Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Postpartum merupakan fase penting dalam kehidupan untuk ibu setelah
melahirkan dan bayi baru lahir. Masa postpartum menjadi fase penting
karena ada berbagai masalah pada ibu postpartum (WHO, 2015), diantaranya
inkontinensia urin (Kokabi and Yazdanpanah, 2017), ruptur uterus (Stock et
al., 2013 dalam Nisak, 2018), kesakitan dan disfungsi fungsi seksual
(Norhayati and Yacob, 2017).
Menurut data dari Word Health Organitation (WHO), terdapat
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia. Angka kematian ibu
menurun 380-210 per 100.000 kelahiran hidup antara tahun 2000 dan 2013.
Di kalangan medis operasi caesarea diklaim bisa mencegah mortalitas dan
morbiditas pada maternal dan perinatal, namun tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa operasi caesar aman bagi ibu dan bayinya (WHO,
2015).
Di Indonesia AKI masih tergolong tinggi. Jumlah AKI tahun 2016 yaitu
305 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017). Jawa Tengah
merupakan satu dari enam provinsi dengan AKI terbanyak di Indonesia,
dengan jumlah 111,16 per 100.000 kelahiran hidup dan 60,90% kematian
maternal terjadi pada waktu nifas (Dinkes Jawa Tengah, 2015).
Kualitas hidup ibu nifas merupakan sebuah konsep kepuasan dan
kesejahteraan yang ibu alami selama masa nifas dengan indikator status
kesehatan, persepsi, kondisi kehidupan, psikologis, sosial, gaya hidup dan
kebahagiaan.(Afiyanti, n.d.; Sadat, Abedzadeh-kalahroudi, & Atrian, 2014;
Theofilou, 2013 dalam Winarni, 2020). World Health Organization (WHO)
mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai budaya,
sistem nilai yang mereka alami dalam hidup yang berhubungan dengan
tujuan, harapan, standar, dan fokus hidup mereka. Kualitas hidup merupakan
konsep yang luas dan kompleks terhadap kesehatan fisik seseorang, kondisi

1
2

psikologi, kepercayaan personal, hubungan sosial, dan timbal baliknya


dengan lingkungan (Post, 2014; Theofilou, 2013; Ventegodt, Merrick, &
Andersen, 2003 dalam Winarni, 2020). Kualitas hidup ibu merupakan
kehidupan yang dijalani ibu dengan baik dan kualitas tinggi, yang mencakup
kepuasan hidup, kebahagiaan, memahami mengenai makna kehidupan,
sistem informasi biologis, menyadari potensi kehidupan, terpenuhinya
kebutuhan hidup, dan faktor objektif yang lain (Ventegodt et al., 2003 dalam
Winarni, 2020).
Komponen yang termasuk ke dalam penilaian kualitas hidup adalah
kepuasan hidup, kondisi kesehatan, aktivitas sehari-hari, hubungan dengan
keluaarga dan teman, pekerjaan, lingkungan dan perasaan sosial (Hill &
Schools, 2018; Theofilou, 2013 dalam Winarni, 2020). Indikator kualitas
hidup manusia dibedakan menjadi empat dimensi, yaitu dimensi fisik,
dimensi psikologis, dimensi sosial, dan dimensi lingkungan. Keempat
dimensi tersebut sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, semakin
tinggi nilai keempat dimensi tersebut, maka semakin baik kualitas hidup
orang tersebut. Kualitas hidup yang rendah dapat mengakibat dampak serius
bagi ibu dan keluarganya, sebagai contoh ibu tidak dapat merawat dirinya
sendiri, bayi dan keluarganya. Penelitian mengenai kualitas hidup pada ibu
nifas di Indonesia belum banyak dipublikasikan. Selain kualitas hidup ibu
nifas, kondisi psikologis ibu nifas juga perlu mendapat perhatian. Kondisi
psikologis ibu masa nifas adalah serangkaian perasaan dan emosi yang
dirasakan oleh ibu selama masa nifas yang menggambarkan kenyamanan dan
ketidaknyamanan dan akan mempengaruhi perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari (Bahiyatun, 2013; Lubis, 2009 dalam Winarni, 2020).
WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu tentang
posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai,
dimana mereka hidup dengan kekhawatiran. Mengukur kualitas hidup dalam
periode setelah persalinan menjadi sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan ibu (Nikan et al., 2016 dalam Muliana, 2019).
3

WHO membagi kualitas hidup (Quality of Life) menjadi enam dimensi


diantaranya kesehatan fisik, status psikologi-emosional, tingkat kemandirian,
hubungan sosial, dimensi spiritual, dan kondisi lingkungan. Kualitas hidup
(Quality of Life) merupakan indikator penting mengenai kualitas perawatan
kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang
yaitu kelahiran, fisik, mental dan faktor sosial (Soetrisno.et al, 2016 dalam
Muliana, 2019).
Kualitas hidup adalah tingkatan yang menggambarkan ke unggulan
kualitas hidup seorang individu, semakin tinggi semakin baik untuk kualitas
hidup ibu, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup adalah
faktor sosial demografi seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status
pernikahan, status perkejaan atau status ekonomi faktor lainya adalah depresi
dan dukungan sosial,aktivitas (Murbiah, 2016)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
literature review ini adalah : Faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas
hidup postpartum?

C. Tujuan peneltian
1. Tujuan umum:
Melakukan literature review yang berhubungan dengan kualitas
hidup postpartum.
2. Tujuan khusus:
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
postpartum.

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
4

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan ilmu


pengetahuan dan dapat digunakan sebagai sarana pengukuran dan bahan
evaluasi dalam pencapaian kualitas hidup.
2. Manfaat praktik
Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi panduan dalam meningkatkan
kualitas hidup ibu postpartum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas hidup postpartum (postpartum quality of life)


Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam
sesudah lahirnya plasenta sampai minggu keenam setelah melahirkan. Masa
post pertum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira
enam minggu. Pendapat lain mengatakan postpartum adalah masa setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali kekeadaan yang normal pada saat sebelum hamil.
Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan postpartum adalah masa
setelah kelahiran bayi dan masa si ibu untuk memulihkan kondisi fisiknya
meliputi alat-alat kandungan dan saluran reproduksi kembali pada keadaan
sebelum hamil yang berlangsung selama enam minggu.
World Health Organization (2009) membedakan antara istilah
postpartum dan postnatal. Postpartum mengacu pada semua masalah yang
berkaitan dengan ibu setelah bersalin, sedangkan istilah postnatal mengacu
pada semua masalah yang berkaitan dengan ibu dan bayi setelah lahir.
Menurut Hill & Aldag (2007), kondisi tidak sehat ibu dan atau janin
dapat berdampak terhadap kualitas hidup ibu postpartum. Beberapa literatur
keperawatan cenderung menggunakan kata kesejahteraan (well-being)
sebagai definisi kualitas hidup (quality of life). Kesejahteraan juga sebagai
domain dan ekspresi subjektif pribadi. Kesejahteraan yang berhubungan
dengan kesehatan (health related quality of life), meliputi kemampuan fisik,
emosional, fungsi kognitif, serta kemampuan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan yang berarti di keluarga, tempat kerja, dan masyarakat.
Tujuan akhir pelayanan kesehatan ibu di masa postpartum adalah
kualitas hidup ibu postpartum. Kualitas hidup ibu postpartum merujuk pada
suatu keadaan emosional, sosial dan fisik ibu, termasuk kemampuan untuk
berfungsi dalam tugas-tugas sehari-hari. Pengawasan langsung atau tidak

5
6

langsung oleh petugas yang terampil sangat diperlukan dalam periode ini,
sehingga masalah dapat segera diidentifikasi dan dilakukan
intervensi/rujukan yang sesuai (World Health Organization, 2009). Tenaga
kesehatan bertugas untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologi, sosial,
kultural dan spiritual.
Wilson & Cleary (1995) menyampaikan model konsep HRQOL
dalam Gambar 2.1
Characteristics of the individual

Symptom Personality Values


amplification motivation preferences

Biologic and psychological Symptom Functional General health


variable status status Perceptions Overall
quality of llife

Psychological Social and Social and


support economic psychological

Nonmedical
Characteristics of the individual factor

Gambar 2.1 Konseptual model HRQOL (Wilson & Cleary, 1995)

Karakteristik individu serta faktor lingkungan merupakan variabel


prediksi spesifik dari status gejala, status fungsional, persepsi kesehatan dan
kualitas hidup secara keseluruhan. Model konsep HRQOL membantu
memperjelas perbedaan antara pengertian status gejala, status fungsional, dan
kualitas hidup secara keseluruhan dengan kompleksitas antar hubungan
mereka. Secara eksplisit, mereka mewakili kompleksitas kontinum biologis,
psikologis, dan sosial. Menurut Ferrans et al. (2005) anak panah dalam
model konsep health related quality of life (HRQOL) pada gambar 2.1 di atas
7

menunjukkan hubungan antar dominan, dan tidak berarti bahwa hubungan


lain tidak ada.

B. Faktor-faktor kualitas hidup postpartum


Determinan faktor kualitas hidup ditampilkan pada Tabel 2.1 faktor
penentu/determinan kualitas hidup ibu postpartum dibagi menjadi dua yaitu
faktor intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan analisis beberapa artikel tentang
kualitas ibu postpartum, faktor intrinsik adalah berasal dari dalam ibu, yaitu
meliputi faktor fisik dan psikologis. Sedangkan faktor ekstrinsik berasal dari
luar ibu, yaitu meliputi faktor pasangan, bayi, dukungan sosial, dan sosial
ekonomi. Kedua faktor tersebut dapat berdampak positif dan berdampak
negatif bagi ibu postpartum.
Tabel 2.1 Determinan kualitas hidup ibu postpartum
Determinan Berdampak positif Berdampak negatif

1. Faktor intrinsik a. Latihan fisik a. Usia remaja


a. Fisik (Bahadoran et al., Zubaran et al., 2009)
2007) b. Pengetahuan ibu yang
rendah (Zubaran et
b. Kehamilan yang
al., 2009)
diinginkan
c. Riwayat keguguran
(Hammoudeh et al.,
(Hammoudeh et al.,
2009)
2009),
c. Partisipasi dalam
d. Gangguan tidur
olahraga (Gutke,
Medina et al., 2009)
2011)
e. Traditional pregnancy
d. Imobilisasi pada
restrictions
pasien pre eklampsia
Lau dan Yin., 2011)
(Hoedjes et al., 2011)
f. Persalinan
e. Kepatuhan
pervaginam (Huang
pengobatan (Penedo
et al., 2011)
et al., 2011)
g. Postpartum dengan
f. Latihan otot dasar inkontinensia urin
panggul antenatal atau dubur, atau
(Reilly et al., 2002) keduanya (Sangi-
Haghpeykar et al.,
g. Persalinan SC 2008)
(Huang et al., 2011) h. Wanita postpartum
8

h. Ibu tidak bekerja dengan anal


(Hammoudeh et al., sphincter injury
2009) Cockell et al., 2003)
i. Konsumsi obat i. Disfungsi seksual
tradisional (Chang et (gangguan gairah
al., 2010) seksual, orgasme dan
j. Intervensi refleksi nyeri) akibat trauma
kaki untuk perineum
meningkatkan Donati dan Grandolfo., 2003
kualitas tidur (Li et j. Pregnancy
al., 2011) hipertension (Hoedjes
k. Terapi intra-anal et al., 2011)
electromyographic
biofeedback pada
postpartum dengan
Fecal incontinence
(Mahony et al., 2004)

b. Psikologis a. Kesadaran dan a. Depresi postpartum


extraversion (Penedo (Chandra, 2008; Lau
et al., 2011) dan Yin, 2011)
b. Adaptasi peran ibu b. Ciri-ciri kepribadian
(Zubaran et al. 2011) c. Neuroticism
Penedo et al., 2011)
d. Ibu dengan tanda
depresi postpartum
(Zubaran et al., 2011)

2. Faktor ekstrinsik a. Pendapatan suami a. Pendidikan suami


a. Faktor pasang- yang tinggi yang rendah (Huang
an (Zubaran et al., 2009) et al., 2011)

b. Faktor bayi a. Jenis kelamin laki-


laki bayi (Huang et
al., 2011)
b. Kehamilan tidak
9

diinginkan
(Hammoudeh et al.,
2009),
c. Ibu dengan assisted
Reproduction technology
(Canavarro & Pereira,
2011)

c. Dukungan a. Kunjungan rumah a. Ketidak puasan dalam


sosial postnatal (World dukungan
Health Organization, (Hammoudeh
2009) et al., 2009)
b. Dukungan sosial yang
b. Kunjungan
rendah (Webster et
profesional
al., 2011)
kesehatan(Hammoud
eh et al., 2009)
c. Kepuasan,
ketersediaan waktu
perawatan anak, dan
keterlibatan pasangan
dalam pekerjaan
rumah tangga
(Gjerdingen et al.,
1991)
d. Program
pemberdayaan
ibu/empowerment
program (Jirapaet,
2000)
e. Education
counselling
(Tam, 2003)
f. Pelatihan antenatal
pada wanita nulipara
pada trimester III
(Bansah et al., 2009)

d. Faktor sosial a. Fasilitas rumah


10

ekonomi tangga (Hammoudeh


et al., 2009)
b. Pendidikan tinggi
(Hammoudeh et al.,
2009),
c. Ibu tidak bekerja
(Zubaran, 2011)

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup


dipengaruhi oleh banyak faktor (multifaktorial). Pencapaian kualitas hidup
ibu postpartum dilakukan melalui upaya preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif terhadap faktor-faktor determinannya. Bila dihubungkan dengan
pendidikan kesehatan, faktor determinan kualitas hidup ibu postpartum dibagi
menjadi dua, yaitu faktor determinan yang tidak dapat dimodifikasi dan
faktor determinan yang dapat dimodifikasi. Faktor yang dapat langsung
dimodifikasi dan diperbaiki melalui pendidikan kesehatan meliputi dukungan
sosial (suami, keluarga, dan tenaga kesehatan), adaptasi peran ibu dan ayah,
dan faktor fisik. Faktor yang tidak dapat langsung di modifikasi dan
diperbaiki melalui pendidikan kesehatan meliputi faktor sosial ekonomi dan
demografi seperti umur, fasilitas rumah tangga, dan pendidikan. Dengan
demikian variabel pelatihan persiapan masa postpartum, dukungan sosial,
efikasi diri, dan kualitas hidup merupakan faktor yang berhubungan dengan
kualitas hidup ibu postpartum.
Menurut Hill et al. (2006), terdapat empat domain kualitas hidup ibu
postpartum meliputi:
a. Domain kesehatan dan fungsional, terdiri dari riwayat kesehatan,
kehidupan seks, ketidaknyamanan/nyeri, tingkat energi, kemandirian,
tanggung jawab, citra tubuh, pola tidur, kenyamanan kegiatan, perawatan
kesehatan,
b. Domain sosial ekonomi, terdiri dari standar hidup, kebebasan finansial,
menjaga rumah tangga, pekerjaan/pengangguran, tetangga, transportasi,
bantuan dari pengasuh anak,
11

c. Domain psikologi/rohani terdiri dari kepuasan hidup, kebahagiaan,


stres/khawatir, ketenangan pikiran, iman kepada Tuhannya, kontrol atas
kehidupan, ketrampilan menjadi orangtua,
d. Domain keluarga terdiri dari aspek anak-anak, suami atau istri/pasangan
kesehatan keluarga, tanggung jawab keluarga, dukungan emosional, dan
waktu untuk pasangan/teman/kerabat.
Sedangkan empat domain kualitas hidup ibu postpartum menurut Zhou
et al. (2009) adalah:
a. Perawatan anak, terdiri dari kekhawatiran jika anak jatuh sakit, kepuasan
terhadap kesehatan anak, kekhawatiran dan perasaan ketika anak
mendapat kecelakaan, kekhawatiran tentang gizi anak, dan kepuasan
terhadap cara perawatan anak,
b. Fungsi fisik, terdiri dari pemakaian kontrasepsi, kepuasan dan kecukupan
dalam istirahat dan tidur, kepuasan terhadap kondisi energi yang dimiliki,
kelelahan fisik yang mempengaruhi aktifitas sehari-hari, hubungan
kelahiran bayi dengan kesehatan fisik, kesulitan saat bekerja atau
mendidik anak, perasaan tersingkir dan khawatir tentang pekerjaan akibat
kegiatan perawatan anak, kepuasan dengan penampilan fisik, dan
perasaan terhadap penampilan,
c. Fungsi psikologis, terdiri dari persepsi ibu dari kepercayaan diri dalam
perawatan anak yang baik, keyakinan memiliki keahlian dalam merawat
anak, perasaan suka dengan anak, kesediaan untuk merawat anak,
perasaan gembira atas kelahiran bayi, perasaan bahagia telah menjadi
ibu dan memiliki anak,
d. Support sosial, terdiri dari kemampuan ibu untuk berkomunikasi dengan
dunia luar, komunikasi yang baik dengan tetangga, sikap suami,
komunikasi dengan suami, bantuan dalam perawatan anak, bantuan dalam
pengaturan rumah, kepuasan akan kondisi rumah, keuangan, lingkungan
dan transportasi yang digunakan.
12

Dalam domain kualitas hidup ibu postpartum milik Zhou et al. (2009)
terdapat domain perawatan anak. Sehingga lebih lengkap daripada domain
kualitas hidup milik Hill et al. (2006).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah literature review. Studi literarture
adalah cara yang dipakai untuk megumpulkan data atau sumber yang
berhubungan pada sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai
sumber seperti jurnal, buku, internet, dan pustaka lain. Metode studi
literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan
penulisan.

B. Sumber data penelitian


Penelusuran dilakukan menggunakan data panelitian keperawatan
atau kesehatan, misalnya Medline, Elsevier,Google Schoolar, Pro Quest,
Ebsco Health, Garuda, Openknowledge dan lain-lain dengan kata kunci
tiap variabel yang telah dipilih yaitu faktor kualitas hidup postpartum.

C. Kriteria inklusi dan eksklusi


Peneliti perlu menetapkan kriteria inklusi sesuai dengan tema
penelitian yang dibutuhkan. Artikel yang ditemukan dan dibaca dengan
cermat untuk melihat apakah artikel memenuhi kriteria inklusi peneliti
untuk dijadikan sebagai literatur dalam penulisan review literatur. Untuk
mencari artikel, peneliti melakukan pencarian menggunakan kata kunci
yang sudah disusun.
1. Kriteria inklusi
a. Jurnal penelitian yang menggunakan besar sampel lebih dari 30
responden
b. Penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
pada ibu postpartum
c. Berbahasa Indonesia dan asing

13
14

d. Publikasi melalui jurnal pertemuan ilmiah tingkat


nasional dan internasional
2. Kriteria eksklusi
a. Publikasi terbitan kurang dari tahun 2015
b. Tidak terdapat full teks

D. Metode analisis data


Metode analisis yang digunakan yaitu menggunakan analisis isi
jurnal, kemudian dilakukan koding terhadap isi jurnal yang direview.
1. Mencari jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi
2. Mengumpulkan dan membuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti,
tahun terbit jurnal, bahasa, desain penelitian, judul jurnal, tujuan
penelitian dan ringkasan hasil atau temuan.
3. Memasukkan ringkasan jurnal penelitian tersebut kedalam tabel sesuai
dengan format.
4. Untuk lebih memperjelas analisis abstrak dan full text jurnal dibaca
dan dicermati.
5. Melakukan analisis terhadap isi ringkasan jurnal tersebut yang terdapat
dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian.
15

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2015. Semarang
Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Katalog dalam
Terbitan Kementerian Kesehatan RI Indonesia.
Kokabi, R and Yazdanpanah, D. (2017). Effects of Delivery Mode and
Sociodemographic Factors on Postpartum Stress Urinary Incontinency in
Primipara Women A Prospective Kohort Study. Journal of Chinese Medical
Association. 80 (2017) 489-502
Muliana. 2019. Hubungan Dampak Setelah Persalinan Sectio Caesarea (Sc) dan
Persalinan Normal Dengan Kualitas Hidup Pada Ibu di Rumah Sakit Umum
Meuraxa Kota Banda Aceh.
http://repository.unmuha.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/439
Murbiah. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Ibu
Postpartum Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
https://adoc.tips/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kualitas-hidup-ibu-
pos.html
Nisak, Khoirun., Rahayuningsih, Faizah Betty. 2018. Perbedaan Kualitas Hidup
Postpartum Berdasarkan Jenis Persalinan Di Rsud Dr. Soeratno Gemolong.
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/11440
Norhayati, M. N., and Yacob, M. A. (2017). Long-Term Postpartum Effect of
Severe Maternal Morbidity on Sexual Function. The International Journal of
Psychiatry in Medicine. 0(0) 1–17
Winarni, Lastri Mei., Ikhlasiah,Marthia., Sartika, Rini. 2020. Dampak Latihan
Yoga Terhadap Kualitas Hidup Dan Psikologi Ibu Nifas. Jurnal kebidanan
Vol 6, No 1.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/2126

Anda mungkin juga menyukai