PENDAHULUAN
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem
ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan
sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan
eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang
luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak
toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu
tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh
terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam
hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri.
Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh
darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yg menutupi,
kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan
ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah
dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku
berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama
dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
1.2 Tujuan
Klasifikasi berdasar :
1. Warna :
2. Jenisnya :
Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasa
Lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel gepeng yang mati, tidak berinti,
protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat tanduk)
Stratum Lusidum
Merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti di antaranya. Butir kasar terdiri dari keratohialin. Mukosa
biasanya tidak mempunyai lapisan ini.
Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer (lapisan
akanta )
Stratum Basalis
Terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa pada dengan elemen-elemen selular dan
folikel rambut.
Pars Papilare
Yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
Pars Retikulare
Lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel lemak
yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir sitoplasma lemak yang
bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa.
Lapisan sel lemak disebut dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai
cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan
getah bening. Lapisan lemak berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya
berbeda pada beberapa kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut
lebih tebal (sampai 3 cm).
4. Vaskularisasi di kulit diatur pleksus superfisialis (terletak di bagian atas dermis)
dan pleksus profunda (terletak di subkutis)
a. Adneksa Kulit
Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH nya sekitar 4-
6,8.
3) Kelenjar Ekrin => kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret encer.
4) Kelenjar Apokrin => lebih besar, terletak lebih dalam, secretnya lebih kental.
Terletak di seluruh permukaan kuli manusia kecuali telapak tangan dan kaki.
Disebut juga dengan kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar
ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di
samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel
rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester,
dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada anak-anak,
jumlahnya sedikit. Pada dewasa menjadi lebih banyak dan berfungsi secara aktif.
b. Kuku
1 Nail root (akar kuku) Bagian kuku yang tertanam dalam kulit jari
3 Nail Groove (alur kuku) Sisi kuku yang mencekung membentuk alur kuku
c. Rambut
3) Jenis rambut
rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, terdapat
pada orang dewasa.
Pada dewasa, selain di kepala, terdapat juga bulu mata, rambut ketiak, rambut
kemaluan, kumis, janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh androgen (hormon
seks). Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.
Rambut normal dan sehat berkilat, elastis, tidak mudah patah, dan elastis.
Rambut mudah dibentuk dengan memperngaruhi gugusan disulfida misalnya dengan
panas atau bahan kimia.
C. Fungsi kulit
a) Fungsi Proteksi
Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan penunjang yang dapat
melindungi tubuh dari gangguan :
1) Melanosit => lindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan mengadakan
tanning (penggelapan kulit)
2) Stratum korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air.
3) Keasaman kulit kerna ekskresi keringat dan sebum => perlindungan kimiawo
terhadap infeksi bakteri maupun jamur
4) Proses keratinisasi => sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel mati melepaskan
diri secara teratur.
c) Fungsi Absorpsi
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya bergantung pada ketebalan
kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum. PEnyerapan dapat
melalui celah antar sel, menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar.
d) Fungsi Ekskresi
Mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl, urea, asam
urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon androgen dari
ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnion, pada
waktu lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.
e) Fungsi Persepsi
kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan subkutis. Saraf sensori
lebih banyak jumlahnya pada daerah yang erotik.
Karena terdapat melanosit (sel pembentuk pigmen) yang terdiri dari butiran
pigmen (melanosomes)
7. Fungsi Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin
ke atas sel makin menjadi gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin
lama inti makin menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini
berlangsung 14-21 hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara
mekanis fisiologik.
1. Konduksi
Konduksi panas merupakan perpindahan panas anatara dua bagian secara kontak fisik
langsung diantara keduanya. Laju pergerakan panas ditentukan ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu wilayah terjadinya pergerakan panas, perbedaan suhu awal
antara kedua wilayah, konduktivitas panas pada wilayah tersebut. Konduksi panas
dari tubuh dengan dengan benda padat seperti kursi atau tempat tidur hanya berkisar 3
persen. Kehilangan panas tubuh ke udara dengan konduksi dapat mencapai 15 persen.
Gambar 1. Mekanisme pertukaran panas antara tubuh manusia dengan lingkungannya yang
mencakup, radiasi, konduksi, konvensi dan evaporasi.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui pergerakan zat cair atau gas. Makhluk
hidup mengalami pemindahan panas dari tubuh dengan arus udara konveksi yang biasa
disebut kehilangan panas secara konveksi. Panas berpindah dari kulit ke udara dan
kemudian terbawa oleh arus udara konveksi. Orang yang duduk telanjang di kamar yang
nyaman tanpa gerakan udara kotor, sekitar 15 persen dari total kehilangan panas tubuhnya
terjadi dengan konduksi ke udara dan kemudian dengan konveksi udara dari badan. Ketika
tubuh terkena angin, lapisan udara yang berdekatan dengan kulit digantikan oleh udara
baru, pergerakannya jauh lebih cepat dari biasanya, dan kehilangan (pelepasan) panas
secara konveksi meningkat. Efek pendinginan dari angin sekitar dengan kecepatan rendah
sebanding dengan akar kuadrat dari kecepatan angin.
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa adanya kontak langsung antara sumber panas
dengan daerah penerima. Pada orang yang duduk telanjang di dalam ruangan pada suhu
kamar normal, dia akan kehilangan sekitar 60 persen dari total kehilangan panas dengan
cara radiasi. Kehilangan panas melalui radiasi berarti kehilangan panas dalam bentuk sinar
inframerah, jenis gelombang elektromagnetik. Kebanyakan panas sinar inframerah yang
memancar dari tubuh memiliki panjang gelombang dari 5 hingga 20 mikrometer, 10
sampai 30 kali panjang gelombang sinar cahaya. Semua benda yang tidak pada suhu nol
mutlak memancarkan sinar tersebut. Tubuh manusia memancarkan sinar panas ke segala
arah dan sinar panas juga terpancar dari dinding kamar dan benda-benda lain ke arah
tubuh. Jika suhu tubuh lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kuantitas yang panas yang
terpancarakan dari dalam tubuh lebih tinggi dibandingkan panas yang dipancarkan tubuh
lingkungan.
4. Evaporasi
Ketika air menguap dari permukaan tubuh, dan untuk menguapkan air satu gram
dibutuhkan 0,85 kalori energi panas. Ketika seseorang tidak sedang berkeringat, tanpa kita
sadari air masih menguap dari kulit dan paru-paru berkisar antara 600 sampai 700ml/hari.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 16 sampai 19
kalori per jam. Penguapan yang melalui kulit dan paru-paru ini tidak dapat dikendalikan
untuk tujuan pengaturan suhu, karena terjadinya difusi terus-menerus molekul air melalui
kulit dan permukaan pernapasan.
Selama suhu kulit lebih tinggi dari suhu lingkungan, panas dapat hilang oleh radiasi
dan konduksi. Tapi ketika suhu lingkungan menjadi lebih tinggi dari suhu kulit, tubuh
akan mendapatkan panas melalui radiasi dan konduksi dari lingkungan. Dalam kondisi
seperti ini, satu-satunya mekanisme yang dapat dilakukan tubuh untuk mempertahankan
suhu tubuh akibat masuknya panas dari lingkungan adalah melalui penguapan.
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkahnya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul "anatomi
fisiologi kulit" dapat diselesaikan dengan baik . Akhirnya penulis menyadari sungguh bahwa
penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan untuk penyempurnaan
penulisan ini kedepan.
Akhir kata semoga makalah yang sederhana ini dapat menjadi sumbangan yang
berarti dalam dunia ilmu pengetahuan dan berguna bagi yang membutuhkannya.
Penulis
MAKALAH
NAMA NAMA