Anda di halaman 1dari 3

Nama: Ajeng Febya Anindita Hartanto

NIM: 2105170018
Matkul: Arkeologi
Tugas Eksplorasi Situs Arkeologi

Situs kubur dolmen di Malangsari, Jawa Timur merupakan situs yang paling muda pada era
megalithikum berupa sarkofagus dan dolmen (meja batu) serta patung pemujaan dengan
jumlah yang banyak. ter-sebar di wilayah kawasan hutan lindung Meru Betiri KPH
Banyuwangi Barat dan wilayah perkebunan kopi milik PTPN XII Malangsari di desa
Kebonrejo, Kalibaru – sebuah kecamatan paling barat di Banyuwangi yang berbatasan
dengan Jember. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta
menununjukkan bahwa situs prasejarah di Malangsari meru-pakan wilayah permukiman
megalitik dengan persebaran yang sangat luas10. Sebaran dolmen dan sakofagus dalam
jumlah yang banyak berada di beberapa bukit yang ada di wilayah tersebut. Dolmen (meja
batu) merupakan susunan batu yang terdiri atas sebuah batu lebar yang ditopang oleh
beberapa buah batu lain sehingga menyerupai (berbentuk) meja; berfungsi sebagai tempat
untuk mengadakan kegiatan dalam hubungan dengan pemujaan arwah leluhur.

1. Jenis peninggalan berupa situs kubur dolmen ditemukan di Bondowoso dan Besuki,
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Monumen megalitik ini ditemukan di kawasan
PT. Perkebunan Nusantara XII Malangsari, Banyuwangi, Jawa Timur. Secara fisik,
konstruksi dolmen dolmen di kawasan ini hanya sedikit mengalami gangguan
karena tertimbun tanah antara 50 – 60 cm dan tertutup kebun kopi milik
PT.Perkebunan Nusantara XII. Namun, rupanya sebagian dari dolmen tersebut telah
digali oleh masyarakat yang bertujuan mencari harta karun. Mereka mampu
membuka kubur dolmen cukup dengan membuka sebuah batu tanpa membongkar
konstruksinya. Dolmen temuan hasil ekskavasi di Petak D 55 Blok Sidomaju,
Afdeling Mulyosari, Malangsari, secara fisik dan konstruksi masih terlihat utuh,
tetapi baik sisa rangka manusia maupun artefak bekal kuburnya tidak ditemukan.
Keadaan semacam ini menunjukkan kemungkinan bahwa dolmen ini pernah dibuka.
2. Metode penelitian yang dilakukan yakni observasi dan eskavasi. Survei dilakukan
untuk menentukan luasan atau cangkupan area penelitian. Sedangkan eskavasi
dilakukan untuk mencari data secara diakronis.
3. Narasumber yang diwawancarai adalah para pencari pencari harta karun, pa suhalik,
Pak Selamet mantan seorang pencari harta karun (50 thn),
4. Jenis eskavasi yang digunakan dengan test pit digunakan untuk mengetahui sebaraan
dari peninggalan, lalu dengan eskavasi penggalian.
Jenis eskavasi ini digunakan untuk mengungkapkan data arkeologis yang masih
terpendam dalam tanah.
Gambar

(Patung Megalitik)

(Manik-manik)

(eskavasi TP 1 lapisan gunung api)


(temuan Fragmen tembikar hias gores)

(Dolmen di situs Malangsari)

DAFTAR PUSTAKA
- Kasnowihardjo, Gunadi. 2017. Hasil Eskavasi Situs Malangsari, Banyuwangi
“Data Baru Dolmen di Jawa Timur”. Berkala arkeologi. Vol.37. No 1. Hal 1-14.

- Indiarti, Wiwin. 2018. Simpang Jalan Kebudayaan : Identitas, Hibriditas, dan


Komodifikasi Budaya di Banyuwangi. Hasil Talkshow Institut Agama Islam
Ibrahimy, Genteng - Banyu-wangi. 31 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai