Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………………………
B. Tujuan………………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep medis……………………………………………………………………………
B. Konsep asuhan keperawatan ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum………………
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “ Asuhan Keperawatan Ibu
Hamil Dengan Keadaan Komplikasi Yang Berkaitan Dengan Kehamilan “ . kami
menyadari bahwa Makalah Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan Makalah Asuhan Keperawatan ini. Makalah
Asuhan Keperawatan ini tak akan terwujud tanpa adanya bantuan berbagai pihak baik
bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Atas segala bantuan yang diberikan
kami mengucapkan terima kasih dan kami memohon maaf atas banyaknya kekurangan
yang dimiliki dalam makalah Asuhan Keperawatan ini sehingga dengan adanya
Makalah Asuhan Keperawatan ini dapat menjadi ilmu bagi yang membacanya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang khas karena tidak semua


orang mengalami, melainkan hanya dapat ditemukan pada wanita hamil. Ciri khas yang
paling menonjol yaitu mual dan muntah, dan biasanya terjadi pada pagi hari sehingga
biasa disebut dengan “morning sickness”. Secara etiologi factor penyebab dari
hipersemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun banyak factor yang
telah dikemukakan mulai dari factor predisposisi, factor organic, factor psikologi, hingga
factor endokrin. Penatalaksanaannyapun bertahap bergantung pada manifestasi klink.
Hyperemesis dianggap ringan bila bisa dirawat dirumah dan tidak memerlukan
perawatan secara intensif dirumah sakit. Pemberian health education sangatlah penting
supaya kondisi fisik maupun psikologis menjadi lebih baik. Bila terjadi dehidrasi tidak
sampai berat, nutrisi dapat terpenuhi mengingat ibu hamil sangat perlu asupan nutrisi
untuk dirinya maupun janinnya.

1.2 Tujuan

 Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanankan asuhan keperawatan pada hyperemesis
gravidarum ringan.
 Tujuan khusus
- Mengkaji data pasien serta menganalisisnya
- Menegakkan diagnose keperawatan dan menentukan prioritas masalah klien
- Menyusun rencana tindakan keperawatan pada ibu hyperemesis gravidarum
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS

I. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 2009)

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat
bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid dan berlanggsung selama kurang lebih 10 minggu.

Hyperemesis gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan .

Hyperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan.

II. Etiologi

Belum diketahui secara pasti, faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan :

1. primigravida, molatudatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat kenaikan HCG.

2. faktor organik : alergi, masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik.

3.Faktor psikologi: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya

4. faktor endokrin: hipertyroid, diabetes, progesterone yang menyebabkan


pengosongan lambung menurun pada awal kehamilan.
III. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar esterogen yang biasa
terjadi pada trimester 1. Bila perasaan terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energy. Karena
oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah mengakibatkan
dehidrasi , sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehirasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolic yang toksik. Disamping dehidrasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan selaput lendir esophagus
dan lambung ( sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

IV. Manifestasi klinis

Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hyperemesis gravidarum
tidak ada kesempakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari 10x muntah. Akan tetapi
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hyperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu:

 Tingakatan I (Ringan)
- Mual muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
- Ibu merasa lemah
- Nafsu makan tidak ada
- Berat badan menurun
- Merasa nyeri epigastrium
- Nadi meningkat sekitar 100/mnt
- Tekanan darah menurun
- Turgor kulit berkurang
- Lidah mongering
- Mata cekung
 Tingkatan II ( sedang )
- Penderita tampak lebih lemah dan apatis
- Turgos kulit mulai jelek
- Lidah mongering dan tampak kotor
- Nadi kecil dan cepat
- Suhu badan naik (dehidrasi)
- Mata mulai ikterik
- BB menurun
- Mata cekung
- TD menurun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi
- Aseton tercium dari hawa pernapasan dan terjadi asetonuria
 Tingkatan III (berat)
- Keadaan umum lebih parah ( kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma)
- Dehidrasi berat
- Nadi kecil , cepat dan halus
- Suhu badan meningkat dan TD menurun
- Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
- Timbul ikterus yang menunjukan adanya upayah hati

V. Pemeriksaan penunjang

Elektrolit darah dan urinalisis

VI. komplikasi

- Penurunan BB yang cukup banyak


- Starvasi dan ketosis dan ketonuria
- Dehidrasi dengan selanjutnya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
(hypokalemia)
- Gangguan keseimbangan asam basa
- Kerusakan retina, saraf, dan renal.

VII. Penatalaksanaan

1. obat-obatan; sedativa : phenobarbital, vitamin (B1 dan B6 atau Bkom) antihiatamin :


dramamin, avomin, antiemetic(pada keadaan lebih berat): dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine. Penangganan hyperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola
dirumah saki.

2. isolasi: penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi
saja gejala-gejala akan berkurang atau tanpa pengobatan.

3. terapi psikologika: perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat


disembuhkan hilangkan rasa takut oleh karena kehamila, kurangnya pekerjaan dan
menghilangkan maslah dan konflik.

4. cairan parenteral : cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3L/hari) dapat ditambahkan kalium dengan
vitamin (Bkomp dan C) , bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara
intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat diberikan minuman dan makanan yang tidak cair. Dengan penangganan diatas,
pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan membaik

5. mengentikan kehamilan: bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan


psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, takikardi, icterus, anuria, dan
perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diataranya:
a. gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, somnolen sampai koma terjadi
gangguan jiwa .

b. gangguan penglihatan ditandai dengan : perdarahan retina, kemunduran penglihatan.

c. gangguaan faal di tandai dengan : hati dalam bentuk icterus, ginjal dalam bentuk
anuria , jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, TD menurun.

6. Diet

3 macam diet pada hyperemesis gravidarum yaitu :

A. Diet hyperemesis I

Diet ini akan diberikan pada hyperemesis tingkat III. Makanan hanya terdiri dari roti
kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. diet ini tidak
diberikan bersama dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena diet ini zat gizi
yang terkandung didalamnya kurang maka tidak diberikan dalam waktu lama.

B. Diet hyperemesis II

Diet ini diberikan apabila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
betahap dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tetap tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan
makanan yang tetap pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan energi. Jenis makanan
ini rendah kandungan gizinya, kecuali vitamin A dan D.

C. Diet Hiperemesis III

Diet ini diberikan kepada klien hyperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai
kemampuan klien, dan minuman boleh diberikan bersamaan dengan makanan.
Makanan pada diet ini mengcukupi kebuthhan energy dan semua zat gizi.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

I. Pengkajian

1. Biodata
Meliputi nama ibu, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamt ibu semua
data ini untuk mengetahui identitas, tingkat pengetahuan, serta status sosial
ibu di masayarakat. Selain itu juga mencakup data suami yang meliputi nama
suami, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil muda dengan keluhan mual muntah yang berlebihan
sampai mengganggu aktivitas ibu.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu dengan penyakit gastritis
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
menurun dan menahun serta tidak ada riwayat Gemelly.
5. Riwayat Perkawinan
Umur pertama kali menikah : terlalu muda berhubungan dengan kesiapan
untuk hamil, serta kesiapan mangasuh dan mendidik anak.
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
-
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
- Trimester 1
- Hyperemesis Gravidarum
- Primi muda
- Mola hidatidosa, gemelly
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Istirahat
Dianjurkan banyak istirahat sehubungan dengan keadaan umum lemah
akibat hyperemesis gravidarum.
b. Pola Aktifitas
Aktifitas terganggu karena mual muntah yang berlebihan
c. Pola Eliminasi

- Oliguria
- Konstipasi
- Aseton dapat tercium saat BAK
d. Pola Nutrisi
- Asupan gizi kurang
- Ion-ion dalam tubuh berkurang sehingga terjadi dehidrasi
- Mual-muntah
e. Personal Hygiene
f. Kesadaran Psikosial
- Takut terhadap kehamilan dan persalinan
- Takut kehilangan pekerjaan
- Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik
mental sehingga memperberat mual-muntah.
g. Factor Spiritual
Kepercayaan dan keyakinan yang dianut dan dijalankan oleh ibu.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka : Pucat
Mata : Cekung, selera sedikit ikterus
Mulut : Bibir kering, lidah kering dan tampak kotor
Ekstremitas : Turgor kulit menurun
Warna kulit : Kuning pada stadium lanjut
b. Palpasi
Perut : -Nyeri epigastrium
Leopald I : < 3 jari bawah pusat
Leopald II : Terjadi pada trimester I
Ekstremitas : Turgor menurun
c. Auskultasi
DJJ : Doppler pada umur kehamilan 12 minggu
d. Perkusi
Reflek patella +/+

II. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


A. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan
vomitus yang menetap.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi
yang adequate.
2) Klien tidak mengalami nausea dan vomitus
3) Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan
4) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama
hamil.

