METODE PENELITIAN
1. Latar alamiah
2. Manusia sebagai alat (instrument)
3. Metode kualitatif
4. Analisa data secara induktif
5. Teori dari dasar (grounded theory)
6. Deskriptif
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya "Batas" yang ditentukan oleh "Fokus
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10. Desain yang bersifat sementara
11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
1. Kehadiran Peneliti
1. Kuantitatif
a. Hasil tes awal kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa setiap
b. Hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
c. akhir siklus
2. Kualitatif
a. Data hasil pengamatan yang berisi situasi pembelajaran di
setiap siklus
b. Data hasil wawancara pada akhir siklus untuk mengetahui
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
menggunakan strategi pembelajaran REACT
c. Dokumen atau foto untuk melengkapi kejadian-kejadian
penting yang terjadi di dalam kelas.
Sumber data pada penelitian ini adalah selurah siswa kelss IX-1 yang
disiar oleh gura pendamping. Subyek penelitian ini adalah enam
orang siswa kelas IX-1 yang disjar oleh guru pendamping.
Pengambilan enam siswa karena keterbatasan peneliti dalam
melakukan pengamatan dan mengumpulkan data atas informasi yang
diperlukan selama penelitian. Enam siswa tersebut terdiri dari 2
orang dari kelompok atas, 2 onsng dari kelompok menengah, dan 2
orang dari kelompok buwah berdasarkan hasil tes awal dan diskusi
dengsn guru.
D. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Wawancara
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Data yang dihasilkan berupa rekaman kejadian di kelas penelitian yang
dianggap penting atau menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas
belajar berlangsung.
Tes yang digunakan adalah tes pada setiap akhir siklus dan dikerjakan
oleh siswa secara individu.
G. Validitas Data
I. Tahap-tahap penelitian
b. Wawancara
2. Kegiatan Penelitian
Siklus I
Siklus II
Siklus III
A. Paparan Data
Tahap prasiklus pada rangkaian penelitian dilakukan pada tanggal 12 Oktober
2015. Pada kegiatan prasiklus dilakukan observasi kegiatan belajar mengajar,
pembentukan kelompok diskusi bersama guru, menentukan subjek penelitian,
dan sosialisasi pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran REACT
(Relating. Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring). Kegiatan
prasiklus yang telah dilakukan didapatkan paparan mengenai kondisi atau
situasi kelas, diperoleh bahwa sebagian siswa tidak bersemangat mengikuti
kegiatan belajar, siswa juga belum terbiasa belajar dengan berdiskusi,
sehingga banyak siswa dengan kemampuan tinggi hanya mengerjakan sendiri
dan siswa yang berkemampuan rendah hanya menyalin jawaban siswa lain
kelompok, kemauan siswa untuk bertanya kepada guru masih kurang, guru
masih terlalu mendominasi kelas, guru tidak memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang memicu siswa untuk berpikir, namun guru langsung
memberikan jawaban kepada siswa. Hasil tes awal kemampuan pemahaman
konsep matematika dan hasil belajar siswa sebelum kegiatan prasiklus yang
dilakukan oleh guru menjadi acuan untuk melakukan pembentukan kelompok
siswa. Selain itu kehadiran siswa juga menjadi pertimbangan untuk
menentukan subjek penelitian. Berdasarkan diskusi dengan guru dan dilihat
dari kehadiran, siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 2
kelompok subjekdan siswa mengerjakan LAS. Setelah seluruh kelompok
mengerjakan LAS, guru menyuruh salah satu siswa mempresentasikan hasil
diskusinya. Beberapa siswa ada yang mendengarkan dan mencatat, namun
ada siswa yang tidak memperhatikan.Tahap ini guru hanya menjelaskan
materi tanpa ada interaksi dengan siswa. Siswa hanya diberikan waktu 5
menit untuk berdiskusi, setelah itu guru menunjuk kelompok secara acak
untuk menjelaskan jawabannya. Banyak siswa yang tidak mendengarkan
penjelasan kelompok yang ditunjuk untuk menjelaskan jawabannya.
Namun guru tidak menegur siswa yang membuat keributan sehingga kelas
menjadi gaduh. Pada saat guru akan memberikan soal berikutnya pada
tahap transferring, bel berbunyi sehingga jam pelajaran selesai. Guru
menutup pembelajaran dengan salam.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan prasikus, terlihat
bahwa guru masih terlalu mendominasi kelas, guru tidak memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang memicu siswa untuk berpikir, namun guru
langsung memberikan jawaban kepada siswa. Saat diskusi, guru hanya
fokus pada beberapa kelompok sehingga kelompok yang lain tidak
melaksanakan penelitian. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa yang mana
didalamnya terdiri atas siswa yang berkemampuan akademik tinggi, siswa
berkemampuan akademik sedang dan siswa berkemampuan akademik
rendah. Dari hasil diskusi dengan guru dipilih 6 siswa sebagai subjek
penelitian yang diambil dari 2 siswa yang kemampuan tinggi, 2 siswa
berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah, yaitu sebagai
berikut:
a. SP1 adalah siswa berkemampuan akademik tinggi, aktif bertanya dan
sering membantu teman yang kesulitan, selalu mengikuti pembelajaran
dengan baik
b. SP2 adalah siswa berkemampuan akademik sedang, aktif bertanya
danmengikuti pembelajaran dengan baik
c. SP3 adalah siswa yang berkemampuan akademik rendah, pendiam dan
mengikuti pembelajaran dengan baik
d. SP4 adalah siswa berkemampuan akademik tinggi, aktif bertanya dan
sering membantu teman yang kesulitan, selalu mengikuti pembelajaran
dengan baik
e. SP5 adalah siswa berkemampuan akademik sedang, pendiam dan
mengikuti pembelajaran dengan baik
f. SP6 adalah siswa yang berkemampuan akademik rendah, sedikit
bermalas-malasan dan suka bercanda.
Pada tahap relating guru sudah menjalankan perannya untuk
mengingatkan siswa tentang materi yang telah di ajarkan dan materi
prasarat untuk materi yang akan diajarkan. Dimana nantinya siswa dapat
dengan mudah memahami materi yang akan diajarkan dan meningkatkan
pemahaman konsepnya. Relating dilakukan ketika akan memulai
pelajaran. Banyak siswa yang lupa materi yang telah diajarkan sehingga
dengan adanya relating ini sangat membantu siswa mengingat pelajaran
yang telah mereka pelajari..
Pada tahap Cooperating sudah cukup baik karena guru dan
Participant observer sudah membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 4 siswa tiap kelompok. Pembagian kelompok ini
berdasarkan tes observasi awal yang dilakukan oleh Participant observer
sehingga pembentukan kelompok beranggotakan siswa yang
berkemampuan merata untuk setiap kelompok. Kelompok satu yang
terdapat SP1, SP2 dan SP3
Pada akhir pembelajaran guru meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil jawaban diskusinya dan guru mengkonfirmas
jawaban siswa. Akan tetapi pada penutupan guru tidak menyimpulkan
pembelajaran yang sudah dilakukan sehingga pembelajaran dirasa kurang
maksimal, siswa yang cenderung tidak fokus dalam pembelajaran lupa
tentang apa yang sudah di ajarkan.
Aktivitas utama pembelajaran melalui strategi pembelajaran
REACT adalah pembelajaran kontekstual dimana siswa berperan aktif
dalam pembelajaran kelompok yang terdiri dari lima langkah yaitu
mengaitkan (Relating), mengalami (Experiencing), menerapakan
(Applying), kelompok (Cooperating), mentransfer (Transfering).
Berdasarkan analisis dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru
bersama participant observer dan observer terhadap subjek penelitian di
dalam kelompok dan hasil wawancara, peneliti menemukan beberapa hal
yang cukup menarik.
Pada tahap relating siklus II guru sudah menjalankan perannya
untuk mengingatkan siswa tentang materi yang telah di ajarkan dan materi
prasarat untuk materi yang akan diajarkan yaitu mengulas materi lingkaran
dan keraucut.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai
upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa melalui penerapan strategi pembelajaran REACT pada pokok
bahasan bangun ruang sisi lengkung di kelas IX-1 SMP Negeri 71
Jakarta dilakukan dengan tahapan yaitu relating, experiencing, applying
dan transferring dimana semua tahapan tersebut dilakukan secara
berkelompok atau cooperating. Semua subjek penelitian dan 75 %
siswa mengalami peningkatan yang baik sedangkan 25 % siswa juga
mengalami peningkatan namun belum cukup baik. Secara tidak
langsung didapat kesimpulan respon positif yang muncul dan hasil
penerapan strategi pembelajaran REACT pada pembelajaran
matematika dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
matermatika siswa yang ditunjukan oleh hasil tes kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas IX-1SMP Negeri 71
Jakarta.