Anda di halaman 1dari 6

FARMAKOLOGI II

ANTIKANKER

NAMA : RAUDATUL DAWIYAH

BP : 18160050

5FAR2

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS DHARMA
ANDALAS PADANG
ANTIKANKER
Anti kanker atau yang sering disebut obat sitostatika merupakan suatu obat yang
digunakan untuk membunuh atau menghambat mekanisme proliferasi sel kanker. Obat ini
bersifat toksik bagi sel kanker itu sendiri maupun sel normal yang proliferasinya cepat,
khususnya sel pada sumsum tulang belakang, sel pada epitel gastrointestinal, dan sel folikel
rambut. Terapi antikanker dapat diberikan secara per oral atau secara parenteral. Dengan adanya
obat antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif, artinya hanya menghancurkan sel kanker
tanpa harus merusak jaringan normal disekitarnya. Tetapi obat antikanker memiliki efek toksik
yang dapat muncul ketika sedang melakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah
pengobatan. Efek toksik yang sering muncul antara lain mual, muntah, tubuh terasa lemas,
gangguan hematologis, gangguan gastrointestnal, toksisitas pada rambut, neurotoksisitas,
toksisitas saluran kemih, kelainan metabolik, hepatotoksisitas.
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme
pengatur multiplikasi dan lungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat umum
dari kanker yaitu :
1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor
2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah
3. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan pokok dengan
jaringan normal)
4. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru
5. Memiliki heriditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker juga dapat
menimbulkan kanker
6. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam
amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel.
Obat antikanker merupakan obat spesialistik. Batas keamanannya begitu sempit sehingga
hanya dibenarkan penggunaannya oleh dokter yang berpengalaman di bidang pengobatan ini.
Penggunaan yang kurang cermat hanya akan menambah penderitaan, bersifat latal dan
pemborosan biaya. Seorang pasien dapat menghabiskan uang sampai 50-60 juta rupiah sebelum
meninggal dengan perpanjangan penderitaan tanpa mengalami hidup yang berarti. Ditangan
orang yang bertanggung jawab kemoterapi kanker saat ini cukup menggembirakan hasilnya.
Menurut statistik di negara maju, 17% pasien kanker sembuh dengan kemoterapi sehingga
ditambah dengan pembedahan dini, 50% pasien kanker disembuhkan .

Penyebab sel kanker yaitu :

1. Desakan akibat pertumbuhan tumor


2. Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis
3. Gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker.


PILAHAN OBAT ANTIKANKER :
I. Alkilator
• Mustar nitrogen
- Mekloretamin
- Siklofosfamid
- Melfalan
- Mustar urasil
- Klorambusil

• Derivat etilenamin
- Trietilen-melamin OEM) Trietilen-
tiof osloramid (tio-TEPA)

• Alkil sulfonat
- Busulfan Karmustin (BCNU)
II.Anti metabolit
• Analog pirimidin
- 5-fuorourasil Sitarabin
- 6-Azauridin Floksuridin (FUDR)
• Analog purin
- 6-Merkaptopurin
- 6-Tioguanid (T6)
• Antagonis
- (T6) Metotreksat
III. Produk alamiah
 Alkaloid Vinca
- Vinblastin (VLB)
- Vinkristin (VCR)
 Antibiotik
- Daktinomisin
- Mitomisin
- Antrasiklin
- Mitramisin
- Bleomisin

 Enzim
- L-asparaginase

IV. Hormon
• Hormon adrenokortikosteroid
- Prednison

- Hidroksiprogesteron kaproat
- Hidroksiprogesteron asetat
- Megestrol asetat

- Dietilstilbestrol
- Etinil estradiol
• Androgen
- Testosteron propionat Fluoksimesteron
V.lsotop radioaktif
• Fosfor
- Natrium fosfat (P32)

- Natrium Yodida (I131)


 HUBUNGAN KERJA ANTIKANKER DENGAN SIKLUS SEL
KANKER Sel tumor dapat berada dalam 3 keadaan yaitu :
1. Yang sedang membelah (siklus proliferatif)
2. Yang dalam keadaan istirahat (tidak membelah, Go)
3. Yang secara permanen tidak membelah Sel tumor yang sedang membelah terdapat dalam
beberapa tase yaitu fase mitosis (M), pascamitoiis (G1), fase sintesis DNA (fase S), fase
pramitosis (G2) .

