Anda di halaman 1dari 7

Oleh 

duniapcoidDiposting pada 27/07/2020

Definisi Pancasila
Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman nenek
moyang hingga kini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan
antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain. Nilai-nilai
kehidupan tersebut mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta
watak bangsa Indonesia. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia
mempunyai ciri sendiri yang merupakan kepribadiannya.
Untuk mewujudkan masyarakat Pancasila, diperlukan suatu hukum yang
berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum
yang dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara
kita.

Pengertian UUD 1945


Undang-undang dasar adalah peraturan perundang-undangan Negara
yang tertinggi tingkatannya dalam Negara dan merupakan hukum dasar
Negara yang tertulis. Undang-undang dasar harus memuat ketentuan-
ketentuan hukum yang mengatur hal-hal berikut:

1. Bentuk Negara dan Organisasinya


2. Susunan pengangkatan dan wewenang pemerintah dalam arti
luas: badan legislatif,   badan eksekutif, dan badan yudikatif,
pemilihan dan sistemnya.
3. Hak-hak fundamental warganegara dan badan-badan hukum
termasuk bidang politik.
4. Dan lain-lain yang bersifat mendasar.
Hubungan UUD 1945 dan Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan
rakyat Indonesia yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang
merupakan kepribadian bangsa dan perjanjian luhur serta tujuan yang
hendak diwujudkan. Karena itu Pancasila dijadikan ideologi negara.
Pancasila merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral
luhur yang memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia
dan melandasi proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
Pancasila merupakan satu kesatuan nilai dan norma yang terpadu yang
tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh
UUD 1945. Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari pancasila itulah yang
dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal UUD NKRI 1945.

POKOK PIKIRAN PERTAMA : Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh


tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan asas persatuan.

POKOK PIKIRAN KEDUA Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi


seluruh rakyat Indonesia.

POKOK PIKIRAN KETIGA Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas


kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.

POKOK PIKIRAN KEEMPAT Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV. Oleh karena itu justru
dalam Pembukaan itulah secara formal yuridis Pancasila ditetapkan
sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Maka hubungan
antara Pembukaan UUD 1945 adalah bersifat timbal balik sebagai
berikut:
 Hubungan Secara Formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan
UUD 1945, maka Pancasila memperolehi kedudukan sebagai norma
dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak
hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik akan tetapi
dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya,
yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas kenegaraan
yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.

 Hubungan Secara Material


Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan
yang  bersifat formal, sebagaimana dijelaskan di atas juga hubungan
secara material sebagai berikut:
Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang dibahas
oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila baru
kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama
Pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat Negara
Pancasila berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh
Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD 1945

Tujuan Dan Manfaat.


PancasilaMerupakanKaidaNegara yang Mendasar
Ketika sebuah negara menyatakan kemerdekaannya, tentu negara
tersebut membutuhkan sebuah panduan atau pedoman untuk arah
gerak negara itu. Tanpa adanya pedoman atau panduan tersebut, tentu
sebuah negara akan mengalami kebingungan dan tidak jelas ketika
ingin menghasilkan sebuah kebijakan. Maka dari itu, dibutuhkan adanya
kaidah negara yang mendasar sebagai upaya untuk memperjelas
jalannya sebuah negara.
Begitu juga halnya dengan negara kita, Pancasila menjadi kaidah yang
mendasar dalam setiap langkah dan penentuan kebijakan yang berpihak
kepada rakyat. Pancasila sebagai kaidah negara selanjutnya dijiwai di
dalam seluruh batang tubuh  atau pasal dan ayat dalam UUD 1945,
sehingga secara tidak langsung UUD 1945 merupakan kaidah dasar
negara juga.

Isi Pancasila Terangkum dalam Empat Alinea UUD


1945
Secara material, hubungan Pancasila dengan UUD 1945 berdasarkan
sejarah adalah isi Pancasila tercantum di dalam alinea keempat
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Lebih dari itu, isi dari
Pancasila sudah terangkum di dalam setiap alinea pembukaan UUD
1945. Di dalam alinea pertama, kita bisa menemukan secara lugas sila
kedua dari Pancasila, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. sila
pertama bisa kita temui di dalam alinea yang ketiga. Sila ketiga ada di
alinea kedua dari pembukaan UUD 1945. Sila keempat dan kelima bisa
secara jelas ditemui di dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945.
Pancasila dan UUD 1945 Sebagai Sumber Hukum
Dasar Indonesia
Sebyah negara untuk membangun sektor hukumnya, diperlukan sumber
hukum yang menjadi dasar dari setiap tata aturan perundang-undangan.
Sama halnya dengan negara tercinta kita ini, diperlukan sumber hukum
tertinggi untuk menjadi dasar untuk setiap hukum yang berlaku di
Indonesia. Pancasila dan UUD 1945 menjadi 2 serangkai yang menjadi
sumber dasar hukum di Indonesia.
Setiap hukum yang berlaku di Indonesia harus sesuai dengan Pancasila
dan UUD 1945. Sebuah peraturan perundang-undangan tidak akan lulus
atau diberlakukan ketika dia berlawanan dengan sumber hukum tertinggi
itu.