Intervensi :

1) Catat intake dan output


R/ menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui muntah.
2) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
R/ dapat mencukupu asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
3) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
R/ dapat merangsang mual dan muntah.
4) Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biscuit, roti dan the
(panas) hangat sebelum bangun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.
R/ makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual
muntah yang berlebih
5) Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode
tertentu.
R/ untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
6) Inspeksi adanya iritasi atau lesi pada mulut
R/ untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
7) Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan
pembersih mulut sesering mungkin.
R/ untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
8) Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
R/ mengidentifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas
pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht <
37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.
9) Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
R/ menetapkan data dasar : dilakukan secara rutin untuk mendeteksi
situasi potensial resiko tinggi seperti ketidak adekuatan asupan
karbohidrat, Diabetik keloasedosis dan Hipertensi (Doanger, 2001).

B. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus


dan asupan cairan yang tidak adequate.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang
terbukti dengan turgor kulit normal, membrane mukosa lembab, berat
badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal; elektrolit, serum,
hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam batas
normal.
2) Klien tidak akan muntah lagi
3) Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlah yang adequate.
Intervensi :

1) Tentukan frekuensi atau bertanya mual/muntah.


R/ memberikan data berkenan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar
hormon korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolism karbohidrat
dan penurunan motilitas gastric memperbesar mual/muntah pada
kehamilan.
2) Tinjauan ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain misalnya ulkus
peptikum, gastritis.
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi
masalah khusus dalam mengidentifikasi intervens.
3) Kaji suhu badan dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, input/output dan
berat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.
R/ sebagai indicator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau
kebutuhan hidrasi.
4) Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering
mungkin dengan sedikit. Makan tinggi karbonat seperti : roti kering
sebelum bangun dari tidur.
R/ membantu dalam meminimalakan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung. (Doenges. 2001).

C. Kekuatan berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.


Tujuan : ketekunan klien teratasi
Criteria hasil : klien memverbalisasi perasaan dan kekhawatidannya tentang
kesejahteraan janin.
Intervensi :
1) Memperlihatkan sikap menerima rasa takut klien
R/ sikap yang menerima takut klien akan memungknkan komunikasi
terbuka tentang sumber ketakutan.
2) Mendorong untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya.
R/ pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat membantunya.
Menghilangkan rasa takut.
3) Member informasi yang berhubungan dengan resiko potensial yang dapat
terjai pada janinnya.
R/ strategi koping yang efektif dibutuhkan untuk memampukan klien
mengatasi penyakit yang dideritanya dan efek-efek penyakit tersebut

D. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yang


berlebihan, pentingkan asam lambung.
Tujuan : nyeri hilang/berkurang. Kriteria hasil :
1) Klien mengungkapkan secara verbal
2) Nyeri hilang atau berkurang
3) Pasien dapat beristirahat dengan tenang

Itervensi :

1) Kaji skala nyeri, karakteristik, kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri.


R/ menentukan perubahan dalam tingkat nyeri dan mengevaluasi nilai
skala nyeri.
2) Mengidentifikasi sumber sumber multiple dan jenis nyeri. Anjurkan
penggunaan tekhnik relaksasi dan distraksi
R/ menggunakan strategi ini sejalan dengan pemberikan analgesic untuk
mengurangi atau mengalihkan respon terhadap nyeri.
3) Yakinkan pada klien bahwa perawatan mengetahui nyeri yang
dirasakannya dan akan berusaha membantu untuk mengurangi nyeri
tersebut.
R/ ketakutan bahwa nyeri akan tidak dapat diterima seperti peningkatan
ketegangan dan ansietas yang nyata dan menurunkan toleransi nyeri.
4) Berikan kembali skala pengkajian nyeri
R/ memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan analgesic dan
mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindakan lanjut bil tidak efektif
5) Catat keparahan nyeri pasien dengan bagan.
R/ membantu dalam menunjukkan kebutuhan analgesic tambahan atau
pendekatan alternative terhadap penatalaksanaan nyeri.
6) Kolaborasi pemberian analgesic sesuai indikasi
R/ analgesic lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri.

E. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobtan berhubungan dengan


keterbatasan informasi.
Tujuan : klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan psikologis
yang normal dan tanda-tanda bahaya kehamilan.
Kriteria hasil :
1) Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis normal berkaitan
dengan kehamilan trimester pertama.
2) Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan
kesehatan
3) Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.

Intervensi :

1) Jelaskan tentang Hiperemesis Gravidarum dan kaji pegetuhan pasien.


R/ untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien tanteng
penyakitnya dan tentang penatalaksanaannya di rumah.
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum
R/ untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hiperemesis
gravidarum.
3) Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.
R/ peran penyuluh atau konsetor dapat memberikan bimbingan antisipasi
dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan.
4) Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan
perubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta
keyakinan terntang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya.
R/ memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan dan membuat rencana keperawatan
5) Klarifikasi kesalahpahaman
R/ ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi dan dapat
mengganggu pembelajaran selanjutnya.
6) Tentukan derajad motivasi untuk belajar .
R/ klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar kecuali kebutuhan untuk
belajar tersebut jelas.
7) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan
R/ penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan.
8) Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi.
R/ memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk membuat pilihan.
9) Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeri
abdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan pengelihatan, sakit
kepala dan tekann pelvis.
R/membantu klien membedakan yang normal dan abnormal sehingga
membantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada waktu yang
tepat.

F. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan


nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi.
Tujuan : tidak terjadi ganguan integritas kulit
Criteria hasil : mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk
mempertahankan kulit halus, Kenya, utuh.
Intervensi :
1) Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi
R/ area ini meningkatkan risikonya untuk kerusakan dan memerlukan
pengobatan lebih intensif.
2) Dorongan mandi tiap 2 hari 1x, pengganti mandi tiap hari.
R/ sering mandi membuat kekeringan kulit.
3) Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.
R/ melicinkan kulit dan mengurangi gatal.
4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk
mempertahankan aktivitas.
R/ mengingatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah tekanan
lama pada jaringan.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequate.
R/ perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit.
G. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak adekuatan sumber energy
sekunder,
Tujuan : pasien dapat beraktivitas secara mandiri
Criteria hasil :
1) Pasien dapat memperlihatkan kamajuan khususnya tingkat yang lebih
tinggi.
2) Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurukan toleransi aktivitas.

Intervensi :

1) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang; batasi


pengunjung sesuai keperluan.
R/ meningkatkan istirhata dan ketenangan
2) Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
R/ meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada
area tertantu untuk menurunkan risiko kekurangan jaringan.
3) Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantuh melakukan latihan rentang
gerak sendi pasif/aktif.
R/ tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi
karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
4) Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress. Contoh relaksasi
progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi.
R/ meningkatkan relaksasi dan penghematan energy, memusatkan
kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.
5) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : sedetif, agen antiansietas,
contoh diazepam (valium); lorazepam (ativan).
R/ membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :


a.hyperemesis gravidarum adalah mual munah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk.
b.penyebab hyperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor predisposisinya
antar lain : peningkatan kadar HCG, factor organik , dan factor endokrin lainnya.
c. hyperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehirasi, kekurangan energy,tertimbun
zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan perdarahan
gastrointestinal.
d.hyperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkat yaitu : ringan, sedang dan berat.
DAFTAR PUSTAKA

Mitayani, (2009), Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta: Salemba Medika


Runiari, Nengah, 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis
Gravidarum. Jakarta : EGC
Tiran, Denise, 2008. Mual dan Muntah Kehamilan, Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN UNTUK IBU HAMIL DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

 Herlina Lasamana ( C1814201124)


 Juliana F Arpin (C1814201127)
 Lialin Romkeny ( C1814201129)
 Maria C Lepit (C1814201133)
 Sintike (C1820113349)
 Valen P Kempa (C1814201151)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STELLA MARIS
MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai