Anda di halaman 1dari 6

SIKLUS KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Oleh:

Meri Yusnita
1941312055

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Potter & Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang berhubungan dengan
perasaan yang lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri ( Keliat dkk 2011)
2. Penyebab
Menurut Depkes (2000: 20) penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri, kembar identik berisiko mengalami gangguan sebesar 50%,
sedangkan kembar fraterna berisiko mengalami gangguan 15%, gangguan
nutrisi
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial budaya
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
b. Faktor presipitasi.
Sresor presipitasi adalah stimuli yang diterima individu sebagai
tantangan, ancaman atau tuntutan.
Menurut Depkes (2000), Faktor–faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
3) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
4) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a. Fisik
Badanbau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi
kotor disertai mulut bau, penampilantidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah
diri dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidakk mampu berperilaku sesuai norma, cara
makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat.
4. Penyebab
Penyebab Defisit Perawatan Diri adalah isolasi sosial. (Keliat, 2006). Isolasi
sosial adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain.
Tanda dan gejala isolasi sosial :
a. Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul
b. Menghindar dari orang lain
c. Komunikasi kurang / tidak ada
d. Tidak ada kontak mata
e. Tidak melakukan aktifitas sehari-hari
f. Berdiam diri dikamar
g. Mobilitas kurang
5. Akibat
Akibat dari deficit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan kesehatan
(Keliat, 2006), gangguan pemeliharaan kesehatan ini bentuknya bisa bermacam-
macam. Bisa terjadinya infeksi kulit (scabies, panu, kurap) dan juga gangguan lain
seperti grastitis kronis (karena kegagalan dalam makan), penyebaran penyakit
orofecal (karena hygiene BAB atau BAK sembarangan) dan lain-lain.

A. Pengkajian
Data Subyektif
- Klien mengatakan dirinya malas mandi
- Klien mengatakan malas makan
- Klien mengatakan tidak tahu cara membersihkan WC setelah bab/bak
Data Obyektif
- Ketidakmampuan mandi dan membersihkan diri ; kotor, berbau
- Ketidakmampuan berpakaian; pakaian sembarangan
- Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri : BAB atau BAK sembarangan
B. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri Core Problem

Isolasi sosial

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial

D. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri.
Tujuan :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan bab/bak secara mandiri
Tindakan keperawatan
Untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri saudara dapat melakukan
tahapan tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menyiapkan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
2. Membantu pasien berdandan / berhias
Untuk pasien laki-laki membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias

3. Mengajarkan klien melakukan bab/bak secara mandiri


a. Menjelaskan tempat bab.bak yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah bab/bak
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat bab dan bak

Anda mungkin juga menyukai