Anda di halaman 1dari 13

ACARA 1

SALINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK

I. TUJUAN
1. Mengetahui dampak salinitas pada pertumbuhan tanaman.
2. Mengetahui tanggapan beberapa macam tanaman terhadap tingkat salinitas yang
berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Salinitas didefinisikan sebagai adanya garam terlarut dalam konsentrasi yang berlebihan
dalam larutan tanah. Satuan pengukuran salinitas adalah konduktivitas elektrik yang dilambangkan
dengan decisiemens/m pada suhu 25 °C. Pengaruh utama salinitas adalah berkurangnya
pertumbuhan daun yang menyebabkan berkurangnya fotosintesis tanaman. Salinitas mengurangi
pertumbuhan dan hasil tanaman, pada kondisi terburuk dapat menyebabkan terjadinya gagal panen.
Pada kondisi salin pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat karena akumulasi
berlebihan Na dan Cl dalam sitoplasma, menyebabkan perubahan metabolisme sel. Aktivitas enzim
terhambat oleh garam. Kondisi tersebut juga mengakibatkan dehidrasi parsial sel dan hilangnya
turgor sel karena berkurangnya potensial air di dalam sel. Berlebihnya Na dan Cl ekstraseluler juga
mempengaruhi asimilasi nitrogen karena tampaknya langsung menghambat penyerapan nitrat (NO 3)
yang merupakan ion penting untuk pertumbuhan tanaman (Yuniarti,2004).
Toleransi terhadap salinitas adalah beragam, dengan spectrum yang luas diantara spesies
tanaman mulai dari yang peka hingga yang cukup toleran. Spesies-spesies tanaman yang hanya
mentoleransi konsentrasi garam rendah termasuk dalam kelompok tanaman glikofita, sedangkan
spesies-spesies tanaman yang mentoleransi konsentrasi garam tinggi termasuk kelompok tanaman
halofita (Sipayung, 2003).
Stres biasa didefinisikan sebagai faktor yang mengganggu fungsi normal suatu organisme.
Ada enam bentuk stres pada tanaman yaitu stres garam, stres suhu, stres air, stres radiasi, stres
bahan kimia dan stres angin,tekanan dan bunyi. Stres garam termasuk stres bahan kimia yang
meliputi garam, ion-ion gas, herbisida, insektisidan dan sebagainya (Kramer,1980).
Stres garam terjadi dengan terdapatnya salinitas atau konsentrasi garam-garam terlarut
yang berlebihan pada tanaman. Stres garam ini umumnya terjadi pada tanaman di tanah salin. Stres
garam meningkat dengan meningkatnya konsentrasi garam hingga tingkat konsentrasi tertentu yang
dapat mengakibatkan kematian tanaman. Garam-garam yang menimbulkan stres tanaman antara
lain NaCl, Na2SO4, CaCl2, MgSO4, MgCl 2 yang terlarut dalam air. Dalam tanah, garam-garam ini
mempengaruhi pH dan daya hantar listrik. Tanah salin memiliki pH < 8,5 dengan daya hantar listrik >
4 mmhos/cm (Haryadi dan Yahya, 1988).
Tanah yang terkontaminasi garam dapat menyebabkan masalah, terjadi terutama pada
tanah daerah kering, tak cukup curah hujan. Kandungan garan larut yang tinggi menyebabkan
tanaman memerlukan tenaga yang lebih besar untuk menyerap air dalam larutan tanah. Tanah
dengan kadar Na tinggi (>15%) (Sodik Soil) menyebabkan tanah terdispersi, dan permeabilitas turun
bahkan menjai tidak permeabel atau tidak dapat meloloskan air. Pengairan tidak dapat
menyebabkan akumulasi garam karena baik air permukaan maupun air tanah mengandung garam.
Walaupun keracunan oleh kadar garam (NaCl) atau ion lain dapat terjadi, garam berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman karena pengaruh tekanan osmose. Kadar garam tinggi meningkat
kakas (forse) mengikat air dalam tanah menyebabkan lebih sukar bagi tanaman untuk menyerap air.
Selama periode kering, garam dalam tanah menjadi terpekatkan dan mampu mematikan tanaman
karena tertarikya air dari tubuhnya (exosmosis). Garam dalam larutan tanah memaksa tanaman
menggunakan energi lebih banyak untuk menyerap air dan mengeluarkan kelebihan ion garam dari
tempat metabolisme aktif. Pada tanah yang lebih garaman, air diperlukan untuk mengencerkan
garam dalam tubuh tanaman agar tidak mengganggunya. Garam biasanya merusak tanaman muda,
tidak diperlukan saat perkecambahan, kadar garam tinggi, perkecambahan dapat berlangsung
beberapa hari atau terhambat sama sekali (Suryanto, 1995).

Kadar garam yang tinggi juga akan menghambat pertumbuhan kecambah atau perkecambahan
benih, kualitas benih, produksi dan merusak jaringan tanaman. Salinitas berperan dalam menunda
perkecambahan tetapi tidak menghalangi benih untuk berkecambah pada waktu-waktu selanjutnya
(Shannon and Francois, 2001).
III. METODOLOGI

Praktikum Dasar-Dasar Ekologi acara I yang berjudul Salinitas sebagai Faktor


Pembatas Abiotik dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 13 Maret 2014 pada pukul 13.30
WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan-bahan yang
digunakan meliputi benih dari 3 macam tanaman yaitu kacang tunggak (Vigna unguiculata),
padi (Oryza sativa), dan timun (Cucumis sativus), polybag, NaCl teknis, dan kertas label.
Sedangkan alat-alat yang digunakan antara lain timbangan analitik, gelas ukur, erlenmeyer,
alat pengaduk, peralatan tanam dan penggaris.
Praktikum ini dimulai dengan disiapkannya polybag yang diisi dengan tanah kurang
lebih 3 Kg. Bila ada kerikil, sisa-sisa akar tanaman lain dan kotoran harus dihilangkan supaya
tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Kemudian dipilih biji yang akan diamati dan 5 biji
ditanam dalam polybag. Kemudian dilakukan penyiraman setiap hari dengan air biasa.
Setelah berumur 1 minggu, dipilih bibit yang sehat, kemidian dijarangkan menjadi 2
tanaman/polybag. Kemudian larutan NaCl dengan konsentrasi 0 ppm, 2500 ppm dan 5000
ppm. Sebagai pembanding digunakan air aquadest. Masing-masing perlakuan diulang tiga
kali (sesuai dengan jumlah kelompok dan satu golongan). Selanjutnya masing-masing
konsentrasi larutan garam dituangkan pada tiap-tiap polybag sebagai perlakuan sampai
kapasitas lapang. Volume tiap polybag harus sama. Tiap polybag harus diberi label sesuai
perlakuan dan ulangannya. Pemberian larutan garam dilakukan setiap dua hari sekali sampai
tujuh kali pemberian. Selang diantaranya tetap dilakukan penyiraman dengan air biasa
dengan volume yang sama. Percobaan dilaksanakan sampai tanaman berumur 21 hari,
kemudian dilakukan pemanenan. Usahakan akar jangan sampai rusak atau terpotong.
Pengamatan yang dilakukan setiap hari sampai hari ke-21, meliputi tinggi tanaman
dan jumlah daun setiap 2 hari sekali, berat segar dan panjang akar utama tanaman pada akhir
pengamatan, abnormalitas tanaman dan berat kering tanaman pada akhir pengamatan juga.
Pada akhir pengamatan, dari seluruh data yang terkumpul, dihitung rerata dari semua ulangan
pada tiap perlakuan. Selanjutnya dibuat grafik tinggi tanaman pada masing-masing
konsentrasi garam vs hari pengamatan untuk masing-masing tanaman, histogram panjang
akar pada masing-masing konsentrasi garam vs hari pengamatan untuk masing-masing
tanaman, grafik jumlah daun pada masing-masing tanaman dan histogram berat segar dan
berat kering masing-masing tanaman pada berbagai konsentrasi.
IV. HASIL PENGAMATAN

PADI Tinggi tanaman hari ke- (cm)

Perlakuan 9 11 13 15 17 19 21

0 ppm 10.22 15.22 17.64 20.98 22.46 24.43 26.02

2500 ppm 12.03 16.99 20.53 22.42 23.78 24.34 25.49

5000 ppm 10.56 15.40 18.18 19.83 22.64 23.91 24.73

K.TUNGGAK Tinggi tanaman hari ke- (cm)

Perlakuan 9 11 13 15 17 19 21

0 ppm 15.28 17.09 19.06 21.70 23.43 24.82 26.05

2500 ppm 14.38 17.08 19.18 22.56 24.30 25.56 27.12


5000 ppm 16.04 18.61 19.71 22.06 23.88 25.18 26.51

MENTIMUN Tinggi tanaman hari ke- (cm)

Perlakuan 9 11 13 15 17 19 21

0 ppm 9.96 11.23 12.63 15.46 18.05 19.68 21.62

2500 ppm 9.63 11.14 12.69 15.90 17.88 19.68 21.58

5000 ppm 9.28 12.19 13.82 15.86 17.00 19.47 20.83

 Padi
Jumlah daun hari ke- (cm)

9 11 13 15 17 19 21 BB(gram) BK(gram) PA(cm)

1.67 2.25 2.83 2.92 3.08 3.33 3.58 0.24 0.09 7.81

1.83 2.17 2.67 2.83 3.00 3.50 3.50 0.26 0.11 6.31

1.83 2.17 2.33 3.00 3.00 3.25 3.42 0.25 0.04 6.28

 K.Tunggak
Jumlah daun hari ke- (cm)

9 11 13 15 17 19 21 BB(gram) BK(gram) PA(cm)

2.42 3.75 4.75 5.58 6.25 7.20 7.28 6.93 1.11 18.94

2.33 3.58 4.50 5.83 6.42 7.17 7.50 7.65 1.29 21.96
2.00 3.25 4.33 5.08 6.48 7.05 7.85 6.85 1.08 17.49

 Mentimun
Jumlah daun hari ke-
BB BK PA
9 11 13 15 17 19 21 (gram) (gram) (cm)

2.17 2.33 3.17 3.67 4.08 4.92 5.25 6.95 0.43 12.00

2.17 2.42 3.33 3.75 4.25 4.58 5.08 3.80 0.34 12.64

2.00 2.33 3.17 3.42 3.92 4.25 4.50 4.39 0.52 12.40

V. PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dampak salinitas terhadap pertumbuhan


tanaman dan mengetahui tanggapan berbagai macam tanaman pada tingkat salinitas yang
berbeda. Pada praktikum ini, tanaman yang digunakan adalah padi, timun, dan kacang
tunggak. Pengamatan yang dilakukan adalah panjang batang, panjang akar, jumlah daun,
berat segar, dan berat kering. Perlakuannya adalah dengan menyiram tanaman dengan air
garam 0 ppm, 2500 ppm, dan 5000 ppm setiap dua hari sekali.
Seperti yang kita ketahui, salinitas adalah kadar garam yang terkandung di dalam
tanah dan atau air. Setiap tanaman mempunyai ketahanan tersendiri dalam mengatasi salinitas
dalam tanah. Pada umumnya, cekaman garam dapat mempengaruhi proses pertumbuhan,
fotosintesis, metabolisme energi, lipid, dan sintesis protein. Pengaruh salinitas terhadap
pertumbuhan tergantung pada beberapa faktor, antar lain jumlah garam yang ada di dalam
tanah, jenis dan varietas dari tanaman, serta jumlah dan ketersediaan unsur hara dari dalam
tanah. Garam-garam yang terlarut dalam tanah merupakan unsur penting dalam pertumbuhan
tanaman, tetapi kadar garam yang berlebih pada tanaman bisa meracuni tanamana. Kadar
garam yang tinggi bisa menghambat perkecambahan benih, kualitas hasil, produksi, dan
merusak jaringan tanaman. Kadar garam yang sangat tinggi dapat mempengaruhi fisiologis
dan morfologis dalam hubungannya dalam kesediaan keseimbangan air dalam tubuh
tanaman. Berdasarkan tingkat salinitasnya, tanaman memiliki 3 macam jenis, yaitu tanaman
halofit, tanaman glikofit, dan tanaman euhalofit.

Grafik Panjang Tanaman Padi


30,00
PANJANG TANAMAN (CM)

25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
9 11 13 15 17 19 21
0 ppm 10,22 15,22 17,64 20,98 22,46 24,43 26,02
2500 ppm 12,03 16,99 20,53 22,42 23,78 24,34 25,49
5000 ppm 10,56 15,40 18,18 19,83 22,64 23,91 24,73
HARI KE

0 ppm 2500 ppm 5000 ppm

Grafik1.1. Panjang Tanaman Padi


Dalam grafik di atas, dapat dilihat dari pertumbuhna rata-rata pada setiap perlakuan
hampir berada pada tingkat yang sama, tetapi perbedaannya cukup membuat adanya jarak.
Pada hari terakhir, tanaman yang paling tinggi adalah yang diberi perlakuan 0 ppm. Setelah
itu diikuti oleh 25,49 yang diberi perlakuan 2500 ppm. Dan yang paling kecil adalah 24,73
cm dari perlakuan 5000 ppm.
Grafik Jumlah Daun Tanaman Padi
4,0

JUMLAH DAUN
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
9 11 13 15 17 19 21
0 ppm 1,7 2,3 2,8 2,9 3,1 3,3 3,6
2500 ppm 1,8 2,2 2,7 2,8 3,0 3,5 3,5
5000 ppm 1,8 2,2 2,3 3,0 3,0 3,3 3,4
HARI KE

0 ppm 2500 ppm 5000 ppm

Grafik 1.2. Jumlah Daun Tanaman Padi


Dalam grafik diatas dapat dilihat perbedaan jumlah rata-rata daun tanaman padi. Pada
perlakuan 0 ppm terjadi pertumbuhan jumlah rata-rata daun yang maksimum yaitu berjumlah
3,6 helai daun. Lalu diikuti oleh perlakuan 2500 ppm yang berjumlah 3,5 helai daun. Dan
yang terakhir pada perlakuan 5000 ppm yaitu 3,4 helai daun. Yang membedakan sedikit
hanya besar angka di belakang koma saja.

BERAT SEGAR BERAT KERING PANJANG AKAR


TANAMAN PADI TANAMAN PADI TANAMAN
0,30 0,26 0,12
0,11 PADI
0,24 0,09
0,25 0,10 10,00
BERAT (GRAM)

BERAT (GRAM)

7,81
0,20 0,08 7,03
PANJANG (CM)

8,00 6,31
0,15
0,15 0,06 6,00
0,04
0,10 0,04 4,00
0,05 0,02 2,00
0,00 0,00 0,00
0 2500 5000 0 ppm 2500 5000 0 2500 5000
ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
PERLAKUAN PERLAKUAN PERLAKUAN

Grafik 1.3. Berat Segar, Berat Kering dan Panjang Akar Tanaman Padi
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa berat segar pada tanaman padi terjadi perbedaan
yang sangat besar yaitu berat segar yang paling besar terdapat pada tanaman padi yang diberi
perlakuan 2500ppm yaitu sebesar 0,26 gram. Kemudian diikuti oleh perlakuan 0 ppm yaitu
0,24 gram. Dan berat segar yang paling kecil diperoleh oleh perlakuan 5000 ppm yaitu
sebesar 0,15 gram. Pada perlakuan 2500 memperoleh hasil yang paling besar yaitu sebesar
0.11 gram. Pada perlakuan 0 ppm memperoleh berat sebesar 0.,09 gram. Pada perlakuan 5000
ppm mengalami berat paling ringan yaitu sebesar 0,4 gram. Pada grafik panjang akar
tanaman padi, panjang akar yang paling panjang didapat oleh perlakuan 0 ppm yaitu sebesar
7.81 cm. Kemudian 5000 ppm yaitu sebesar 7,03 cm. Panjang akar terpendek diperoleh oleh
perlakuan 2500 ppm yaitu sebesar 6,31cm.

Seperti yang kita ketahui , Padi merupakan tanaman halofit yang toleran terhadap
salinitas. Pada konsentrasi yang tidak terlalu tinggi, justru padi akan tumbuh dengan baik.
Karena garam dapat membantu proses pertumbuhan tanaman, Ion garam (Na) berguna untuk
proses transfer dalam tanaman, tetapi dalam jumlah yang berlebih akan mengganggu proses
pengambilan air dan garam mineral dalam tanah. Akan tetapi dalam grafik 1.1 ; 1.2 dan 1.3
terdapat banyak penyimpangan. Ada beberapa data yang sesuai dengan teori di atas yaitu data
berat kering dan berat segar. Penyimpangan dalam data grafik tersebut mungkin terjadi
karena adanya beberapa faktor diantaranya adalah kesalahan pada saat pengukuran dan
penghitungan jumlah daun, ataupun terdapat faktor lain seperti unsur hara yang terkandung
dalam media tanah.

Grafik Panjang Tanaman K.Tunggak


30,00
25,00
PANJANG (CM)

20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
9 11 13 15 17 19 21
0 ppm 15,28 17,09 19,06 21,70 23,43 24,82 26,05
2500 ppm 14,38 17,08 19,18 22,56 24,30 25,56 27,12
5000 ppm 16,04 18,61 19,71 22,06 23,88 25,18 26,51
HARI KE

0 ppm 2500 ppm 5000 ppm

Grafik 1.4. Tinggi Tanaman Kacang Tunggak


Berdasarkan tabel di atas, perubahan tingginya dapat dikatakan cukup statis.
Pertambahan panjang berkisar di angka 2 cm. Pada hari terakhir, tanaman tertinggi terdapat
pada perlakuan 2500 ppm dengan 27,12 cm. Kemudian diikuti oleh perlakuan 5000 ppm
dengan 26,51. Dan yang paling pendek terdapat pada perlakuan 0 ppm dengan 26,05 cm.
Grafik Jumlah Daun Tanaman K.Tunggak
10,00

JUMLAH DAUN
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
9 11 13 15 17 19 21
0 ppm 2,42 3,75 4,75 5,58 6,25 7,20 7,28
2500 ppm 2,33 3,58 4,50 5,83 6,42 7,17 7,50
5000 ppm 2,00 3,25 4,33 5,08 6,48 7,05 7,85
HARI KE

0 ppm 2500 ppm 5000 ppm

Grafik 1.5. Jumlah Daun Kacang Tunggak


Pada grafik di atas menunjukan peningkatan yanhg statis. Penambahan jumlah daun
dari hari ke hari berkisar di angka 1. Jumlah daun paling banyak terdapat pada perlakuan
5000 ppm. Kemudian dilanjutkan dengan perlakuan 2500 ppm. Dan yang paling sedikit
terdapat pada perlakuan 0 ppm.

BERAT SEGAR BERAT KERING PANJANG AKAR


TANAMAN TANAMAN TANAMAN
K.TUNGGAK K.TUNGGAK K.TUNGGAK
7,80 7,65 1,35 25,00 21,96
1,29
7,60 1,30 18,94
20,00 17,49
PANJANG (CM)
BERAT (GRAM)

7,40 1,25
BERAT (CM)

7,20 1,20 15,00


6,93 1,15 1,11
7,00 6,85 1,08 10,00
1,10
6,80 1,05 5,00
6,60 1,00
6,40 0,95 0,00
0 2500 5000 0 ppm 2500 5000 0 ppm 2500 5000
ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
PERLAKUAN PERLAKUAN PERLAKUAN

Grafik 1.6. Berat Segar, Berat Kering, dan Panjang Akar Kacang Tunggak.
Pada grafik di atas dapat dilihat. Pada berat segar, perlakuan 0 ppm memiliki berat
segar 6,93 gram. Perlakuan 2500 ppm memiliki berat segar sebesar 7,65 gram. Dan pada
perlakuan 5000 ppm memiliki berat segar sebesar 6,85 gram. Pada berat kering, perlakuan 0
ppm memiliki berat kering sebesar 1,11 gram. Perlakuan 2500 ppm memiliki berat kering
sebesar 1,29 gram. Dan perlakuan 5000 ppm memilkik berat kering sebesar 1,08 gram.
Panjang akar pada perlakuan 0 ppm adalah sebesar 18,94 cm. Pada perlakuan 2500 ppm,
panjang akarnya adalah sebesar 21,96 cm. Dan pada perlakuan 5000 ppm, panjang akarnya
adalah 17,49 cm.

Grafik Panjang Tanaman Mentimun


25,00
PANJANG TANAMAN (CM)

20,00

15,00

10,00

5,00

0,00
9 11 13 15 17 19 21
0 ppm 9,96 11,23 12,63 15,46 18,05 19,68 21,62
2500 ppm 9,63 11,14 12,69 15,90 17,88 19,68 21,58
5000 ppm 9,28 12,19 13,82 15,86 17,00 19,47 20,83
HARI KE-

0 ppm 2500 ppm 5000 ppm

Grafik 1.7. Tinggi Tanaman Timun


Pada grafik di atas, dapat dilihat perumbuhan tanaman timun pada bergai macam
perlakuan. Pada hari terakhir, dapat dilihat tanaman yang paling tinggi adalah tanaman yang
diberikan perlakuan 0 ppm. Kemudian diikuti dengan perlakuan 2500 ppm. Dan yang
apaling keci terdapat pada perlakuan 5000 ppm.
Grafik Jumlah Daun Tanaman
Mentimun
6,00
5,00
JUMLAH DAUN

4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
9 11 13 15 17 19 21
0 ppm 2,17 2,33 3,17 3,67 4,08 4,92 5,25
2500 ppm 2,17 2,42 3,33 3,75 4,25 4,58 5,08
5000 ppm 2,00 2,33 3,17 3,42 3,92 4,25 4,50
HARI KE-

0 ppm 2500 ppm 5000 ppm

Grafik 1.8. Jumlah Daun Timun


Pada grafik di atas, dapa dilihat data tersebut mengalami peningkatan. Jumlah daun
terbanyak terdapat pada perlakuan 0 ppm. Kemudian dilanjutkan dengan 2500 ppm. Dan
yang paling kecil adalah perlakuan 5000 ppm.

BERAT SEGAR BERAT KERING PANJANG AKAR


TANAMAN TANAMAN TANAMAN
MENTIMUN MENTIMUN MENTIMUN
8,00 6,95 0,60 0,52 12,80 12,64
0,43
PANJANG (CM)
BERAT (GRAM)

BERAT (GRAM)

0,50 12,60 12,40


6,00 0,34
4,39 0,40 12,40
3,80
4,00 0,30 12,20 12,00
0,20 12,00
2,00
0,10 11,80
0,00 0,00 11,60
0 ppm 2500 5000 0 ppm 2500 5000 0 2500 5000
ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
PERLAKUAN PERLAKUAN PERLAKUAN

Grafik 1.9. Berat Segar, Berat kering, dan Panjang Akar Timun
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa berat segar pada tanaman mentimun terjadi
perbedaan yang sangat besar yaitu berat segar maksimum terdapat pada tanaman mentimun
yang diberi perlakuan 0 ppm yang berfungsi sebagai standar normal pertumbuhan mentimun
yaitu sebesar 6,95 gram. Selanjutnya diikuti oleh perlakuan 5000 ppm yaitu sebesar 4,39
gram. Berat segar minimum diperoleh oleh perlakuan 2500 ppm yaitu sebesar 3,80.
Kemudian pada grafik berat kering pada tanaman mentimun juga terjadi perbedaan berat.
Pada perlakuan 5000 memperoleh hasil yang maksimum yaitu sebesar 0.52 gram. Pada
perlakuan 0 ppm yang berfungsi sebagai standar pertumbuhan normal tanaman mentimun
memperoleh berat sebesar 0,43 gram. Pada perlakuan 2500 ppm mengalami berat minimum
yaitu sebesar 0,34 gram. Pada grafik panjang akar tanaman mentimun, panjang maksimum
didapat oleh perlakuan 2500 ppm yaitu sebesar 12.64 cm. Kemudian 5000 ppm yaitu sebesar
12,40 cm. Panjang akar minimum diperoleh oleh perlakuan 0 ppm yang berfungsi sebagai
standar pertumbuhan normal tanaman mentimun yaitu sebesar 12.00 cm.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanaman mentimun merupakan tanaman


yang tidak tahan/rentan terhadap kondisi salin (Glikofit). Hal ini karena tidak terjadi
perbedaan yang mencolok pada setiap perlakuan yang diberikan. Dari hasil pengamatan juga
diketahui bahwa tanaman mentimun dengan perlakuan kadar salin sebanyak 2500 ppm dan
5000 ppm memiliki pertumbuhan yang lambat dibandingkan 0 ppm. Sehingga dapat
dikatakan bahwa mentimun termasuk tanaman glikofit. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa tanaman mentimun termasuk golongan tanaman glikofit.

VI. KESIMPULAN
1. Salinitas jika dalam jumlah yang terlalu banyak akan merusak tanaman, tetapi jika
dalam jumlah yang wajar salinitas dapat berguna bagi pertumbuhan tanaman.
2. Tanaman padi termasuk tanaman halofit atau tanaman yang toleran terhadap salinitas,
tanaman padi tumbuh maksimal pada perlakuan 2500 ppm.Tanaman kacang tunggak
termasuk tanaman halofit atau tanaman yang toleran terhadap salinitas, tanaman
kedelai tumbuh maksimal pada perlakuan 2500 ppm.Tanaman mentimun termasuk
tanaman glikofit yang rentan terhadap salinitas dan tumbuh optimal pada pada
perlakuan 0 ppm.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai