Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ika Yulianingsih

Kelas : 3B

NPM : 036119033

Tanggal Presentasi : 26 Desember 2020

Judul Presentasi : (1) Program Indonesia Sehat: KIS & BPJS, dan (2) Sindroma Anak Autis

Resume Program Indonesia Sehat: KIS & BPJS

Pengertian dan Fungsi BPJS dan KIS

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) merupakan Badan hukum yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan (UU No 24 Tahun 2011). Mulai
beroperasi pada 1 Januari 2014. Tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan & perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar Kesehatan

KIS (Kartu Indonesia Sehat) merupakan Kartu yang memiliki fungsi untuk memberikan
jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.
Dikelola oleh BPJS. Mengganti kartu BPJS menjadi KIS, mulai 1 Maret 2015.

Tugas dan Wewenang BPJS

Dalam menjalankan fungsinya, BPJS bertugas sebagai berikut:

 Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;


 Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;
 Menerima bantuan iuran dari pemerintah;
 Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta;
 Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;
 Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan
program jaminan sosial; dan
 Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta
dan masyarakat.

Dalam menjalankan tugasnya, BPJS berwenang sebagai berikut:

 Menagih pembayaran iuran;


 Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang
dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan
hasil yang memadai;
 Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam
memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan
sosial nasional;
 Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas
kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh pemerintah;
 Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
 Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi
kewajibannya.
 Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya
dalam membayar iuran; dan
 Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan
sosial.

Tahapan Persyaratan dan Pembuatan BPJS

 Persyaratan dan Pembuatan BPJS Secara Luring (Offline)


 Fotokopi KK dan KTP
 Foto terbaru 3×4 (1 lembar)
 Iuran bulan pertama sesuai dengan kelas yang diinginkan
Proses Pembuatan BPJS Kesehatan
1. Setelah menyiapkan persyaratan dan memilih kelas yang sesuai dengan kekuatan
finansial, datangi kantor BPJS Kesehatan terdekat.
2. Isi formulir pendaftaran dengan cermat
3. Kemudian, akan diberi virtual account yang nantinya digunakan sebagai metode
pembayaran maupun transfer dana klaim saat dibutuhkan.
4. Lakukan pembayaran dan kembali ke kantor BPJS Kesehatan dan berikan bukti
transfer.
5. Kartu BPJS akan segera dicetak.
 Persyaratan dan Pembuatan BPJS Secara Daring (Online)
 KTP
 KK
 Kartu NPWP
 Alamat surel
 Nomor telepon genggam aktif
Proses Pembuatan BPJS Kesehatan
1. Siapkan berkas-berkas.
2. Buka website BPJS Kesehatan menggunakan smartphone atau laptop.
3. Isi data diri serta pilihan kelas yang ditawarkan, alamat lengkap, fasilitas kesehatan, dan
sebagainya pada kolom pengisian formulir.
4. Pilihlah biaya iuran yang sesuai dengan kekuatan finansial.
5. Simpan data tersebut dan tunggu notifikasi nomor registrasi yang dikirim via surel.
6. Cetak lembar virtual account jika notifikasinya sudah sampai.
7. Lakukan pembayaran di bank yang sudah ditunjuk, yakni BRI, BNI, dan Bank Mandiri.
8. Setelah membayar melalu VA yang sudah disediakan, kamu akan mendapatkan bukti
pembayaran.
9. Setelah proses di atas selesai, kartu PBJS sudah aktif.
10. Cek surel untuk mendapatkan surel dari BPJS Kesehatan yang berisi E-ID Card BPJS
yang bisa dicetak sendiri.
11. Kamu juga bisa mencetak kartu BPJS Kesehatan di cabang BPJS terdekat dengan cara
membawa semua data yang sudah disiapkan sebelumnya seperti isi formulir, VA, dan
bukti pembayaran

Iuran BPJS

Iuran peserta mandiri

 Kelas I sebesar Rp 150.000 per orang per bulan

 Kelas II sebesar Rp 100.000 per orang per bulan

 Kelas III sebesar Rp 25.500 per orang per bulan (total sebenarnya Rp 42.000
pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 16.500).

Apabila pembayaran premi/iuran menunggak 3 bulan berturut-turut maka pelayanan


kesehatannya dihentikan sementara, dan apabila ingin melanjutkan kembali maka harus
membayar premi/iuran yang tertunggak dan dikenakan dengan 2% dari premi/iuran tersebut.

Perbedaan KIS dan BPJS

KIS BPJS Kesehatan


BPJS merupakan sebuah badan atau
KIS merupakan program jaminan
lembaga yang menyelenggarakan dan
kesehatan untuk warga kurang
mengelola jaminan kesehatan
mampu
tersebut.
BPJS wajib dimiliki warga negara
KIS terbatas hanya untuk rakyat
Indoesia baik mampu ataupun kurang
miskin dan kurang mampu
mampu.
KIS merupakan kartu yang bisa
digunakan di klinik, puskesmas, dan BPJS hanya terbatas diwilayah yang
rumah sakit dimanapun yang didaftarkan.
tersebar di wilayah Indonesia
KIS bisa untuk segala perawatan
BPJS hanya bisa dipakai ketika kondisi
kesehatan baik untuk pencegahan
benar-benar sedang sakit atau dirawat
maupun pengobatan
KIS merupakan kartu kesehatan
yang disubsidi oleh pemerintah, BPJS terdapat biaya yang harus
masyarakat cukup mendaftar tanpa dibayarkan setiap bulannya.
mengeluarkan biaya.
Cara Penggunaan KIS dan BPJ

1. Siapkan KTP asli dan KIS/Kartu BPJS


2. Mendatangi petugas di Faskes
3. Menunggu giliran untuk diperiksa

Saat pasien dalam kondisi darurat


Bisa dipakai di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan saat kondisi darurat. Dalam kondisi
darurat, maka langsung melakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat dengan membawa
KIS tanpa harus memberikan surat rujukan. Namun, diharuskan untuk melakukan pemeriksaan
di Faskes I terlebih dulu apabila kondisinya tidak darurat.

Kendala dalam Penggunaan KIS dan BPJS

1. Sosialisasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) oleh BPJS Kesehatan masih belum
memadai.

2. Masih banyak keluhan dari masyarakat menyangkut pelayanan dan BPJS kesehatan.

3. Masih lemahnya penegakan hukum bagi badan usaha yang belum mendaftarkan
pekerjanya ke BPJS Kesehatan.

4. Masih lemahnya koordinasi antara, BPJS Kesehatan, pemerintah daerah, dan lembaga
terkait lainnya.

5. Masih terjadi tumpang tindih antara data peserta PBI (Peserta Bantuan Iuran).

6. Jumlah peserta PBI lebih besar dibandingkan dengan peserta yang merupakan pekerja
penerima upah.

7. BPJS Kesehatan kurang memberikan sosialisasi Program JKN kepada masyarakat dan
mitra kerjanya.

8. Pelayanan yang disediakan BPJS Kesehatan masih jauh dari standar.

9. Sikap petugas BPJS Kesehatan dan KIS masih pasif dan penggunaan teknologi
informasi yang belum maksimal.

10. Fasilitas kesehatan yang disediakan BPJS Kesehatan belum memadai.

Manfaat pelayanan KIS dan BPJS

Manfaat yang dirasakan masyarakat dalam pelayanan KIS

1. Masyarakat tidak dikenai biaya apapun alias gratis karena khusus keluarga miskin.

2. Pemegang KIS tidak perlu membayar biaya bulanan.

3. Pemegang KIS bisa mendapatkan layanan kesehatan di manapun selama berada di


wilayah Indonesia.

4. Pemegang KIS bisa mendapatkan layanan kesehatan di puskesmas, klinik, dan rumah
sakit rekanan JKN tanpa harus membuat surat rujukan dari faskes pertama seperti
pengguna BPJS.

5. Pelayanan kesehatan pengguna KIS berupa pencegahan maupun pengobatan.

Manfaat yang dirasakan masyarakat dalam pelayanan BPJS kesehatan:

1. Hampir semua penyakit ditanggung BPJS


2. Iuran bulanan kepesertaan yang terjangkau

3. Sistem pembayarannya yang mudah

4. Tidak butuh medical check-up untuk bisa menjadi peserta

5. Menjamin kesehatan seumur hidup

6. Tak ada ketentuan Pre-Existing Condition

7. Berhak atas manfaat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PKTP)

8. Berhak atas manfaat Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)

9. Berhak atas manfaat Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)

10. Berhak atas manfaat Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)

11. Berhak atas manfaat Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)

12. Berhak atas Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)

Resume Sindroma Anak Autis

Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan
gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan
seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku.

Faktor Pemicu

 Jenis kelamin
Anak laki – laki memiliki risiko hingga 4 kali lebih tinggi mengalami autisme dibandingkan
dengan anak perempuan.
 Faktor keturunan
Orang tua yang mengidap autisme berisiko memiliki anak dengan kelainan yang sama.
 Penularan selama dalam kandungan
Contohnya, efek samping terhadap minuman beralkohol atau obat-obatan (terutama obat
epilepsi untuk ibu hamil) selama dalam kandungan.
 Pengaruh gangguan lainnya
Seperti sindrom Down, distrofi otot, neurofibromatosis, sindrom Tourette, lumpuh otak
(cerebral palsy) serta sindrom Rett.
 Kelahiran premature
Khususnya bayi yang lahir pada masa kehamilan 26 minggu atau kurang.

Penyebab Autisme

Penyebab autisme sampai saat ini masih belum diketahui. Namun, para ahli
mengidentifikasi adanya beberapa gen yang dicurigai memiliki kaitan dengan ASD. Kadang-
kadang gen-gen ini muncul dan bermutasi secara spontan. Namun, dalam kasus lain, orang
mungkin mewarisi gen tersebut dari orangtua. Dalam kasus anak kembar, autisme bisa terjadi
akibat gen kembar. Misalnya, bila satu anak kembar mengidap autisme, maka kembar yang lain
memiliki risiko autisme sekitar 36-95 persen. Mereka yang mengidap autisme juga bisa
mengalami perubahan di area-area utama otak mereka yang memengaruhi cara bicara dan
perilaku pengidap. Faktor lingkungan mungkin juga berperan dalam pengembangan ASD,
meskipun dokter bisa mengkonfirmasi kebenarannya

Gejala Autisme

Gejala autisme digolongkan dalam dua kategori yaitu:

• Kategori Pertama: Katergori ini merujuk pada penyandang autisme dengan gangguan dalam
melakukan interaksi sosial dan berkomunikasi. Gejala ini dapat meliputi masalah kepekaan
terhadap lingkungan sosial dan gangguan penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal.
• Kategori Kedua: Penyandang austime dengan gangguan yang meliputi pola pikir, minat, dan
perilaku berulang yang kaku. Contoh gerakan berulang, misalnya mengetuk-ngetuk atau
meremas tangan, serta merasa kesal saat rutinitas tersebut terganggu. Umumnya,
penyandang autisme cenderung memiliki masalah dalam belajar dan kondisi kejiwaan
lainnya, seperti gangguan hiperaktif atau disebut juga Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD), gangguan kecemasan, dan depresi. Tidak ada tes khusus yang bisa mendiagnosis
autisme. Sebagai gantinya, dokter biasanya akan mendiagnosis berdasarkan laporan perilaku
dan pengamatan.

Pengobatan Autisme

Pengidap austisme tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu, orang tua harus
mewaspadai gejalanya sedini mungkin. Meski demikian, ada banyak jenis penanganan yang
bisa dilakukan untuk membantu penyandang autisme agar dapat menyesuaikan diri dalam
kehidupan sehari-hari dan mengembangkan potensi dalam diri mereka secara maksimal.

Tindakan penanganan yang dilakukan pada tiap pengidap bisa berbeda-beda. Namun,
penanganan yang diberikan pada pengidap autisme umumny berupa terapi. Berikut beberapa
pilihan metode terapi untuk pengidap autisme:

• Terapi Perilaku dan Komunikasi Terapi ini dilakukan dengan memberikan sejumlah
pengajaran pada pengidap, termasuk kemampuan dasar sehari-hari, baik verbal maupun
nonverbal.
• Terapi Keluarga Terapi ini ditujukan untuk orang tua dan keluarga pengidap autisme.
Tujuannya adalah agar keluarga bisa belajar bagaimana cara berinteraksi dengan pengidap
dan juga mengajarkan pengidap berbicara dan berperilaku normal.
• Pemberian Obat-obatan 6 Pemberian obat-obatan tidak bisa menyembuhkan autisme,
melainkan dapat mengendalikan gejalanya. Contohnya obat untuk mengatasi kejang, obat
untuk mengatasi masalah perilaku, obat untuk mengatasi depresi, dan obat untuk mengatasi
gangguan tidur.

Pencegahan Autisme
Langkah awal yang harus diambil oleh orangtua apabila Si Kecil menunjukkan gejala ini
adalah dengan menghubungi dokter. Penanganan yang dilakukan sedini mungkin pada
penyandang autisme dapat meningkatkan keefektifan perkembangan kondisi tersebut.

Tanda awal autism pada bayi

Tanda Awal Autisme pada Bayi Penyakit autisme sangat rentan terhadap anak – anak. Namun,
sering diabaikan juga oleh orang tua. Adapun tanda awal autism pada bayi yang sering
diabaikan, diantaranya:

a. Tidak mampu untuk mengoceh


b. Tidak mencoba untuk meniru atau secara lisan tidak menanggapi seseorang yang mencoba
berbicara dengannya
c. Tidak membuat Gerakan seperti melambai dan menunjuk
d. Tidak menunjukkan ketertarikan untuk mengambil barang disekitarnya
e. Menghindari kontak mata dan mungkin rewel jika seseorang melihat langsung ke matanya
f. Tidak menanggapi saat Namanya dipanggil
g. Selalu rewel dan tantrum saat ditawarkan jenis makanan baru
h. Melakukan Gerakan berulang – ulang, misalnya mengeluarkan dan memasukkan lidah
secara berulang – ulang

Anda mungkin juga menyukai