Anda di halaman 1dari 17

ID NERS

Artikel mengenai Kesehatan dan Keperawatan

Friday, October 31, 2014

Makalah Sertifikasi Akreditasi Legislasi

MAKALAH KEPERAWATAN PROFESIONAL

Credentialing : Sertifikasi, Akreditasi, Legislasi

Nama Kelompok :

Fery Ayu Vitaria

Lila Lusiana

Nurul Jannah
AKADEMI KEPERAWATAN DIPLOMA III

KAMPUS TERPADU SAKINAH

Jalan Raya Surabaya – Malang KM 42 Kepulungan

Gempol-Pasuruan

Tahun Ajaran 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Karena berkat rahmat dan penyertaan-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Profesional tentang “Credentialing : Sertifikasi,
Akreditasi, Legislasi”.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi yang disajikan mengingat kemampuan yang dimiliki penulis masihlah terbatas.
Maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak khususnya dari dosen
pembimbing untuk kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat sebagai salah satu sumber referensi
pembelajaran mata kuliah Keperawatan Profesional tentang “Credentialing : Sertifikasi, Akreditasi,
Legislasi”. Akademi Keperawatan Diploma III Kampus Terpadu Sakinah tahun ajaran 2014/2015.
Pasuruan, 4 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR IS

COVER..................................................................................... ... i

KATA PENGANTAR................................................................. .. ii

DAFTAR ISI............................................................................... . iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................. .. 1

1.1 Latar Belakang........................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................... .. 1

1.3 Tujuan Penulisan........................................................ ............ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................... .. 2

2.1 Sertifikasi............................................................................... .. 2

2.2 Akreditasi.......,....................................................................... .. 8

2.3 Legislasi.................................................................................. 12

BAB III PENUTUP........................................................................... 14

3.1 Kesimpulan............................................................................... 14

3.2 Saran dan Kritik........................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Credentialing berasal dari bahasa inggris yang artinya mandat. Sedangkan dalam bahasa Indonesia
credentialing biasa juga disebut dengan kredensial. Kredensial merupakan proses untuk menentukan
dan mempertahankan kompetensi keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu cara profesi
keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya
(Priharjo, 1995)

Kredensial merupakan salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan standar praktik dan
akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya (Kozier, Erb, 2004)
Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi), registrasi (pendaftaran), pemberian sertifikat
(sertifikasi) dan akreditasi ( Kozier Erb, 1990).

Karena proses kredensial praktik keperawatan di Indonesia belum ditata secara sempurna, maka dalam
penjelasan berikut akan diuraikan proses kredensial yang dilaksanakan baik di Amerika maupun Kanada.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan proses sertifikasi!

2. Jelaskan proses akreditasi!

3. Jelaskan proses legislasi!

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan profesional Kampus Terpadu Sakinah

2. Agar mahasiswa memahami proses kredensial : sertifikasi, akreditasi, legislasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sertifikasi

2.1.1 Pengertian sertifikasi

Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi standar minimal
kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu seperti kesehatan ibu dan anak, pediatric , kesehatan
mental, gerontology dan kesehatan sekolah. Sertifikasi telah diterapkan di Amerika Serikat. Di Indonesia
sertifikasi belum diatur, namun demikian tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang hal ini
dilaksanakan

Sertifikasi adalah: kegiatan/ proses pendidikan dan pelatihan keperawatan untuk meningaktkan
kompetensi perawat yang dilaksanakan oleh lembaga yang terakreditasi. sertifikasi diperlukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) perawat sesuai
dengan bidangnya. Untuk penerapan jenjang karir perawat profesional sesuai dengan bidangnya. Untuk
penerapan jenjang karir perawat profesional diperlukan program sertifikasi.

Sertifikasi adalah proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada jenjang dan jenis setting tertentu,setelah lulus uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tenaga profesi pendidikan yang terakreditasi atau
lembaga sertifikasi. Dengan perkataan lain, sertifikasi profesional adalah proses pemberian pengakuan
terhadap tingkat kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang.

Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan pendidikan formal
maupun non formal (Pendidikan berkelanjutan). Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi
profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya ditentukan oleh profesi. Sedangkan
sertifikasi dan lembaga non formal adalah berupa sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.

Sertifikasi kompetensi sebagai upaya penjamin mutu konselor dan di Indonesia mempunyai arti strategis
dan mendasar dalam upaya peningkatan mutu konseling. Sertifikasi merupakan jawaban terhadap
adanya kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional konselor. Oleh karena itu proses
sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam memperoleh sertifikat kompetensi yang diperlukan.

Diluar negeri, sertifikasi profesional (profesional certification) adalah suatu proses sukarela yang
biasanya oleh organisasi profesi atau badan khusus untuk mengukur dan melaporkan tingkat
kompetensi praktisi individual. Dengan kata lain, sertifikasi profesional adalah proses pemberian
pengakuan terhadap tingkat kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang. Jadi
berbeda dengan pemberian lisensi, sertifikasi perofesional dipandang sebagai pendorong utama untuk
peningkatan kompetensi.

Sertifikasi kompetisi adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan
kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat kompetensi konselor. National Commision
on Educational Services (NCES) di Amerika Serikat memberikan pengertian sertifikasi secara lebih umum.
Certification is a procedure where by the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials
and provides him or her a license to teach. Jadi negara bagian di Amerika Serikat, melalui badan
independen, yang disebut The American Association of Colleges for Teacher Education (AACTE) menilai
ijazah yang dimiliki oleh calon guru atau tidak. Hal ini diperlukan karena model pendidikan tenaga
keguruan antar lembaga penyelenggara pendidikan sangat bervariasi, baik di kalanagn perguruan tinggi
negeri maupun swasta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikat
berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi

a. Ijazah merupakan pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang
pendidikan yang diberikan kepada peserta didik setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi.

b. Sertifikat kompetensi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisa diperoleh dari kegiatan
pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaga pendidikan non formal yang
akreditasinya ditentukan oleh profesi kesehatan.

Oleh karena itu pemerolehan sertifikat dalam pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi panel,
lokakarya, simposium, dan lain-lain bukanlah sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi diberikan oleh
penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai
pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan ini
bersifat umum, baik untuk tenaga kependidikan maupun non-kependidikan. Khusus untuk tenaga
kependidikan, Pasal 42 ayat (2) menyatakan bahwa pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar,pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi. Pasal 43 ayat (2) menegaskan bahwa sertifikasi pendidik
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi. Jadi peran lembaga penyelenggara program pendidikan tenaga kependidikan yang
terakreditasi sudah jelas dan tegas berwenang menyelenggarakan sertifikasi pendidik untuk
TK,SD,SMP,SMA, dan SMK. Ijazah merupakan pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau
penyelesaian suatu jenjang pendidikan yang diberikan kepada peserta didik setelah lulus ujian yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.

2.1.2 Tujuan sertifikasi

Tujuan umum Sertifikasi adalah sebagai berikut:

1. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi.

2. Meningkatkan mutu pelayanan.

3. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan.

Tujuan khusus Sertifikasi adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku (kompetensi) tenaga profesi.

2. Menetapkan kualifikasi dari lingkup kompetensi.

3. Menyatakan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku (kompetensi) pendidikan tambahan tenaga


profesi.

4. Menetapkan klasifikasi ,tingkat dan lingkup praktik keperawatan sesuai pendidikan tambahan yang
dimilikinya.

5. Memenuhi persyaratan registrasi sesuai area praktik keperawatan.

2.1.3 Mekanisme sertifikasi

1. Perawat teregistrasi mengikuti kursus lanjutan di area khusus praktik keperawatan yang
ddiselenggarakan oleh institusi yang memenuhi syarat.

2. Mengajukan aplikasi disertai dengan kelengkapan dokumen untuk ditentukan kelayakan diberikan
sertifikat.
3. Mengikuti proses sertifikasi yang dilakukan oleh konsil keperawatan.

4. Perawat register yang memenuhi persyaratan, diberikan serifikasi oleh konsil keperawatan untuk
melakuakan praktik keperawatan lanjut

Dalam UU No. 20/2003 tentang system pendidikan nasional pada Bab XI padal 61 diuraikan :

Ayat 1

Sertifikasi berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi

Ayat 2

Ijazah diberikan kepda peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/ atau
penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
yang terakreditasi.

Ayat 3

Sertifikasi kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta
didik dan warga masyarakat, sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan
tertentu oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.

Ayat 4

Ketentuan mengenai sertifikasi bagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah

2.1.4 Keuntungan sertifikasi

Sertifikasi memberikan penghargaan terhadap personal dan institui empat kerja. Perawat-perawt
tersertifiaksi mempunyai keuntungan :

1. Peluang kerja yang luas

2. Diakui dan memiliki status jelas

3. prestasi dalam praktik keperawatan


4. lebih mudah untuk mendapat asuransi dan reimbursement jasa pelayanan.

2.1.5 Manfaat sertifikasi

Sertifikasi konselor mempunyai manfaat sebagai berikut.

1) Pengawasan Mutu

1. Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang
bersifat unik.

2. Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat
kompetensinya secara berkelanjutan.

3. Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi
profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.

4. Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha belajar
secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.

2) Penjaminan Mutu

1. Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan
menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi
beserta anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan,khususnya para pelanggan/pengguna akan
makin menghargai organisasi profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau
melindungi para pelanggan/pengguna.

2. Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan/ pengguna yang ingin
mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan keterampilan tertentu.

Program-program sertifikasi saat ini terus berkembang dengan menetapkan komponen - komponen
sertifikasi mencakup :

1. Area praktik keperawtan spesifik

2. Waktu dan lamanya kegiatan

3. Persyaratan untuk masuk program sertifikasi

4. System ujian dan keputusan lulus sesuai standar nasional & internasional

5. Lamanya pengakuan tersertifikasi/efektif untuk 3-5 tahun

6. Pengakuan bahwa sertifikasi terstandar, siapa yang berwenang memebri sertifikasi

7. Bentuk gelar profesi seperti :


RNS = perawat yang memenuhi sertifikat dasar

RN Cs = clinical spesialis

2.2 Akreditasi

2.2.1 Pengertian akreditasi

Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi kepada institusi,
program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan pemerintah tertentu. Hal-hal yang
diukur meliputi struktur, proses dan kriteria hasil. Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu
dilakukan penilaian/pengukuran untuk pendidikan D III keperawatan dan sekolah perawat kesehatan
dikoordinator oleh Pusat Diknakes sedangkan untuk jenjang S 1 oleh Dikti. Pengukuran rumah sakit
dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah sakit yang sampai saat ini terus dikembangkan.

Akreditasi adalah pengakuan terhadap perguruan tinggi atau program studi yang menunjukkan bahwa
perguruan tinggi atau program studi tersebut dalam melaksanakan program pendidikan dan mutu
lulusan yang dihasilkannya, telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT). Penetapan akreditasi oleh BAN-PT dilakukan dengan menilai proses dan
kinerja serta keterkaitan antara tujuan, masukan, proses dan keluaran suatu perguruan tinggi atau
program studi, yang merupakan tanggung jawab perguruan tinggi atau program studi masing-masing.

Status akreditasi suatu lembaga merupakan cermin kinerja lembaga yang bersangkutan dan
menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program-program yang diselenggarakan. Hal-hal
yang diukur dalam akreditasi meliputi struktur, proses dan criteria hasil.

2.2.2 Pelaksanaan proses akreditasi di Indonesia dan Dunia

a. Diluar Negeri Khususnya Amerika Serikat

Untuk mendapatkan akreditasi atau pengakuat program perawatan harus memenuhi sejumlah kriteria
yang ditetapkan oleh National League For Nursing (NLN). Akreditasi yang tersedia adalah untuk program
pendidikan keperawatan dasar dan program master ( National Comisson on Nursing 1983)

b. Indonesia

Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan penilaian/pengukuran untuk pendidikan D III
keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator oleh Pusat Diknakes sedangkan untuk
jenjang S1 oleh Dikti. Pengukuran rumah sakit dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah sakit
yang sampai saat ini terus dikembangkan. Di Indonesia pengakuan formal dan pemberian Lisensi
lembaga-lembaga sertifikasi profesi melalui proses Akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP
telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan Sertifikasi profesi atau kegiatan uji kompetensi
profesi (potter perry,2006)

2.2.3 Tujuan akreditasi


1. Menstimulasi perbaikan berkesinambungan pada proses pelayanan pasien dan outcome

2. Meningkatkan efisiensi/menurunkan biaya (cost)

3. Memperkuat rasa kepercayaan publik

4. Memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan

5. Menyediakan edukasi terhadap better/best practice

2.2.4 Manfaat akreditasi

1. Manfaat untuk rumah sakit

a. Memperbaiki pelayanan dan meningkatkan kepercayaan publik.

b. Menstimulasi continuous improvement.

c. Mendemonstrasikan komitmen terhadap mutu pelayanan.

d. Meningkatkan kepercayaan komunitas.

e. Perbandingan terhadap diri sendiri dan organisasi lain yang serupa

2. Manfaat untuk Staf Medis dan Perawat.

a. Memperbaiki pengembangan profesional staf.

b. Memberikan edukasi terhadap konsensus standard.

c. Memberikan kepemimpinan akan perbaikan mutu medis dan keperawatan.

d. Meningkatkan kepuasan terhadap kondisi bekerja, kepemimpinan dan akuntibiltas.

