Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

Mata Kuliah : Psikologi Umum


Dosen Pengampu : Ustadzah Hanifah Kurniati,M.Psi

Disusun oleh :
Ari handayani (200202) Maryati (200212)
Khikmah Rosida (200210) Ayu Ningrum (200204)
Siti Faizah (200223) Anis Anggun (200201)
Sugiyati (200227) Suci Setiawati (200225)

Suelmi (200226)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
IKHSANUL FIKRI MAGELANG
2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Psikologi
Pendidikan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Ustadzah Hanifah Kurniati, M.Psi pada bidang studi
Psikologo Umum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang psikologi pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadzah Hanifah Kurniati selaku dosen
pengampu bidang studi Psikologi Umum yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
pelajari.

Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman –
teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Salam, 26 Desember 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………………1

Kata Pengantar …………………………………………………………………..2

Daftar Isi ……………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................4

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi, sejarah dan Konsep dasar Psikologi Pendidikan?
2. Bagaimana teori belajar dalam psikologi pendidikan?
3. Bagaimana kognisi dan memori dalam psikologi pendidikan?
4. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan dalam psikologi pendidikan?
5. Bagaimana metode pendidikan dalam psikologi pendidkan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian, sejarah dan konsep dasar Psikologi Pendidikan
2. Mengetahui teori belajar dalam psikologi pendidikan
3. Mengetahui kognisi dan memori dalam psikologi pendidikan
4. Mengetahui kecerdasan dalam psikologi pendidikan
5. Mengetahui metode pendidikan dalam psikologi pendidikan

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................17

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………18

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………19

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 1 Pasal 1(1) pendidikan adalah “ usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat , bangsa dan negara “. Dalam hal
ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan profesional , yakni guru di sekolah-
sekolah dasar dan menengah, serta dosen di perguruan-perguruan tinggi
sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39 (2) UU Sisdiknas tersebut.
Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat
memerlukan aneka ragam pengetahuan dan ketrampilan keguruan yang memadai
dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
Diantara pengetahuan-pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan baru
yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar dalam suasana zaman
yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini. Untuk memenuhi
kebutuhan akan psikologi terapan dengan pendekatan baru itulah, makalah psikologi
pendidikan ini disusun, dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang berarti
dan memantapkan kualitas kompetensi calon guru, guru dan dosen profesional yang
bertugas pada jenjang masing-masing.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ruang lingkup psikologi pendidikan?


2. Bagaimana teori belajar dalam psikologi pendidikan?
3. Bagaimana kognisi dan memori dalam psikologi pendidikan?
4. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan dalam psikologi pendidikan?
5. Bagaimana metode pendidikan dalam psikologi pendidkan?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian, sejarah dan konsep dasar Psikologi Pendidikan


2. Mengetahui teori belajar dalam psikologi pendidikan
3. Mengetahui kognisi dan memori dalam psikologi pendidikan
4. Mengetahui kecerdasan dalam psikologi pendidikan
5. Mengetahui metode pendidikan dalam psikologi pendidikan

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi Pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan


diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan.

Pengertian Psikologi pendidikan menurut para ahli

1. Wherington ( 1978 )
Menurut Wherington (1978), menerangkan bahwa psikologi pendidikan
berfungsi sebagai studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan manusia
2. Sumadi Suryabrata (1984)
Menurut Sumadi Suryabrata (1984), menjelaskan bahwa psikologi
pendidikan sebagai pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam
situasi pendidikan.
3. Elliot ( 1999 )
Menurut Elliot (1999), menuturkan bahwa psikologi pendidikan adalah
penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar,
motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia
pendidikan.
4. Anita Woolfolk ( 2007)
Menurut Anita Woolfolk (20007), definisi psikologi pendidikan adalah ilmu
yang memfokuskan perhatiannya pada proses belajar dan pembelajaran,
menetapkan metode dan teori psikologi dan menjadikannya menjadi teori
secara berkesesuaian.
5. Santrock (2007)
Sedangkan menurut ahli psikologi Santrock (2007), pengertian dan definisi
psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang
mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan
mengajar dalam lingkungan pendidikan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum, pengertian psikologi


pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari tentang
karakteristik individu dalam perkembangannya.
Tujuan dan fungsi psikologi pendidikan secara umum adalah untuk
mengembangkan pengetahuan dan metode untuk mempelajari proses
belajar mengajar pada situasi keseharian yang sesuai dengan tingkat usia
dalam lingkungan pendidikan.

5
Sejarah Psikologi Pendidikan

Perkembangan psikologi pendidikan dimulai pada permulaan abad ke – 20


yang ditandai dengan adanya penelitian-penelitianpsikologi yang khusus
memberikan dampakbesar terhadap teori-teori dan praktek pendidikan.

Beberapa Tokoh yang terlibat dalam penelitian tersebut antara lain :


Termann, Thorndike, dan Jude. Aliran-aliran psikologi yang berkembang pada
permulaan abad ke – 20 mempelajari tentang perilaku dan proses belajar dari sudut
pandang yang berbeda-beda yang berpengaruh terhadap perkembangan teori dan
praktek pendidikan. Teori-teori tersebut antara lain : Behaviorisme ( Watson ),
Psikoanalisis ( Freud ), dan Gestalt ( Kohler, Koffka ).

Berikut ini beberapa ahli yang turut andil dalam perkembangan psikologi pendidikan
baik dari segi filsafat, pendidikan maupun psikologi.

1. Democritus
Democritus merupakan filsuf pertama yang menekan kan pentingnya
pengaruh lingkungan dan suasana rumah terhadap perkembangan
kepribadian seseorang sehingga lingkungan dan suasana rumah perlu dibina
sebaik mungkin supaya suasana menjadi kondusif bagi perkembangan anak.
2. Plato dan Aristoteles
Plato dan Aristoteles mengembangkan system pendidikan berdasarkan
prinsip-prinsip psikologi. Aristoteles merupakan tokoh yang idenya
berkembang menjadi Psikologi Daya. Dalam Psikologi Daya terdapat 3
komponen yang didalamnya saling berkaitan satu sama lain. Komponen
tersebut antara lain :
a. Penalaran/ Pengertian/ Kognitif/ Cipta
b. Perasaan/ Emosi/ Afektif/ Rasa
c. Kehendak/ Will/ Konasi/ Karsa
3. John Amos Comenicu
John Amos Comenicu merupakan orang pertama yang merupakan orang
pertama yang melakukan penelitian terhadap anak. Ia mengatakan bahwa
anak merupakan individu yang sedang berkembang.
4. Rousseau
Rousseau adalah seorang penganut Naturalis, mendasarkan ide-ide
pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip perkembangan manusia, Rousseau
juga mengatakan pada dasarnya anak adalah baik.
5. John Locke
John Locke seorang penganut paham empirisme mengatakan bahwa
sewaktu individu lahir didalam jiwanya belum terdapat apa-apa, dan secara
potensial jiwa dalam individu itu sensitive untuk melakukan impresi terhadap
dunia luar dengan melalui belajar. Belajar melalui pengalaman dan latihan
merupakan sumbangan terbesar dari John Locke dan tokoh-tokoh empirisme
lainnya.

6
6. John Heinrich Pestalozzi
John Heinrich Pestalozzi merupakan tokoh yang menyarankan adanya
penyelenggaraan pendidikan yang bersifat klasikal ( rombongan )
7. Francis Galton, dan Stanley Hall
Pada akhir abad ke-18 mereka mempublikasikan hasil-hasil penelitian mereka
tentang aspek-aspek perilaku individu yang hasil penelitiannya sangat
membantu para pendidik untuk memahami anak didiknya.
8. William James
Dalam bukunya “ Principles of Psychology “, William James menyarankan
untuk melakukan pendekatan fungsionalisme dalam psikologi.
Fungsionalisme dalam psikologi merupakan cara pendekatan yang
menganggap bahwa kesadaran terhadap gejala-gejala mental adalah hal
yang utama.
9. Cattel
Cattel memberikan sumbangan besar dalam hal individual differences dan
pengukuran mental. Individual differences merupakan sifat atau perbedaan
kuantitatif dalam suatu sifat, yang dapat membedakan satu individu dengan
individu lainnya.
10. Binet
Binet merupakan tokoh psikolog pwertama yang mengenalkan pengetesan
mental atau pengukuran inteligensi yang bersifat individual.

