Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PERPAJAKAN

PAJAK PENGHASILAN UMUM

NAMA KELOMPOK:
Muhammad Fadly Tahir
Sarensyah Maulani
Muhammad Alqizhaz Faizal
Muhammad Zidane Alfarizi
Ferdiansyah
Mario Khairun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.PENDAHULUAN
Undang-undang No. 7 tahun tentang Pajak Penghasilan (PPh) berlaku sejak 1 Januari 1984.
Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan
undang-undang nomor 36 tahun 2008.
Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pengenaan pajak atas penghasilan (laba)
yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan .
Undang-undang PPh mengatur subjek pajak , objek pajak , serta cara menghitung dan cara
meluasi pajak yang terutang. Undang-undang PPh juga lebih memberikan fasilitas kemudahan dn
keringanan bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.
Undang-undang PPh menganut asas materiil, artinya penentuan mengenai pajak yang terutang
tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.

1.2.RUMUSAN MASALAH :
1.      Definisi.
2.      Dasar Hukum.
3.      Subjek Pajak.
4.      Tidak termasuk Subjek Pajak.
5.      Objek pajak.
6.      Tidak termasuk objek pajak.
7.      Dasar pengenaan Pajak dan penghasilan kena pajak.
8.      Penghasilan tidak kena pajak.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pajak Penghasilan(PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.
2.2 Dasar Hukum
Peraturan yang mengatur Pajak Penghasilan di Indonesia adalah UU Nomor 7 Tahun 1983 yang
telah disempurnakan dengan UU Nomor 7 Tahun 1991,UU Nomor 10 Tahun 1994,UU Nomor
17 Tahun 2000,UU Nomor 36 Tahun 2008,Peraturan pemerintah,Keputusan Presiden,dan lain-
lain.
2.3 Subjek Pajak
Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh
penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan Pajak Penghasilan. Berdasarkan pasal 2 ayat 1
UU Nomor 36 Tahun 2008 , Subjek Pajak dikelompokkan sebagai berikut.
-Subjek Pajak orang pribadi
Orang pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia atau
di luar Indonesia
-Subjek Pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan(Ahli Waris)
Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai Subjek Pajak Pengganti dimaksudkan
agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat
dilaksanakan.
-Subjek Pajak badan.
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang
melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas.
-Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia,
2.4 Tidak Termasuk Subjek Pajak
1. Kantor Perwakilan Negara asing
2. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatic dan konsulat dari Negara asing
3. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat Indonesia menjadi anggota organisasi
tersebut
4. Organisasi-organisasi internasional yang berbentuk kerja sama teknik dan kebudayaan
dengan syarat kerja sama teknik tersebut membri manfaat pada Negara/pemerintah
Indonesia dan tidak menjalankan usaha lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia
5. Jika terdapat ketentuan perpajakan yang diatur dalam perjanjian internasioanl yang
berbeda dengan ketentutan perpajakan yang diatur dalam UU PPh.
2.5 Objek Pajak
Objek pajak merupakan segala sesuatu yang di kenakan pajak. Objek pajak penghasilan
adalah penghasilan.
1. Penghasilan dari hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji,honorarium,dll
2. Penghasilan dari usaha dan kegiatan
3. Penghasilan dari modal
4. Penghasilan lain-lain, seperti hadiah
2.6 Tidak Termasuk Objek Pajak
1.Bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang
berhak.
2.Warisan
3.Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal.
2.7 Dasar pengenaan Pajak dan penghasilan kena pajak.
Untuk wajib pajak dalam negeri dan untuk usaha tetap ( BUT ) yang menjadi dasar
pengenaan pajak adalah penghasilan kena pajak. Sedangkan untuk wajib pajak luar negeri adalah
penghasilan bruto.
Besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,menagihkan,dan
memelihara penghasilan.
2.8 Penghasilan Tidak Kena Pajak
Untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak wajib pajak orang pribadi dalam negeri,
penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah penghasilan tidak kena pajak.

DAFTAR PUSTAKA
https://makalahubb.blogspot.com/2017/05/makalah-perpajakan-pajak-penghasilan_16.html
Resmi,Siti.Perpajakan:Teori dan Kasus.Edisi kesebelas.Jakarta:Salemba empat.
.Perpajakan:Teori dan Kasus.Edisi kesebelas .Jakarta:Salemba empat.

Anda mungkin juga menyukai