3. Manfaat untuk pekerja RS.

a. Menghargai pendapat staf.

b. Mengukur kepuasan staf.

c. Keterlibatan dalam aktivitas-aktivitas mutu.

d. Memperbaiki keselamatan dan keamaan staff.

e. Memperjelas garis otorisasi dan akuntibilitas.

f. Mempromosikan teamwork

4. Manfaat untuk Pasien.


a. Akses terhadap organisasi yang berfokus kepada mutu dan keamanan.

b. Penghormatan dan perlindungan terhadap hak pasien.

c. Pemahaman terhadap edukasi dan komunikasi.

d. Kepuasan yang terevaluasi.

e. Keterlibatan pada keputusan pelayanan dan prosesnya

2.2.5 Mekanisme akreditasi rumah sakit

Kegiatan di tingkat Rumah Sakit dalam Program Akreditasi akan meliputi hal-hal

(1) Membentuk Sub Komite Akreditasi di tingkat Rumah Sakit

(2) Mengikuti pelatihan-pelatihan tentang Akreditasi yang diadakan baik oleh wilayah maupun pusat.

(3) Diseminasi informasi mengenai Akreditasi kepada seluruh staf Rumah Sakit

(4) Menyiapkan atau memenuhi standar.

Pelaksanaan akreditasi rumah sakit secara nasional adalah :

1. penjadwalan Rumah Sakit yang akan di Akreditasi

2. Pentahapan kegiatan pelayanan yang akan di Akreditasi

3. proses/ prosedur pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit adalah:

a. Setelah Komisi Gabungan menerima Surat permohonan akreditasi dari Rumah sakit yang telah di
tetapkan, Komisi akan mengirimkan instrument/ kuisioner pre-survei yang harus di isi dan di lengkapi
oleh rumah sakit. Criteria penilaian di kelompokkan pada 7 standar yaitu:

1. Standar 1 Falsafah dan tujuan

2. Standar 2 Administrasi dan pengelolaan

3. Standar 3 Staf dan pimpinan

4. Standar 4 Fasilitas dan peralatan

5. Standar 5 Kebijakan dan Prosedur

6. Standar 6 Pengembangan staf dan program pendidikan

7. Standar 7 Evaluasi dan pengendalian mutu.

b. Komisi Gabungan Akreditasi akan menganalis hasil Self- assessment ini


c. Komisi Gabungan Akreditasi akan menjadwalakn kemusian melakukan survey di lapangan dengan
menunjuk satu tim survey yang terdiri dari tenaga professional terlatih di bidang medis klinis,
keperawatan dan adminisrasi.

d. Tim survey memeriksa rekaman, dokumen, peralatan dan proses pelayanan. Selain itu di lakukan
juga wawancara dengan manajer, staf dan pasien.

e. Surveyor menganalisis menyusun laporan penilaian dan mebuat rekomendasi untuk perbaikan
lebih lanjut.

f. Laporan Surveyor bersama-sama dengan usulan untuk status akreditasidisampaikan kepada Komisi
Gabungan Akreditasi.

2.3 Legislasi

2.3.1 Pengertian legislasi

Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat


hukumyang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat dalam praktik keperawatan.

2.3.2 Prinsip dasar legislasi praktik keperawatan

1. Harus jelas membedakan tiap katagori tenaga keperawatan.

2. Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab aatas system keperawatan.

3. Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai ketetapan

4. Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan perawat.

2.3.3 Fungsi legislasi keperawatan

1. Memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.

2. Memelihara kualitas layanan keperawatan yang diberikan

3. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap katagori tenaga keperawatan.

4. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.

5. Memotivasi pengembangan profesi.

6. Meningkatkan proffesionalisme tenaga keperawatan.

2.3.4 Mekanisme legislasi


Persyaratan legislasi antara lain berupa kemampuan (kompetensi) yang diakui, tertuang dalam ijazah
dan sertifikat.

Registasi meliputi dua hal kegiatan berikut.

a) Registrasi administrasi; adalah kegiatan mendaftarkan diri yang dilakukan setiap tahun, berlaku
untuk perawat professional dan vokasional.

b) Registrasi kompetensi; adalah registrasi yang dilakukan setiap 5 tahun untuk memperoleh
pengakuan, mendapatkan kewenangan dalam melakukan praktik keperawatan, berlaku bagi perawat
profesional.

Perawat yang tidak teregristrasi, secara hukum tidak memiliki kewenangan dan hak tersebut. Regristrasi
berlaku untuk semua perawat profesional yang bermaksud melakukan praktik keperawatan di wilayah
Negara Republik Indonesia, termasuk perawat berijazah luar negeri. Mekanisme regristasi terdiri dari
mekanisme registrasi administratif dan mekanisme registrasi kompetensi yang dilakukan melalui 2 jalur
yaitu :

a. Ujian registrasi nasional

b. Pengumpulan kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses kredensial adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada induvidu atau organisasi
dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam melakukan suatu tindakan atau kebijakan.
Dengan adanya proses kredensial maka induvidu, lembaga, atau sebuah organisasi akan di akui
keberadaannya dengan pengakuan dari BNSP dan LSP.

Keperawatan di Indonesia memang masih dalam perkembangan namun pemerintah dan PPNI selalu
mengupayakan berlangsungnya proses kredensial, meskipun proses kredensial di Indonesia masih
terlihat sederhana jika dibandingkan dengan negara maju seperti Kanada dan Amerika, proses
kredensial akan tetap dilaksanakan untuk membentuk perawat yang berkualitas dengan cara
mengidentifikasi proses kredensial di negara Amerika dan negara maju lainnya.

Sedangkan keperawatan di luar negeri itu sudah lebih maju dalam proses kredensialnya. Karena
sepenuhna didukung oleh pemerintah dan organisasi keperawatan yang ada dinegara tersebut, salah
satunya di Amerika Serikat ada organisasi profesi perawat yang berperan dalam menetapkan standar
praktik keperawatan yang disebut dengan ANA (American Nurses Association)

Adanya perbedaab proses kredensial antara yang dilaksanakan diLuar negeri dan di Indonesia tersebut
karena pelaksanaan dari proses kredensial tersebut masih kurang didukung dan di indonesia
perkembangannya masih lambat dan masih diupayakan pada Negara lain proses kredensialnya sudah
diaplikasikan bahkan khususnya dari organisasi ANA telah mengeluarkan buku-buku rujukan tentang
keperawatan.

3.2 Saran dan Kritik

Berdasarkan kesimpulan diatas kelompok mencoba mengajukan saran yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan materi kredensial.

1. Untuk Perawat : Sebaiknya dapat menjalankan standar praktik keperawatan yang bertanggung
jawab dalam memberikan asuhan keperawatan, serta dapat mempertahankan standar praktik
keperawatan dengan melaksanakan proses kredensial yang mencakup Lisensi, Registrasi, Sertifikasi agar
pofesi perawat Indonesia dapat diakui organisasi perawat dunia.

5. Untuk Pemerintah : Sebaiknya dapat meningkatkan proses kredensial praktik keperawatan di


Indonesia yang sampai saat ini belum sempurna.

6. Untuk Organisasi Profesi Perawat : Agar dapat saling bekerja sama dengan baik dalam
mencapai standar praktik keperawatan yang kompeten, juga bisa membantu pemerintah dalam
mengesahkan Undang-Undang Praktik Keperawatan.
7. Untuk Institusi Kesehatan : Agar program atau pelayanan yang dilakukan oleh institusi tertentu
dapat tercermin dengan baik kinerja lembaga yang bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi,
serta relevansi suatu institusi dalam status akreditasinya.

8. Masyarakat : Agar memberikan dukungan terhadap RUU praktik keperawatan, sehingga


dengan disahkannya RUU praktik keperawatan masyarakat dapat merasakan pelayanan kesehatan
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://annahabayahan.blogspot.com/2010/04/aspek-legal-dokumen-keperawatan.html

http://bundanyra.wordpress.com/2010/08/18/dk/

http://clarisaruthreginakaban.blogspot.com/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo_3.html
Feriayu ve at October 31, 2014

Share

Home

View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai