang sedang
populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Adanya bisnis online ini juga dapat
mengurangi pengangguran yang ada di negara kita sebab, seseorang yang tidak mempunyai
pekerjaan jika mempunyai inisiatif untuk usaha mungkin mereka akan memanfaatkan bisnis
online tersebut, apalagi sekarang sedang marak-maraknya bisnis online ini.

3.7 Dampak Positif dan Negatif dari Membeli dengan Cara Online dan Langsung

Perkembangan teknologi saat ini pun telah memberikan sumbangan besar kepada dunia
bisnis. Saat ini, kita bisa mendapatkan barang apapun kapan saja dan dimana saja melalui
internet. Semakin banyak pelaku bisnis yang memanfaatkan teknologi internet dengan
menjual barang dagangan melalui internet, atau yang sering disebut online-shop.

Melalui online-shop ini, pembeli tidak perlu susah payah mendatangi toko hanya untuk
mendapatkan barang yang diinginkan. Pembeli bisa melihat dan dagangan yang dijual
melalui smartphone. Penjual dan pembeli tidak perlu tatap muka untuk melakukan transaksi.
Pembeli tinggal memesan barang yang diinginkan, kemudian pembayarannya bisa dilakukan
dengan transfer melalui bank atau credit-card. Setelah itu, barang akan dikirimkan ke alamat
sesuai keinginan pembeli. Keuntungan dan dampak positif dari adanya online-shop ini antara
lain:

1. Belanja menjadi lebih praktis


2. Bisa membandingkan harga dengan mudah dari satu online-shop ke online shop-lain
3. Hemat tenaga dan waktu, tidak perlu berjalan dari satu toko ke toko lain untuk
mendapatkan barang yang diinginkan
4. Bisa mendapatkan barang dari mana saja, dari luar kota bahkan luar negeri
5. Harga barang biasanya lebih murah
6. Membantu perekonomian pedagang kecil
Namun, dibalik kemudahan dalam membeli barang, sudah pasti ada resikonya. Berikut
adalah beberapa dampak negative dari belanja online, yaitu:

1. Kualitas barang yang tidak sesuai dengan gambar


2. Barang yang diterima cacat atau rusak ketika barang dalam pengiriman
3. Tidak bisa membedakan barang asli atau tiruan
4. Sering terjadi penipuan, setelah uang ditransfer, barang tidak diterima
5. Menimbulkan perilaku konsumtif
6. Rentan aksi pemboboloan rekening jika pembayaran dilakukan melalui Internet

3.8 Pengaruh Ilmu Teknologi Terhadap Pasar Modern atau Swalayan

Seperti yang kita ketahui sekarang perkembangan teknologi telah berkembang secara
pesat dan melaju terus kedepan. Dimana mempunyai tujuan yaitu sebagai perubahan
kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Kegiatan
komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu rumit, kini relatif sudah
digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja alat teknologi telah
mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang
menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka
kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam
berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak
kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Di bagian pasar swalayan jasa
komputer akan sangat penting untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik, maupun
insidentil dan menyediakan informasi dengan cepat dan tepat.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) atau Management Information system (MIS),


merupakan sistem informasi yang sudah banyak diterapkan pada perusahaan yang bergerak
pasar swalayan besar, menengah, bahkan perusahaan kecil. SIM diterapkan pada semua
tingkat atau level manajemen yang ada yaitu manajemen tingkat atas (top management),
manajemen tingkat menengah (middle management), dan manajemen tingkat bawah (lower
managementi).
Di pasar swalayan, telah dipergunakan mesin cash register (mesin kasir) yang dilengkapi
dengan kontrol komputer sehingga mesin tersebut dapat dikontrol oleh pihak manajer hanya
dari ruangan kerjanya secara cepat dan tepat, untuk scanning barcode kode barang dagangan,
menghitung rugi laba, inventori dan sebagainya. Pada perusahaan jasa seperti perbankan
komputer digunakan untuk menghitung bunga secara otomatis, transaksi on-line, ATM, dan
sebagainya.

Komputer juga banyak digunakan untuk proses akuntansi, melakukan analisa keuangan,
neraca, rugi laba, dan sebagainya. Bahkan ada beberapa software yang secara khusus
disediakan untuk operasi akuntansi. Di bidang perhotelan komputer digunakan untuk
menentukan jumlah dan jenis kamar yang telah terisi dan masih kosong. Bahkan saat ini
sudah masyarakat untuk penjualan pertokoan kecil, Usaha Kecil dan Menengah (UKM),
apotik dan bermacam-macam usaha kecil lainnya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Seperti yang kita ketahui sekarang perkembangan teknologi telah berkembang


secara pesat dan melaju terus kedepan. Dimana mempunyai tujuan yaitu sebagai
perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan
aman. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu rumit, kini
relatif sudah digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja alat teknologi
telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang
menakjubkan.

Di bagian pasar swalayan jasa komputer akan sangat penting untuk kegiatan
transaksi baik rutin, periodik, maupun insidentil dan menyediakan informasi dengan
cepat dan tepat. Dan melalui online-shop, kita bisa membeli barang yang kita inginkan
tanpa perlu repot-repot berjalan ke tokonya, bahkan kita bisa mendapatkannya dari luar
kota maupun luar negeri. Namun, dibalik kemudahan tersebut bukan berarti tidak ada
resiko. Banyak kasus-kasus tindak kriminal atau hal yang merugikan yang berasal dari
online shop, seperti penipuan, peretasan saat transfer, kerusakan barang dan lain
sebagainya. Untuk menyikapi hal-hal tersebut, jadilah pembeli yang cerdas.

4.2 Saran

Teliti sebelum membeli, carilah informasi mengenai online-shop tersebut dan


pilihlah cara paling aman dalam membayar. Dengan begitu, diharapkan kita bisa
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan selama belanja online.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Sufyan (2017) . Pertumbuhan E-Ccommerce Indonesia Tertinggi Di Dunia.


[Online].Tersedia: http://tekno.liputan6.com/read/2957050/pertumbuhan-e-
commerce-
indonesia-tertinggi-di-dunia.
Daniel Suryadarma, et al. 2007. Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel
Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia, Lembaga Penelitian SMERU. Jakarta.
Depdikbud. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Kotler, Philip.2005. Manejemen Pemasaran.Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta: Indeks Kelompok
Gramedia.
Malano, Herman. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Poesoro, Adi. 2007. Pasar Tradisional di Era Persaingan Global. Jakarta: SMERU Research

Institute.

Sinaga, Pariaman. 2004. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional. Kementerian Koperasi
dan UKM. Jakarta : Tidak Diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai