Anda di halaman 1dari 26

 

Angels and Demons…


  Heaven and Hell,
  Lots of untold stories that I would love to tell
  Like the raging war for all the lost soul
  This battle scene with all the bones and skull

  Pernahkah kau mendengar tentang perang antara Malaikat dan Iblis? Mungkin di film? Atau
membacanya di sebuah novel? Atau mungkin mendengarnya dari Ibumu saat dia mengantar
tidurmu dengan sebuah dongeng? Atau mungkin kau tidak mendengarnya tapi memainkannya
bersama dengan teman – temanmu ketika kau masih kecil?

  Pernahkah kau membayangkan seperti apa rasanya terlibat dalam perang Malaikat dan Iblis?
Apakah pernah sekali saja terlintas di pikiranmu apa yang akan terjadi pada Manusia kalau Malaikat
dan Iblis berperang? Siapa menurutmu yang akan menang? Ibliskah? Atau para Malaikat? Kau
tentu berfikir tentu saja para Malaikatlah yang akan menang. Bukankah mereka membela kebaikan
dan kebajikan? Tapi apa benar begitu? Bagaimana jika pada akhirnya yang berperang tak lagi
Malaikat dan Iblis yang utuh? Bagaimana kalau ada kaum lain yang mewakili kedua belah pihak
berperang? Mungkin kau langsung berfikir, konyol sekali kenapa untuk berperang saja perlu di
wakili? Bagaimana kalau kau melihatnya langsung? Maukah kau melihatnya? Yah, kalaupun kau
tidak mau kau tetap akan melihatnya.

  Karena aku akan mengajakmu ketempat tinggal para Malaikat tak bersayap…

oOo

  Hari yang cerah di pulau yang mengambang di angkasa itu..

  Tunggu?

  Mengambang di angkasa?

  Jangan heran, ini bukanlah pulau biasa. Bahkan mungkin sebenarnya bukan sebuah pulau. Ini
adalah sebuah dunia, dimensi atau apapun itu sesukamu saja yang merupakan sebuah tempat
tinggal dari sekumpulan mahluk yang di sebut Avyniel. Apa itu Avyniel? Mungkin sebelum di jawab
kita harus mundur dulu ke berabad abad yang lalu untuk lebih jelasnya.

  Dahulu kala Malaikat dan Iblis terlibat pertikaian besar, begitu besar hingga berakibat sangat buruk
bagi para manusia yang hidup di bumi. Kejadian – kejadian aneh, bencana maut, sampai kematian
tragis hampir menjadi tontonan sehari – hari bagi para manusia. Semua karena pertempuran tak
kunjung usai yang terjadi dan apa penyebabnya?

  Perebutan kekuasaan?

  Mungkin.
  Pembuktian pihak mana yang lebih kuat?

  Bisa jadi.

  Keinginan untuk menghancurkan satu sama lain?

  Sepertinya begitu.

  Masing – masing pihak merasa yang paling benar?

  Pastinya.

  Apapun itu yang jelas para manusialah yang jadi korban. Mereka terjebak di pertempuran yang
mereka tidak paham sebabnya tanpa bisa melawan ataupun membalas. Hanya tersisa satu jalan
bagi mereka. Menurutmu apa? Ya benar, berdoa. Maka berdoalah mereka pada Sang Raja Langit
agar menghentikan pertempuran dua pihak yang tak hentinya bertikai. Pada akhirnya doa yang tulus
itupun terjawab. Melihat penderitaan yang harus di tanggung manusia Sang Raja Langitpun murka.
Dia menghentikan pertikaian itu dan menghukum baik para Malaikat ataupun Iblis untuk tidak bisa
“masuk” ke bumi lagi dan mengganggu para manusia. Para Malaikat di pindahkan ke surga dan
para Iblis ke Neraka sesuai asal mereka semula. 

  Para iblis merasa di perlakukan tidak adil. Kenapa harus mereka yang tinggal di neraka bukan para
Manusia? Mereka merasa lebih hebat dan abadi dari manusia. Para Iblis ini merasa tidak puas dan
ingin merebut bumi. Untuk itu terlebih dulu mereka harus menyingkirkan para manusia lemah itu,
walau sekarang jadi terasa sulit karena mereka terpenjara di Neraka. Tapi terpenjara di Neraka tidak
membuat mereka jadi bodoh. Sebaliknya mereka jadi semakin kreatif dalam menciptakan rencana
licik. Maka para Iblis itupun menciptakan mahluk yang menggantikan mereka memusnahkan
manusia di bumi. Para mahluk itu di sebut Seridion. Tugas Seridion adalah memusnahkan manusia
dan untuk itu mereka di beri kemampuan khusus oleh para Iblis. Salah satu kemampuan itu adalah
memanfaatkan para manusia berhati lemah. Mengubah mereka jadi anak buah yang bisa di
manfaatkan yang di sebut Le Zurdie.

  Apakah para malaikat diam saja? Tentu saja tidak. Dalam upaya melindungi para Manusia dan
mencegah para Iblis mendapatkan apa yang mereka inginkan merekapun memutuskan
menempatkan utusan di bumi. Para Malaikat memutuskan untuk melepaskan sebagian berkah
mereka dan menurunkannya ke bumi. Berkah – berkah itupun terpecah menjadi sekelompok roh
yang kemudian mencari manusia yang bisa berasimilasi dengan mereka. Para manusia itu tentu
saja tidak di pilih sembarangan. Manusia yang di pilih itu adalah para jiwa yang sanggup
berasimilasi dengan mereka. Ketika proses asimilasi itu terjadi para roh itu akan memiliki wujud.
Para roh itu kemudian di sebut Scatten dan para manusia terpilih itu kemudian di sebut Avyniel.

  Mungkin kau langsung bertanya, lama sekali prosesnya? Bisa – bisa para manusia habis duluan
oleh para Seridion dan Le Zurdie?
  Tidak tenang saja, para Iblis mungkin lebih licik dari para Malaikat tapi tidak lebih pintar ataupun
lebih sakti. Saat kumpulan Seridion pertama di ciptakan para Iblis membutuhkan waktu untuk bisa
meloloskan mereka dari neraka. Waktu yang sama di butuhkan untuk menciptakan para Avyniel
generasi pertama. Kalau kau bertanya lagi darimana para Malaikat tahu rencana para Iblis? Sayang
sekali tak bisa di jelaskan sekarang karena akan merusak kejutannya.

  Baiklah, sebelum kau tertidur karena mendengarkan penjelasanku yang membosankan ini
bagaimana kalau kita langsung lihat saja Pulau para Avyniel…

  Selamat datang ke BSIndo Isle.

  Apa itu BSIndo? 

  BSIndo adalah singkatan dari Baldoin Sendira Insendovial yang berarti“Rumah abadi bagi para
pemberani dan pelindung kedamaian”

  Terdengar heroic ya?

  Wajar, karena BSIndo adalah organisasi kemiliteran yang menaungi para Avyniel. Kalau
kemiliteran ada tingkatan dan jabatannya dong kalau begitu? Tentu ada. BSIndo di pimpin oleh
seorang Altamash. Altamash adalah pimpinan utama, pimpinan tertinggi para Avyniel. Yang berada
langsung di bawah para Malaikat. Tolong jangan bertanya siapa dan seperti apa Sang Altamash ini
karena tak ada yang tahu. Konon sosok sang Altamash sangat misterius dan yang pernah
melihatnya atau bisa bertemu langsung dengannya adalah Amarendra dan Devendra. Apa itu
Amarendra dan Devendra? Itu adalah dua jabatan tertinggi setelah Sang Altamash sendiri.
Amarendra berada tepat di bawah Sang Altamash sedangkan Devendra adalah wakil Amarendra.
Dua posisi ini yang biasanya tampil kedepan memimpin para Avyniel yang lain menggantikan Sang
Altamash yang terlalu misterius.

  Di bawah Amarendra dan Devendra ada Avadesh. Avadesh adalah pemimpin dari Squad – squad
yang ada dalam BSIndo. Squad – squad itu terdiri dari Hildegard Squad yang merupakan divisi
hukum, keamanan dan kemiliteran di BSIndo. Cain Squad yang merupakan divisi operasi rahasia,
mata – mata dan data di BSIndo. Leneva Squad yang merupakan divisi medis dan biologic research
di Bsindo. Fudail Squad yang merupakan divisi penelitian dan tekhnologi di BSIndo. Terakhir Aceline
Squad yang merupakan Divisi pelatihan dan pendidikan di BSIndo. Tugas para Avadesh adalah
memimpin Squadnya masing – masing menjalankan tugas mereka.

  Setiap Squad terbagi menjadi beberapa divisi, sesuai dengan fungsi mereka masing – masing.
Contohnya Hildegard yang terdiri dari tiga divisi, divisi assasinasi, divisi introgasi dan divisi
investigasi. Setiap divisi di pimpin oleh seorang Ankesh. Ankesh merupakan para tangan kanan
yang bekerja langsung di bawah para Avadesh. Tugas mereka mengepalai divisi masing – masing
dan memimpin bawahan mereka yang terdiri dari para Altash ( Kepala bagian yang yang memimpin
tim – tim yang ada dalam setiap divisi) para Baltash (ketua tim yang ada di dalam divisi, posisi
Baltash berada di bawah para Altash) Para Caltash ( semacam kapten yang memimpin para Soldier,
biasanya satu tim terdiri dari tiga jenis pasukan Caltash berada di bawah para Baltash) di bawah
mereka terdapat para Soldier. Soldier terbagi tiga level. Soldier level satu adalah para Avyniel yang
masih berada dalam masa pelatihan dan pendidikan. Soldier Level dua adalah para Soldier yang
baru lulus dari masa pelatihan dan memasuki tahap awal dinas ketentaraan. Soldier Level tiga
adalah soldier yang sudah berpengalaman dan sudah bertugas secara utuh.

  Jadi apa kalian sudah mengerti? Ada pertanyaan?

  Daripada bertanya bagaimana kalau kita berkeliling saja di BSIndo Isle ini?

  Sekarang kita berada di Aceline Castle. Ya, kantor dan pusat pendidikannya Aceline Squad. Kalau
mau membayangkan gedung ini bayangkanlah kastil – kastil eropa jaman dahulu. Seperti itulah
bentuknya, terdiri dari dinding tinggi dari batu yang menjulang tinggi, beberapa menara dan aula
yang luas. Secara keseluruhan kastil ini terdiri dari lima lantai dan dan berbentuk seperti segi empat
dengan empat menara di setiap sudutnya. Di tengah tengah kastil ada halaman sangat luas tempat
para Soldier berlatih fisik atau upacara terserah mereka deh mau apa di situ. Mari kita masuk dan
kita lihat system pengajaran mereka. Kalau kita lihat baik – baik berdasarkan organisasi kemiliteran
mereka pasti system pengajarannya juga berbasis militerkan? Eh, tapi sebelum itu mari kita
berkenalan dulu dengan para penghuni yang bergentayangan di Aceline Squad ini.

  Aceline Squad di pimpin oleh Avadesh Fahd Qahirah. Terbagi dalam dua Squad. Recruitment
Squad yang di pimpin oleh Ankesh Ezelia Carrera dan Academis Squad yang di pimpin oleh Chiara
Estelle. Recruitment Squad itu bertugas mendeteksi dan melindungi cikal bakal para Avyniel baru
jadi mungkin sekarang kantor mereka kosong tapi tak ada salahnya kita coba kesana kan? Di
Recrutment Squad selain ada Ezelia Carrera ada para Altashnya yang terdiri dari Miirym Leather
Althash bagian pendeteksi, Furie Han Altash bagian Pendataan,dan Ervanthe Alvaro Altash bagian
perlindungan. Academis Squad selain ada Chiara sebagai Ankeshnya ada Almira Astra sebagai
Altash bagian pendidikan dan Tokiya Nokizaki sebagai Altash bagian pelatihan. Mereka jelas
bertugas untuk mengurus segala hal yang berhubungan dengan pendidikan dan pelatihan para
Avyniel yang masih Soldier Level satu.

  Nah lihat ini, setelah kita memasuki pintu utama kastil kita langsung berada di aula utama yang
luas ini. Aula ini bentuknya itu seperti persegi panjang yang besar, di sebrang sana ujung Aula ini
kau bisa melihat sebuah tangga besar yang terbuat dari pualam berwarna hitam mengkilap. Tangga
itu menuju ke lantai satu Aceline Castle. Di lantai dasar ini terdapat ruang makan besar bagi para
Soldier level satu. Kau bisa lihat itu pintunya di sebelah kiri terbuat dari kayu pinus? Iya benar, pintu
besar itu bagaimana kalau kita lihat langsung? Nah, seperti yang kau lihat ruang makan besar ini
punya tujuh meja makan panjang, katanya sih tujuannya kenapa meja makannya besar dan panjang
ini supaya para soldier bisa makan bersama tanpa berkelompok. Tak kenal maka tak sayang kan?
Di sebrang ruang makan itu ada ruangan besar lain. Ruangan itu biasanya tertutup dan isinya…,
ingatkan aku untuk bertanya pada Avadesh Aceline Squad isinya apa. Konon katanya ruangan itu
hanya di buka setahun sekali tepat bulan purnama pertama di awal tahun entah kenapa harus
begitu. Sudahlah, ayo kita ke lantai satu.

  Di lantai satu dan dua terdapat ruang – ruang kelas dan ruang praktek dari segala ilmu yang di
pelajari di sini. Di lantai tiga seluruhnya adalah perpustakaan terbesar yang ada di BSIndo ini.
Semua jenis buku dari berbagai bahasa dan genre ada disini. Dari buku berguna sampai tak
berguna juga ada, terserah kau mau cari apa di perpustakaan ini. Di lantai empat yang merupakan
lantai atas keseluruhannya adalah kantor bagi para Soldier Aceline Squad. Tempat mereka
mengurus apapun pekerjaan mereka. Bagaimana dengan keempat menara?
Menara yang ada di sebelah kanan bagian belakang kastil biasa di sebut menara keempat adalah
asrama bagi para Soldier level satu dan pengawas mereka. Yah para Soldier level satu memang
tidak di perkenankan keluar dari kastil ini, minimal mereka hanya sampai halaman kastil jadi asrama
mereka ada di sini tidak di gedung asrama khusus seperti para Soldier level satu dan dua.
Pengawas mereka biasanya para Baltash dan Caltash yang “Jaga malam” di sini sesuai jadwal.
Menara ketiga yang terletak di sebelah kiri bagian belakang isinya katanya sih hanya gudang
peralatan yang di butuhkan untuk pelatihan. Menara pertama yang ada di sebelah kanan bagian
depan kastil adalah kantor para Altash, Baltash, Caltash, Ankesh dan Avandesh. Kesanalah kita
menuju. Apa? Menara kedua? Kita tak akan kesana, dan jangan tanyakan apa isi dan gunanya
karena tak ada yang tahu. Konon hanya para Ankesh, Avadesh, Devendra dan Amarendralah yang
bisa masuk dan tahu apa isinya.

Selamat datang di Kantor utama Aceline Squad, kita akan bertemu dengan…

“Maaf ada perlu apa ya?”

Dengan Android Aceline Squad.

Ya, mahluk sangat pucat berbentuk manusia, bermata seperti mata boneka dan memakai baju maid
ini adalah Android. Android itu semacam robot bertekhnologi tinggi dengan program khusus hasil
ciptaan Fudail Squad. Biasanya tiap Squad punya satu Android.

Siapa namamu?

“Namaku Yui, panggil saja Yui Chan ada yang bisa aku bantu?”

Kami mau bertemu dengan Fahd, Chiara atau Ezelia. Apa mereka ada?

“Maaf, mereka semua sedang menghadiri rapat para Ankesh dan Avandesh dengan Devendra dan
Amarendra di Darazium Castle. Yang ada di sini sekarang adalah para Altash.”

Terima kasih Yui Chan, oh iya boleh tanya sesuatu gak?

“Jika itu membuatmu senang.”

Kenapa Kau pakai baju maid dannekomimi seperti itu? Maksudku inikan divisi pendidikan kenapa
tak pakai seragam sekolah atau apa?

“Oh baju dan nekomimi ini di buat oleh Chiara sama, imut sekali kan? Aku masih punya banyak ada
baju maid dan baju perawat.”

Pantas, dasar dua orang sableng.


“Kau bilang apa?”

Oh tidak lupakan saja, Kalau begitu kami permisi.

“Terima kasih, silahkan datang lain kali.”

Ok, kalau kau bingung kenapa tadi kubilang Fahd dan Chiara itu sableng? Karena kenyataannya
memang begitu. Mereka terkenal dengan kenistaan dan kehancuran mereka di BSIndo Bagaimana
kalau sekarang kita ke Fudail Castle? Ya aku tahu kemungkinan para pemimpinnya sedang tak ada
di tempat juga tapi tak ada salahnya jalan – jalan kan?

oOo

  Selamat datang di Fudail Squad…

  Ya aku tahu bentuknya tak jauh beda dengan gedung – gedung modern di bumi sana ya? Yah
sebagai Squad penelitian dan tekhnologi Fudail Castle biasanya berganti bentuk tiap sepuluh tahun
sesuai dengan tekhnologi arsitektur terbaru yang mereka punya. Makanya gedung ini begitu artistic
kan? Silahkan bayangkan sendiri bentuk kastil ini mengambil bentuk apa karena kalau aku beritahu
tidak seru. Kastil Fudail terdiri dari tiga belas lantai. Ya aku tahu kalau kelihatannya hanya terdiri dari
lima lantai. Delapan lantai lainnya ada di dalam tanah soalnya. Lantai dasar tempat pintu masuk
kastil ini aslinya adalah lantai ke Sembilan. Isinya adalah ruang penerimaan tamu dan kantor para
Soldier. Lantai sepuluh adalah kantor para Altash, Baltash, dan Caltash. Lantai sebelas sampai tiga
belas adalah laboratorium. Ruangan kantor ankesh dan Avandesh ada di lantai delapan sedangkan
tujuh lantai sisanya adalah laboratorium dan ruang penelitian lainnya. 

Ayo kita lihat.

  Fudail Squad di pimpin oleh Avadesh Raynor Cleft. Terbagi menjadi dua Squad yang terdiri dari
Weapon Squad yang di pimpin oleh Ankesh Lionel Leonidas dan Equipment Squad dengan Ankesh
bernama Darkwing Hafid. Altash mereka ada Kieran yang merupakan Altash Weapon Squad dan
Jeanne Pelopidas yang merupakan Altash Equipment Squad. Kenapa cuma dua? Sebenarnya sih
ada lagi tapi yang kukenal cuma dua orang itu. Maaf ya. Hei kau lihat di sana? Benar itu Android
Fudail Squad namanya kalau tidak salah itu Gideon. Ayo kita sapa.

  Hai Gideon.

  “Apa Gue kenal elo?”

  Jangan heran, tiap Android di buat berbeda baik penampilan maupun sifatnya.

  “Bisik – bisik apa barusan?”

  Ah tidak lupakan saja, kenapa jas Lab mu penuh noda merah begitu?
  “Ini darah...”

  Eh, Darah siapa?

  “Siapa saja boleh, bisa jadi darahmu kalau kau tanya – tanya terus. Ada perlu apa?”

  Walah, Raynor dan yang lain sedang rapat ya?

  “Kalau tahu kenapa tanya?”

  Ini Android beneran ngajak berantem ya…

  “Apa lo bilang?” 

  “Gideon, tolong yang sopan sama tamu!”

  Nah, Ini Althas Equipment Squad Jeanne.

  “Maaf ya, Gideon sedang kesal karena peliharaan barunya gak sengaja kebelah tujuh ada yang
bisa saya bantu?”

  Kebelah tujuh?

  “Lupakan saja itu, Aku jamin Anda tidak mau tahu.” Kenapa Jeanne bisa – bisanya berkata begitu
sambil senyum manis.

  Oh ya baiklah kami hanya ingin melihat – lihat.

  “Maaf saat ini sedang ada penelitian penting dan BERBAHAYA yang sedang berlangsung Aku tak
bisa membiarkan kalian masuk begitu saja.”

  Apa sama sekali tak bisa lihat – lihat?

  “Mungkin bisa, aku bisa beri satu jalan…”

  Apa jalannya?

  “Aku sedang melakukan penelitian tentang sebuah serum yang bisa membuat seorang laki – laki
normal berubah yaoi apa anda mau mencobanya?”

  Tidak! Terima kasih maaf kami pergi dulu.


  Ok, aku peringatkan. Jika ada orang yang bertanya seperti itu padamu segeralah pergi jauh – jauh.

oOo

  Oke, sekarang kita berada di Leneva Squad. Leneva Squad adalah squad medis dan penelitiaan
biologis yang hubungannya lebih untuk perkembangan kesehatan. Avadesh pemimpinnya bernama
Raylene Hercshell. Ankeshnya ada Ayumi Misaki yang memimpin Squad medis dan Asada
Ryuutami yang memimpin Squad penelitian biologis. Altashnya ada Athelia Juno yang bertugas di
Biological Research dan Minerva Alres yang bertugas di Squad medis. Kalau yang ini Altashnya
memang hanya ada dua entah kenapa. Mungkin sedang di cari yang baru. Ya aku tahu para
pemimpin yang kusebut tadi semua perempuan. Jangan tanya kenapa karena aku juga tak tahu itu
di sengaja atau tidak.

  Kastil Leneva Squad seperti yang kau lihat berbentuk seperti kastil Jepang zaman dulu. Bisa
dibilang di antara kelima squad, Leneva Squad lah yang punya kastil paling “hijau” dan indah.
Mungkin karena keberadaan tanaman – tanaman itu membantu penyembuhan para pasien.
Pokoknya Leneva Squad itu asri sekali. Isi kastilnya sebagian besar adalah ruang perawatan dan
penelitian dan biasanya yang tidak berkepentingan di larang masuk. Untuk menjaga kastil tetap
steril dan bersih. Nah gedung kastil yang paling depan ini adalah gedung kantornya tempat para
Soldier dan para pemimpinnya kecuali Ankesh dan Avandesh kantor mereka bertiga yang seperti
rumah bangswan Jepang zaman dulu itu, kau lihat kan? Katanya jangan sembarangan masuk ke
situ kalau tak mau terluka. Ah, lihat itu kita di hampiri android mereka aku tak tahu namanya siapa
ayo kita tanya saja.

  Hai, Apa kau android Leneva squad?

  “Anda benar Tuan, nama saya Hannan ada yang bisa saya bantu?”

  Apa kami boleh melihat – lihat bagian dalam kastil?

  “Maaf, tapi Nona Athelia dan Nona Minerva sedang melakukan percobaan medis jadi Nona Miki
dan Nona Ryuutami memberi perintah jangan biarkan yang tidak berkepentingan di larang masuk.”
Hannan mengatakannya dengan nada yang manis sekali, beda dengan Gideon tadi.

  Apa percobaannya berbahaya?

  “Menurut yang saya dengar dari Nona Ryuutami, percobaan mereka dapat membunuh orang yang
sembarangan masuk. Jadi saya rasa berbahaya.” Hannan mengatakannya dengan nada seolah
bilang kalau bunga sakura itu indah. Biasa saja tak ada nada takut atau apa.

  Baiklah kalau begitu kami permisi.

  “Semoga perjalanan anda menyenangkan.” Hannan membungkuk memberi hormat. Sopan sekali.
  Nah, kubilang apa? Setiap android punya sifat dan disain yang berbeda kan? Jadi penasaran
dengan Android dari Squad yang lain,jadi ayo mari kita teruskan perjalanan.

oOo

  Dan kita sampai di Cain Squad.

  Ok, aku tahu yang kau ingat pertama kali saat melihat Kastil ini pasti adalah model bangunan –
bangunan tradisional pulau Bali, Indonesia. Memang modelnya mengambil contoh dari sana.
Dengan gerbang ala gerbang Pure – pure di Bali. Aku takkan menjelaskan padamu seperti apa
bagian dalam kastilnya karena namanya juga Squad mata – mata dan operasi rahasia. Yang bisa
masuk kesini adalah anggota Squad dan para pemimpin BSIndo. Jadi aku tak tahu seperti apa
dalamnya.

  Yang aku tahu Cain Squad itu di pimpin oleh Avadesh Saagara Pradesha. Terdiri dari tiga Squad
yaitu Squad Informasi dengan Ankesh bernama Lim Mi Wa dan Altash yang di kenal bernama Alicia
Kano sedangkan Altash lainnya tidak tahu namanya siapa saja. Lalu ada Espionage Squad dengan
Ankesh Arsyad Baheera dengan Altash Dicatri Dezuuru dan Altash Ades Cloud. Lalu ada Data
Squad dengan Ankesh Ai Asazuki dan Altash Grace Russel. Altash mereka yang lain tidak di
ketahui datanya. Masih hidup atau tidak juga aku tidak tahu.

  “Maaf tolong jangan berdiri di tengah jalan.”

  Nah yang ini yang namanya Dicatri Dezuuru yang bersamanya pasti Android Cain Squad. Terlihat
dari matanya.

  “Ada perlu apa?” Android itu bertanya dengan nada menyelidik, yah tentu saja diakan anggota
Cain Squad. Dezuuru sendiri cuma menatap sepintas

  Maaf cuma mau lihat – lihat.

  “Ini bukan tempat untuk jalan – jalan.” Kata Dezuuru.

  Kau merasakannya? Android ini dan Dezuuru sedang menganalisa kita. Mereka juga pasti sedang
mengambil informasi awal tentang kita. Kebiasaan anggota Cain Squad.

  “Anda sudah mengunjungi Aceline, Fudail dan Leneva Castle bukan? Jadi untuk apa kesini?” tanya
Dezuuru. Ternyata dia tahu.

  “Espionage selalu punya mata di manapun.” Dezuuru berkata lagi seolah bisa baca pikiran kami.

  “Kalau tak ada kepentingan lebih baik pergi dari sini atau anda lebih suka di introgasi di dalam?”
Android itu langsung menyambung.
  Baiklah lebih baik kami pergi, permisi.

  Kuberitahu lebih baik kalian tidak di tangkap oleh anggota Espionage Squad karena itu akan jadi
masalah merepotkan. Sambil pergi samar – samar aku bisa mendengar Dezuuru berkata “Rhein aku
mau data orang tadi di mejaku dalam lima menit.”

  Oh jadi android tadi namanya Rhein.


  
oOo

  Aku tahu, bangunan ini megah sekali ya?

  Bangunan bergaya Romawi kuno lengkap dengan pilar pilar besar ini adalah Hildegard Castle. Kau
lihat di sebelah sana ada semacam colosium besar? Ya, itu tempat para Soldier Hildegard berlatih.
Aku belum pernah masuk kesini sebelumnya jadi aku tak tahu pasti letak – letak ruangannya. Yang
kutahu gedung besar ini adalah bangunan pertama dari Hildegard Squad. Mungkin Hildegard Squad
adalah Sguad yang jumblah Soldiernya paling banyak. Dan katanya tak ada perempuan di
Hildegard. Yah Squad ini adalah basis pertahanan utama BSIndo jadi wajar. Tapi bukannya tak ada
kok, ada tapi cuma satu dan itupun tak banyak yang tahu.

  Hildegard Squad berada di bawah kepemimpinan Javier Cleft. Ya aku tahu namanya sama dengan
Avadesh Fudail Raynor Cleft. Nanti kau juga tahu kenapa namanya sama. Hildegard memiliki tiga
Squad. Ada Assasination Squad yang di pimpin Raidan Herschell, ya aku tahu namanya sama juga
dengan Avadesh Leneva Raylene Herschell tapi bukan aku yang akan menjelaskannya padamu.
Para eksekutor ini bukanlah orang – orang yang ingin kujadikan teman jadi aku tak tahu siapa nama
– nama Altashnya. Setelah mereka ada Introgator Squad yang di pimpin oleh Suzunosuke Aran
dengan Altash bernama Rayendra dan Sven Cloud. Lalu ada Investigation Squad yang di pimpin
oleh Fascienne Ray. Ingat saat kubilang Hildegard hanya punya satu anggota perempuan? Ini dia
orangnya. Altash yang kutahu dari Squad ini namanya Vincent. 

  Mau coba masuk? Mereka tidak serahasia Cain Squad dan Fudail Squad kok. Tidak juga harus
sesteril Leneva Squad. Tapi yah memang kalau masuk kesini itu…, One wrong move and you will
die. Yah tidak benar – benar mati sih, paling ringan hanya di introgasi oleh para introgator di Squad
ini dan percayalah itu hal terakhir yang kau inginkan.

  “Kami tidak sesadis itu kok.”

  Ok, seperti yang kau lihat ini pasti Android Hildegard Squad.

  “Jasper, siapa anda?”

  Oh namanya Jasper.
  “Kalau anda ingin melihat – lihat kastil kami maaf, tidak bisa. Kami tak membiarkan orang asing
masuk tanpa di introgasi dan menurut anda tadi itu hal terakhir yang anda inginkan.”

  Ho, sudah jelas Fascienne atau Javier mengajari Android ini untuk menginvestigasi keadaan
dengan cepat.

  “Sekedar informasi Ankesh Raidan juga mengajarkan caranya mengeksekusi dengan cepat.”

  Ok, aku tak suka bagian ini.

  “Bagaimana kalau kita masuk dan “mengobrol” sedikit?”


  
oOo

  Ingatkan aku untuk tak lagi ke Hildegard Squad tanpa persiapan. Kalau Androidnya saja gaya
introgasinya sudah seperti tadi bagaimana dengan Ankeshnya? Maksudku apa kau ingat waktu kita
tadi di bawa ke ruangan…
  Ok, lebih baik tak usah kita bahas lagi.

  Lebih baik kita langsung lihat saja rapat para Ankesh dan Avandesh di Darazium Castle. Aku tahu
persis di mana ruang rapatnya kok. Darazium Castle itu kantor bangunan tempat Kantor Altamash,
Amarendra dan Devendra BSIndo. Memang tak sembarang orang bisa masuk kesitu tapi kalau
cuma ruang rapat sih aku masih tahu. Oh iya aku belum bilang ya? Amarendra BSIndo bernama
Sheryl Herschell dan Devendranya bernama Tyrone Herschell. Terdengar familiar? Tentu saja
karena Herschell adalah nama Raylene dan Raidan juga. Nanti kau tanya saja hubungan mereka
sebenarnya. Ruangan rapatnya luas sekali berisi meja sangat panjang tempat para anggota rapat
itu duduk.

  Sepertinya rapatnya belum di mulai atau mereka sedang istirahat? Semua terlihat santai ya?

  “Kapan rapatnya di mulai? Sudah telat kira – kira sejam nih.” Fahd Avandesh Aceline, seolah
menjawab pikiranku.

  “Tunggu Javier dan Sherly balik dulu.” Kata Pradesha Avandesh Cain. 

  “Sheryl, Pradesha bukan Sherly.” Raylene Avandesh Leneva mengoreksi. 

  “Oh iya itu maksudku Milady, Sherly…”

  Raylene sudah tampak mau mengoreksi lagi tapi langsung diam ketika ada empat mahluk yang
memasuki ruangan itu.

  “Maaf membuat kalian semua menunggu.” Seorang gadis yang mengenakan topi fedora hitam
langsung berkata. Itu Sheryl Herschell Amarendra BSIndo.
  “Kenapa rapatnya belum mulai?” Seorang gadis berambut pendek, tanpa coat seragam Avynielnya
bertanya dengan nada polos. Dia langsung terkena jitakan kecil dari Javier yang ada di
belakangnya. Sheryl memutar bola matanya dan menatap gadis itu.

  “Apa sih?” tanya gadis itu – Fascienne dengan nada jengkel mengusap – usap kepalanya yang
baru saja kena jitak.

  “Sudahlah.” Javier mengibaskan tangannya. “Di mana coat mu?”

  “Lupa bawa.” Hampir semua orang dalam ruangan itu menjawab sebelum Fascienne sempat buka
mulut.

  “Pintar…” kata Fascienne dengan nada agak sinis.

  “Sudahlah, bisa kita mulai rapatnya sekarang?” sela Sheryl sebelum ada perdebatan bodoh yang
menunda rapat ini sepertinya. “Baiklah Rapat bulanan tentang rencana – rencana tiap squad aku
mulai. Ada yang ingin menyampaikan sesuatu sebagai pembuka?”

  Devendra BSIndo, cowo yang penampilannya lebih mirip preman gothic daripada salah satu
pemimpin organisasi. Tyrone Herschell langsung angkat tangan.

  “Boleh kalau Gue ngajuin pengunduran diri dari posisi Devendra?”

  “Tidak Tyrone. Kau tak boleh mengundurkan diri dari posisi Devendra! Selanjutnya?” jawab Sheryl
langsung.

  “Hei!” Tyrone protes.

  “Yang setuju Tyrone mengundurkan diri silahkan angkat tangan.” Sheryl berkata kepada semua
yang hadir.

  Tak ada yang mengangkat tangan.

  “Cih..” Tyrone mendengus.

  Sheryl mengabaikan itu, dia langsung menatap semua peserta rapat.

  “Siapa yang mau membacakan rencananya lebih dulu? Cain Squad? Fudail?”

  “Darker. Hei Darker tadi kan Jeanne memintamu membacakan idenya di sini.” Terdengar suara
Lionel Leonidas Ankesh weapon Squad dari Fudail kepada orang yang duduk di sebelahnya. Orang
yang di panggil Darker itu Ankesh weapon Squad Darkwing hafid, terlihat tertidur. Ampun ada juga
yang punya nyali buat tidur.
  “Sudahlah Leon kau saja yang bacakan.” Kata Sheryl menghela nafas.

  “Baik. Ide Jeanne adalah…” Leon tampak membuka buka map didepan Hafid dan
membacakannya. “Kepada Amarendra Sheryl yang terhormat. Saya Jeanne Pelopidas mengajukan
rencana untuk melanjutkan penelitian tentang serum khusus yang bisa mengyaoikan para pri…”

“SETUJU!!!” seru Chiara, Miwa, dan Ai segera.

“TIDAK! Lupakan apa yang baru saja gue baca!” Leon langsung menyobek kertas di depannya
dengan ganas.

“Kenapa? Itukan rencana bagus!” Chiara langsung antusias. 

“Bagus dari Tibet! Lanjut yang lain!” seru Tyrone .

“Cih, dasar ultimate seme.” Keluh Chiara dengan suara yang sengaja diperkeras sepertinya
.
“Chiara! Ini rapat tolong serius.” kata Tyrone sambil menatap galak Chiara. Tyrone bisa galak serius
kalau sudah menyangkut yaoi ya.

“Ok, siapa yang mau mengajukan ide lagi?” Tanya Sheryl, tampangnya sudah mulai kelihatan
bosan.

“Sayaaa~” Fascienne menunjuk tangannya. Secara literal. Tangan kirinya menunjuk tangan
kanannya di atas meja. Satu-satunya yang membuat Sheryl beralih padanya hanya karena suara
Fascienne yang kencang berkat gema dari dinding dan atap ruangan yang tinggi. 

“Iya, Fascienne?” Sheryl menatap Ankesh divisi Investigator tersebut dengan pandangan serius.

“Jadi gini, gue mau usul peraturan bebas untuk tidak memakai coat—“

“Ditolak.”

Fascienne pundung seketika. Seisi ruangan rapat tertawa kencang. Terlihat Javier menepuk dahi,
merasa lelah.

“Gimana kalau larangan ‘menyusup ke divisi di squad lain dengan alasan apapun’?” kata Fahd
dengan cengiran lebar dari kursi di seberang sana.

“DITOLAK!” Fascienne dan Tyrone menggebrak meja barengan. Peserta rapat lainnya kembali
tertawa, dan ada juga hanya hanya menggeleng—contohnya Javier dan Sheryl.
Sheryl mengusap dahinya. Sudahlah, kalau begini terus rapatnya tidak akan lanjut.“Oke, berhenti
sampai di situ, kalian. Tyrone, sebenarnya ada yang ingin kaubicarakan, bukan?”

Tyrone mengangguk, wajahnya langsung kembali serius. Seisi ruangan seketika sunyi,
menggantikan keriuhan tadi hanya dalam waktu beberapa detik. Sheryl tersenyum di dalam hati,
bagaimanapun Tyrone adalah Devendra—aura yang dia keluarkan bukan aura main-main dan
sanggup mengendalikan situasi hanya dengan itu.

“Aku mendapat kabar bahwa Leneva ingin membicarakan usulan tentang rencana bulanan. Bisa
dibacakan sekarang?” Tyrone mengarah pada tiga orang gadis yang duduk dibelakang meja Leneva
Squad.

Raylene, sebagai sang Avadesh dari Leneva berdiri. Ayumi Misaki dan Asada Ryutami yang duduk
di kedua sisinya segera memberikan sebuah map berwarna hijau. “Saya dari Leneva, sebelumnya
ingin meminta tambahan dana untuk penelitian-penelitian yang akan kami laksanakan pada bulan
ini.”

Tyrone menaikkan satu alis mata. Terdengar ocehan Pradesha dari sebelah Cain Squad, “Sok cool
lo.”

Dari dulu Tyrone dan Pradesha memang selalu kurang akur kalau berhubungan dengan Raylene.
Tidak, ini bukan drama kisah cinta segitiga kok. Sama sekali bukan itu. Kau akan tahu apa
maksudku nanti.

“Diem lu.”Tyrone balas memelototi sebelum kembali berusaha stay cool di hadapan Raylene, “Oke,
apa saja penelitian yang Leneva akan lakukan?”

“Uhm, jadi, kami di Leneva akan melakukanstudi ke dunia manusia…”

Tyrone mengangguk-angguk.

“…ke salah satu kebun binatang di negara…”

Apa?

“…untuk membuktikan apakah benar monyet itu adalah nenek moyang para manusia.”

Krik.

“MACAM MANA TUH!?” seisi ruangan langsung heboh, bahkan Hafid yang dari tadi melayang
kedunia mimpi 
sampai bangun.
Ayumi mencoba menjelaskan, “Tapi, kita Avyniel kan awalnya juga manusia! Kalau manusia benar
berasal dari monyet, berarti kita…”

“Monyet astaga monyet ya ampun monyet…” Miwa tampak depresi mengetahui kebenaran ini. Err,
walau belum pasti benar juga, sesungguhnya.

“Benar jugaya…” Tyrone malah keringat dingin. Kemungkinan itu cukup untuk menggetarkan
dirinya.

“Tunggu ,tunggu kalian semua!” Sheryl mulai stres sesi dua, “Itu Darwin kan? Itu kan belum
dipastikan kebenarannya sampai sekarang!”

“Ya ampun,di seluruh kehidupanku sebelum dan sesudah kematian ini aku sama sekali tidak ingat
punya hobi memanjat pohon dan makan pisang…” Ai tampak tidak bisa menerima hal yang
mengguncangkan iman(?) ini.

“Waaa Ai sadaaar!” Chiara melompat dari tempat Squad Aceline ke Squad Cain dan lalu
mengguncang-guncangkan Ai dengan heboh. Meski ini semua sangat mengejutkannya namun
Chiara tetap berusaha menjadi gadis yang tabah dan tegar.

“Tapi kan gue dulu ketangkep penjaga istana saat mau manjat tiang gerbang di benteng istana…”
kata Miwa tak jelas pada siapa, yang jelas dia membuat dirinya sendiri tambah depresi.

Tiba-tiba gebrakan meja (lagi) terdengar dari arah Hildegard Squad, “Aku ingat! Aku pernah mencari
tahu tentang hal itu! Yah, atau hal yang berhubungan dengan itu!” Fascienne berseru dengan penuh
keyakinan.

“Hah apaan?” Aran dan Raidan yang duduk di sebelahnya ikut terkejut.

“Jadi pernah suatu saat aku ke dunia manusia untuk menginvestigasi kasus, dan aku menemukan
sesuatu…” lanjut Fascienne lagi dengan muka horor, membuat seisi ruangan menelan ludah. “Aku
melihat gambar poster… laki-laki berambut panjang bergelayutan di hutan…”

“Bentar deh gue tebak,” Javier mengangkat tangannya, “Rambutnya panjang, cuma pakai kain buat
menutupi area bawah badannya, temennya gorila?”

“Iya, itu!”

Javier gantian menggebrak meja, “ITU MAH T*RZAN WOI!”

Fascienne mengedip, “Siapa tuh?”

“Itu film! Film animasi! Itu cuma fiksi!”


“Apa!?”Fascienne terduduk lemas, “Aku tidak percaya aku kembali diperdaya oleh manusia…”

Semua penghuni ruangan ada yang menjambak rambut ada yang melongo menatap Fascienne.
Astaga Fascienne kamu yakin kamu Ankesh divisi Investigasi?

Suara Raylene kembali memecah suasana, “Jadi ternyata itu hanya animasi? Ah, kukira yang
namanya T*rzan itu bisa menjadi petunjuk buat penelitian ini!” 

Seisi ruang rapat sweatdrop.

Jangan kamu juga, Rayleeeeeeene!

Ketukkan palu yang entah bendanya dapat dari mana terdengar. Sheryl kembali mengumandangkan
komando pada para anak buah idiotnya, “Cukup, cukup!” sang pemimpin tertinggi menghela nafas
panjang. Setiap rapat, selalu saja seperti ini.

“Jadi,bagaimana pendapatmu?” Raylene bertanya.

“Ditolak. Lupakan penelitian itu.” Sheryl menjawab dengan tegas dan lugas. 

“Yaah, ditolak…” Ryuutami kecewa.

“Iya ,padahal kan pengen ke dunia manusia…” Ayumi bersandar lemas di kursi. “Kan mau beliin
kado buat Onii juga…” Ayumi melirik Javier.

“Javier belum ulang tahun gak perlu di kasih kado kok Ayumi.” Kata Leon menahan senyum.
Senyum yang tak jelas antara senyum ngiri atau ngejek.

“Ah Leon sirik aja. Pengen banget apa di kasih kado juga? Gak pernah di kasih kado sama cewe
ya?” kata Hafid meledek Leon

“Maaf ya, dulu sebelum mati para gadis ngantri cuma buat kencan sama gue. Tapi gue suami yang
setia.” Kata Leon dengan nada belagu.

“Tapi setelah kematian enggak kan?” kali ini Raidan yang meledek.

“Emangnya kalian pernah?” dengus Leon.

“Enggak!” kata Hafid penuh keyakinan.

“BHUUU” para pria berseru bersamaan


“Aku ingin lihat gorila…” ucap Raylene pedih. Tampaknya penolakan itu masih terasa mengiris(?)
hatinya.

“Kalian cuma ingin jalan-jalan ya?” Sheryl menutup diskusi dengan Leneva. Ia pikir jalannya rapat
akan kembali produktif(?) dengan usulan dari Leneva, tapi ternyata sama saja. “Sudahlah…
selanjutnya?” 

Angkatan tangan terlihat dijulurkan dari arah meja Squad Aceline. “Saya Fahd, mau mengajukan
sesuatu.”

Sheryl mengangkat alis saat melihat Fahd mengangguk pada Chiara dan Ezelia. 

“Jadi, sebenarnya,” Fahd melanjutkan, “kami berpikir akan melakukan suatu inovasi.”

“Inovasi?”

“Ya. Inovasi untuk memperbarui sesuatu yang tidak pernah kita, para Avyniel, lakukan selama
ratusan tahun lamanya!” ujarnya lagi menggebu-gebu.

“Oke, apa itu?” Sheryl tampak tertarik.

“Itu adalah…” Fahd mengepalkan tangannya dan dengan suara lantang ia berkata, “Seragam kita!!”

Krik krik season 2.

“Iya bener, nggak usah pake coat lah…” Fascienne menimpali, dan berkat itu ia kembali mendapat
jitakkan gratis dari Javier.

“Err maksudlo gimana?” Tyrone ikut heran. Emang ada apa dengan seragam ini?

“Fufu…”Fahd tersenyum penuh misteri. “Bukan hanya coat. Tapi, seragam secara keseluruhan!”

“Hah?”

“Kita udah pakai seragam ini ratusan tahun! RATUSAN! Apa kalian nggak bosan!?”

“Nggak tuh.” Timpal Raynor datar. “Peduli juga enggak malah.”

Fahd mengabaikan celetukkan tidak diundang(?) tadi, “Bosan, kan!? Jadi, kami punya usul!”

Chiara berdiri mengikuti Fahd, “Kita akan buat baju yang lucu buat para Soldier level1 yang baru
masuk ke Aceline Squad!” ia membuka suatu kertas karton berukuran besar, “Tadaaa!”
Tampak seragam maid dan butler terpampang di situ.

“Keren kan?”

“APANYA!?” Tyrone menggebrak meja lagi, “Emangnya kita mau ngapain hah? Buka café!?”

“Oh, usul yang bagus juga itu, bisa nambah kas Aceline juga, iya nggak?” Ezelia malah berbinar.
Chiara apa lagi.

“Nggak! Hentikan!” Tyrone makin ngamuk.

“Tapi, aku ingin sesuatu yang elegan untuk seragam kita.” Miwa menginterupsi, “Kayak, baju
Hanbok. Itu cantik banget.”

“Kimono.” Susul Ayumi mengkhayal bisa jalan jalan berdua sama Javier pakai kimono di bawah
langit malam bertabur kembang api ala komik shoujo. Pasti romantis.

“Kebaya juga oke.” Raylene ikutan.

“Ini kenapa jadi pakaian tradisional semua?” Pradesha bingung sendiri.

“Ganti, ganti!” Tyrone sebenarnya nggak masalah dengan ide penggantian seragam, tapi usulnya
tidak ada yang benar.

“Pake baju tentara yang loreng-loreng hijau itu gimana? Berguna banget buat berkamuflase di
hutan!” seru Raidan.

“Tidak, kita Avyniel, makhluk langit. Bukan penghuni hutan.” Sheryl ikut komentar.

“Masa? Bukannya Simpanse kaya Arsyad itu penghuni hutan?” kata Fahd asal, dia langsung
terkena ciuman manis gumpalan kertas yang di lemparkan Arsyad padanya.

“Siapa tahu ketemu T*rzan gitu.”

“Hentikan segala soal T*rzan ini!”

“Pakai gaun ala zaman Victoria, pasti lucu.” Susul Ai.

“Terus buat cowok gimana? Lagian pakai gaun pasti ribet banget buat bergerak kan?” protes Leon.
Nggak kebayang deh, bertarung dengan gaun sementara dirinya lelaki tulen.

“Yang bebas bergerak deh!”


“Baju renang?”

“Terlalu bebas!”

“Gak usah pakai baju sekalian!” Hafid nyeletuk asal.

“Lo gila?!” 

“Nanti kita kedinginan.” Miwa salah fokus.

“Yang bisa melindungi dari hawa dingin.”

“Pake jaket? Atau sweater?”

“Coat ajalah, lebih keren pula.”

“Terus biar keren pake vest warna hitam juga di dalamnya!”

“Iya, gitu aja ya!”

Sheryl menatap semua peserta rapat dengan pandangan datar dan tanpa emosi.

“Kalian sadar, nggak?” Sheryl menunjuk pada semuanya, “Kalian sudah memakai itu?”

Seketika semua orang langsung menunduk melihat pakaian mereka sendiri sebelum heboh kembali
karena kebodohan mereka sendiri.

Aku lelah. Sheryl berpikir ingin mengundurkan diri jadi Amarendra. Tapi kalo gitu siapa yang bakal
nahan Tyrone buat nggak mengundurkan diri dari posisi Devendra? Dilema, dilema.

“Daripada itu, gue punya kasus penting untuk kita bicarakan.” Pradesha berdiri, membuat rapat
kembali berjalan sebagaimana mestinya. “Squad Cain menemukan fakta bahwa angka bunuh diri
para manusia meningkat tajam akhir-akhir ini.”

Akhirnya, ada pembicaraan serius. “Jelaskan pada kami.” Ucap Sheryl dari kursinya.

Arsyad membacakan laporannya, “Jumlah kasus bunuh diri manusia meningkat secara signifikan,
diduga karena beratnya beban hidup di dunia modern saat ini. Seperti yang kita tahu, roh manusia
yang meninggal dengan cara bunuh diri adalah sasaran empuk bagi para Seridion, musuh kita,
untuk menjadikan mereka mangsa Seridion.”
Mendengar nama musuh abadi mereka, wajah semuanya langsung serius. Jika Le Zurdie dan
Seridion semakin banyak, akan semakin sulit untuk melawan Seridion. Umat manusia yang masih
hidup pun bisa terancam jika ini tidak segera ditangani.
“Benar sekali.” Sheryl berpikir, “Semakin maju sebuah zaman, tuntutan hidup manusia semakin
berat.”

“Kalau begitu, bisa ditarik kesimpulan kalau yang menyebabkan ini adalah rasa stres, bukan
begitu?” Tyrone mengangkat bahunya, “Ya, kita tanggulangi saja.”

“Kayak gimana?” Tanya Raylene. “Biasanya Tyrone ngapain biar gak stress?”

“Ah Tyrone sih kalau lihat senyum manis Raylene juga semua stress langsung hilang.” Tyrone
langsung usaha.
Para peserta rapat mencoba tidak muntah rame – rame. Tyrone mengabaikan mereka dan
melanjutkan.

“Kita hibur para manusia.” Tyrone mengangkat jempolnya sok keren, “Kita buat sirkus keliling!
Dengan kemampuan kita, itu hal yang mudah!”

Oke. Sheryl pasti sekarang tahu penyebab semua anak buahnya gak ada yang beres. Devendra-
nya aja kayak begini. Tapi yah mungkin istilah kalau gak ada yang beres itu jahat. Pasti ada satu
yang beres walau cuma seorang, Sheryl tidak boleh ambil keputusan sepihak begitu.

“WHOAAA IDE BAGUS!” seluruh peserta rapat bersorai. Sheryl menjedukkan kepala ke mejanya

Ternyata memang gak ada yang beres ya Sheryl?

“Hentikan, kaliaaaaaaan!”

Dan rapat pun berakhir setelah Sheryl melempar mejanya sendiri lalu keluar ruangan dengan
pikiran. “Kopi.. mana kopi…!” biar pusing kepala akibat ulah para anak buahnya bisa langsung
hilang.

Semua yang masih ada dalam ruang rapat menatap kepergian Sheryl dalam diam.

Mungkinkah mereka menyesal membuat rapat ini kacau balau?

“Eh lalu kalau sirkusnya jadi kita nampilin apa?” beberapa orang bertanya antusias bersamaan.
Melupakan kejadian barusan dalam waktu sedetik.

Ternyata tidak. Kepikiran untuk menyesal saja kayaknya tidak.

Sheryl yang malang….

Sabar ya Sheryl punya bawahan yang agak miring semua.


“Gimana kalau acrobat tali di ketinggian sepuluh ribu meter?” usul Ezelia antusias.

“Jangan, itu berbahaya. Bagaimana kalau talinya putus tiba – tiba?” kata Ryuutami cepat.

Nah, ternyata ada Avyniel yang waras juga di sini.

“Bagaimana kalau pakai sulur tanaman saja? Dengan tanaman hasil penelitianku dan Juno.” Kata
Ryuutami lagi.
Okay.., waras tapi sama ngawurnya ya.

“Benar juga.” Kata Ayumi . “Lalu buat tarian udara yang ekspresif.”

Mereka ini Avyniel atau bukan sih?

“Gue lebih suka lempar pisau sambil tutup mata.” Kata Chiara.

“Ide bagus! Fahd bisa jadi sasaran lemparannya. Usahakan kena ke dia ya.” Sambar Arsyad cepat.

“Alah kalau gue mati… lagi. Lo yang paling sedih kan?” kata Fahd mencibir. “I know you love me
baby…”

Mereka berdua pasti dulu matinya kebentur sesuatu yang keras di kepala.

“Gue paling suka acrobat udara.” Kata Raylene.

“Jadi fix nih kita buat sirkus?” tanya Pradesha.

Dasar orang – orang sinting tak punya pekerjaan.

Kenapa tiba – tiba hening ya?

“Tunggu dulu.”
Ah sepertinya mereka mulai sadar kalau yang mereka bicarakan adalah hal yang bodoh. Buktinya
tiba – tiba hening seperti ini. Ok, mungkin kau berfikir “yakin mereka malaikat tanpa sayap? Mereka
lebih terlihat seperti kumpulan orang yang kepalanya baru saja kejatuhan kelapa hijau dari
pohonnya.” Begitu kan? Tenang saja walau kelakuannya idiot begitu mereka bisa di andalkan kok.

Yah kuharap begitu sih.

Apa katamu?

Mereka menatap kita?

“Hei ada yang tahu tidak siapa mereka?” terdengar suara Tyrone.

Siapa yang di maksud dengan mereka itu?

“Tidak ada. Aku baru lihat.” Ryuutami yang menjawab.

Baru lihat? Jangan – jangan…

“Sepertinya dari tadi mereka mengawasi kita.” Leon menimpali.

Maksudnya…

“Ah ada laporan dari Dezuuru kalau ada orang tidak di kenal yang berkeliling tiap kastil.” Suara Ai
terdengar.
Kami?

“Ho… penyusup eh?” Raidan berkata dengan nada horror.

“Berani banget...” Terdengar suara sinis Fahd.

“Bearti tadi juga Ke Fudail donk?” tanya Hafid.

“Wah, jangan – jangan mau curi penelitian gue…” kata Leon tak kalah horror dari Raidan.

“Cari mati ya.” Raynor terdengar siap menyiksa.

Ok, tenang saja. Situasi masih terkendali kok. Jangan takut, pokoknya tenang saja. Apa
maksudmu? Aku sama sekali tidak takut. Aku berkeringat dingin karena tiba – tiba masuk angin.

“Ayumi...” Raylene berkata dengan nada lembut.

“Iya?” Ayumi menjawab tapi tatapannya sepertinya menyelidiki kita.


“Tolong tanya Minerva, apa ada pasien yang menghilang atau apa?” Raylene berkata sambil
tersenyum. “Sebab kalau ada satu saja keanehan pada pasien pasien kita. Orang ini harus di
tanyai.”

Entah kenapa saat Raylene mengatakan di tanyai kok terdengar seperti dia berkata orang ini harus
di bunuh ya.

“Hei Leon, Hafid..” Raynor ikutan.

“Ya?” jawab Leon dan Hafid kompakan.

“Coba tanya Jeanne apa ada penelitian kita yang di sabotase atau apa? Sebab kalau iya tampaknya
kita sudah punya kelinci percobaan untuk mesin potong rumput super otomatis kita.” Kata Raynor
ringan.

“Roger.” Kata Hafid.

“Yah gak bisa buat penelitian laser gue yang baru aja? Gue mau tau itu bisa melelehkan tulang
dalam waktu berapa detik.” Kata Leon antusias.

“Bisa gak di kasih ke Hildegard aja?” tanya Raidan. “Gue butuh samsak baru…”

“Mending buat, sasaran latihan tembak.” Kata Aran.

“Setuju banget.” Fascienne teringat crossbow kesayangannya sepertinya.

Mereka ini anak buah malaikat atau iblis sih sebenarnya?

“Wah… dia berani menghina kita…” kata Fahd lagi.

“Padahal Lo udah hina tanpa perlu di hina ya?” celetuk Chiara ke atasannya tanpa beban sama
sekali.

“Chiara, sesama mahluk hina gak boleh saling menghina.” Kata Fahd santai.

“Yah setidaknya Pradesha dan Raynor lebih hina dari gue.” Kata Chiara.

“Ada kaca gak? Tolong kasih ke Chiara….” Javier nyamber.

“Ini Onii chan..” Ayumi langsung mengulurkan sebuah cermin entah dapat dari mana.

"Terima kasih." Javier tersenyum pada Ayumi, tapi kenapa ketika menatap kita lagi tatapannya jadi
horror lagi.
Dan mereka kenapa natap kita lagi sih…

“Mau di apain nih orang?” kata Leon menatap Raynor. “Gue butuh kelinci percobaan buat laser.”

“Buat Samsak aja…”

“Umpanin ke tanamannya Juno aja.”

“Tyrone mau diapakan orang ini?” tanya Raylene, semua langsung diam. Oh iya saat tak ada Sheryl
Tyrone lah pimpinan tertinggi. Tyrone nyengir.

“Kalau ada Sheryl sih dia pasti memutuskan untuk membawa orang ini ke Hildegard Squad,
introgasi dan baru adili.” Kata Tyrone

Benar, itu adalah prosedur standar. Walau lebih baik gak usah pakai introgasi.

“Tapi karena Sheryl gak ada….” 

Aku ingin sekali meninju muka Tyrone yang sedang tersenyum ala iblis begitu.

“Jadi suka – suka kita.” 

Tyrone kau itu harus bersikap professional sebagai pemimpin! Kau harus memberi contoh yang
bagus untuk anak buahmu!

“Benar juga…” Tyrone menepukkan tangannya.

Benar kau tak boleh bertindak sembarangan kau harus…

“Nah anak – anak, gue akan memberi kalian contoh yang baik…”

Bersikap sebagai layaknya seorang…

“Contoh yang baik dalam hal menyiksa orang dengan benar.”

Bedebah.

Ok, tunggu aba – abaku, begitu kuberi tanda segera lari mengerti?

Pintar.

“Jadi yang harus kita lakukan pertama kali adalah –“


LARI!!

“Sial! Mereka lari!!”

Jangan pedulikan itu!

Terus lari dan jangan menoleh sama sekali. Kalau kau masih sayang batang lehermu lari saja terus,
lari seolah keselamatan nyawamu tergantung pada kecepatan larimu. Yah kenyataanya memang
begitu sih. Pokoknya lari terus sampai ke luar gedung ini!

BRUK!

Uh aku menabrak seseorang, kuharap bukan…

Eh?

“Cello tidak apa – apa?”

“Tidak apa – apa kok, terima kasih.”

“Heh! Siapa kau?! Main tabrak – tabrak orang sembarangan, cari mati hah?!’

“Ho, siapa dia?”

“Tidak tahu..”

Gerombolan orang ini tampak aneh, mereka tak tampak seperti Avyniel pada umumnya. Mereka
juga tidak pakai seragam Avyniel. Ada yang pakai coat serba hitam, ada yang pakai semacam
jubbah panjang warna putih, ada yang pakai kimono. Ada yang pakai gaun pendek dan terbuka dan
bahkan ada yang pakai semacam armor.
Ah jangan – jangan mereka…

“Sepertinya mereka penyusup…”

“Menyusup kesini? Cari mati ya?”

Para Roh Schatten.

“Berani banget nabrak Cellomitha di depan gue.”

“Bagaimana kalau kita bawa dia ke tempat Javier dan yang lainnya?”

Seharusnya waktu kubilang jangan berhenti tadi kita benar – benar jangan berhenti…
Sial..

Sekali lagi, sial…

                                                    ******************************

Ide Story prolog :

~ Chamoza Raiquen
~ Ryou Raiquen
~ Edna Rei
~ Eugene Hiro
~ Caly Rex
~ Hyou Reidzedin

Penulisan cerita :

~ Chamoza Raiquen
~ Edna Rei

Anda mungkin juga menyukai