Nilai-Nilai Pancasila Harus Diwujudkan dalam UUD


1945
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, inti dari pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 adalah Pancasila. Hal tersebutt
berimplikasi pada adanya senuah kewajiban yang harus diikuti yakni
setiap nilai-nilai Pancasila yang ada di dalam alinea keempat harus
diwujudkan di dalam batang tubuh UUD 1945. Maka dari itu, ketika kita
memperhatikan secara mendalam setiap pasal di dalam UUD 1945,
maka kita bisa menentukan pasal tersebut merupakan penerapan dari
Pancasila sila keberapa. Untuk saat ini, tidak mungkin ada sila di dalam
Pancasila yang tidak ada pembahasannya di dalam pasal-pasal UUD
1945.

Pancasila Sebagai Sumber Semangat bagi UUD 1945


Hal Ini merupakan salah satu hubungan Pancasila dengan UUD 1945
berdasarkan sejarah dalam lingkup material yang paling hangat
pembahasannya. Maksud dari Pancasila sebagai sumber semangat bagi
UUD 1945 adalah dalam setiap pembahasan tentang pasal-pasal UUD
1945 didasari dengan semangat serta tujuan dari keberadaan Pancasila.
2. Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD RI Tahun 1945
8 Januari 2020 08:31 Diperbarui: 8 Januari 2020 08:43 7956 0 0 Pembukaan
UUD NRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana
kebatinan ,cita -cita dan hukum moral bangsa Indonesia . Pokok-pokok ini
bersumber dari pandangan hidup dan dasar negara yaitu pancasila yang di
jabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal pasal UUD NRI tahun 1945.
Hubungan ini bersifat kasual yang mengandung arti penyebab keberadaan
batang tubuh UUD dan bersifat organis yang berartikan satu kesatuan yang
tidak dapat di pisahkan .
Pembukaan UUD mengandung 4 pokok pikiran yang diciptakan dan di jelaskan
dalam batang tubuh meliputi :
"Persatuan" yaitu negara melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh
tumpah darah indonesia dengan berdasarkan atas persatuan . Oleh karena itu
penyelenggaraan kedaulatan negara wajib mengutamakan kepentingan negara
di atas kepentingan perorangan maupun golongan .
"keadilan sosial" menegaskan bahwasannya pikiran keadilan sosial
menunjukann tujuan negara yang didasari oleh kesadaran bahwa setiap
manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan
“Kedaulatan rakyat " mengandung konsekuensi tinggi bahwasannya sistem
negara menegaskan kedaulatan rakyat berada di tangan rakyat dan di lakukan
sepenuh nya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
"Ketuhanan yang maha esa " menuntun konsekuensi logis bahwasannya
mengandung arti taqwa terhadap tuha dan pokok pikiran kemanusiaan yang
adil dan beradab bermaksud menjunjung Hak Asasi Manusia yang luhur dan
budi pekerti .
MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945 sebanyak 4 kali
secara berurutan ter jadi pada :
1. 19 oktober 1999
2. 18 agustus 2000
3. 9 november 2001
4. 10 agustus 2009 Kemudian yang sudah di tetapkan di kelompokkan dalam 3
bagian
1. Pasal yang terkait aturan pemerintahan negara dan lembaga negara . Ada
dalam : - pasal 1 ayat 3 - pasal 3 ayat 1-3
2. Pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya meliputi
warga negara , agama , pertahanan negara , pendidikan dan kesejahterahan
sosial . Yang terdapat dalam : - pasal 26 ayat 2 - pasal 27 ayat 3 - pasal 29 ayat
2 - pasal 31 ayat 2 - pasal 33 ayat 1 - pasal 34 ayat 2
3.Pasal yang berisi material lain berupa aturan mengenai bendera negara ,
bahasa negara , lambang negara , lagu kebangsaan , perubahan Uud ,aturan
peralihan dan aturan tambahan . Yang terdapat dalam : - pasal 35 - pasal 36 -
pasal 36 a - pasal 36 b - pasal 3 ayat 1-3 2. Pasal yang mengatur hubungan
antara negara dan penduduknya meliputi warga negara , agama , pertahanan
negara , pendidikan dan kesejahterahan sosial .

Anda mungkin juga menyukai