Anda di halaman 1dari 4

Deforestation

Deforestasi atau penggundulan hutan adalah proses penghilangan hutan alam


dengan cara penebangan untuk diambil kayunya atau mengubah peruntukan lahan hutan
menjadi non-hutan,dimana kegiatan penggundulan ini dialih fungsikan sebagai pertanian,
perternakan atau kawasan perkotaan. Saat ini sekitar 30% daratan dipermukaan bumi masih
ditutupi oleh hutan. Di dunia diperkirakan permasalahan penggundulan hutan terjadi setiap
tahunnya berkisar dua belas hingga lima belas juta hektar tentunya keadaan ini setara
dengan hilangnya 18,7 juta area. Tentunya sangat mengkhawatirkan. Penggundulan ini
terjadi hampir disebagian besar hutan tropis. faktor terbesar yang menyebabkan
deforestasi antara lain: Konversi pertanian. Populasi manusia yang terus membengkak
membutuhkan pasokan bahan pangan yang semakin besar. Illegal logging. Hampir 50%
pemanenan kayu di hutan-hutan alam merupakan illegal logging. Kebakaran hutan. Jutaan
hektar hutan telah lenyap akibat kebakaran hutan setiap tahunnya. Deforestasi
dari kebakaran hutan lebih banyak dibanding deforestasi akibat konversi pertanian
dan illegal logging disatukan. Penggunaan kayu bakar. Penggunaan kayu untuk bahan bakar
di seluruh dunia masih signifikan sebagai salah satu pendorong deforestasi. Setengah dari
praktek illegal logging didorong oleh konsumsi kayu bakar. Dampak deforestasi terhadap
iklim yaitu Gas rumah kaca bertanggung jawab terhadap terjadinya pemanasan global. Dari
sekian jenis gas rumah kaca, karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang paling
banyak dihasilkan. Untuk kasus deforestasi, emisi CO2 yang dikeluarkan menyumbangkan 6-
17 persen terhadap emisi global. Angka ini menunjukkan deforestasi penyumbang
CO2 terbesar kedua setelah pembakaran bahan bakar fosil.

Dari hasil sepuluh jurnal yang ditemukan mengenai permasalahan penebangan atau
penggundulan hutan yang terjadi diberbagai belahan dunia, hampir sebagian besar
penebangan terjadi dikarenakan tidak adanya hak milik yang kuat sehingga terjadinya
pembebasan lahan oleh oknum yang menjadikan terjadinya penebangan hutan tanpa
adanya solusi. Lalu dari kasus penebangan hutan ini belum mengetahui dampak bagi sekitar,
semisal pada saat penebangan hutan para pengembang lahan tidak mengetahui jenis
struktur tanah atau pun karakter iklim pada daerah tersebut hingga ekosistem menjadi
terganggu yang tentunya sangat merugikan.

Lalu dampak dari penebangan hutan terdapat sustainable forest management (SFM)
dimana dalam jurnal Deforestation and timber production in Congo after implementation of
sustainable management policy: A response to Karsenty et al. (2017) menjelaskan bahwa
tujuan utama dari pengelolaan tersebut dapat mempertahankan hutan dan memungkinkan
kayu dipanen tanpa menghabiskan sumber daya kayu dimasa depan. Namun nyatanya
dikarenakan minimnya pengetahuan rencana dalam pengelolaan hutan masih belum
dikategorikan tercapai. Sehingga masih terjadinya penebangan hutan secara besar besaran
dan tidak dialokasi kan secara baik.
Permasalahan lainnya yang muncul dikarenakan penebangan hutan didaerah area
hutan bahkan mengambil sedikit lahan di kawasan hutan lindung , dalam jurnal
Deforestation on the Indonesian island of Sulawesi and the loss of primate habitat (2020)
dijelaskan bahwa kasus permasalahan penebangan pada hutan yang sudah dilindungi
merupakan pelanggaran. Mata pencaharian penduduk dan kebutuhan semikin meningkat.
Dan penduduk desa setempat mengandalkan dari kawasan hutan tersebut. Namun dengan
banyaknya konsumen yang meminta pengembangan lahan menjadi lahan pertanian
tentunya menjadi tekanan tersendiri bagi penduduk dan minimnya lapangan pekerjaan,
yang selama ini menganndalkan dari serabutan. Tentunya sangat merugikan dimana
sebagian besar populasi bergantung pada pertanian untuk menghidupi mereka, memang
permasalahan ini tidak sepelik di Sumatera namun jika dibiarkan tentu saja akan memiliki
dampak yang sama halnya seperti di Sumatera.
Lalu permasalahan lainnya yaitu dampak reboisasi akibat terjadinya penebangan
hutan, didalam jurnal Impact of deforestation on mangrove tree diversity, biomass and
community dynamics in the Segara Anakan lagoon, Java, Indonesia: A ten-year
perspective(2019) menjelaskan bahwa dampak dari penebangan hutan terhadap hutan
bakau dan reboisasi, membuat penurunan spesies dan kacaunya kompleksitas habitat
disekitar hutan bakau. Dampaknya ada 15 spesies hutan bakau memiliki kondisi berbeda
dikarenakan terjadinya penebangan pohon tanpa memperhitungkan dampak yang
ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar, seperti ekosistem terganggu pada fauna
disekitanya.
Dari permasalahan penebangan hutan atau deforestation hampir sebagian besar
permasalahan dikarenakan tidak tegasnya sikap pemerintah terhadap penebangan liar,
ditambah tidak jelas mengenai aturan hukum yang berlaku. untuk itu program jangka
panjang demi mengatasi permasalahan penebangan hutan, seperti pemberian sertifikat
tanah yang resmi bagi kasus perebutan hak milik lahan, memberi sanksi tegas dengan
penebangan liar yang merusak ekosistem serta melakukan reboisasi bagi hutan yang
ditebang agar melindungi ekosistem dan habitat hewan di hutan tersebut. Tentunya jika
pengembang lahan ingin mengembangkan area tersebut tentunya harus mempelajari
karakter fisik area tersebut sehingga permasalahan alokasi lahan tidak terjadi lagi.
Lalu dari permasalahan tingginya laju deforestasi maka dapat diukur dengan
menggunakan instrument penginderaan jauh (remote sensing) yang dimana
menggabungkan survei lapangan. Biomass hutan harus dihitung untuk menghitung emisi.
Namun dari berbagai metodologi yang dikembangan hanya Brazil dan India yang telah
mengukur deforestasi secara teratur denga menggunakan satelit resolusi tinggi.
Dan hubungan antara deforestation dengan arsitektur, misalnya dari segi pemilihan
material dalam bangunan dan dampaknya terhadap lingkungan, contohnya misalnya
pemanfaatan bamboo yang tidak hanya bisa dijadikan dinding tapi bisa dijadikan konstruksi
tentunya dapat meminimalisir dampak kelingkungan.
Daftar Pustaka
Anderson, C. M., Asner, G. P., Llactayo, W., & Lambin, E. F. (2018). Overlapping land allocations
reduce deforestation in Peru. Land Use Policy, 79, 174–178.
https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2018.08.002
Bax, V., & Francesconi, W. (2018). Environmental predictors of forest change: An analysis of natural
predisposition to deforestation in the tropical Andes region, Peru. Applied Geography, 91, 99–
110. https://doi.org/10.1016/j.apgeog.2018.01.002
Brandt, J. S., Nolte, C., & Agrawal, A. (2018). Deforestation and timber production in Congo after
implementation of sustainable management policy: A response to Karsenty et al. (2017). Land
Use Policy, 77, 375–378. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2018.04.056
Fernández-Montes de Oca, A. I., Gallardo-Cruz, J. A., Ghilardi, A., Kauffer, E., Solórzano, J. V., &
Sánchez-Cordero, V. (2021). An integrated framework for harmonizing definitions of
deforestation. Environmental Science & Policy, 115, 71–78.
https://doi.org/10.1016/j.envsci.2020.10.007
Krishna, V. V., Kubitza, C., Pascual, U., & Qaim, M. (2017). Land markets, Property rights, and
Deforestation: Insights from Indonesia. World Development, 99, 335–349.
https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2017.05.018
Nordhaus, I., Toben, M., & Fauziyah, A. (2019). Impact of deforestation on mangrove tree diversity,
biomass and community dynamics in the Segara Anakan lagoon, Java, Indonesia: A ten-year
perspective. Estuarine, Coastal and Shelf Science, 227.
https://doi.org/10.1016/j.ecss.2019.106300
Reydon, B. P., Fernandes, V. B., & Telles, T. S. (2020). Land governance as a precondition for
decreasing deforestation in the Brazilian Amazon. Land Use Policy, 94.
https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2019.104313
Schmidt, L., Widianingsih, N. N., Kaad, A. P., & Theilade, I. (2020). The impact of deforestation on
collection and domestication of Jernang (Daemonorops spp.) and other NTFPs in southern
Sumatra, Indonesia. NJAS - Wageningen Journal of Life Sciences, 92.
https://doi.org/10.1016/j.njas.2020.100325
Supriatna, J., Shekelle, M., Fuad, H. A. H., Winarni, N. L., Dwiyahreni, A. A., Farid, M., Mariati, S.,
Margules, C., Prakoso, B., & Zakaria, Z. (2020). Deforestation on the Indonesian island of
Sulawesi and the loss of primate habitat. Global Ecology and Conservation, 24.
https://doi.org/10.1016/j.gecco.2020.e01205
Wolff, N. H., Masuda, Y. J., Meijaard, E., Wells, J. A., & Game, E. T. (2018). Impacts of tropical
deforestation on local temperature and human well-being perceptions. Global Environmental
Change, 52, 181–189. https://doi.org/10.1016/j.gloenvcha.2018.07.004

Anda mungkin juga menyukai