Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM

DENGAN POST SECTIO CAESAREA


ATAS INDIKASI PREMATUR

PROPOSAL

OLEH

PUTRI NUR FADILA


PO0320218061

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
PROGRAM STUDI KEPERWATAN KOTA LANGSA
TAHUN 2021
2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin caedere yang berarti
memotong atau menyayat. Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu persalinan
dimana janin dilahirkan melalui tindakan pembedahan pada dinding depan
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin di atas 4000 gram. Kemajuan di bidang teknologi kedokteran khususnya
dalam metode persalinan ini jelas membawa manfaat besar bagi keselamatan
ibu dan bayi serta mempermudah proses persalinan.
Peningkatan persalinan dengan seksio sesarea disebabkan karena
adanya indikasi medis dan non medis. Indikasi non medis dipengaruhi oleh
usia, pendidikan, sosial budaya, dan sosial ekonomi. Adapun indikasi medis
dilakukannya tindakan seksio sesarea yaitu karena partus lama, gawat janin,
preeklamsia, eklamsia, plasenta previa, kehamilan kembar, solusio plasenta,
panggul sempit, dan indikasi seksio sesarea sebelumnya.
Persalinan preterm atau partus premature adalah persalinan yang terjadi
pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan
berat janin kurang dari 2500 gram. Persalinan preterm merupakan hal yang
berbahaya karena potensial meningkatkan kematian perinatal sebesar 65%-
75%, umumnya berkaitan dengan berat badan lahir rendah. Persalinan
premature meningkatkan risiko kematian yang lebih tinggi, risiko penyakit,
disabilitas dalam hal motorik jangka panjang, kognitif, visual, pendengaran,
sikap, emosi sosial, kesehatan, dan masalah pertumbuhan jika dibandingkan
dengan bayi normal (Zhang et al., 2012).
Menurut World Health Organization (2014), 99 % kematian ibu akibat
masalah persalinan terjadi di Negara-negara berkembang. Menurut World
Health Organization 81% Angka Kematian Ibu (AKI) akibat komplikasi
selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa postpartum. Angka
kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai angka 289.000 jiwa. Secara global,

1
Afrika Utara menempati urutan pertama AKI tertinggi yakni sebanyak
179.000 jiwa. Indonesia merupakan Negara dengan AKI tertinggi di Asia
Tenggara yang mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup.Angka ini 20-30
kali 1 lipat dibanding dengan AKI di Malaysia dan Singapura.
Sedangkan kematian neonates terbanyak merupakan Prematuritas
dimana terdapat 35% kematian dikarenakan komplikasi yang terjadi akibat
dari prematuritas itu sendiri. Diperkirakan terdapat 15 juta persalinan
premature pertahun yang terjadi di Dunia dengan 1 juta diantaranya tidak
mampu bertahan hidup.
Komplikasi kelahiran premature merupakan penyebab utama kematian
pada anak dibawah usia 5 tahun, yang menyebabkan sekitar 1 juta kematian
pada tahun 2015. Persalinan prematur terbanyak terdapat di Afrika serta Asia
Selatan dengan kejadian bayi preterm lebih dari 60%. Dimana India
merupakan Negara dengan jumlah persalinan premature tertinggi yang
mencapai angka 3.519.100 kelahiran. Indonesia berada di urutan lima Dunia
dengan jumlah persalinan premature yang mencapai angka 675.700 kelahiran.
Di negara-negara berpenghasilan tinggi, hamper semua bayi dengan kelahiran
premature dapat bertahan (WHO, 2018)
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan
kelahiran bedah sesar sebesar 9,8 % dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta
(19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3%) sedangkan di Jawa Barat
menunjukan kelahiran bedah sesar sebesar 7,8% . Proporsi kelahiran bedah
sesar pada tahun 2013 di Kota Tasikmalaya sebesar 4,5% (Riskesdas, 2013).
Angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi. Meskipun
telah terjadi penurunan angka kematian bayi sejak 1990 hingga 2003,
penurunan tersebut cenderung melambat dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir. Hal ini tentunya menyebabkan masih jauhnya Indonesia dalam
mencapai target yang telah ditetapkan Millenium Development Goal’s 2015
(MDG’s 2015), yaitu menurunkan angka kematian anak sebesar dua per
tiganya dalam kurun waktu 1990 hingga 2015. Angka kematian bayi di
Indonesia ditargetkan sebesar 23 kematian per 1000 kelahiran hidup di tahun

2
2015. Namun, hasil SDKI 2012 menunjukkan bahwa kematian bayi di
Indonesia baru mencapai 32 kematian per 1000 kelahiran hidup.
Kematian bayi di Indonesia sekitar 56% terjadi pada periode sangat
dini yaitu di masa neonatal atau bayi baru lahir. Sebagian besar kematian
neonatal terjadi pada usia 0-6 hari (78,5%) dan prematuritas merupakan
penyebab utama kematian neonatal (Kemenkes RI, 2011)
Angka kematian ibu di Aceh lima tahun terakhir berfluktuasi, pada
tahun 2019 mengalami kenaikan menjadi 172 per 100,000 kelahiran hidup
dengan jumlah kematian ibu sebanyak 157 kasus, tertinggi di kabupaten Aceh
Utara sebanyak 25 kasus di ikuti Bireuen 16 kasus, terendah di Pidie Jaya
sebanyak 1 kasus. Sedangkan angka kematian neonatal di Aceh tahun 2019
sebesar 7 per 1,000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian neonatal
sebanyak 734 kasus. (Dinkes Aceh, 2019).
Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus tetntang ibu post SC dengan indikasi prematur

B. Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan
maternitas post section caesar dengan indikasi premature

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di kemukakan rumusan masalah :
“Bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada Ibu dengan Post SC atas
Indikasi Prematur?”

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan dengan pasien Post Op
Sectio caesarea dengan indikasi prematur
2. Tujuan Khusus :

3
a. Dapat melakukan pengkajian pada pasien Ibu dengan post op sectio
caesarea dengan indikasi premature
b. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan
pasien Ibu dengan post op sectio caesarea dengan indikasi premature
c. Dapat menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada pasien Ibu
dengan post op sectio caesarea dengan indikasi premature
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada asuhan
keperawatan pasien Ibu dengan post op sectio caesarea dengan
indikasi premature
e. Dapat melaksanakan evaluasi pada asuhan pasien Ibu dengan post op
sectio caesarea dengan indikasi premature
f. Dapat melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan pasien
Ibu dengan post op sectio caesarea dengan indikasi premature.

E. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan masukan bagi tim kesehatan RSUD dalam memberikan
Asuhan keperawatan pada klien dengan post op sectio caesarea dengan
indikasi persalinan premature
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan
datang dan masukan bagi mahasiswa dalam menggali dan
mengembangakan ilmu dan memberikan asuhan keperawatan pada klien
post op sectio caesarea dengan indikasi persalinan prematur.
3. Bagi penulis
Memberikan pengetahuan dan memperbanyak pengalaman bagi
penulis dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada
klien dengan post sectio caesarea dengan indikasi persalinan premature
4. Bagi Pasien

4
Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien sesuai dengan
Asuhan keperawatan pada Ibu post SC dengan indikasi persalinan
prematur

Anda mungkin juga menyukai