 KERJA ANTIKANKER PADA PROSES DALAM SEL


1. ALKILATOR
Alkilator menunjukkan persamaan cara keria yaitu melalui pembentukan ion karbonium
atau kompleks lain yang sangat reaktif. lkatan kovalen (alkilasi) akan teriadi dengan berbagai
nukleolilik penting dalam tubuh misalnya foslat, amino, sulfhidril, hidroksil, karboksil atau
gugus imidazol. Efek sitostatik maupun efek sampingnya berhubungan langsung dengan
terjadinya alkilasi DNA ini. Alkilator yang bifungsional misalnya mustar nitrogen dapat
berikatan kovalen dengan 2 gugus asam nukleat pada rantai yang berbeda membentuk
crossJtnking sehingga terjadi kerusakan pada lungsi DNA. Hal ini dapat menerangkan sifat
sitotoksik dan mutagenik dari alkilator.
2. ANTIMETABOLIT
Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan
nukleosida, sehingga mengganggu berbagai reaksi penting dalam tubuh. Penggunaannya sebagai
obat kanker didasarkan atas kenyataan bahwa metabolisme purin dan pirimidin lebih tinggi pada
sel kanker dari sel normal. Dengan demikian penghambatan sintesis DNA sel kanker lebih
dari'terhadap sal normal.
3. ALKALOID VINKA
Zat ini berikatan secara spesilik dengan tubulin, komponen protein mikrotubulus, sprndle
milotik, dan memblok polimerisasinya, Akibatnya terjadi disolusi mikrotubulus, sehingga sel
terhenti dalam metafase (spindle poison) Pada akhir fase G1 terjadi peningkatan RNA disusul
dengan fase S yang merupakan saat terjadinya replikasi DNA. Setelah fase S berakhir sel masuk
dalam fase pramitosis (G2) dengan ciri : sel berbentuk tetraploid, mengandung DNA dua kali
lebih banyak daripada sel fase lain dan masih berlangsungnya sintesis RNA dan protein. Sewaktu
mitosis berlangsung (fase M) sintesis protein dan RNA berkurang secara tiba-tiba dan terjadi
pembelahan menjadi 2 sel. Setelah itu sel dapat memasuki interfase untuk kembali memasuki
fase Gr, saat sel berproliferasi, atau memasuki fase istirahat (Go). Sel dalam fase Gs yang masih
potensial untuk berproliferasi disebut sel klonogenik atau sel induk (stem cell). Jadi yang
menambah jumlah sel kanker ialah sel yang dalam siklus prolilerasi dan dalam lase Go
4. ANTIBIOTIK
Antrasiklin berinterkalasi dengan DNA, sehingga lungsi DNA sebagai template dan
pertukaran sister chrcmatrd terganggu dan pita DNA putus. Antrasiklin juga bereaksi dengan
sitokrom Pcso reduktase yang dengan adanya MADPH membentuk zal perantara, yang
kemudian bereaksi dengan oksigen menghasilkan radikal bebas yang menghancurkan sel.
Pembentukan radikal bebas ini dirangsang oleh adanya Fe.

 EFEK NONTERAPI

Antikanker merupakan obat yang indeks terapinya sempit, Semuanya dapat menyebabkan
efek toksik berat, yang mungkin sampai menyebabkan kematian secara langsung maupun tidak
langsung. Karena antikanker umumnya bekerja pada sel yang sedang aktif, maka efek
sampingnya juga terutama mengenai jaringan dengan proliferasi tinggi yaitu: sistem hemopoetik
dan gastrointestinal.
Supresi hemopoesis lerlihat sebagai leukopenia, trombositopenia atau anemia. Leukopenia
hebat (leukosit < 2000/mm3) dan trombopenia (trombosit < 100.000/mm3) merupakan petunjuk
untuk penghentian terapi pada pasien yang pada awal terapi mempunyai sistem hemopoetik
normal. Supresi sistem hemopoetik ini masih dapat berlanjut setelah pemberian obat dihentikan.
Umumnya pemulihan terjadi 2 minggu setelah penghentian terapi. Penghambatan sistem
hemopoetik oleh nitrosourea dapat berlangsung 4-6 minggu setelah pengobatan dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai