Anda di halaman 1dari 7

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (GURU DAN ORANG TUA)

TANGGAP BAHAYA TERSEDAK DI KB-TK KHADIJAH SURABAYA


Community Empowerment (Teachers and Parents) to Respond Choking Hazard in KB-
TK Khadijah Surabaya

Erna DwiWahyuni1*, DeniYasmara1, Sriyono1, YulisSetiyaDewi1, Ninuk Dian Kurniawati1,


Nadia RohmatulLaili1, Hakim Zulkarnain1, Arina Qona’ah1
1
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Kampus C Unair, Mulyorejo Surabaya
Email: erna-d-w@fkp.unair.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan: Tersedak merupakan kondisi kegawatan pernapasan yang harus cepat ditangani. Bayi dan
anak – anak adalah kelompok umur yang paling berpotensi untuk mengalami tersedak disebabkan oleh tidak
dikunyahnya makanan dengan sempurna, makan terlalu banyak pada satu waktu dan memasukkan benda-
benda padat kecil ke dalam mulut.Tujuan:Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam hal ini guru, care
giver/bunda KB (kelompok bermain) dan orang tua siswa KB-TK Khadijah Surabaya dalam penanganan
kasus tersedak pada anak dan bayi. Metode:Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini
adalah ceramah, diskusi, simulasi/demonstrasi oleh fasilitator yang kemudian dilanjutkan dengan
redemonstrasi oleh peserta/audience sebagai evaluasi.Hasil:Setelah dilakukan pengabdian kepada
masyarakat terdapat peningkatan kemampuan peserta yang ditunjukkan oleh peningkatan pengetahuan dan
efikasi diri sebelum dan sesudah kegiatan pengabdian masyarakat. Para guru dan orang tua juga dapat
melakukan redemonstrasi secara benar setelah dilakukan pengabdian masyarakat ini. Diskusi:Pengetahuan
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Metode simulasi/demonstrasi
mempermudah guru dan orang tua untuk mengetahui cara penanganan tersedak melalui indera mata dan
telinga, sehingga mudah untuk dipahami. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang.Simpulan:Pengabdian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
dapat meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri terhadap penanganan kasus tersedak pada anak dan bayi.

Kata kunci :tersedak, pemberdayaan masyarakat, pengetahuan, efikasi diri

ABSTRACT

Introduction: Choking is a condition of emergency breathing that must be dealt immediately. Babies and
children are the age group with the most potential to experience choking caused by not chewing food
properly, eating too much at one time and inserting small solid objects into the mouth. Objective: The aim of
this study was to empower the community in this case the teacher, care giver / mother of the play group and
parents of the Khadijah KB-TK Surabaya students in handling choking cases in children and infants.
Method: The method used in community empowement is lecture, discussion, simulation/demonstration by
the facilitator which is then followed by a demonstration by the participants/audience as an evaluation.
Results: After this community empowerment there was an increase in participants' abilities which was
indicated by increased knowledge and self-efficacy before and after community service activities. Teachers
and parents can also demonstrate properly after this community service. Discussion: Knowledge occurs after
people have sensed a certain object. Simulation/demonstration methods make it easier for teachers and
parents to know how to handle choking through the eyes and ears, so that it is easy to understand. Cognitive
knowledge is a very important domain in shaping one's actions. Conclusion: Community service through
community empowerment can increase knowledge and self-efficacy in handling choking cases in children
and infants.

Keyword : choking, community empowerment, knowledge, self-efficacy.

25
PENDAHULUAN dapat mencapai 95%.Penanganan dengan
Obstruksi jalan napas atas adalah keterampilan dan pengetahuan yang penuh
gangguan yang menimbulkan penyumbatan merupakan hal yang paling
pada saluran pernapasan bagian penting.Penanganan berdasarkan
atas.Obstruksi jalan napas atau dalam bahasa pengetahuan yang dimiliki dapat juga
awan dikenal dengan istilah tersedak menyelamatkan nyawa seseorang dengan
merupakan kondisi gawat darurat yang harus masalah-masalah medis akut.Informasi dan
cepat ditangani.Tersedak salah satu edukasi dibutuhkan, karenanya, tidak hanya
kegawatan pernafasan yang dapat keamanan dan pencegahan kecelakaan, tapi
mengancam nyawa yang bila dibiarkan juga penanganan yang cepat dan
terlalu lama tubuh bisa mengalami tepat.Namun, menurut Sabrina (2008),
kekurangan oksigen (hipoksia) dan dapat setengah dari orang-orang dewasa tidak tahu
mengakibatkan kematian (Kalcare, 2014). apa yang harus dilakukan agar anak tidak
Tersedak dapat dialami oleh semua kelompok tersedak, tanda tersedak dan cara mengatasi
umur dan kasus terbesar adalah pada anak- anak tersedak.
anak dan bayi. Menurut Rovin (2013)terdapat KB-TK Khadijah sebagai PAUD
12.400 kasus tersedak pada anak dibawah ungulan di Jawa Timur dengan siswa kanak-
umur 14 tahun dari tahun 2001 hingga 2009 kanak dan kelompok bermain yang setiap
yang datang ke IGD(Instalasi Gawat tahun jumlahnya meningkat dan dengan
Darurat). Temuan lain oleh Centers of Diases sistem pembelajaran BCCT (Beyond Centers
Control and Prevention terdapat sebanyak 34 and Circle Times) serta jadwal sampai
anak dibawa ke IGD setiap hari akibat dengan makan siang bersama, sehingga
tersedak. Sebanyak 57 anak meninggal setiap dimungkinkan resiko tersedak bisa ditemui
tahun karena tidak mendapatkan pertolongan namun belum ada pembekalan tentang
yang memadai saat tersedak (Hopkins, 2014 bahaya dan penanganan tersedak sampai saat
dalam Sumarningsih, 2015). ini.Tujuan dari kegiatan pengabdian
Tersedak dapat terjadi pada anak dan masyarakat ini adalah untuk melakukan
bayi.berbagai jenis benda yang dapat pemberdayaan kepada masyarakat dalam hal
mengakibatkan anak dan bayi tersedak yaitu, ini guru, care giver/ bunda KB (kelompok
makanan, minuman, buah, permen, mainan bermain) dan orang tua siswa KB-TK
dan lain-lain ( Jones & Bartllet, 2007). Pada Khadijah Surabaya, sehingga masyarakat ini
anak-anak, penyebab tersedak adalah tidak mampu melakukan pencegahan, mengenali
dikunyahnya makanan dengan sempurna dan tanda tersedak serta dapat melakukan
makan terlalu banyak pada satu waktu.Selain pertolongan pertama pada anak yang
itu, anak-anak juga sering memasukkan tersedak.
benda-benda padat kecil ke dalam mulutnya
(Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, METODE
2015).Data menyebutkan penyebab tersedak Metode pendekatan yang dilakukan dalam
yaitu sebesar (59,5%) berhubungan dengan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
makanan, (31,4%) tersedak karena benda memberikan informasi dan ketrampilan yang
asing, dan sebesar 9,1% penyebab tidak sederhana, murah dan aplikatif untuk
diketahui (Committee oninjury, 2010). diaplikasikan oleh masyarakat (guru, bunda
Penanganan yang dilakukan secara KB dan orang tua) dalam melakukan
tepat akan memberikan hasil yang baik dan pencegahan, mengenali dan melakukan
menghasilkan tingkat kelangsungan hidup pertolongan pertama pada tersedak. Informasi

26
dan keterampilan yang diberikan kepada
guru, bunda KB dan orang tua siswa KB-TK Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat
Khadijah adalah pendidikan kesehatan untuk telah dilakukan secara bertahap, meliputi:
meningkatkan kemampuan masyarakat (guru, 1. Pendidikan kesehatan melalui tatap
bunda KB dan orang tua) dalam pencegahan, muka/ceramah dan diskusi.
mengenali dan melakukan pertolongan 2. Pelatihan Back Blow dan Heimlich
pertama pada tersedak sesuai dengan Manuver (penanganan tersedak) serta RJP
kebutuhan dan tindakan yang bisa dilakukan (jika korban sampai tidak sadar)
oleh orang awam. Kegiatan pengabdian 3. Redemontrasi oleh oleh peserta.
masyarakat ini dilakukan pada guru, bunda 4. Evaluasi.
KB dan orang tua siswa KB-TK Khadijah Evaluasi dilaksanakan di awal, proses,
Surabaya.Metode yang digunakan adalah dan akhir kegiatan dengan cara berikut:
ceramah, diskusi, simulasi/demonstrasi oleh Pre test: diberikan kuesioner untuk di
fasilitator serta redemonstrasi oleh peserta. jawab oleh peserta
Media penyampaian informasi yang Proses: dilakukan saat pelatihan; ceramah,
digunakan berupa materi, modul, leaflet dan diskusi, demonstrasi berdasarkan respon
alat peraga. Alat peraga yang disiapkan dan keaktifan peserta
berupa manekin full body dan ½ badan untuk Post test: diberikan kuesioner setelah
mengajarkan tindakan pijat jantung jika selesai mengikuti pelatihan
korban tidak sadar, manekin anak dan bayi
untuk mengajarkan teknik penanganan HASIL
tersedak serta dilengkapi bahan kassa dan Gambaran perubahan pengetahuan orang tua,
alkohol swab yang digunakan untuk bunda dan guru KB-TK Kadijah Surabaya
perlindungan saat melakukan demontrasi dapat dilihat pada gambar diagram batang 5
pemberian nafas buatan. berikut ini:

Gambar 5. Diagram batang pretest dan posttest pengetahuan guru dan orang tua, di KB-TK
Khadijah Surabaya

Berdasarkan gambar 5diketahui bahwa konsep tersedak dan penanganannya sebelum


pengetahuan gurudan orang tua mengenai diberikan pengabdian masyarakat sebagian

27
besar (61,9 %) dengan kategori kurang dan peningkatan pengetahuan yang ditunjukkan
sebagian kecil peserta (9,5%) dalam kategori dengan hampir seluruhnya peserta (95,2%)
baik. Namun, sesudah diberikan pengabdian dengan kategori baik, dan tidak ada peserta
masyarakat dengan metode ceramah, dengan pengetahuan kurang.
demontrasi dan redemonstrasi didapatkan

Gambar 6. Diagram batang selisih/ Gain nilai pre-post test guru dan orang tuadi KB-TK Khadijah
Surabaya

Berdasarkan gambar 6, diketahui bahwa Akan tetapi, masih ada peserta dengan nilai
sebagian besar peserta (61,9 %) memiliki pre-post test yang tetap, yaitu sebesar 4,8%.
selisih nilai pre-post sebesar 25-50 poin.
Sebanyak 7 (5,83%) peserta memiliki selisih
nilai pre-post sebesar >50 poin. Selisih
tertinggi 50 poin dengan prosentase 23,8%.

Gambar 7.Diagram batang efikasi diri pre-post test guru dan orang tuadi KB-TK Khadijah
Surabaya

Gambar 7 menunjukkan bahwa efikasi diri menolang korban tersedak sebelum diberikan
guru dan orang tua tentang kemampuan pengabdian masyarakat sebagian besar (61,9

28
%) dengan kategori tidak mampu dan hampir and Circle Times)serta jadwal hingga dengan
setengah peserta (33,33 %) mampu, namun makan siang bersama, sehingga
mampu yang disampaikan hanyaketika dimungkinkan resiko tersedak bisa ditemui
menolong korban tersedak ringan saja, namun belum pembekalan tentang bahaya
korban yang masih bisa berbicara, bukan dan penanganan tersedak. Hal ini
untuk menolong korban tersedak yang berat. memungkinkan guru dan orang tua siswa
Namun, sesudah diberikan pengabdian KB-TK Khadijah belum memiliki
masyarakat dengan metode ceramah, pengalaman dan pengetahuan tentang
demontrasi dan redemonstrasi didapat penanganan bahaya tersedak. Oleh karena
peningkatan efikasi diri dalam memberikan itu, hasil nilai pretest peserta sebagian besar
pertolongan tersedak yang ditunjukkan kurang, terutama dalam hal penanganan
dengan hampir seluruhnya peserta (95,24%) tersedak baik korban yang kondisi sadar
dengan kategori mampu, dan tidak ada maupun tidak sadar. Namun, didapatkan juga
peserta dengan efikasi diri yang rendah/ tidak sebagian kecil peserta dengan kemamupan
mampu. yang baik, hal ini dapat terjadi karena ada
beberapa faktor seperti faktor luar sesuai
PEMBAHASAN teori yang telah disebutkan di atas yaitu
Kondisi awal sebelum dilakukan responden telah mendapatkan informasi
pengabdian masyarakat adalah sebagian tentang pertolongan pertama melalui sumber
besar peserta memiliki nilai pengetahuan lain seperti televisi, surat kabar, teman, media
yang kurang dan sebagian kecil peserta yang sosial atau yang lainnya diluar informasi dari
memiliki nilai baik. Hal ini menunjukkan pengabdian mayarakat yang dilakukan oleh
bahwa pemahaman peserta terhadap konsep tim Fakultas Keperawatan UNAIR.
dan cara penanganan bahaya tersedak masih Faktor lain yang sesuai dengan data
kurang. Setelah pelaksanaan pengabdian demografi responden adalah umur. Usia
masyarakat/ pelatihan, terdapat perbedaan responden sebagian besar berada pada
yang signifikan dimana diketahui bahwa kategori usia 21- 40 tahun. Usia 21-40 tahun
hampir seluruhnya peserta memiliki nilai merupakan usia dewasa awal (Hurlock, 1999)
yang baik, meski masih ada 1 peserta dengan yang cukup matang akan pengalaman dalam
nilai yang tetap pada kategori cukup.Menurut menemui kondisi tertentu (kejadian tersedak)
Green dalam Notoatmodjo (2010), serta telah memiliki tanggung jawab terhadap
pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor anggota keluarga atau orang lain. Semua
predisposisi, seperti jenis kelamin, tingkat responden juga sudah memiliki anak, yang
pendidikan, status ekonomi, pengalaman merupakan kelompok terbesar beresiko
pribadi, dan umur.Pengetahuan juga dapat mengalami tersedak. Selain itu, usia dewasa
dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti merupakan usia produktif yang masih mampu
informasi dari media elektronik dan media mencerna berbagai informasi sehingga
cetak atau dapat juga melalui pendidikan peserta masih dapat aktif dan terus belajar
kesehatan (Notoatmodjo, 2010). dimanapun dan kapanpun sehingga tingkat
Pelatihan serupa terkait dengan pengetahuan yang dimiliki menjadi lebih
penanganan tersedak yang melibatkan guru baik.
dan orang tua siswa KB-TK Khadijah belum Pendidikan kesehatan yang diberikan
pernah dilakukan sebelumnya KB-TK pada pengabdian masyarakat ini merupakan
Khadijah sebagai PAUD ungulan di Jawa proses belajar dari individu, kelompok,
Timur dengan siswa kanak-kanak dan masyarakat dari tidak tahu nilai-nilai
kelompok bermain dan day care menerapkan kesehatan (konsep dan penanganan tersedak)
sistem pembelajaran BCCT (Beyond Centers menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi
29
masalah kesehatan menjadi mampu. intensitas stimulus pada indera penerimanya
Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan baik penglihatan pada media dan alat peraga,
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. maupun indera pendengaran, dan peraba
Penginderaan terjadi melalui panca sehingga pengetahuan peserta
indramanusia yakni: penglihatan, meningkat.Terdapat satu peserta yaitu nomer
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. 15 yang tidak mengalami peningkatan
Sebagian besar pengetahuan manusia nilai.Sebelum dan sesudah pelatihan peserta
diperoleh melalui mata dan tetap memiliki nilai cukup (70). Hal ini
telinga.Pengetahuan kognitif merupakan disebabkan oleh kemungkinan hambatan
domain yang sangat penting dalam yang tidak dapat dihindarkan seperti kurang
membentuk tindakan seseorang (Notoatmojo, fokus dalam menerima materi, membawa
2010). anak yang membuat perhatian harus dibagi
Hasil dari pengabdian masyarakat ini dan meninggalkan ruangan saat dilakukan
sesuai dengan teori di atas, dimana peserta pelatihan dengan tujuan tertentu, sehingga
mengalami peningkatan pengetahuan, yang proses pengindraan menjadi kurang optimal.
ditunjukkan dengan sebagian besar peserta Hasil yang didapat dari pengabdian
memiliki pengetahuan dengan kategori masyarakat diketahui bahwa sebagian besar
kurang pada pretest, menjadi sebagian besar peserta memiliki efikasi diri yang kurang
(tidak mampu). Hal ini menunjukkan bahwa
memiliki pengetahuan dengan kategori baik.
keyakinan akan kemampuan peserta untuk
Ada banyak faktor yang mempengaruhi melaksanakan pertolongan tersedak masih
perubahan tersebut, di antaranya: 1) faktor kurang (tidak mampu). Setelah pelaksanaan
peserta yang fokus selama pelatihan dan aktif pengabdian masyarakat, terdapat perbedaan
selama diskusi; 2) faktor penyaji yang dimana terjadi peningkatan efikasi diri, yaitu
menyampaikan materi dan melakukan diketahui bahwa hampir seluruhnya peserta
simulasi dengan jelas, komunikatif, serta memiliki efikasi diri yang tinggi (mampu).
Hampir seluruh peserta menyatakan mampu
menfasilitasi diskusi dengan baik; dan 3)
karena sudah tahu cara memberikan
faktor lingkungan, dimana lingkungan telah pertolongan setelah mendapatkan ilmu dan
diatur sedemikian rupa, sehingga kondusif. sosialisasi.Efikasi dirimerupakan keyakinan
Penyediaan ruangan yang nyaman, peralatan akan kemampuan seseorang untuk
audio-visual memadai, metode yang melaksanakan perilaku tertentu (Taylor,
bervariasi dan saling melengkapi, 2007). Menurut Bandura, efikasi diri dapat
penggunaan metode berupa ceramah, memengaruhi setiap tingkat dari perubahan
pribadi, baik saat individu tersebut
demontrasi/ simulasi dan redemonstrasi, serta
mempertimbangkan perubahan kebiasaan
penggunaan media dalam bentuk powerponit, yang berkaitan dengan kesehatan. Seseorang
leaflet dan modul dan alat peraga. Selain itu akan merasa yakin atas kemampuannya
juga sudah dilakukan persiapan yang baik karena kehadiran pengalaman yang berkaitan
sehingga saat materi dan demontrasi dengan sebuah perilaku atau merasa yakin
diberikan diminimalkan adanya distraksi dan berdasarkan observasi yang dilakukan pada
orang lain (Smet, 1997). Proses terbentuknya
mengoptimalkan fungsi pengindraan untuk
efikasi diri salah satunya dari kognitif atau
mencapai pemahaman. pengetahuan. Dalam hal ini tindakan yang
Metode yang diterapkan dalam dilakukan seseorang yang berasal dari
memberikan pengetahuan baru atau pikirannya.Kemudian pemikiran tersebut
menambah pengetahuan baru, walaupun memberi arahan bagi tindakan yang
intensitas penerimaan pada setiap orang dilakukan. Jika semakin tinggi pengetahuan,
berbeda-beda. Upaya pemberian informasi tingkat pendidikan yang dimiliki akan
memberikan konstribusi terhadap
melalui ceramah dan juga
terbentuknya efikasi diri yang tinggi.
simulasi/demonstrasi meningkatkan
30
Rovin JD, Rodgers BM., 2013.Pediatrics
foreign body aspiration.American
SIMPULAN DAN SARAN Academy of Pediatrics. Didapat dari:
http:
Pengabdian masyarakat melalui
//www.Hawaii.edu/medicine/pediatrics
pemberdayaan masyarakat dapat
/pedte xt/s08c06.html.
meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri
Sabrina, 2008. Awas, Kecelakaan Di Dalam
terhadap penanganan kasus tersedak pada
Rumah, http : //
anak dan bayi.Selanjutnya, kegiatan
kabarnews.com/article.cfm?articleID =
pengabdian masyarakat diharapkan dapat
31845. Diakses tanggal 12 Januari
melibatkan komunitas yang lebih banyak dan
2018
juga wilayah yang lebih luas serta diharapkan
Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan.
dapat memberikan pemberdayaan kasus yang
Grasindo. Jakarta
banyak terjadi di masyarakat.
Sumarningsih, D., 2015. Pengaruh Edukasi
Keluarga Tentang Pencegahan Dan
Penanganan Tersedak Pada Anak
KEPUSTAKAAN Terhadap Pengetahuan Dan
American Academy of Pediatrics, Keterampilan Keluarga Dukuh Ngebel
2010.Prevention Of Choking Rt 09 Tamantirto Kasihan Bantul.
Among.American Academy of Pediatrics, Diakses dari:
601-607 http://opac.say.ac.id/201/1/NASKAH
Committee on Injury, Violence and Poison %20PUBLIKASI.pdf, pada tanggal 11
Prevention, 2010.Policy Statement- Januari 2018.
Prevention of Chocking Among Taylor D, Bury M, Campling N, Carter S,
Children.American Academy of Garfied S, Newbould J, Rennie T.,
Pediatrics. 2007. A Review of the use of the
Hurlock, E.B., 1999. Psikologi Health BeliefModel (HBM), the
Perkembangan: Suatu Pendekatan Theory of Reasoned Action (TRA), the
Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Theory of Planned Behaviour (TPB)
bahasa: Istiwidayati & Soedjarwo. and the Trans-Theoretical Model
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. (TTM) to study and predict health
Jones & Bartlett, 2007.Pertolongan Pertama related behaviour change. Department
dan RJP pada Anak, Edisi 4. Jakarta: of Health: National institute for
Arcan Clinical Excellence.
Notoadmojo.,2010). Promosi Kesehatan: Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015.
Teori dan Aplikasi (Edisi Revisi 2011). Modul bantuan hidup dasar dan
Jakarta: Rineka Cipta. penanganan tersedak. Jakarta:
Universitas Indonesia.

31

Anda mungkin juga menyukai