Anda di halaman 1dari 23

INSTRUMENTASI

KELAUTAN
ARDHI W TARIGAN 08101005022
PENDAHULUAN

 Di setiap melakukan pengukuran, selalu saja


terdapat error pada hasil pengukuran
tersebut.
 Lantas, bagaimana cara mengetahui error

pengukuran sehingga nilai yang sebenarnya


dapat diperoleh? Ada dua parameter yang
berkaitan dengan error pengukuran tersebut,
yaitu akurasi dan presisi.
1. AKURASI
 Defenisi
: Istilah ini digunakan untuk
menentukan error keseluruhan maksimum
yang diharapkan dari suatu alat dalam
pengukuran.

 Ketelitian
dari sistem yang lengkap
tergantung pada ketelitian individual dari
elemen peraba (sensing element) primer dan
elemen sekunder, dan menentukan ketelitian.
 Beberapa jenis accuracy terhadap :

 Variabel yang diukur.

 Misal : akurasi dalam pengukuran suhu ialah


2oC, berarti ada ketidak akuratan (uncertainty)
sebesar 2oC pada setiap nilai suhu yang dikur.

 Prosentase dari pembacaan Full Scale instrumen.

 Misal : akurasi sebesar 0.5% FS pada meter


dengan 5 V Full Scale, berarti ketidakakuratan
pada sebesar 0.025 volt.
2. PRESISI

 Presisi menyatakan seberapa dekat nilai hasil


dua kali atau lebih pengulangan pengukuran.
Semakin dekat nilai‐nilai hasil pengulangan
pengukuran maka semakin presisi pengukuran
tersebut.

 Ketepatan ini, berlainan dengan ketelitian, dan


ketepatan yang tinggi tidak menjamin ketelitian
yang tinggi (ketelitian dibandingkan dengan
harga baku).
 Perbedaan Akurasi dan Presisi

 Akurasi menunjukkan kedekatan hasil pengukuran


dengan nilai sesungguhnya, presisi menunjukkan
seberapa dekat perbedaan nilai pada saat
dilakukan pengulangan pengukuran.
3. BIAS
 Defenisi : sebuah penyajian bahan yang dipenuhi
prasangka. Ia juga berarti kesalahan yang
konsisten dalam memperkirakan sebuah nilai.
Ada dua tipe bias: bias sampel dan bias
pengukuran.
 Bias sampel
Sampel adalah sekumpulan satuan yang dipilih
untuk diukur dari kelompok yang lebih besar
(populasi). Bias sampel terjadi ketika sampel
yang digunakan tidak mewakili populasi atau
tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
 Bias pengukuran
Bias pengukuran berurusan dengan masalah apakah
metode pengumpulan data yang dipilih telah sesuai
sehingga data yang dikumpulkan merupakan yang
paling mewakili kenyataan? Untuk mengevaluasi
teknik pengumpulan data, pengukuran harus
dilakukan dengan seteliti mungkin.

 Contoh pengukuran yang tidak akurat adalah


pengukuran tinggi dimana tinggi orang diukur tidak
dari nol, tapi dari satu. Akibatnya pengukuran
menghasilkan nilai lebih tinggi dari realitas.
4. SENSITIVITAS
 Definisi : perubahan pada output insrtumen
untuk setiap perubahan input terkecil.

 Sensitivitas yang tinggi sangat diinginkan karena


jika perubahan output yang besar terjadi saat
dikenai input yang kecil, maka pengukuran akan
semakin mudah dilakukan.

 Misalnya, jika sensitivitas sensor temperatur


sebesar 5mV/oC berarti setiap perubahan input
1oC akan muncul output sebesar 5 mV.
5. THRESHOLD

 Ambang (Threshold) adalah besaran numerik


pada output yangberhubungan dengan
perubahan input.
 Bila input instrumen dinaikkan secara
bertahap dari nol, terdapat harga minimum
dibawah harga ini. Pada output tidak ada
perubahan yang dapat terbaca. Harga
minimum ini didefinisikan sebagai ambang
instrumen. Gejala pada saat besaran ambang
dapat diamati yaitu bila output mulai
menunjukkan perubahan.
6. HYSTERISIS
 Definisi : perbedaan output yang terjadi antara
pemberian input menaik dan pemberian input
menurun dengan besar nilai input sama.

 Pengukuran dengan arah naik dankemudian dengan


arah turun, output dari kedua pembacaan umumnya
berbeda, hal inidisebabkan karena adanya gesekan di
dalam atau di Iuar pada saat elemen sensormenerima
input parameter yang diukur.
Histerisis terjadi pada magnet dan pula pada alat
mekanik umumnya, hal ini tergantung pada histeri
(kejadian) yang lalu pada pembalikan input, waktu
yang dihabiskan pada langkah sebelumnya blaeklash
(longgar) pada roda-roda gigi, gesekan coloumb,
kemacetan, tumpuan yang seret, dan bahan yang
elastis.
Gambar 1 :
Medan perpindahan elektrik D dari sebuah bahan
feroelektrik sebagai medan listrik E pertama-tama
turun, lalu naik. Kurvanya membentuk sebuah ikal
histeresis.
7. OFFSET
 DEFENISI : OFFSET merupakan sensor atau tombol yang dapat
mempermmudah kita dalam pengaturan tegangan yang kita
inginkan.
Misalnya :
 DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada
sinyal +/‐ 10V. Tarik dan putar searah jarum jam untuk
mendapatkan level tegangan DC positif, atau putar ke arah
yang berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC
negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator
sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa offset,
sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude
berkisar +2,5V dan ‐2,5V. Sedangkan jika tombol offset ini
ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur sehingga
sesuai tegangan yang diinginkan (misal berkisar +5V dan 0V).
8. RANGE
Defenisi : mengambarkan batasan sinyal yang
berhubungan dengan instrumen input ataupun
instrumen output.

Batasan sinyal terendah dari suatu sinyal input adalah


kuantitas instrumen terendah yang diukur, sedang
batasan maksimumnya adalah nilai tertinggi.
Contoh :
Suatu proses mempunyai batas atau range tekanan
dari 100 kPa sampai 500 kPa. Maka alat instrumenasi
proses ini tidak dapat digunakan untuk mengukur
nilai dibawah 100 kPa atau diatas 500 kPa.

Range efektif RTD (Resistance Temperatur


Detector ) bergantung pada jenis kawat yang
digunakan sebagai elemen aktif. Untuk jenis platinum
rangenya –100oC sampai 650oC, sedang untuk jenis
nikel rangenya dari –180oC sampai 300oC.
9. LINIERITAS
Defenisi : Kemampuan untuk mereproduksi karakteristik
input secara simetris, dan ini dapat dirumuskan sebagai
y = mx + c, dengan y output, x input, m kemiringan dan c
titik potong. Kedekatan kurva kalibrasi dengan sebuah
garis lurus adalah kelinieran transduser.

Ketidaklinieran mungkin disebabkan oleh sifat : bahan


yang tidak linier pada komponen, penguat elektronika,
histerisis mekanik, aliran kental atau merayap, bagian
penyimpangan dari harga linier, yaitu deviasi rnaksimum
kurva output dari best-fit garis lurus selama kalibrasi.
Ada 3 jenis Linieritas :
Linieritas terminal" (terminal linearity) : linieritas
kemiringan teoritis dalam hal spesial, yaitu dengan
titik-titik ujung teoritis tepat pada output a % dan 100
% dari skala- 8 -penuh.

Linieritas tidak bergantung" (independent linearity) :


garis Iurus yang terbaik, sebuah garis yang berada
ditengah antara dua garis lurus paralel dengan
kemungkinan jarak terdekat yang menghubungkan
semua arah output yang didapatkan selama kalibrasi.
Linieritas kuadrat terkecil" (Least square linearity) :
garis Iurus yang mempunyai jumlah kuadrat-kuadrat
dari residu minimum. Residua dalah deviasi
pembacaan-pernbacaan output terhadap titik-titik
yang bersangkutanpada garis Iurus best-fit (kecocokan
terbaik).
Gambar 1.2.
(a) Linieritas terminal (b) Linieritas Independed (c) Linieritas
Kesesuaian kwadrat terkecil
10. DEAD SPACE
Defenisi : Range Input yang tidak menimbulkan perubahan pada output.

Range yang tak terbaca (antara kurva naik dan turun) bisa disebut Dead
Space.
BINGUNG ???

MARI BERDISKUSI
  

Anda mungkin juga menyukai