Konsep Dasar Psikologi Pendidikan

Pada hakikatnya pendidikan adalah proses pembentukan peserta


didik. Agar pembentukan tersebut efektif dan berhasil maka pendidik harus
memiliki kualifikasi atau kecakapan dalam psikologi pendidikan.
Konsep dasar psikologi pendidikan pada umumnya merupakan sub-disiplin
psikologi yang menyelidiki masalah masalah psikologis dalam pendidikan
yang kemudian dirumuskan dalam bentuk konsep, teori dan metode sebagai
solusi dari masalah-masalah tersebut.
Konsep dasar ilmu psikologi pendidikan memberi pemahaman tentang
anak sebagai pelajar, bagaimana anak belajar, bagaimana guru memotivasi
anak belajar dan bagaimana guru mengevaluasi hasil belajar.
Psikologi pendidikan juga menjelaskan karakteristik atau pola pembelajaran
yang disesuaikan berdasarkan usia ( perkembangan kognitifnya ). Jika usia
peserta didik masih 5 tahun, maka metode pembelajarannya belajar sambil
bermain. Begitu juga sudah berusia remaja maka dapat diterapkan metode
diskusi kelompok.
Sehingga dengan mempelajari psikologi pendidikan, pendidik akan
menyadari dan memahami bahwa peran ia sesungguhnya adalah membuat
peserta didik mau dan tahu bagaimana cara belajar.
Bukan dengan memberikan informasi sebanyak mungkin, melainkan
membuat peserta didik menyukai kegiatan mencari informasi sebanyak
mungkin.

7
2. Teori belajar dalam Psikologi Pendidikan

Teori belajar didefinisikan sebagai metode yang menggambarkan bagaimana


sesorang melakukan proses belajar.

Pengertian belajar menurut Ernest R. Hilgard adalah kegiatan atau proses yang
dilakukan secara sengaja dan menimbulkan perubahan atas keadaan sebelumnya
.Umumnya setelah belajar seseorang cenderung melakukan perubahan diri kearah
lebih yang lebih baik.

5 jenis teori pembelajaran, antara lain :

1. Teori Kognitif
Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20an. Secara teori ini
menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari
beberapa proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi,
problem solving, analisis, prediksi, dan perasaan
Beberapa tokoh yang berperan mengembangkan teori ini adalah Jean Piaget,
Bruner, dan Ausubel.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh penerapan teori kognitif
adalah guru menggunakan Bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik
serta memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara serta diskusi dengan
teman-temannya.
2. Teori Behavioristik
Teori yang dianut sejumlah ilmuwan, seperti Gage dan Berliner ini
menyatakan bahwa sebuah pengalaman mampu mengubah tingkah laku (
kebiasaan atau proses berpikir ) seseorang sebagai hasil proses belajar dari
pengalaman itu sendiri.
Untuk mengaplikasikan teori ini, seorang guru perlu melakukanbeberapa
proses, seperti memberikan dorongan supaya muridnya dapat merasakan
rasa ingin tahu, melakukan stimulus guna memperoleh respon siswa, dan
melakukan penguatan ( reinforcement ) pengulangan stimulus dalam bentuk
berbeda.
Teori behavioristik dinilai terlalu focus pada pendidik. Jadi, tantangannya
adalah guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan suatu materi agar siswa
tidak bosan.
3. Teori Humanistik
Teori belajar selanjutnya adalah humanistik yang berkembang dari teori
behavioristik. Tokoh dari teori humanis adalah Carl Rogers dan Abraham
Maslow. Teori Humanis adalah metode pembelajaran yang fokus pada
peserta didik guna mengembangkan potesinya.

Ada beberapa faktor yang mendukung teori humanis, yaitu :


 Peran kognitif, pemahaman seseorang tentang ilmu pengetahuan.
 Peran afektif, factor mental yang membentuk individu.

8
Dengan mengaplikasikan teori humanis, siswa akan merasa senang selama
proses belajar dan bisa menguasai materi dengan gampang.

4. Teori Konstruktif
Teori konstruktif sejatinya sudah ada dari dulu, namun masih digunakan
sampai dengan sekarang karena bersifat efektif dan mampu beradaptasi
dengan baik terhadap perubahan zaman. Lewat teori konstruktif, peserta didik
diajak untuk mendalami pengetahuan secara bebas atau juga bisa
memaknainya sesuai pengalaman.
Dalam praktiknya, siswa akan diberi ruang untuk membuat ide atau gagasan
menggunakan bahasanya sendiri. Dampaknya, lewat penjelasan yang
familier, orang lain diharapkan mampu menerima ide yang disampaikan dan
merangsang imajinasinya.
5. Teori Gestalt.
Teori Gestalt merupakan percabangan dari teori kognitif. Teori ini muncul dari
buah pikiran seorang psikolog jerman, yaitu Max Wertheimer. Dalam teori
Gestalt, proses belajar seseorang dimulai dari mendapatkan informasi,
kemudian melihat strukturnya secara menyeluruh.
Setelah itu, proses dilanjutkan dengan menyusun kembali informasi yang
didapat dalam struktur yang lebih sederhana hingga individu tersebut mampu
memahami informasi yang coba disampaikan.
Menariknya, konsep ini tak hanya diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar antara guru dan murid, tapi juga biasa dimanfaatkan dalam proses
desain.

3. Kognisi dan memori dalam Psikologi Pendidikan

A. Kognisi

Kognisi adalah istilah yang merujuk pada proses mental dalam menyerap
ilmu pengetahuan dan informasi serta pemahaman terhadap ilmu tersebut.
Kognisi melibatkan proses berfikir, mengenal, mengingat, menghakimi,
dan menyelesaikan masalah.
Kognisi dipelajari dalam cabang psikologi yang disebut psikologi kognitif.
Psikologi kognitif memiliki fokus pada investigasi cara manusia berfikir dan
proses yang terlibat dalam kognisi.

Jenis – jenis proses kognitif dalam kognisi :

1. Perhatian
Sesuai makna awamnya, perhatian merupakan proses kognitif yang
memungkinkan seseorang untuk fokus pada suatu hal dalam
kehidupannya.
2. Bahasa
Bahasa dan perkembangan berbahasa merupakan proses kognitif
yang melibatkan kemampuan seseorang untuk memahami dan
mengekspresikan pikiran secara lisan dan tulisan. Dengan adanya

9
kemampuan berbahasa, anda bisa berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang-orang disekitar.
3. Bernalar
Bernalar merupakan kognisi yang memungkinkan anda untuk
mempelajari hal – hal baru, memproses informasi yang diterima, serta
mengkaitkannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
4. Memori
Seperti yang mungkin anda tahu, memori merupakan proses kognitif
yang memungkinkan kita untuk mengolah, menyimpan, dan menerima
informasi. Dengan adanya memori atau ingatan, manusia bisa
mengingat hal-hal dimasa lalunya serta momentum yang terjadi dalam
dunianya.
5. Persepsi
Perpepsi merupakan proses kognisi yang memungkinkan seseorang
untuk mengenal dan menafsirkan informasi menggunakan daya
inderanya. Informasi tersebut kemudian digunakan untuk merespon
dan berinteraksi dalam lingkungan dan dunianya.
6. Berpikir
Berpikir merupakan bagian penting dari setiap proses kognitif. Proses
ini melibatkan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, hingga
penalaran yang lebih tinggi.

Penggunaan Kognisi dalam Kehidupan Manusia

1. Mempelajari hal hal baru


Belajar dan bernalar merupakan proses yang membuat kita bisa
memahami suatu informasi dan ilmu pengetahuan baru. Proses
pembelajaran juga membentuk memori baru dan mengaitkannya
dengan pengetahuan yang sudah ada. Tanpa kognisi, kita tentu tak
bisa mempelajari hal-hal yang selama ini kita senangi dalam hidup.
2. Membentuk memori
Mengingat hal dan peristiwa adalah berkah yang dimiliki manusia
akibat adanya proses kognitif. Cara kita mengingat, hal yang kita
ingat, serta hal yang kita lupakan berkaitan erat dengan proses
kognitif yang terjadi di dalam otak.
3. Membuat keputusan
Hidup dipenuhi dengan pengambilan keputusan-keputusan.
Pengambilan keputusan tersebut melibatkan adanya penilaian yang
kita berikan atas tiap-tiap pilihan keputusan yang ingin diambil.
Tips memelihara kognisi dan fungsi kognitif otak :
1. Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang untuk memberi nutrisi pada otak dan berolah raga teratur.
2. Berpikir kritis dengan senantiasa mempertanyakan asumsi yang muncul dari
dalam diri serta ide dan gagasan yang dimiliki
3. Tidak berhenti mempelajari hal baru untuk terus memberrikan tantangan pada
otak.
4. Berhenti multitasking, bukannya bermanfaat, multitasking sebenarnya
menurunkan produktifitas dan mengurangi kualitas hasil pekerjaan.

10
B. Memori
Memori adalah proses penyimpanan informasi dari apa yang ditangkap
oleh panca indera manusia. Hal-hal berupa gambaran dari penglihatan,
penciuman, pendengaran dan apa yang dirasakan akan dipersepsikan lalu
disimpan dalam otak. Memori bersifat sementara atau permanen.

Pengertian memori menurut Chaplin (2002), yaitu fungsi yang terlibat


dalam proses mengenang masa lalu, keseluruhan pengalaman masa lalu
yang diingat kembali, dan pengalaman khas yang paling diingat.
Namun tidak semua pengalaman bisa disimpan dengan baik, hanya
informasi atau pengalaman tertentu yang memiliki kekhasan saja yang
mampu tersimpan. Apa yang dilihat atau dialami akan dipersepsikan pada
individu dan hal tersebut dimasukan ke dalam jiwa kemudian disimpan
diingatan. Pada suatu saat ingatan itu bisa diambil kembali.

Proses mengingat informasi ada 3 tahap :


- Memasukkan informasi ( encoding )
- Penyimpanan ( storage )
- Mengingat ( retrieval stage )
Jenis- jenis memori

1. Memori sensoris
Memori sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi yang
diperoleh dari penerimaan pancaindera yang proses penyimpanan
informasinya dalam jangka waktu yang sangat pendek
2. Memori jangka pendek
Merupakan proses penyimpanan memori secara sementara yang
artinya memori tidak bisa disimpan lama
3. Memori jangka panjang
Merupakan proses penyimpanan yang bisa diingat cukup lama atau
relatif bersifat permanen.

Faktor Kelupaan Dalam Sebuah Memori

Kelupaan terjadi karena ingatan yang tersimpan tidak pernah atau


jarang ditimbulkan kembali. Sehingga perlahan ingatan itu memudar
dan hilang.
Konsep lupa memiliki empat macam teori :
- Decay theory yaitu menganggap bahwa memori akan semakin
memudar
- Teori interferensi, menitikberatkan pada interval
- Retrieval failure, kegagalan mengingat memori disebabkan oleh
interferensi
- Teori motivated Forgetting, kecenderungan melupakan hal-hal yang
tidak menyenangkan
Lupa bisa juga menjadi tanda fisiologis dari penuaan dikarenakan
fungsi sistem saraf yang menurun pada usia tua dan tidak dapat
meregenerasi diri lagi.

11
4. Kecerdasan dalam Psikologi Pendidikan

Kecerdasan adalah kemampuan untuk memahami dunia, berpikir rasional


dan menggunakan symber secara efektif pada saat dihadapkan pada
tantangan.

Pengertian kecerdasan/intelegensi menurut para ahli.

1. Gregory
Menurut Gregory kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk
memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu
atau lebih bangunan budaya tertentu.
2. C.P Chaplin
Menurut C.P Chaplin, kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan
menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif.
3. Anita E.Woolfolk
Menurut Anita E. Woolfolk, kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar,
keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
4. Alfred Binet dan Theodore Simon
Menurut Alfred Binet dan Theodore Simon, Intelegensi adalah
kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk
mengubah arah tindakan jika tindakan sudah dilakukan dan kemampuan
untuk mengkritik diri sendiri.
5. Lewis Madison Terman (1916)
Menurut Lewis Madison Terman, Intelegensi adalah kemampuan
seseorang untuk berpikir secara abstrak.
6. H.H Goddard (1946)
Menurut Goddard, Intelegensi adalah tingkat pengalaman seseorang
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi
masalah yang akan datang.
7. V.A.C Henmon
Menurut V.A.C Henmon, Intelegensi adalah kemampuan untuk
memperoleh pengetahuan.
8. Baldwin (1901)
Menurut Baldwin, Intelegensi adalah daya atau kemampuan untuk
memahami.
9. Goorge D. Stoddard (1941)
Menurut Georde D. Stoddard, Intelegensi adalah kemampuan memahami
masalah yang sukar,abstrak, ekonomis, diarahkan pada tujuan, memiliki
nilai sosial dan berasal dari sumbernya.

12
10. Walters dan Gardner (1986)
Menurut Walters dan Gardner, Intelegensi adalah kemampuan atau
serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu untuk
memecahkan masalah.
11. Flynn
Menurut Flynn, Intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir secara
abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman
12. Edward Lee Thorndike (1913)
Menurut Edward Lee Thorndike, Intelegensi adalah kemampuan
memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta
13. David Wechsler
Menurut David Wechsler, Intelegensi adalah kemampuan bertindak secara
terarah, berpikir rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

Jenis-jenis Kecerdasan

Secara umum terdapat 3 kecerdasan, yaitu :

1. Intelegent Quotient (IQ)


Intelegent Quotient (IQ) atau Kecerdasan Intelektual adalah bentuk
kemampuan individu untuk berfikir, mengolah, dan menguasai
lingkungannya secara maksimal serta bertindak secara terarah.
Kecerdasan ini digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun
strategi.
2. Emotional Quotient (EQ)
Emotional Quotient (EQ) atau Kecerdasan Emosional adalah kemampuan
untuk mengenali, mengendalikan dan menata perasaan sendiri dan
perasaan orang lain secara mendalam sehingga kehadirannya
menyenangkan dan diidamkan orang lain. Kecerdasan ini memberi
kesadaran tentang perasaan diri sendiri dan juga perasaan orang lain,
memberi rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuk menanggapi
kesedihan atau kegembiraan secara tepat.
3. Spiritual Quotient (SQ)
Spiritual Quotient (SQ) atau Kecerdasan Spiritual adalah sumber yang
mengilhami dan melambungkan semangat seseorang dengan
mengikatkan diri pada nilai kebenaran tanpa batas waktu. Kecerdasan ini
digunakan untuk membedakan baik dan buruk, benar dan salah, dan
pemahaman terhadap standar moral.

13
Selain ketiga kecerdasan tersebut, terdapat jenis kecerdasan lain
diantaranya:

1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan Linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata yaitu
kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara
lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap
arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang
diucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata
dalam mengubah kondidi pikiran dan menyampaikan informasi.
Kecerdasan Linguistik ini dimiliki oleh para jurnalis, juru ceerita,
penyair, dan pengacara.
2. Kecerdasan Logika – Matematika
Kecerdasan logika –matematika adalah kecerdasan dalam hal angka
dan logika yaitu kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah.
Orang tersebut mampu memikirkan dan menyusun solusi dengan
urutan yang logis. Orang tersebut suka angka, urutan, logika dan
keteraturan. Orang tersebut mengerti pola hubungan, mampu
melakukan proses berpikir deduktif dan induktif.
Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal besar kepada hal
kecil. Proses berpikir induktif berarti cara berpikir dari hal yang kecil
kepada hal yang besar. Kecerdasan logika-matematika ini dimiliki para
ilmuwan, akuntan, dan pemogram computer.
3. Kecerdasan Visual – Spasial
Kecerdasan Visual-spasial adalah kemampuan spasial adalah
kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial
secara akurat. Visual artinya gambar, spasial adalah hal yang
berkaitan dengan ruang/tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran
akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara
elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk
melihat obyek dari berbagai sudut pandang. Kecerdasan visual-
spasial ini dimiliki oleh para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur
mesin.
4. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati,
membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-
bentuk musik. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap ritme,
melodi dan timbre dari musik yang didengar. Musik mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kemampuan
matematika dan ilmu sains dalam diri seseorang.
5. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan
dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat
memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi

14
dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang yang memiliki
kecerdasan ini sangat menghargai nilai, etika dan moral. Kecerdasan
ini dimiliki oleh konselor, ahli teologi dan wirausahaan.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan
bekerjasama dengan orang lain, kemampuan untuk mengamati dan
mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Orang yang
memiliki kecerdasan ini peka pada ekspresi wajah, suara dan gerakan
tubuh orang lain dan mampu memberikan respon secara efektif dalam
berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu masuk ke dalam diri orang
lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain
dan umumnya dapat memimpin kelompok. Kecerdasan ini dimiliki oleh
direktur dan pimpinan sebuah perusahaan.
7. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh
kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan
perasaan. Kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik dalam bidang
koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan
kecepatan. Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan
gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Kecerdasan
ini dimiliki oleh atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan untuk mengenali,
membedakan, mengungkapkan, dan membuat kategori terhadap apa
yang dijumpai dialam maupun lingkungan. Dengan kata lain,
kecerdasan ini adalah kemampuan manusia untuk mengenali
tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.

 Faktor yang mempengaruhi kecerdasan

Adapun factor yang mempengaruhi kecerdasan yaitu, diantaranya:


1. Faktor Bawaan atau Biologis.
Faktor kecerdasan ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Faktor
bawaan juga menentukan batas kesanggupan seseorang dalam
memecahkan masalah. Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana
minat mengarahkan ke perbuatan pada suatu tujuan dan Ini merupakan
dorongan bagi perbuatan tersebut.
2. Faktor Pembentukan atau Lingkungan
Segala keadaan yang ada diluar diri seseorang atau lingkungan yang
akan mempengaruhi perkembangan inteligensi seseorang.
3. Faktor Kematangan
Dimana setiap organ dalam tubuh manusia akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan.
15
4. Faktor Kebebasan
Manusia bisa memilih metode dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya. Selain kebebasan memilih metode, ada pula kebebasan
dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

5. Metode Pendidikan dalam Psikologi Pendidikan

Metode yang biasa digunakan dalam psikologi pendidikan untuk memahami


perilaku dan karakteristik peserta didik secara umum dapat dibagi menjadi
dua kategori umum, yakni:
1. Metode tes, dilakukan dengan alat atau instrumen (berupa tes) yang valid
dan reliable dengan dilakukan dengan aturan tertentu. Metode ini dipilih
untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan akademik, bakat, minat
dan kecerdasan (literasi maupun numerasi)
2. Metode non tes, dilakukan dengan instrument yang tidak berupa tes
seperti: kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dsb.
Metode ini dipilih untuk mengumpulkan data mengenai fakta atau opini
dari peserta didik.

Contoh Metode Psikologi Pendidikan

Berikut ini adalah beberapa metode psikologi pendidikan yang umum


digunakan.

1. Observasi, atau Bahasa lainnya adalah pengamatan yang biasanya


dilakukan pada seorang atau sekelompok peserta didik dengan cara yang
sistematis yang biasanya dilengkapi oleh lembar observasi atau bahkan
skenario
2. Tes, metode ini mengajukan berbagai pertanyaan yang telah dirancang
untuk dijawab oleh peserta didik yang akan diamati kondisi psikologisnya.
Tes dilakukan dengan kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan keperluan
praktisnya.
3. Eksperimen, yakni memberikan perlakuan-perlakuan pada peserta didik
atau siswa kemudian diamati hasilnya apakah sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak.Eksperimen ini juga dapat membantu mengetahui
perlakuan mana yang menjadi perlakuan yang paling efektif untuk siswa.
Pengolahan data eksperimen akan statistik atau analisis kuantitatif,
sehingga hasil penelitian ini biasanya lebih akurat dan objektif.
4. Kuesioner atau angket, merupakan instrumen pengumpul data yang
berupa kumpulan-kumpulan pertanyaan yang telah dirancang oleh peneliti
psikologi pendidikan sesuai dengan tujuan penelitian.
5. Studi Kasus, metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan dengan
melakukan penyelidikan para peserta didik untuk mengetahui latar
belakang peserta didik tersebut, baik berupa latar belakang ekonomi,
sosial, budaya, fisik dan mental. Studi kasus mungkin memerlukan waktu

16
dan effort yang lebih besar serta khusus secara individu untuk
memperoleh data yang akurat.
6. Metode Klinis, merupakan metode yang cukup sering digunakan dalam
psikologi pendidikan. Metode ini dilakukan dengan menyelidiki perilaku
seorang peserta didik yang banyak melakukan perilaku menyimpang yang
dapat membuatnya kesulitan belajar atau menghambat perkembangan
belajarnya.
7. Proyeksi, metode yang dilakukan terhadap seseorang dengan
memberikan gambar-gambar atau tulisan-tulisan berbentuk khas untuk
ditanggapi dan diterjemahkan menjadi proyeksi perilaku yang ditunjukkan
oleh peserta didik secara tidak langsung.
8. Instropeksi, merupakan metode yang cukup rumit untuk diterapkan dan
tetap objektif, dimana para ahli psikologi atau praktisi pendidikan
melakukan introspeksi atau pengamatan terhadap apa yang terjadi
didalam dirinya sendiri.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang


secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan
dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori
psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah
tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. Hubungan
antara teoritis dan praktis memiliki keterkaitan dan tidak bisa
dipisahkan.Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori
pendidikan.
Seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori
pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat
mengimbas pada praktik pendidikan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://serupa.id/psikologi-pendidikan-pengertian-latar-metode-manfaat/
https://www.pelajaran.co.id/2017/15/pengertian-kecerdasan-jenis-dan-
faktor-yang-mempengaruhi-kecerdasan.html
https://dosenpsikologi.com/memori-dalam-psikologi
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-kognisi-tips-memelihara-fungsi-
kognitif-otak

19

Anda mungkin juga menyukai