Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

WHO China Country Office pada tanggal 31 Desember 2019,

melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota

Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina

mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut

sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Corona

Virus Disease-19 telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization)

atau badan kesehatan dunia sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

yang Meresahkan Dunia (KMMD) pada tanggal 30 januari 2020 dan

akhirnya ditetapkan sebagai pandemi pada tanggal 11 maret 2020 (Keliat

dkk, 2020). Pada 30 September 2020 , secara global angka kasus Covid 19

terkonfirmasi sebanyak 33,502,430 kasus dengan 1,004,421 kasus kematian

(WHO report, 2020). Penambahan jumlah kasus di Indonesiapun terus

meningkat pada bulan September 287.008 kasus positif.

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit

mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus

yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat

seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya

pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan SarsCoV-2. Virus


corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian

menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke

manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi

sumber penularan COVID19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020)

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan

pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-

rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-

19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut,

gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang

dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa

kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan

infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Kemenkes, 2020).

COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan

batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko

tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-

19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Cara terbaik untuk mencegah

penyakit ini adalah dengan memutus mata rantai penyebaran covid-19

melalui isolasi, deteksi dini dan melakukan proteksi dasar yaitu melindungi

diri dan orang lain dengan cara sering mencuci tangan dengan air mengalir

dan sabun atau menggunakan hand sanitizer, menggunakan masker dan

tidak menyentuh area muka sebelum mencuci tangan, serta menerapkan

etika batuk dan bersin dengan baik (Dirjen P2P Kemkes RI, 2020).

2
Upaya pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 memerlukan

pemahaman dan pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk

masyarakat. Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui

proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.

Pengetahuan juga merupakan domain terpenting dalam terbentuknya

perilaku (Donsu, 2017). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, factor lingkungan

dan factor social budaya (Notoatmodjo, 2010)

Pemerintah sudah meliburkan para siswa dan mahasiswa untuk tidak

berkuliah atau bersekolah ataupun memberlakukan bekerja dari rumah,

namun kondisi ini malah dimanfaatkan oleh banyak orang untuk pergi

berlibur, selain itu banyak yang masih berkumpul di satu tempat tanpa

menggunakan masker yang jelas dapat menjadi mediator terbaik bagi

penyebaran virus covid 19 dalam skala yang jauh lebih besar.

Berdasarkan hal tersebut memicu peneliti untuk mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat tentang covid 19 selain itu juga peneliti

melakukan penyuluhan kesehatan dalam upaya pencegahan penularan virus

covid 19 ini.

3
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu “ Apakah Ada Hubungan Penyuluhan Kesehatan

tentang Covid 19 dengan peningkatan pengetahuan masyarakat di Wilayah

Kerja Puskesmas Tuntung Kecamatan Pinogaluman

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan penyuluhan kesehatan tentang

covid 19 dengan peningkatan pengetahuan masyarakat di Wilayah

Kerja Puskesmas Tuntung Kecamatan Pinogaluman.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dilakukan

penyuluhan kesehatan tentang covid 19

b. Mengedintifikasi peningkatan pengetahuan masyarakat setelah

dilakukan penyuluhan kesehatan tentang covid 19

c. Menganalisis hubungan penyuluhan kesehatan tentang covid 19

dengan peningkatan pengetahuan masyarakat di Wilayah Kerja

Puskesmas Tuntung Kecamatan Pinogaluman

4
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini sebagai tambahan ilmu pengetahuan

tentang penyakit covid 19 dan pencegahannya dan untuk peneliti

selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini.

1.4.2. Bagi Institusi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi

para mahasiswa dan untuk menambah referensi dalam

mengembangkan pendidikan di masa yang akan datang.

1.4.3. Bagi Tempat Peneliti

Sebagai bahan masukan terutama untuk program Puskesmas

Tuntung Kecamatan Pinogaluman dalam penanganan virus covid 19,

dengan menambah pengetahuan bagi masyarakat.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan tentang Penyuluhan Kesehatan

2.1.1 Pengertian

Departeman Kesehatan dalam Effendy (2012) Pendidikan

Kesehatan atau penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegaitan

atau kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip bejalar untuk mencapai

suatu keadaan, di mana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat

secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan

melakukan apa yang bisa dilakukan secara perseorangan maupun secara

kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.

Penyuluhan kesehatan juga suatu proses, dimana proses tersebut

mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses

pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni

perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri

juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang

melakukannya, dan alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan. Agar

dicapai suatu hasil optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama

secara harmonis. Hal ini berarti, bahwa untuk masukan (sasaran

pendidikan) tertentu, harus menggunakan cara tertentu pula, materi juga

6
harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan

disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan

sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus

berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya (Subejo, 2010).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan

mampu melakukan anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Penyuluhan Kesehatan

Menurut Effendy (2012), keberhasilan suatu penyuluhan

kesehatan/ Pendidikan Kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh,

sasaran dan proses penyuluhan.

a. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai

materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran,

bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara

terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi

penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.

b. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga

sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu

rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang

disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih

mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam

7
sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal

sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.

c. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak

sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan

dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan

yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat

peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga

membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti

oleh sasaran.

2.1.3 Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Menurut Effendy ( 2012 ) bila dilihat dari berbagai pengertian

di atas, maka tujuan pendidikan yang paling pokok adalah:

a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan

sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal.

b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,

mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan

kematian.

c. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah

perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang

kesehatan.

8
Sasaran Penyuluhan Kesehatan menurut Notoatmojo (2012) berdasarkan

pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3

(tiga) kelompok sasaran.

a. Sasaran Primer (Primary Target)

Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat

dikelompokan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan

umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu

dan anak-anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan

sebagainya.

b. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.

c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat

pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan.

2.1.4 Metode Penyuluhan Kesehatan

Dari sekian banyak metode yang dapat memberikan penyuluhan

Kesehatan diantaranya adalah :

1. Metode individual

Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual

digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang

yang mulai tertarik kepada suatu perubahan atau membina

9
seorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku.

Adapun bentuk pendekatannya antara lain:

a. Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih

intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat

diteliti dan dibantu penyelesainnya. Akhirnya klien tersebut

dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh

pengertian akan menerima perilaku tersebut atau berperilaku

baru.

b. Wawancara (interview).

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan, wawancara petugas kesehatan dengan klien

untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum

menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap

perubahan. Juga untuk mengetahui apakah perilaku yang

sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar

pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum, maka

perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat

besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dan

sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan

kelompok kecil.

10
3. Metode review

Metode review adalah penyerapan bahan tentang covid 19 lebih

kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks, yaitu perlu

melakukan upaya lebih jauh dari sekedar mengulang informasi.

Menggarisbawahi ide-ide kunci dan membuat catatan pinggir

adalah dua strategi mengulang kompleks yang dapat diajarkan

kepada masyarakat untuk membantu mereka mengingat bahan ajar

yang lebih kompleks (Trianto, 2011).

2.2. Tinjauan tentang Virus Covid 19

2.2.1 Pengertian Teori

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome

coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem

pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19.

Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem

pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)

yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari

coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak

menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja,

mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu

hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19

(Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota

11
Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular

dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara,

termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang

juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe

Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-

East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus

dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki

beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam

hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,

berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo

Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Struktur coronavirus

membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di

permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu

protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk

penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan

masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan

reseptornya di sel inang) (Wang, 2020).

12
2.2.2 Patogenesis dan Patofisiologi

Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan

bersirkulasi di hewan. Coronavirus menyebabkan sejumlah besar

penyakit pada hewan dan kemampuannya menyebabkan penyakit

berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam.

Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang

ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang

dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk

penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan

musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk Coronavirus.

Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk

kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle

East respiratory syndrome (MERS) (PDPI, 2020).

Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-

nya. Virus tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari

Coronavirus setelah menemukan sel host sesuai tropismenya.

Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host diperantarai oleh

Protein S yang ada dipermukaan virus.5 Protein S penentu utama

dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu tropisnya (Wang,

2020). Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor

di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2).

ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring,

paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang,

13
limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus

halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos.20 Setelah berhasil

masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom virus.

Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA

melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus. Tahap

selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus (Fehr, 2015). Setelah

terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian

bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus

hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada

infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus

dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal

setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit

sekitar 3-7 hari (PDPI, 2020).

2.2.3 Manifestasi Klinis

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan,

sedang atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam

(suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat

disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala

gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah

dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat

perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik,

asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau

14
disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa

pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan

demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan

sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut

sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020).

Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI,

2020)

a. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang

muncul berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap

muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri

tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot.

Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan

pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas

atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai

dengan demam dan gejala relatif

ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi

diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.

b. Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan

sesak. Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak

dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah

bernapas

15
c. Pneumonia berat. Pada pasien dewasa:

Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran

napas. Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: >

30x/menit), distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien

<90% udara luar.

2.2.4 Komplikasi Virus Corona

Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan

beberapa komplikasi berikut ini:

a. Pneumonia (infeksi paru-paru)

b. Infeksi sekunder pada organ lain

c. Gagal ginjal

d. Acute cardiac injury

e. Acute respiratory distress syndrome

f. Kematian

Beberapa orang, penyakit ini dapat berkembang menjadi

pneumonia, kegagalan multi-organ, dan kematian. Manifestasi

neurologis termasuk kejang, stroke, ensefalitis, dan sindrom

Guillain-Barré. Komplikasi yang berhubungan dengan

kardiovaskular mungkin termasuk gagal jantung, aktivitas listrik

yang tidak teratur, pembekuan darah, dan peradangan jantung.

Pada beberapa orang, COVID-19 dapat mempengaruhi paru-paru

yang menyebabkan pneumonia. Pada mereka yang paling parah

16
terkena dampaknya, COVID-19 dapat dengan cepat berkembang

menjadi sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang

menyebabkan kegagalan pernapasan, syok septik , atau kegagalan

multi-organ. Komplikasi yang terkait dengan COVID-19 termasuk

sepsis , pembekuan abnormal , dan kerusakan pada jantung, ginjal,

dan hati. Abnormalitas pembekuan, khususnya peningkatan waktu

protrombin , telah dijelaskan pada 6% dari mereka yang dirawat di

rumah sakit dengan COVID-19, sementara fungsi ginjal abnormal

terlihat pada 4% dari kelompok ini. Sekitar 20-30% orang yang

hadir dengan COVID-19 menunjukkan peningkatan enzim hati

( transaminase ). Cedera hati seperti yang ditunjukkan oleh

penanda darah kerusakan hati sering terlihat pada kasus yang

parah.

2.2.5 Pencegahan dan Pengendalian di Masyarakat

Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata

rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber

penularan baru. Mengingat cara penularannya berdasarkan droplet

infection dari individu ke individu, maka penularan dapat terjadi baik

di rumah, perjalanan, tempat kerja, tempat ibadah, tempat wisata

maupun tempat lain dimana terdapat orang berinteaksi sosial.

Prinsipnya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di masyarakat

dilakukan dengan:

17
a. Pencegahan penularan pada individu

Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang

mengandung virus SARS-CoV-2 yang masuk ke dalam

tubuh melalui hidung, mulut dan mata, untuk itu

pencegahan penularan COVID-19 pada individu dilakukan

dengan beberapa tindakan, seperti:

1. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai

sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan

cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer) minimal

20 – 30 detik. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

dengan tangan yang tidak bersih.

2. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang

menutupi hidung dan mulut jika harus keluar rumah atau

berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status

kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19).

3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk

menghindari terkena droplet dari orang yang yang batuk atau

bersin. Jika tidak memungkin melakukan jaga jarak maka

dapat dilakukan dengan berbagai rekayasa administrasi dan

teknis lainnya.

4. Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain

yang tidak diketahui status kesehatannya.

5. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan

18
berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di

rumah.

6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola

hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi

seimbang,

19
7. aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, istirahat yang cukup

termasuk pemanfaatan kesehatan tradisional.

2.3. Tinjauan tentang tingkat pengetahuan

2.3.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari seseorang melakukan

penginderaan, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui alat

indera yang dimilikinya (mata, hidung, dan sebagainya). Pengetahuan

atau kognitif ialah domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang/remaja (over behavior).

Pengetahuan atau knowledge hasil dari tahu, dan ini juga

terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar

untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap

masalah yang dihadapi oleh remaja (Walyani dkk, 2015).

Pengetahuan adalah domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang atau remaja. Dari pengalaman yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku

baru (berperilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses yang

berurutan), yakni :

a. Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).


b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.

Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-menimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trialyaitu sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan

sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana seseorang atau remaja yang berperilaku baru

pada suatu situasi sesuai dengan pengetahuan/ilmu, kesadaran

atau sikapnya terhadap penerimaan perilaku yangbaru atau

adopsi perilaku melalui proses seperti ini. Ada baiknya, apabila

perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran

akan tidak berlangsung lama. Jadi, Pentingnya pengetahuan disini

ialah dapat bisa menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga

perilaku itu langgeng.

2.3.2 Tingkatan Pengetahuan

a. Tahu (know) Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat

kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau

rangsangan yang telah di terima dengan cara menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention) merupakan suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang gambaran yang diketahui.


c. Aplikasi (Application) dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya.

Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya.

d. Analisis (Analysis) merupakan suatu kemampuan untuk

menjabarkan atau menjelaskan suatu materi kedalam komponen –

komponen, tetapi masih berada didalam struktur organisasi

tersebut, dapat ditunjukan dengan menggambarkan, membedakan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis) merupakan suatu kemampuan menghubungkan

bagian–bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan

dapat menyusun formulasi yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation) Yaitu berhubungan dengan kemampuan

untuk melakukan penilaian pada suatu materi penelitian didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah

ada.
2.3.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan berpengaruh proses belajar,

makin tinggi pendidikan seeorang akan mudah untuk menerima

informasi.Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua

aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang

terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek

yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap

obyek tersebut.

b. Media Massa / Informasi

Informasi yang didapat baik dari pendidikan formal ataupun

non formal juga dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga dapat menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat berpengaruh

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sosial Budaya dan

Ekonomi, Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Kemudian dari itu seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Lingkungan merupakan segala sesuatu


yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis,

maupun sosial. Lingkungan juga berpengaruh terhadap proses

masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut.

c. Pengalaman

Pengetahuan bisa didapat dari pengalaman baik dari pengalaman

pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini yaitu

suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

d. Usia

Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal mempertahankan

prestasi yang telah dicapai pada usia dewasa. Sedangkan pada usia

tua (> 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi dan hanya

menikmati hasil dari prestasinya.


BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

(Bebas) (Terikat)

Penyuluhan Kesehatan
Peningkatan Pengetahuan

Keterangan : : Hubungan antara variabel

: Variabel yang diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan penyuluhan kesehatan tentang covid

19 dengan Peningkatan pengetahuan masyarakat di Wilayah Kerja

Puskesmas Tuntung Kecamatan Pinogaluman


3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertnyaan penelitian (Nursalam, 2013).

Ha : Apakah ada hubungan Penyuluhan Kesehatan tentang Covid 19

dengan peningkatan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntung

Kecamatan Pinogaluman

Ho : Apakah tidak ada hubungan Penyuluhan Kesehatan tentang Covid 19

dengan peningkatan pengetahuan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas

Tuntung Kecamatan Pinogaluman

26
3.3 Definisi Opersional

Definisi Oprasionl adalah teori atau konsep yang telah di jabarkan

dalam bentuk variabel penelitian tersebut agar variabel tersebut mudah di

pahami, di ukur atau di amati (Suyanto, 2011).

Tabel 3.1 Definisi Oprasional hubungan Penyuluhan Kesehatan tentang Covid 19

dengan peningkatan pengetahuan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas

Tuntung Kecamatan Pinogaluman

No Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil

1 Variabel Penyuluhan Kesehatan SAP nominal


Independent adalah suatu kegiatan Dilakukan
Penyuluhan pendidikan yang penyuluhan
Kesehatan dilakukan dengan cara dan tidak
menyebarkan/menyampa dilakukan
i kan pesan, pada penyuluhan
penelitian ini
penyampaian informasi
berupa ceramah dan
leafleat sehingga
masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti,
tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran
yang ada hubungannya
dengan kesehatan.
2 Variabel Pengetahuan kuesioner Likert - Pengetahuan
Dependent merupakan hasil dari pre test dan Baik : Jika
Peningkatan tahu, dan ini terjadi post test nilai post test
pengetahuan setelah seseorang lebih tinggi
melakukan dari pre test,
penginderaan terhadap dengan
suatu objek tertentu. memperoleh
Penginderaan terjadi skor 67-
melalui panca indera 100%
manusia, yakni indera
penglihatan, - Pengetahuan
pendengaran, Cukup : Jika
penciuman, rasa dan nilai post test
perabaan. sama dengan
Sebagian besar nilai pre test,
pengetahuan manusia

27
diperoleh melalui mata dengan
dan telinga. memperoleh
skor 37-
66%

- Pengetahuan
Kurang

: Jika nilai
pre test lebih
tinggi dari
post test,
dengan
memperoleh
skor 0-
36%

(Arikunto, 2013)

28
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan analitik komparatif kategorik

berpasangan maka analisis menggunakan uji t dua kelompok berpasangan,

bila analisis data tidak normal, maka menggunakan uji alternative yaitu uji

wilcoxon (Dahlan, 2011). Pengolahan data menggunakan perangkat lunak

SPSS Statistic 19.0.

4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tuntung Kecamatan Pinogaluman

4.3.2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan di lakukan pada bulan November tahun 2020-

Maret 2021

29
4.3. Populasi, Sampel, dan Sampling

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang berkunjung di

Puskesmas Tuntung Kecamatan Pinogaluman bulan Oktober

berjumlah 341 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki


oleh populasi tersebut, Sugiyono (2017). Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu dengan
rumus slovin.
341
N=
1 + 341 (0.1)2

341
N=
1 + 341 (0.01)

341
N=
1 + 3.41

341
N= = 77.3 = 77 sampel
4.41

30
4.3.3. Sampling

Teknik penggambilan sampling menggunakan simple rondom

sampling, dimana pada prinsipnya pengambilan sampel secara acak

sederhana apabila besarnya sampel yang diinginkan berbeda-beda,

maka besarnya kesempatan bagi setiap satu elemeter untuk

terpilihpun berbeda-beda.

4.4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

4.4.1. Kriteria Inklusi

adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam,

2013). Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah:

a. Responden yang sudah 2 kali kunjungan di puskesmas Tuntung

kecamatan Pinogaluman

b. Usia 11-60 tahun

c. Responden kooperatif

d. Bersedia menjadi responden

4.4.2. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

sebab (Nursalam, 2013). Kriteria ekslusi dari peneliti ini adalah:

a. pasien yang mengalami gangguan komunikasi

b. Pasien yang berdomisili di luar Wilayah kerja Puskesmas

Tuntung Kecamatan Pinogaluman

31
4.5. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat

tentang Covid 19 adalah data sekunder yang berupa kuesioner yang

diberikan kepada masyarakat. Kuesioner adalah daftar

pernyataan/pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana

responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda –

tanda tertentu (Notoadmojo, 2005).

Kuesioner tentang covid 19 dalam penelitian ini terbentuk pernyataan

dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban ”benar” atau

”salah” dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban tersebut.

Pernyataan (+) jika benar bernilai 1, jika salah bernilai 0. Pernyataan (-) jika

benar bernilai 0, jika salah bernilai 1.

Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi.

Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini.

Tabel 4.1 Kisi-Kisi Kuesioner

No Soal Jumlah Soal

Variabel Indikator (+) (-)


Pengertian Penyakit 1,2,14 3

Pengetahuan Covid 19

Masyarakat Tentang Etiologi


Cara penularan 3,6,8,15 4
Covid 19
Cara pencegahan 4,5,7,11,13 5
Gejala 9,10,12,16 4
Jumlah 16

32
Sumber : Data Sekunder, 10 Oktober 2020

4.6. Pengolahan Data

a. Editing Data

Peneliti memberikan kuesioner dan menjelaskan tentang cara pengisian.

Kuesioner di kembalikan oleh responden diperiksa oleh peneliti

kebenaran dan kelengkapannya pada lembar kuesioner yang sudah

dijawab.

b. Coding

Klasifikasi jawaban-jawaban yang ada pada lembar kuesioner dengan

memberikan tanda-tanda pada masing-masing jawaban berupa angka

dan selanjutnya dimasukkan dalam lembar tabel agar mempermudah

pembaca.

c. Entry Data

Data yang telah didapat dari penelitian kemudian diolah menggunakan

program computer.

e. Tabulasi Data

Setelah dilakukan entry data kemudian dilakukan pengolahan data,

sehingga dapat diperoleh frekuensi dari kedua variabel-variabel

tersebut.

4.7. Analisa Data

4.7.1. Analisa Univariat

33
Analisa univariat merupakan analisa data yang menganalisis satu

variabel. Disebut analisa univariat karena proses pengumpulan data

awal masih acak dan abstrak,kemudian data diolah menjadi

informasi yang informative. Analisa ini seringkali digunakan untuk

statistik ,deskriptif,yang dilaporkan dalam bentuk frekuensi dan

presentasi (Donsu ,2017).

4.7.2. Analisah Bivariat .

Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi. Data yang diperoleh dalam bentuk ordinal dianalisa

dengan menggunakan uji statistik yaitu uji T-test sampel paired, uji

ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh sebelum

dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan dengan peningkatan

pengetahuan masyarakat tentang covid 19 dengan tingkat

kepercayaan 95% atau α=5% (0,05).

4.8. Etika Penelitian

4.8.1 Lembar persetujuan peneliti (Informed Consent)

Peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan

penelitian kepada responden yang memenuhi criteria inklusi dan

ekslusi dengan disertai judul peneliti, dan peneliti tidak memaksakan

responden bila menolak menjadi responden dan memberikan hak

untuk menolak.

4.8.2 Tanpa Nama (Anonymity)

34
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden, tapi peneliti menggunakan kode

pada masing-masing responden.

4.9. Alur Penelitian

Kerangka kerja adalah pentahapan (langkah-langkah) dalam

aktivitas ilmiah mulai dari penetapan populasi sampel, kuisioner, lembar

obsevasi, responden dan seterusnya yaitu sejak awal penelitian

dilaksanakan (Nursalam,2015).

Pengumpulan Data Awal : di Puskesmas Tuntung Kecamatan Pinogaluman


Seluruh perawat yang ada di ruanagan IGD RSUD Kotamobagu

Populasi : 341 orang yang berkunjung di Puskesmas Tuntung

Sampel : Simpel rondom sampling

Instrumen : Sap, Kuesioner

Analisa Data dengan Uji t

Penyajian Hasil penelitian

Laporan Hasil Penelitian

35
Gambar. 4.1. Alur penelitian. Hubungan penyuluhan kesehatan tentang covid 19

dengan peningkatan pengetahuan masyarakat di

Wilayah Kerja Puskesmas Tuntung Kecamatan

Pinogaluman

36
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, M Sopiyudin (2019) Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan


Kesehatan. Epidemiologi Indonesia

Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan


RI (2020), pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Corona Virus Disease
(COVID-19). Jakarta
Donsu. J. D. T. ( 2017). Psikologi Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Cetakan I.
Effendy. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.
Fehr, A.R.,Perlman, S. (2015). Coronavirus: An Overview of TheirReplication
and Pathogenesis. Methods Mol Biol. 2015; 1282 : 1-5
Keliat BA, dkk (2020), Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko Sosial (Mental
Health and Psychososial Suppport) Covid – 19 : Keperawatan Jiwa,
IPKJI, Bogor.
Kemenkes RI, 2020. Mentri Kesehatan (KMK) No.HK.01.07/MENKES/413/2020

tentang pedoman pencegahan dan pengendalian COVID - 19

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.


Edisi. Kencana: Jakarta : Salemba Merdeka
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
PDPI. (2020).Panduan Praktik Klinis : Pneumonia 2019 n-CoV. Jakarta : PDPI.
Trianto. 2011. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktif.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Walyani dkk, (2015). Perilaku dan Soft skill kesehatan, Pustaka baru press,

Yogyakarta.

Wang. ( 2020). A Handbookof 2019-nCov Pneumonia Control and Prevention.


Hubei Science and Technologi Press. China

37
LAMPIRAN I

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG COVID 19


DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNTUNG KECAMATAN
PINOGALUMAN

Kepada Yth.

Responden

…………………………………

Di -

Tempat

Dengan Hormat

Dalam rangka penyelesaian pendidikan pada program studi S1 Keperawatan

Stikes Graha Medika Kotamobagu akan melakukan penelitian. Sehubungan

dengan maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang

“Hubungan Penyuluhan Kesehatan tentang Covid 19 dengan Peningkatan

Pengetahuan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntung Kecamatan

Pinogaluman” untuk itu saya memohon kesediaan Bapak-Ibu untuk bersedia

menjadi responden.

Akhirnya atas kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini kami ucapkan

terima kasih.

Hormat Saya,

Ade Irma Satriana Sangko

38
LAMPIRAN II

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Menyatakan bersedia membantu pelaksanaan penelitian oleh mahasiswa Jurusan

Keperawatan Stikes Graha Medika Kotamobagu.

Nama Mahasiswa : Ade Irma Satriana Sangko

NIM : 01707010068

Saya mengerti bahwa hasil pengisian kuesioner dan wawancara hanya untuk

keperluan penulisan Laporan Tugas Akhir dan informasi yang saya berikan akan

dijaga kerahasiaannya.

Demikian persetujuan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kotamobagu, Maret 2020


Yang Membuat Pernyataan,

39
LAMPIRAN III

KUISIONER PENELITIAN

“Hubungan Penyuluhan Kesehatan Tentang Covid 19 dengan Peningkatan

Pengetahuan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntung Kecamatan

Pinogaluman”

Petunjuk Pengisian Kuisioner

1. Mohon bantuan dan kesediaan anda untuk menjawab seluruh pertanyaan yang

ada

2. Isilah identitas anda dan kode responden pada kolom yang telah tersedia

3. Berilah tanda (√) pada bagian yang anda pilih sesuai dengan keadaan

sebenarnya

Selamat mengisi dan terimakasih atas kerjasamanya

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :1. 11-19 tahun


2. 20-60 tahun . .

Jenis kelamin :1. Laki-laki 1. 2.


2. Perempuan

Pekerjaan :1.PNS 1. 4.
2.Petani
3. Pensiunan 2. 5.
4. Tukang
5. Wiraswasta 3. 6.
6. tidak bekerja/lain-lain

No. Responden :

40
B. Kuisioner Pengetahuan Tentang Covid 19

No Pernyataan B S
1 Covid 19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan
Covid 19 adalah penyakit yang tidak berbahaya dan sama
2
dengan flu biasa
3 Virus Corona tidak akan menular pada saat berbicara
Orang yang sehat tidak perlu memakai masker saat keluar
4
rumah
Isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi Covid 19 tidak
5
diperlukan bagi yang tidak memiliki gejala
Virus corona dapat bertahan hidup beberapa jam diluar
6
tubuh manusia
Penyemprotan cairan disinfektan dapat melindungi diri dari
7
virus corona
Keluarga mengetahui dalam pengobatan tuberkulosis bila
8
putus minum obat dinyatakan gagal
9 Keluarga mengetahui gejala tuberkulosis
Keluarga memberikan penyuluhan tentang penyakit
10
tuberkulosis pada penderita dan anggota keluarga
Cara penularan covid 19 melaui tetesan kecil (doplet) dari
11
hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin
Gejala covid 19 dapat berupa demam ≥38ºC, batuk kering
12
dan sesak napas
yang terlihat sehat dan tidak batuk atau demam tidak dapat
13
menyebarkan COVID-19
menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah
14
salah satu cara pencegahan Covid 19
jika seseorang terkena flu, batuk atau demam dia terinfeksi
15
covid 19
cara terbaik untuk mencegah COVID-19 adalah
16 menghindari keramaian dan tinggal di rumah

LAMPIRAN IV

41
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG COVID 19

Pokok Bahasan : Covid-19


Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Covid 19
2. Tanda gejala
3. Pencegahan
4. Pengendalian COVID 19
Masalah : Semakin Meningkatnya Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID 19) dan Kurangnyya
pengetahuan tentang COVID 19
Sasaran :Pasien di Puskesmas Tuntung Kecamatan
Pinogaluman
Waktu : 10 Menit
Hari/Tanggal : akan dilaksanakan pada bulan Desember 2020
Tempat : Puskesmas Tuntung Kecamatan Pinogaluman

A. Latar Belakang

42
COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan
batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Cara terbaik untuk mencegah
penyakit ini adalah dengan memutus mata rantai penyebaran covid-19, dan
upaya pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 memerlukan pemahaman
dan pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dapat
mengetahui tentang Covid 19.
2. Tujuan Khusus
Melaksanakan pencegahan dan pengendalian penularan melalui
penyuluhan kesehatan kepada pasien yang diberikan pendidikan kesehatan
selama 10 menit diharapkan :
a. Menyebutkan pengertian Virus Corona (COVID - 19)
b. Menyebutkan penyebab Virus Corona (COVID - 19)
c. Menyebutkan tanda dan gejala Virus Corona (COVID - 19)
d. Menjelaskan pencegahan Virus Corona (COVID - 19)

C. Materi :
1. Virus Corona (COVID - 19)
D. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media :
1. Sap Penyuluhan
2. Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

43
No Tahapa Waktu Penyuluh Peserta Metode Media
. n

1. Pra 3 Menit a. Mempersiapkan materi, a. Duduk Diskusi Leafle


Penyul media dan tempat. Menunggu
uhan b. Membagikan Materi b. Peserta antusias

2. Pembu 3 Menit a. Memberi salam pembuka a. Menjawab Ceramah


kaan b. Memperkenalkan diri salam
c. Menjelaskan pokok b. Memperhatikan
bahasan dan tujuan c. Memperhatikan
penyuluhan
3. Pelaksa 5 Menit 1) Menyebutkan pengertian a. Memperhatikan Ceramah
naan Virus Corona (COVID -
19)
2) Menyebutkan penyebab b. Memperhatikan
Virus Corona (COVID -
19) c. Memperhatikan
3) Menyebutkan tanda dan
gejala Virus Corona d. Memperhatikan
4) Menjelaskan pencegahan
(COVID - 19)
4. Penutu 4 Menit a. Menanyakan kepada a. Menjawab Tanya
p peserta tentang materi pertanyaan Jawab
yang diberikan dan
memberi reinforment
kepada sasaran yang
dapat menjawab
pertanyaan
b. Bersama-sama dengan b. Bersama
peserta menyimpulkan menyimpulkan
materi yang telah materi
disampaikan
c. Menanyakan perasaan c. Mengungkapka
dan manfaat peserta n perasaan dan
setelah diberikan menyebutkan
pendidikan kesehatan manfaat yang
dirasakan
sasaran
d. Mengucapkan terima d. Mendengarkan
kasih atas peran serta
peserta e. Menjawab
e. Menutup dan memberi salam
salam

44
45
Lampiran

46
47

Anda mungkin juga menyukai