Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PSIKOSOIAL CEMAS DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS PADANG RATU KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

DI SUSUN OLEH:
Ayub Buchori Alrasyid
NIM: 1914401146
Kelas : RPL 2

DOSEN PEMBIMBING:
Idawati Manurung,S.Kp.,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN


PRODI DIPLOMA III TANJUNG KARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah utama
Ganggaun psikososial (kecemasan/ansietas)

B. Proses terjadinya masalah

1. Pengertian
Kecemasan atau ansietas merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang
subyektif dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus
penyebabnya.
Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang
menggambarkan keadaan khawatir, gelisah yang tak menentu, tidak tenteram, kadang
disertai berbagai keluhan fisik.
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi
ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut,
yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu terhadap sesuatu yang berbahaya.
Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas
yang parah tidak sejalan dengan kehidupan.

2. Etiologi
Penyebab gangguan ini kurang jelas. Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari
aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi, stres atau trauma
yang merupakan stressor muneulnya gejala ini. Di sistem saraf pusat beberapa mediator
utama dari gejala ini adalah. norepinephrine dan serotonin. Sebenarnya anxietas
diperantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic, thalamus,
korteks frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan GABA pada sistem
neurokimia, yang mana hingga saat ini belum diketahui jelas bagaimana kerja bagian-
bagian tersebut menimbulkan anxietas. Begitu pula pada depresi walapun penyebabnya
tidak dapat dipastikan namun biasanya ditemukan defisensi relatif salah satu atau
beberapa aminergic neurotransmitter (noeadranaline, serotonin, dopamine) pada sinaps
neuron di susunan saraf pusat khususnya sistem limbic

3. Tanda dan gejala


Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas (Hawari,
2008), antara lain sebagai berikut :
1.      Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
2.      Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3.      Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4.      Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5.      Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6.      Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. 

4. Faktor Presdisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan
tersebut dapat berupa :
1.      Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan
krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
2.      Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
3.      Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara
realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
4.      Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan
yang berdampak terhadap ego.
5.      Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap
integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
6.      Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena pola
mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
7.      Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons individu
dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
8.      Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat menekan neurotransmiter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang
bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

5.  Faktor presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan
timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu :
1.      Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik
yang meliputi :
a.       Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
b.      Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
2.      Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
a.       Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
b.      Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

C. Diagnosa Keperawatan

NO DATA MASALAH
1. DS : Ansietas

1. Klien mengatakan bahwa dirinya

takut jika penyakitnya tidak sembuh

2. Klien mengatakan jika tidak sembuh

lebih baik mati saja

3. Klien mengatakan jika setiap hari

kepikiran tentang penyakitnya.

Do :

1. Klien tampak sering terdiam

2. Klien tampak pucat

3. Klien sering menyendiri

4. Klien selalu menangis dimalam hari

5. Raut wajah klien cemas


2 Ds : Defisit Perawatan Diri

1. Suami klien mengatakan hanya

mandi sehari sekali

2. Suami klien mengatakan jika

dirumah hanya berpenambilan


seadaanya

3. Suami klien mengatakan jika tidak

disuruh untuk mandi klien tidak

mandi.

Do :

1. Klien tampak perpenampilan

sederhana

2. Baju klien kusut

3. Klien bau badan

4. Klien hanya mandi 1 kali sehari jika

ada perintah untuk mandi


3 Ds : Koping Individu Tidak

1. Klien selalu mengeluh tetantang Evektif

penyakitnya

2. Klien mengatakan bosan dengan

kehidupan sehari-harinya

3. Klien mengatakan tidak mempunyai

semangat hidup lagi.

Do :

1. Klien bercerita dengan menangis

2. Klien selalu menghindari kontak

sosial

3. Klien banyak terdiam


4 Ds Isolaso Sosial
1. Suami klien mengatakan klien sering

menyendiri

2. Klien sering terdiam jika ditanya

Do :

1. Klien sering terdiam

2. Klien tidak pernah berinteraksi

dengan lingkuangan sekitar tempat

tinggalnya

D. Pohon Masalah

Defisit Perawatan Diri

Ansietas

Isolasi Sosial

Koping individu tidak efektif

E. Daftar Pustaka
Dalami, E., Suliswati., Farida, P., Rochimah., & Banon E. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa
dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Trans Info Media.
Stuart, G.W., & Sundden, S.J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta : EGC.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


GANGGUA PISIKOSOSIAL KECEMASAN SP KE-1
MENGIDENTIFIKASI CEMAS
A.    Kondisi Klien

Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar Klien sering ketawa dan
tersenyum sendiri Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan
isinya tidak jelas serta melihat setan-setan.

B.     Diagnosa Keperawatan
Ansietas

C.    Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi: Tujuan Umum      : mengatasi gangguan ansietas
klien. Tujuan Khusus     :

1.      Pasien mampu membina hubungan saling percaya


2.      Pasien mampu mengenal ansietas
3.      Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4.      Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi
ansietas

D.    Strategi komunikasi terapeutik

Fase Orientasi Salam

“Assalamu’alaikum, Selamat pagi bu! Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, nama saya
Ayub Buchori Alrasyid, panggil saya ayub saja.
. Nama ibu siapa?”
“ibu senangnya dipanggil apa?”

Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? semalam tidurnya nyenyak?”
“Bagaimana jika sekarang  kita berbincang-bincang tentang kecemasandan latihan cara
mengontrol cemas dengan latihan relaksasi bu”
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15
menit saja”
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, Bagaimana jika diruangan ini
saja kita berbincang-bincang”
“Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang ibu rasakan serta cara mengatasinya”

 Fase Kerja

“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang bapak rasakan saat ini”
“Coba bapak ceritakan pada saya”
Ouw jadi ibu merasa takut jika penyakit ibu tidak kunjung sembuh.  Jika boleh saya tahu,
bagaimana cara ibu mengatasi ketakutan tersebut”
“Saya mengerti bagaimana perasaan ibu. Setiap orang akan memiliki perasaan yang sama
jika diposisi ibu. Tapi saya sangat kagum sama ibu Karena ibu mampu menahan semua
cobaan ini. ibu  adalah orang yang luar biasa. Yang perlu ibu ketahui adalah ibu saat ini
berada pada tingkat kecemasan yang sedang. Untuk itu, ibu perlu melakukan terapi disaat
ibu merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat
kecemasan ibu. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara  untuk
mengurangi kecemasan yang ibu rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, bapak perhatikan saya, lalu ibu
bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan
posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan
nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu  hembuskan udara melalui mulut dengan meniup
udara perlahan-lahan.Sekarang coba ibu praktikkan”
“Bagus sekali, bapak sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini selama 5
sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi
kecemasan ibu, ibu bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan ibu melepas
kecemasan dengan tertawa, berolahraga, menulis kecemasan ibu disebuah kertas,bersantai
seperti jalan-jalan atau ibu juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.

      Fase Terminasi

 “Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu rasakan dan


latihan relaksasi?”
“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.”
“Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa
langsung praktikkan cara ini”
        
Kontrak yang akan dating

“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang ibu rasakan,
bagamana jika kita latihan kembali besok bu? Jangan lupa bapak mencoba teknik yang lain
untuk mengurangi kecemasan bapak ya”
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam yang sama seperti hari
ini. Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana
kalau 20 menit saja”
“Dimana ibu akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana kalau besok kita
melakukannya disini saja”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


GANGGUA PISIKOSOSIAL KECEMASAN SP KE-2
MELAKUKAN HAL YANG DISUKAI
A.    Kondisi Klien

Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar Klien sering ketawa dan
tersenyum sendiri Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan
isinya tidak jelas serta melihat setan-setan.

B.     Diagnosa Keperawatan
Ansietas

C.    Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi: Tujuan Umum      : mengatasi gangguan ansietas
klien. Tujuan Khusus     :

1.      Pasien mampu membina hubungan saling percaya


2.      Pasien mampu mengenal ansietas
3.      Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4.      Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi
ansietas

D.    Strategi komunikasi terapeutik

Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum, Selamat pagi bapak ! masih ingat dengan saya bapak?

  Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah melatih cara mengalihkan situasi untuk
menghilangkan kecemasan bapak seperti yang saya ajarkan kemarin?”
“Coba ibu praktekan sekarang.” Bagus sekali ibu masih mengingatnya.”
“apakah ibu merasa terbantu dengan tehnik tersebut untuk mengatasi kecemasan ibu?.”
“Baiklah bu sesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang kembali untuk mendiskusikan
tentang latihan distraksi dengan tehnik pengalihan.”
” Berapa lama kita akan berlatih bu? “Bagaimana jika 10 menit?”
“Dimana kita akan berdiskusi? “Bagaimana jika di halaman samping?”
“Tujuan dari latihan hari ini adalah agar bapak dapat meningkatkan kontrol kecemasan pada
diri bapak dan bapak dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari bapak.”

Fase Kerja

“ibu, kemarin waktu kita diskusi bapak mengatakan bahwa saat cemas rasanya seluruh
badan ibu tegang, baik pikiran maupun fisik. Nah, latihan distraksi ini bermanfaat untuk
mengalihkan rasa cemasbapak sehingga membuat pikiran dan fisik ibu relak atau santai.
Dalam teknik ini ibu harus melakukan hal-hal yang dapat membuat bapakrelak misalnya
dengan menonton acara televisi kesukaan bapak, membaca buku atau majalah
yang bapak suka, atau dengan mendengar music yang bapak sukai. Nah,
sekarang bapak sudah tau kan hal-hal apa saja yang dapat bapak lakukan untuk mengurangi
rasa cemasbapak. Nanti apabila ibu merasa cemas lagi, bapak bisa melakukan salah satu
teknik distraksi atau pengalihan yang saya beritahu tadi.kegiatan mana yang bapak sukai?
Baiklah sekarang kita mendengarkan musik, bapak suka musik apa? Saya putarkan ya bu?

Fase Terminasi
   
“Bagaimana apa ada yang ingin ibu tanyakan dari penjelasan saya tadi?”
“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah bagus sekali,nanti jika ibu merasa
cemas, ibu dapat melakukan teknik ditraksi yang tadi saya jelaskan ya.”
“Kapan bapak akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baiklah setiapbapak merasa
cemas, bapak bisa langsung mempraktikkan cara ini.”

     Kontrak yang akan datang

“Nah, ibu, masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi


kecemasan ibu yaitu dengan teknik hipnotis diri sendiri atau hipnotis dengan 5 jari.”
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ketiga ini besok dengan jamyang sama seperti hari
ini?”
“Mau latihan dimana kita bu? Bagaimana jika disini lagi ? Apa masih ada yang mau
ditanyakan bu? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


GANGGUA PISIKOSOSIAL KECEMASAN SP KE-3
HIPNOTIS 5 JARI

A.    Kondisi Klien
Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar Klien sering ketawa dan
tersenyum sendiri Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan
isinya tidak jelas serta melihat setan-setan.

B.     Diagnosa Keperawatan
Ansietas

C.    Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi: Tujuan Umum      : mengatasi gangguan ansietas
klien. Tujuan Khusus     :

1.      Pasien mampu membina hubungan saling percaya


2.      Pasien mampu mengenal ansietas
3.      Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4.      Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi
ansietas

D.    Strategi komunikasi terapeutik


ase Orientasi
   Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu”

   Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah bapak masih gelisah dan tidak bisa tidur?
Apakah yang kemaren saya ajarkan sudah di praktekkan dalam jadwal harian ibu? Nah kalau
sudah coba di praktikkan kembali ya. Bagus bu”

 Kontrak :

“Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan yang ibu
rasakan? Dan saya akan mengajarkan ibu teknik relaksasi hipnotis 5 jari untuk
menghilangkan rasa gelisah ibu. Kita akan berbincang-bincang selama 30 menit. Kita akan
lakukan disini saja ya bu.”
“Tujuan perbincangan kita hari ini adalah agar ibu  mengetahui cara untuk menghilangkan
rasa gelisah ibu dengan teknik relaksasi hipnotis 5 jari dan ibu dapat mempraktekkan ketika
rasa gelisah ibu dating kembali.”

Fase Kerja
“Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba bapak ceritakan lebih lanjut
tentang perasaan ibu, kenapa ibu tidak gelisah, apa yang ibu pikirkan? Oh, jadi ibu merasa
takut jika ketakutan ibu terhadap botol diketahui orang lain, Nah ibu, sekarang saya akan
mengajarkan ibu teknik  relaksasi degan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai ya bu. ibu pejamkan
mata ibu, nah sekarang tautkan  jari telunjuk ibu dengan jempol ibu, sekarang bayangkan
pada saat ibu sedang bahagia. Sekarang tautkan jari tengah ibu dengan jempol, bayangkan
saat ibu bersama orang yang ibu sayangi/ cintai, sekarang taukan jari manis bapak dengan
jempol, bayangkan ketika ibu di puji oleh seseorang karena prestasi ibu, dan sekarang
tautkan jari kelingking ibu, bayangkan tempat yang paling indah yang pernah di kunjungi.
ibu, coba ulangi lagi cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi. Wah bagus
sekali, mari kita masukkan dalam jadwal harian bapak. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu
bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita
buat.”

   Fase Terminasi
      “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang bincang tentang masalah yang bapak
rasakan dan latihan mempaktekkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari?”
“Nah, coba ibu praktikkan kembali apa yang telah saya ajarkan tadi.Bagus,
ternyata bapak masih ingat apa yang telah saya ajarkan.”
“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada ibu, ibu dapat mempraktekkan kembali
sekitar 2 kali dalam sehari ya bu.”

 Kontrak yang akan datang


“ibu sudah tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-bincang. Latihan relaksasi ini adalah
cara ke-3 yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan atau ketegangan ibu, kita
bertemu lagi besok ya bu untuk berbincang-bincang tentang apa yang sudah saya ajarkan
kepada ibu mau jam berapa bu? Seperti biasa jam 10 pagi ya dikamar ibu? Masih ada yang
mau ditanyakan atau tidak bu? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang bu.”

ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS

Nama pasien : Ny. M


Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Orang yang berarti: suami/istri/anak/ibu : Tn. J
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Tanggal masuk : 30 Maret 2020
Tanggal pengkajian : 30 Maret 2020
Diagnosa medik : Ca Mamay
Penampilan : Klien tampak pucat, ekspresi wajah sedih dan
murung.

2. PERSEPSI DAN HARAPAN

1. Pasien :
Pasien mengatakan jika ia merasa dirinya tidak berguna lagi, pasien mengatakan jika dia
bosan dengan kehidupannya yang sekarang, yang harus selalu minum obat, pasien
berharap jika sakitnya bisa segera sembuh jika tidak bisa sembuh ia mengatakan ingin
mati saja daripada menyusahkan keluarganya.

2. Keluarga :
Suami pasien mengatakan jika Ny. M memiliki kegelisahan yang berlebihan semenjak
keluar dari rumah sakit, suami klien mengatakan bahwa ia tidak mengetahui mengapa
istrinya berubah menjadi seperti, harapan suami pasien adalah semoga Ny.M kembali
seperti dahulu lagi mau bergaul dengan tetangga dan menjalani hidupnya seperti dulu
lagi.

3. STATUS MENTAL
1. Emosi :

Menurut suami pasien lebih sering menyendiri jika ditanya hanya terdiam, sering
menangis dimalam hari, dan selalu berkata ingin mati saja, semanjak sakit pasien jarang
memedulikan suami dan anak-anaknya.
2. Konsep Diri :
Klien merasa cemas dengan penyakit yang dideritanya dan selalu mengeluh akan
keadaannya. Klien mengatakan tidak nafsu makan, karena memikirkan penyakit yang
dideritanya.  Dan klien pun selalu menanyakan tentang kematiannya.

3. Pola Interaksi :
Menurut suami pasien klien lebih sering terdiam jika ditanya, pasien tidak pernah lagi
berinteraksi dengan tetangga-tetangga dan mengikuti kegiatan sosial laiinya, pasien mau
menjawab atau mengobrol hanya pada saat pasien merasa dirinya membutuhkan bantuan.

4. Gaya Komunikasi
Dalam berkomunikasi, klien lebih sering diam.

4. LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA


F. Pekerjaan
Pekerjaan Ny. M sehari-hari adalah sebagai ibu rumah tangga

G. Hubungan Sosial
Menurut suami klien, klien merupakan seorang pribadi yang terbuka dan ramah. Peran
serta dalam kelompok baik selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan
oleh lingkungan setempat. Dalam melakukan hubungan dengan orang lain klien
mengaku tidak mengalami kesulitan.

H. Sosio-budaya
Menurut suami klien, klien semenjak sakit tidak lagi mau bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar dan tidak pernah mengikuti kegiatan yang rutin berada di
lingkungannya.
I. Gaya Hidup
Sebelum sakit menurut suami klien, klien selalu memperhitungkan penampilannya
selalu terlihat rapih dan bersih, namun semejak sakit klien hanya mandi 1 kali sehari
dan berpenampilan seadanya
5. RIWAYAT KELUARGA
1. Genogram :

Ny.
M

1.
2. Masalah Keluarga dan Krisis
Menurut suami klien, tidak masalah dalam keluarganya dan tidak ada permasalahan
perekonomian dalam keluarganya

3. Interaksi dalam keluarga


Menurut suami klien, semenjak sakit klien lebih sering menyendiri, tidak melakukan
kewajibannya sebagai ibu rumah tangga, dan jika ditanya selalu diam jika menjawab
menjawabnya lama.

6. PENGKAJIAN FISIK
1. Riwayat Penyakit Fisik
Klien menderita penyakit diabetes militus sejak 4 tahun yang lalu, dan pernah dirawat
dirumah sakit sebanyak tiga kali
2. Kebiasaan yang Berhubungandengan Status Kesehatan
Menurut suami kebiasaan klien sebelum sakit mempunyi kebiasaan mengkonsumsi
makanan dan minuman berasa manis, sering makan dimalam hari dan jarang
melakukan olah raga.
3. Merokok
Klien tidak pernah merokok
4. Alkohol/Obat-obatan
Klien tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol, klien hanya mengkonsumsi
obat-obatan yang berhubungan dengan penyakitnya.

7. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
1. DS : Ansietas

4. Klien mengatakan bahwa dirinya

takut jika penyakitnya tidak sembuh

5. Klien mengatakan jika tidak sembuh

lebih baik mati saja

6. Klien mengatakan jika setiap hari

kepikiran tentang penyakitnya.

Do :

6. Klien tampak sering terdiam

7. Klien tampak pucat

8. Klien sering menyendiri

9. Klien selalu menangis dimalam hari

10. Raut wajah klien cemas


2 Ds : Defisit Perawatan Diri

4. Suami klien mengatakan hanya


mandi sehari sekali

5. Suami klien mengatakan jika

dirumah hanya berpenambilan

seadaanya

6. Suami klien mengatakan jika tidak

disuruh untuk mandi klien tidak

mandi.

Do :

5. Klien tampak perpenampilan

sederhana

6. Baju klien kusut

7. Klien bau badan

8. Klien hanya mandi 1 kali sehari jika

ada perintah untuk mandi


3 Ds : Koping Individu Tidak

4. Klien selalu mengeluh tetantang Evektif

penyakitnya

5. Klien mengatakan bosan dengan

kehidupan sehari-harinya

6. Klien mengatakan tidak mempunyai

semangat hidup lagi.

Do :

4. Klien bercerita dengan menangis

5. Klien selalu menghindari kontak


sosial

6. Klien banyak terdiam


4 Ds Isolaso Sosial

3. Suami klien mengatakan klien sering

menyendiri

4. Klien sering terdiam jika ditanya

Do :

3. Klien sering terdiam

4. Klien tidak pernah berinteraksi

dengan lingkuangan sekitar tempat

tinggalnya

8. POHON MASALAH

Defisit Perawatan Diri

Ansietas

Isolasi Sosial

Koping individu tidak efektif


9. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Ansietas (kecemasan)

b. Defisit perawatan diri

c. Isolasi sosial

d. Koping individu tidak evektif

Bandar Lampung, 2020

Ayub Buchori Alrasyid


1914401063

CATATAN KEPERAWATAN HOME VISITE


Nama pasie : Ny. M
Nama keluarga : Tn. J
Alamat keluarg : Padang Ratu
Puskesmas : Padang Ratu keabupaten lampung tengah
Tanggal kunjungan : 30 maret 2020

1. Data
Pada saat dilakukan kunjungan pertam pada hari senin tanggal 30 maret 2020 klien tampak
duduk terdiam dan menyendiri, klien tampak cemas, pandangan mata klien selalu kebawah,
klien merasa tidak berdaya, bahkan harus mendapat dorongn dari orang terdekatnya agar
klien mau mengungkapkan apa yang diarsakan. Keadaan umum klien tampak normal,
keluarga mengatakan bahwa Ny. M sejak terakhir masuk sakit

2. Tindakan keperawatan
1. Kaji tingkat kecemasan klien
2. jelaskan kepada klien tentang penyakitnya
3.  Tetap mitivasi (beri dukungan) kepada klien agar tidak kehilangan harapan hidup
dengan tetap mengikuti dan mematuhi petunjuk perawatan dan pengobatan
4.  Anjurkan kepada klien untuk tetap berserah diri kepada Tuhan.
5. Datangkan seorang klien yang lain yang memiliki penyakit yang sama dengan klien
6.  Ajarkan kepada klien dalam melakukan teknik distraksi, misal dengan mendengarkan
musik kesukaan klien atau dengan teknik relaksasi, misal dengan menarik nafas dalam.
7. Beritahukan kepada klien mengenai perkembangan penyakitnya.
8. Ikut sertakan klien dalam rencana perawatan dan pengobatan.

3. Evaluasi
Ds :
1. Klien mengatakan masih cemas
2. Klien mengatakan tidak berdaya
3. Klien mengatakan sedih

Do :
1. Klien tampak cemas
2. Raut muka klien tampak sedih
3. Klien sering terdiam

4. Rencana tindakan lanjut


1. Melakuakn sp 2
2. Evaluasi sp 1 kepada klien
3. buat jadwal kegiatan pasien dan keluarga
4. evaluasi sp 1 kepada keluarga
5. latih tindakan merawat pasien secara langsung kepada keluarga

Nama : Ayub Buchori Alrasyid

Tanda tangan : ……
CATATAN KEPERAWATAN HOME VISITE
Nama pasie : Ny. M
Nama keluarga : Tn. J
Alamat keluarag : Padang Ratu
Puskesmas : Padang Ratu Lampung Tengah
Tanggal kunjungan : 31 maret 2020

1. Data
Pada saat kunjungan rumah hari kedua klien tampak sudah mulai semangat, klien tampak
sering bertanya tentang penyakitnya, namun saat ditanya mengenai penyebab
masalahnya klien sudah bisa berespons dengan baik.

2. Tindakan keperawatan
1. Melakuakn sp 2 kepada klie
2. membuat jadwal kegiatan pasien dan keluarga
3. mengevaluasi sp 1 kepada keluarga
4. melatih tindakan merawat pasien secara langsung kepada keluarga

3. Evaluasi
Ds :
1. Klien mengatakan senang melakukan kegiatan ini
2. Keluarga klien mengatakan sudah paham cara mendampingi klien melakukan
kegiatan.
3. Klien mengatakan bisa mengisi jadwal kegiatan harian.

Do :
1. Klien masih tampak cemas
2. Klien mampu melakukan kegiatan dengan baik
3. Keluarga klien mampu mendapingi latihan klien dengan baik
4. Keluarga klien mampu menjelaskan tentang penyakit klien kembali.
4. Rencana tindakan lanjut
1. Lakukan sp 3 kepada klien
2. Lakukan evaluasi sp 2
3. Evaluasi kemampuan keluarga
4. Lakukan follwup untuk melakukan kunjungan kefaske dan rujukan

Nama : Ayub Buchori Alrasyid

Tanda tangan : ……
CATATAN KEPERAWATAN HOME VISITE
Nama pasie : Ny, M
Nama keluarga : Tn. J
Alamat keluarag : Padang Ratu
Puskesmas : Padang Ratu kabupaten Lampung Teangah
Tanggal kunjungan : 1 April 2020

1. Data
Saat kunjungan rumah hari ketiga tampak klien duduk didapan rumah dengan
keluarganya penampilan rapih, klien tampak jauh lebih tenang dan koopperatif. Klien
mau menceritakan keluh kesahnya

2. Tindakan keperawatan
1. melakukan sp 3 melakukan
2. melakukan evaluasi sp 2
3. mengevaluasi kemampuan keluarga
4. melakukan follwup untuk melakukan kunjungan kefaske dan rujukan

3. Evaluasi
Ds :
1. Klien mengatakan senang melakuakan kegiatan bersama perawat
2. Klien mengatakan mulai percaya diri
3. Keluarga klien mengatakan mampu mendapingi perawatn klien
4. Klien mengatakan sudah tidak cemas

Do :
1. Klien tampak senang
2. Klien mulai berani menantap perawat
3. Klien tampak bersemangat melakukan latihan
4. Klien mampu menjelaskan kembali kegiatan yang telah dilakukan dihari lalu
5. Klien mampu mengisi jadwal kegiatan harian secara mandiri
6. Keluarga klien mampu menjelaskan kembali tindakan-tibdakan yang dapat dilakukan
pada klien,
4. Tindakan lanjutan
1. Evaluasi tindakan sp 3
2. Lakukan sp 4 melakukan kegiatan yang lain
3. Mengikutsertakan kelurga dalam melakukan kegiatan selanjutnya

Nama :Ayub Buchori Alrasyid

Tanda tangan : ……

Anda mungkin juga menyukai