Etika Profesi Hakim
Etika Profesi Hakim
HAKIM
O
L
E
H
7.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
ETIKA PROFESI HAKIM
2015
2
ETIKA PROFESI HAKIM
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala
nikmat dan kesempatan yang diberikan-Nya, kami dapat berkumpul dan
mengerjakan makalah yang berjudul “Etika Profesi Hakim” dengan tepat waktu
dan sebaik mungkin.
Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas Etika Profesi Hukum yang
akan dikumpulkan dalam waktu dekat ini. Makalah ini juga dikerjakan untuk
memberi pengetahuan kepada pembaca serta pada khususnya untuk memenuhi
nilai tugas dan mendapatkan nilai yang sebaik mungkin seperti yang kami
harapkan.
i
ETIKA PROFESI HAKIM
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I: PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
A. KESIMPULAN...........................................................................................19
B. SARAN.......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
ii
ETIKA PROFESI HAKIM
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di samping itu, selain sebagai officium nobile (profesi yang mulia) jabatan
hakim juga penuh resiko dan tantangan. Mulia karena ia bertujuan menciptakan
ketentraman dan perdamaian di dalam masyarakat. Penuh resiko karena di dunia
ia akan berhadapan dengan mereka yang tidak puas dengan keputusannya,
1
Pembukaan Pedoman Perilaku Hakim Yang Disusun Pada Tahun 2006 Oleh Mahkamah
Agung Republik Indonesia
1
ETIKA PROFESI HAKIM
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana ketentuan perilaku hakim yang diatur di dalam Undang-Undang
dan kode etik?
2. Bagaimana bentuk pengawasan ketaatan hakim terhadap kode etik?
3. Bagaimana proses pemeriksaan dugaan pelanggaran dan pemberian sanksi
bagi hakim yang melanggar kode etik profesi?
Dian Yuni Mustika Ningrum. 2010. Studi Analitik Terhadap Kode Etik Dan Profesi
2
Hakim Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum Islam. Skripsi Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Surakarta, halaman 1
2
ETIKA PROFESI HAKIM
BAB II
PEMBAHASAN
3
Wildan Suyuthi Mustofa. 2013. Kode Etik Hakim. Jakarta: Prenadamedia Group, halaman
56
4
Devi Nurfiyah. 2014. Analisis Yuridis Terhadap Tidak Diterapkannya Kewenangan Ex
Officio Hakim Tentang Nafkah Selama Iddah Dalam Perkara Cerai Talak (Studi Putusan
Nomor:1110/Pdt.G/2013/Pa.Mlg). Skripsi Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, halaman 21
3
ETIKA PROFESI HAKIM
5
Wildan Suyuthi Mustofa. Op. Cit., halaman 116
6
Rizky Argama. 2006. Tanggung Jawab Profesi Hakim Sebagai Aktor Utama
Penyelenggara Kekuasaan Kehakiman Di Indonesia. Makalah Mahasiswi Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, halaman 12
4
ETIKA PROFESI HAKIM
7
C.S.T. Kansil. 1996. Pokok-Pokok Etika Profesi Hukum. Jakarta: Pradnya Pramita,
halaman 50
8
Abdulkadir Muhammad. 2001. Etika Profesi Hukum. Cet. ke-2. Bandung: Citra Aditya
Bakti, halaman 102
5
ETIKA PROFESI HAKIM
9
Rizky Argama. Op. Cit., halaman 15
10
Agus Prasetyo Tupanto. 2013. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan
Sanksi Pidana Tindak Pidana Perrbuatan Tidak Menyenangkan (Studi Kasus Perkara
No.39/Pid.B/2010/PN.Mgl). Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung, halaman
13-14
6
ETIKA PROFESI HAKIM
e. Hakim dan hakim konstitusi wajib menaati kode etik dan pedoman
perilaku hakim (Pasal 5 ayat (3) UU No. 48 Tahun 2009).
11
E. Sumaryono. 1995. Etika Profesi Hukum. Yogyakarta: Kanisius, halaman 149
12
Wildan Suyuthi Mustofa. Op. Cit., halaman 106
7
ETIKA PROFESI HAKIM
8
ETIKA PROFESI HAKIM
3. Tanggung jawab teknis profesi, yang merupakan tuntutan bagi aparat untuk
melaksanakan tugasnya secara profesional sesuai dengan kriteria teknis
yang berlaku dalam bidang profesi yang bersangkutan, baik bersifat umum
maupun ketentuan khusus dalam lembaganya.13
13
Iskandar Kamil. 2006. “Kode Etik Profesi Hakim” Dalam Pedoman Perilaku Hakim
(Code Of Conduct), Kode Etik Hakim Dan Makalah Berkaitan, Jakarta: Mahkamah Agung RI,
halaman 2
14
Ma’ruf Amin. 2013. Peran dan Tanggung Jawab Hakim dalam Mewujudkan Keadilan
Bagi Masyarakat. Makalah yang disampaikan dalam Pelatihan “Hukum Acara Perdata” Bagi
Hakim di Lingkungan Peradilan Umum, yang diselenggarakan oleh Komisi Yudisial Indonesia, di
Bogor pada tanggal 12 Juni 2013, halaman 1
9
ETIKA PROFESI HAKIM
10
ETIKA PROFESI HAKIM
15
Wildan Suyuthi Mustofa. Op. Cit., halaman 215
11
ETIKA PROFESI HAKIM
16
Wildan Suyuthi Mustofa. (Selannjutnya disebut Wildan II) 2006. “Etika Profesi, Kode
Etik, dan Hakim dalam Pandangan Agama,” dalam Pedoman Perilaku Hakim (Code of Conduct),
Kode Etik Hakim dan Makalah Berkaitan. Jakarta: Mahkamah Agung RI, halaman 34-35
17
Jimly Asshiddiqie. 2006. Perkembangan dan Konsulidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi. Jakarta: Konstitusi Press, halaman 10
12
ETIKA PROFESI HAKIM
18
Rizky Argama. Op. Cit., halaman 22-23
13
ETIKA PROFESI HAKIM
14
ETIKA PROFESI HAKIM
15
ETIKA PROFESI HAKIM
16
ETIKA PROFESI HAKIM
17
ETIKA PROFESI HAKIM
Sanksi dari IKAHI dikenakan apabila hakim yang menjadi anggota dari
IKAHI melanggar kode etik yang telah dibentuk oleh IKAHI. Sanksinya
antara lain:
a. Teguran.
b. Skorsing dari keanggotaan IKAHI;
c. Pemberhentian sebagai anggota IKAHI.
(Pasal 9 Kode Etik Hakim)
2. Sanksi dari MA
Sanksi berdasarkan Pasal 19 Peraturan Bersama MA dan KY tentang Panduan
Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim adalah sebagai berikut :
1) Sanksi terdiri dari:
a. Sanksi Ringan
b. Sanksi Sedang
c. Sanksi Berat
2) Sanksi ringan terdiri dari:
a. Teguran Lisan
b. Teguran Tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
3) Sanksi Sedang terdiri dari:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b. Penurunan gaji selama 1 (satu) kali kenaikan gaji berkala selama 1
(satu) tahun
c. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
d. Hakim non palu paling lama 6 (enam) bulan
e. Mutasi ke pengadilan lain dengan kelas yang lebih rendah
f. Pembatalan atau penagguhan promosi
4) Sanksi Berat terdiri dari :
a. Pembebasan dari jabatan
b. Hakim non palu paling lama 6 (enam) bulan dan lebih dari 2 (dua)
tahun
18
ETIKA PROFESI HAKIM
c. Sanksi berat berupa pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat
dari jabatan.
Dalam hal terjadi penyimpangan atas kode etik yang dapat dikategorikan
sebagai perbuatan pidana, maka dalam hukum pidana kita dapati ketentuan-
ketentuan yang mengatur perbuatan tercela dan dinyatakan sebagai perbuatan
yang melanggar hukum. Dan hal tersebut diatur didalam Pasal 210, Pasal 420 ayat
(1) dan (2) serta Pasal 418 KUHP.19
19
Wildan Suyuthi Mustofa. Op. Cit., halaman 217
19
ETIKA PROFESI HAKIM
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Ketentuan perilaku hakim tercermin di dalam tanggung jawab yang melekat
pada hakim, yaitu tanggung jawab moral, tanggung jawab hukum, dan
tanggung jawab teknis profesi. Sebagai pejabat yang melaksanakan tugas
kekuasaan kehakiman, ketentuan perilaku beserta kewenangan dan
tanggungjawabnya terumuskan dalam berbagai peraturan perundang-
undangan dan kode etik yang dibentuk baik oleh asosiasi profesi maupun
oleh lembaga negara.
2. Bentuk pengawasan ketaatan hakim terhadap kode etik terbagi atas dua,
yaitu bentuk atau sistem pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan
internal dilakukan oleh Mahkamah Agung selaku pengadilan tertinggi yang
membawahi pengadilan lainnya serta terdapat juga Komisi Kehormatan
Profesi Hakim yang juga menjadi pengawas internal, sedangkan
pengawasan eksternal dilakukan oleh Komisi Yudisial.
3. Setiap dugaan pelanggaran kode etik dan/atau pedoman profesi hakim yang
dilaporkan oleh siapapun juga wajib diteliti lebih lanjut untuk memeriksa
laporan mengenai dugaan pelanggaran. Tahapan pemeriksaan awal
dilakukan oleh tim pemeriksa KY. Jika hasil pemeriksaan KY
menyimpulkan bahwa hakim terlapor harus diberhentikan sementara
ataupun diberhentikan dengan tidak hormat, maka Ketua MA bersama
Ketua KY akan membentuk Majelis Kehormatan Hakim sebagai
tempat/forum pembelaan diri dari hakim terlapor. Dalam hal hasil
pemeriksaan tim pemeriksa KY selain dari pemberhentian sementara dan
pemberhentian tidak hormat, maka hal pemeriksaan akan diserahkan kepada
MA. Jika MA tidak sependapat dengan KY, MA akan menyampaikan
tanggapan. Kemudian jika KY tidak sependapat juga, maka akan dilakukan
pemeriksaan bersama oleh MA dan KY melalui tim pemeriksa bersama.
20
ETIKA PROFESI HAKIM
B. SARAN
1. Saran kami kepada para hakim agar lebih menjaga sikapnya baik di dalam
maupun di luar kegiatan dinas agar tidak melanggar ketentuan yang ada di
dalam peraturan perundang-undangan maupun di kode etik terkait dengan
perilaku hakim supaya wibawa dan integritas hakim senantiasa terjaga.
2. Diharapkan kepada lembaga-lembaga yang diberikan wewenang untuk
mengawasi perilaku hakim dapat lebih jeli dan ketat dalam mengawasi
perilaku hakim agar ke depannya setiap pelanggaran yang dilakukan oleh
hakim dapat ditindak dengan cepat.
3. Kepada Mahkamah Agung diharapkan lebih meningkatkan harmonisasi
hubungannya dengan Komisi Yudisial agar pemeriksaan terhadap dugaan
pelanggaran yang dilakukan oleh hakim dapat terselenggara dengan lancar.
21
ETIKA PROFESI HAKIM
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Kamil, I., 2006. “Kode Etik Profesi Hakim” Dalam Pedoman Perilaku Hakim
(Code Of Conduct), Kode Etik Hakim Dan Makalah Berkaitan, Jakarta:
Mahkamah Agung RI
Muhammad, A., 2001. Etika Profesi Hukum. Cet. ke-2. Bandung: Citra Aditya
Bakti
iii
ETIKA PROFESI HAKIM
Dian Yuni Mustika Ningrum. 2010. Studi Analitik Terhadap Kode Etik Dan
Profesi Hakim Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum Islam. Skripsi
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ma’ruf Amin. 2013. Peran dan Tanggung Jawab Hakim dalam Mewujudkan
Keadilan Bagi Masyarakat. Makalah yang disampaikan dalam Pelatihan
“Hukum Acara Perdata” Bagi Hakim di Lingkungan Peradilan Umum, yang
diselenggarakan oleh Komisi Yudisial Indonesia, di Bogor pada tanggal 12
Juni 2013
Rizky Argama. 2006. Tanggung Jawab Profesi Hakim Sebagai Aktor Utama
Penyelenggara Kekuasaan Kehakiman Di Indonesia. Makalah Mahasiswi
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Wildan Suyuthi Mustofa. (Selannjutnya disebut Wildan II) 2006. “Etika Profesi,
Kode Etik, dan Hakim dalam Pandangan Agama,” dalam Pedoman
Perilaku Hakim (Code of Conduct), Kode Etik Hakim dan Makalah
Berkaitan. Jakarta: Mahkamah Agung RI
C. Peraturan Perundang-Undangan
iv
ETIKA PROFESI HAKIM