Anda di halaman 1dari 3

BUPATI BLiTAR

Blitar, 10 Juni 2020

Kepada
Yth. 1. Sdr. Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Blitar.
2. Sdr. Camat Se Kabupaten Blitar.
3. Sdr. Ketua RMI Kabupaten Blitar
4. Sdr. Pengasuh Pondok
Pesantren Se Kabupaten
Blitar.
Oi
TEMPAT

SURATEOARAN
NOMOR: 188/197/409.07/2020
TENTANG
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATAN 01 PONOOK PESANTREN
OALAM MASA PANOEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019

Menindaklanjuti Surat Gubernur Jawa Timur Tanggal 29 Mei 2020


Nomor 188/3344/101.1/2020 perihal dalam rangka mempersiapkan
dimulainya kembali kegiatan pembelajaran di Pondok Pesantren
diperlukan adanya persiapan khusus sebagai langkah antisipasi
pencegahan penyebaran COV10-19 di lingkungan Pondok Pesantren.
Berkaitan dengan hal tersebut, bersama ini disampaikan dengan hormat
kepada pengelola Pondok Pesantren beberapa ketentuan sebagai berikut

1. Jadwal kembalinya santri ke pondok pesantren dapat dimulai tanggal


15 Juni 2020 dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi dan
kesiapan pondok pesantren masing-masing, untuk menerapkan
protokol kesehatan dalam rangka penanganan COV10-19 dan
mentaati sepenuhnya hasil koordinasi pengelola pondok pesantren
dengan Pemerintah Kabupaten Blitar;
2. Proses kembalinya santri ke pondok pesantren harus dilakukan secara
hati-hati dengan menjadikan kaidah keselamatan jiwa dan raga
(hifdzun nafs) sebagai prinsip utama;
3. Protokol kesehatan sebagaimana dimaksud pada angka 1,
berpedoman pada kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama
Republik Indonesia yang terdiri atas protokol kesehatan dari rumah
dan protokol kesehatan saat berada di asrama/pondok pesantren
sebagai berikut :
a. Protokol Kesehatan dari rumah :
1) Pastikan fisik dalam kondisi sehat, terutama selama 2 (dua)
minggu sebelum berangkat ke pondok pesantren;
2) Bagi Santri yang berasal dari wilayah Blitar membawa surat
keterangan sehat dari Puskesmas di wilayah tempat tinggalnya;
3} Bagi Santri yang berasal dari luar wilayah Blitar harap
membawa surat keterangan sehat dari daerah asal yang di
lampiri hasil rapid test,
4} Bagi Santri yang berasal dari luar Blitar dan terlanjur masuk
Pondok Pesantren dilakukan karantina selama 14 (empat belas)
hari;
5} Membawa peralatan makan dan minum sendiri, serta
disarankan untuk membawa lebih dari satu dan diberi nama;
6) Membawa suplemen dan obat-obatan sesuai kebutuhan
masing-masing, membawa masker dan hand sanitizer;
7) Membawa peralatan ibadah sendiri sesuai kebutuhan;
8) Memperhatikan pengaturan mengenai protokol penggunaan
sarana transportasi dan diusahakan menggunakan kendaraan
pribadilkhusus; dan
9} Pengantar tidak boleh masuk asrama.
b. Protokol di pondok pesantren :
1} Setiap pengelola/pengurus pondok pesantren dan santri yang
akan memasuki wilayah Pondok Pesantren dilakukan
pengecekan suhu tubuh dengan alat yang terstandar;
2} Tidak bersalaman dengan pengasuh, guru dan teman;
3) Menjaga jarak saat berinteraksi, beribadah, belajar dan tidur;
4) Selalu menggunakan masker, sering cuci tangan pakai sabun,
dan selalu menggunakan handsanitizer,
5} Mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi, berolahraga,
istirahat cukup, dan mengkonsumsi Vitamin;
6) Tidak rnakan dan minum dalam satu wadah bersama-sama dan
tetap memperhatikan protokol kesehatan;
7) H3nY3 manggun3k3n pakaiari, hariduk, par313t3n mandl dan

tempat tidur sendiri;


8) Tidak keluar lingkungan asrama/pondok pesantren kecuali
untuk kepentingan khusus dengan persetujuan pengasuh;
9) Wali murid/wali santrilkeluarga tidak diperkenankan menjenguk
selama pandemi belum berakhir. dan jika terpaksa menjenguk
agar tetap menerapkan protokol penanganan COVID-19; dan
10)Siswa/santri yang sakit segera diisolasi untuk dirawat di kamar
khususlklinik/puskestren. apabila perlu penanganan dokter
dilakukan konsultasi dengan wali murid/santri wali.

4. Masing-masing pondok pesantren menyiapkan protokol kesehatan


yang meliputi : Sarana prasarana pondok, Kegiatan belajar mengajar.
Tata laksana kantor pondok. Akomodasi makan minum serta asrama
pondok pesantren;
5. Setiap pondok pesantren menyusun protokol kesehatan sesuai
dengan kondisi masing-masing dan membentuk Satuan Tugas Gugus
di Lingkungan Pondok;
6. Pengelola pondok pesantren berkoordinasi dengan Pemerintah
Kecamatan dan Muspika setempat terkait dengan rencana kembalinya
santri ke pondok pesantren selama masa darurat COVID-19; dan
7. 8agi pondok pesantren yang belum melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di pondok pesantren atau yang melakukan secara bertahap,
agar mempersiapkan metode pembelajaran online (be/ajar/mengaji
dari rumen);
8. Apabila di kemudian hari ada peraturan/ketentuan baru dari
Pemerintah Pusat atau Provinsi. peraturan akan disesuaikan lebih
lanjut.

Demikian untuk menjadi perhatian dan pelaksanaannya.

,MM.

Anda mungkin juga menyukai