HIPEREMESIS GRAVIDARUM - Kel 3
HIPEREMESIS GRAVIDARUM - Kel 3
COVER
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………………………
B. Tujuan………………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep medis……………………………………………………………………………
B. Konsep asuhan keperawatan ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum………………
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “ Asuhan Keperawatan Ibu
Hamil Dengan Keadaan Komplikasi Yang Berkaitan Dengan Kehamilan “ . kami
menyadari bahwa Makalah Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan Makalah Asuhan Keperawatan ini. Makalah
Asuhan Keperawatan ini tak akan terwujud tanpa adanya bantuan berbagai pihak baik
bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Atas segala bantuan yang diberikan
kami mengucapkan terima kasih dan kami memohon maaf atas banyaknya kekurangan
yang dimiliki dalam makalah Asuhan Keperawatan ini sehingga dengan adanya
Makalah Asuhan Keperawatan ini dapat menjadi ilmu bagi yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanankan asuhan keperawatan pada hyperemesis
gravidarum ringan.
Tujuan khusus
- Mengkaji data pasien serta menganalisisnya
- Menegakkan diagnose keperawatan dan menentukan prioritas masalah klien
- Menyusun rencana tindakan keperawatan pada ibu hyperemesis gravidarum
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
I. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 2009)
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat
bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid dan berlanggsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hyperemesis gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan .
II. Etiologi
2. faktor organik : alergi, masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik.
3.Faktor psikologi: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar esterogen yang biasa
terjadi pada trimester 1. Bila perasaan terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energy. Karena
oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah mengakibatkan
dehidrasi , sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehirasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolic yang toksik. Disamping dehidrasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan selaput lendir esophagus
dan lambung ( sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hyperemesis gravidarum
tidak ada kesempakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari 10x muntah. Akan tetapi
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hyperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu:
Tingakatan I (Ringan)
- Mual muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
- Ibu merasa lemah
- Nafsu makan tidak ada
- Berat badan menurun
- Merasa nyeri epigastrium
- Nadi meningkat sekitar 100/mnt
- Tekanan darah menurun
- Turgor kulit berkurang
- Lidah mongering
- Mata cekung
Tingkatan II ( sedang )
- Penderita tampak lebih lemah dan apatis
- Turgos kulit mulai jelek
- Lidah mongering dan tampak kotor
- Nadi kecil dan cepat
- Suhu badan naik (dehidrasi)
- Mata mulai ikterik
- BB menurun
- Mata cekung
- TD menurun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi
- Aseton tercium dari hawa pernapasan dan terjadi asetonuria
Tingkatan III (berat)
- Keadaan umum lebih parah ( kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma)
- Dehidrasi berat
- Nadi kecil , cepat dan halus
- Suhu badan meningkat dan TD menurun
- Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
- Timbul ikterus yang menunjukan adanya upayah hati
V. Pemeriksaan penunjang
VI. komplikasi
VII. Penatalaksanaan
2. isolasi: penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi
saja gejala-gejala akan berkurang atau tanpa pengobatan.
4. cairan parenteral : cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3L/hari) dapat ditambahkan kalium dengan
vitamin (Bkomp dan C) , bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara
intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat diberikan minuman dan makanan yang tidak cair. Dengan penangganan diatas,
pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan membaik
c. gangguaan faal di tandai dengan : hati dalam bentuk icterus, ginjal dalam bentuk
anuria , jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, TD menurun.
6. Diet
A. Diet hyperemesis I
Diet ini akan diberikan pada hyperemesis tingkat III. Makanan hanya terdiri dari roti
kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. diet ini tidak
diberikan bersama dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena diet ini zat gizi
yang terkandung didalamnya kurang maka tidak diberikan dalam waktu lama.
B. Diet hyperemesis II
Diet ini diberikan apabila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
betahap dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tetap tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan
makanan yang tetap pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan energi. Jenis makanan
ini rendah kandungan gizinya, kecuali vitamin A dan D.
Diet ini diberikan kepada klien hyperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai
kemampuan klien, dan minuman boleh diberikan bersamaan dengan makanan.
Makanan pada diet ini mengcukupi kebuthhan energy dan semua zat gizi.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
I. Pengkajian
1. Biodata
Meliputi nama ibu, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamt ibu semua
data ini untuk mengetahui identitas, tingkat pengetahuan, serta status sosial
ibu di masayarakat. Selain itu juga mencakup data suami yang meliputi nama
suami, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil muda dengan keluhan mual muntah yang berlebihan
sampai mengganggu aktivitas ibu.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu dengan penyakit gastritis
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
menurun dan menahun serta tidak ada riwayat Gemelly.
5. Riwayat Perkawinan
Umur pertama kali menikah : terlalu muda berhubungan dengan kesiapan
untuk hamil, serta kesiapan mangasuh dan mendidik anak.
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
-
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
- Trimester 1
- Hyperemesis Gravidarum
- Primi muda
- Mola hidatidosa, gemelly
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Istirahat
Dianjurkan banyak istirahat sehubungan dengan keadaan umum lemah
akibat hyperemesis gravidarum.
b. Pola Aktifitas
Aktifitas terganggu karena mual muntah yang berlebihan
c. Pola Eliminasi
- Oliguria
- Konstipasi
- Aseton dapat tercium saat BAK
d. Pola Nutrisi
- Asupan gizi kurang
- Ion-ion dalam tubuh berkurang sehingga terjadi dehidrasi
- Mual-muntah
e. Personal Hygiene
f. Kesadaran Psikosial
- Takut terhadap kehamilan dan persalinan
- Takut kehilangan pekerjaan
- Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik
mental sehingga memperberat mual-muntah.
g. Factor Spiritual
Kepercayaan dan keyakinan yang dianut dan dijalankan oleh ibu.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka : Pucat
Mata : Cekung, selera sedikit ikterus
Mulut : Bibir kering, lidah kering dan tampak kotor
Ekstremitas : Turgor kulit menurun
Warna kulit : Kuning pada stadium lanjut
b. Palpasi
Perut : -Nyeri epigastrium
Leopald I : < 3 jari bawah pusat
Leopald II : Terjadi pada trimester I
Ekstremitas : Turgor menurun
c. Auskultasi
DJJ : Doppler pada umur kehamilan 12 minggu
d. Perkusi
Reflek patella +/+
Intervensi :
Itervensi :
Intervensi :
Intervensi :
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3