Anda di halaman 1dari 25

STRU

KTU
R
TUM
BUH
AN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:
ANDI DANI KURNIAWAN (01)
ANDI ISMAWARDANY (08)
ALISA NAJA
SINTA AMELIA
TEYSHA AURANGGA (35)

XI IPA 10
SMA NEGERI 17 MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2017/2018
PEMBAHASAN MATERI
I. Sruktur Tumbuhan
1. Struktur Akar
Struktur akar dapat dilihat secara morfolgi dan anatomi.
a. Morfologi (Struktur Luar) Akar

Panjang akar dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti porositas tanah, tersedianya
air dan mineral, dan kelembapan tanah. Morfologi akar terdiri dari rambut akar,
batang akar, ujung akar, dan tudung akar.  Rambut akar merupakan perluasan
permukaan dari sel-sel epidermis akar yang berguna untuk memperluas daerah
penyerapan. Rambut akar hanyu tumbuh di dekat ujung akar dan pada umumnya
relatif pendek. Ujung akar tersusun dari jaringan meristem yang sel-selnya
berdinding tipis dan aktif membelah diri. Fungsi tudung akar adalah untuk
melindungi ujung akar terhadap kerusakan mekanis
b. Anatomi (Struktur Dalam) Akar
Anatomi akar terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, dan stele.

1. Epidermis (kulit/lapisan luar akar) terdiri dari sel yang trersusun rapat. Dinding sel
epidermis tipis sehingga dapat dilalui air.
2. Korteks/kulit pertama yang tersusun dari lapisan-lapisan sel yang berdinding tipis.
Koteks memiliki ruang-ruang antarsel yang berfungsi untuk pertukaran gas. Peran
korteks adalah sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
3. Endodermis akar yang terbentuk dari selapis sel yang tebal. Sebagian besar sel-sel
endodermis memiliki pita kaspari yang mengandung zat suberin atau zat
lignin. Fungsi endodermis adalah mengatur jalannya larutan yang diserap ke silinder
pusat. Kemudian ada stele (silinder pusat) yang terdiri dari perisikel (perikambium),
xilem (pembuluh kayu), dan floem (pembuluh tapis). Perisikel adalah lapisan terluar
dari stele yang berperan dalam pertumbuhan sekunder dan pertumbuhan akar ke
samping. Di dalam perisikel terdapat xilem dan floem yang merupakan berkas
pengangkut. Ada juga empulur yang hanya terdapat pada tumbuhan dikotil.

2. Struktur Batang
Struktur batang dapat dilihat dari struktur luar (morfologi) dan struktur dalamnya (anatomi).

a. Morfologi (Struktur Luar) Batang


Morfologi batang setiap tumbuhan berbeda-beda. Seperti panjang batang yang tidak
sama. Ada yang panjang dan ada yang pendek. Itu dipengaruhi oleh sifat genetis dan
kondisi lingkungan, seperti suhu, cahaya, dan kesuburan tanah. Jadi, tumbuhan dengan
jenis yang sama akan memiliki panjang batang yang berbeda karena kondisi lingkungan
yang berbeda. Berdasarkan keadaan batang, ada 2 kelompok tumbuhan tingkat tinggi.
Yaitu, tumbuhan herba (tumbuhan lunak) dan tumbuhan berkayu. Pada kedua tumbuhan
tersebut ada daun-daun di seluruh batangnya. Pada batang terdapat nodus/buku (tempat
meletaknya daun) dan internodus (daerah di anatara 2 buku).

 Pada umumnya, batang tumbuhan herba itu lunak, berwarna hijau, memiliki
jaringan kayu yang sedikit atau tidak ada sama sekali, ukuran batangnya kecil, dan
umurnya relatif pendek. Contohnya adalah jagung, kangkung, bunga matahari,
bayam, dan kacang.
 Sedangkan batang tumbuhan berkayu biasanya keras dan umurnya relatif panjang.
Pada batang yang tua, terdapat kulit kayu yang tebal dan lubang-lubang kecil
(lentisel) pada permukaannya agar oksigen dapat masuk ke dalam sel-sel batang
secara difusi. Oksigen itu berfungsi untuk proses pernapasan.
b. Anatomi (Struktur Dalam) Batang

Ada perbedaan anatomi batang antara tumbuhan herba dan tumbuhan


berkayu.

 Pada bagian luar batang tumbuhan herba, yang merupakan sel-sel epidermis
yang tipis, terdapat stomata. Lalu, di bawah epidermis ada sel-sel korteks.
Fotosintesis dapat berlangsung dalam batang karena sel-sel korteks tersebut
memiliki klorofil. Batang tumbuhan herba ini tidak memiliki jaringan kayu dan
tidak mengandung gabus, tetapi memiliki jaringan penyokong. Jaringan
penyokong, yaitu kolenkim dan sklerenkim, adalah penyebab batang tumbuhan
herba mampu menopang daun-daun dan berdiri tegak.
 Pada batang tumbuhan berkayu epidermis, korteks, dan stele.

a. Edpidermis batang terdiri dari satu lapisan sel yang tersusun rapat dan tidak
berongga. Dinding sel epidermis yang dilapisi kutikula itu tebal. Lapisan
epidermis ini berperan sebagai lapisan pelindung bagi lapisan-lapisan yang ada di
dalamnya.
b. Korteks batang adalah jaringan parenkim yang terdiri dari beberapa lapisan sel
berdinding tipis yang memiliki vakuola besar. Korteks memiliki rongga-
rongga/ruang-ruang antarsel yang berfungsi untuk pertukaran udara.  Dalam
korteks terdapat floeterma. Floeterma adalah lapisan terdalam pada korteks yang
memiliki bentuk dan susunan khas, serta mengandung butir-butir pati. Fungsi
korteks pada sebagian besar tumbuhan adalah sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan. Penyebab korteks tidak terlihat jelas pada batang tumbuhan
monokotil adalah tersebarnya ikatan pembuluhnya secara tidak teratur.
c. Stele/Silinder pusat merupakan bagian terdalam batang. Pada stele terdapat xilem
(pembuluh kayu) di bagian dalam dan floem (pembuluh tapis) di bagian luar. Pada
tumbuhan dikotil terdapat kambium di antara xilem dan floem,
sedangkan tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium. Kambium ini yang
menyebabkan batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Jaringan kambium
ini, yang terdiri dari sel yang selalu membelah diri, memisahkan kulit kayu dari
bagian batang lain. Bagian kayu pada batang lebih tebal dari pada bagian kulit
karena kegiatan kambium yang membentuk sel xilem (kayu) ke arah dalam
lebih besar daripada kegiatan membentuk sel-sel floem (kulit kayu) ke arah luar.
Kegiatan kambium terpengaruh oleh tersedianya air dan mineral, sehingga
pembuluh-pembuluh kayu yang dihasilkan pada musim hujan lebih besar dan
lebih banyak daripada yang dihasilkan pada musim kemarau. Jadi, terdapat batas-
batas yang menunjukkan kegiatan kambium selama musim hujan dan musim
kemarau pada kayu tumbuhan dikotil. Batas-batas ini disebut lingkaran tahun yang
menunjukkan umur tumbuhan tersebut. Lalu, bagian dalam pada stele adalah
empulur yang merupakan bagian paling luas pada batang. Ada juga garis-garis
radial yang tampak dari pusat ke arah kulit kayu yang disebut jari-jari empulur.
Jari-jari empulur ini dilalui oleh air dan zat-zat makanan yang bergerak ke arah
samping. Empulur ini sulit dibedakan dengan jari-jari empulur pada tumbuhan
monokotil.

3. Struktur daun
Struktur daun dapat  kita bedakan menjadi dua yaitu morfologi (strktur luar) daun dan
anatomi (struktur dalam) daun.
a. Morfologi (Struktur Luar) Daun
Pada umumnya daun berwarna hijau. Warna hijau daun itu disebabkan oleh kandungan
kloroplas di dalam sel-sel daun. Di dalam kloroplas terdapat klorofil. Secara morfologi,
pada umunya daun memiliki bagian-bagian antara lain helaian daun (lamina) dan
tangkai daun (petiolus).
Tangkai daun terdapat bagian yang menempel dengan batang yag disebut pangkal
tangkai daun. Pada daun tubuhan monokotil, pangkal daun berbentuk pipih dan lebar
serta membungkus batangnya. Pangkal daun itu disebut juga pelepah daun. Contoh
pelepah daun terdapat pada tumbuhan pisang dan talas.
Daun yang memiliki ketiga bagian daun yaitu pelepah daun, tangkai daun, dan helaian
daun disebut juga daun sempurna. Tetapi daun yang tidak memiliki 1 bagian daun atau
lebih disebut daun tidak sempurna.
Coba anda bandingkan antara daun mangga dan daun belimbing apakah ada perbedaan
yang mencolok? Tentunya perbedaan yang mencolok adalah susunan helai daun pada
tangkainya bukan? Daun yang hanya memiliki satu helai daun disebut daun tunggal,
contoh daun mangga dan daun yang memiliki lebih dari satu helai daun pada
tangkainya disebut daun mejemuk, contoh daun belimbing. Daun mejemuk ada yang
menyirip dan ada pula yang menjari. Daun majemuk menyirip ada yang menyirip
tunggal dan ganda.
Pada umumnya tumbuhan dikotil memiliki tulang daun menyirip atau menjari.
Sedangkan tembuhan monokotil memiliki daun dengan tulang daun sejajar atau
melengkung.

b. Anatomi (Struktur Dalam) Daun

Pada dasarnya, anatomi daun dengan batang itu sama jika diamati dibawah mikrosop
akan tampak bagian-bagian mulai dari atas yaitu epidermis, jaringan tiang (palisade),
jaringan bunga karang (spons) dan berkas pembuluh angkut daun.

1. Epidermis daun merupakan lapisan terluar dari daun bagian atas dan bawah.
Epidermis daun terdiri dari saru lapis sel-sel epidermis yang tidak memiliki ruang
antarsel. Epidermis daun berfungsi untuk melindungi bagian atas maupun bawah
daripada sel tersebut. Untuk mencegah penguapan airyang berlebihan, umumnya
dan memiliki lapisan lilin atau rambut-rambut halus. Diantara sel-sel epidermis
terdapat stomata (mulut daun) yang berfungsi sebagai pertukaran gas. Stomata
umumnya terdapat pada bagian bawah daun tetapi letak stomata tumbuhan air
terdapat di bagian atas daun.
2. Jaringan tiang (palisade) adalah kumpulan sel-sel berbentuk silindris, tegak,
tersusun rapat, dan mengandung kloroplas. Jaringan palisade terletak dibawah
epidermis dan pada jaringan tiang ini terjadi fotosintesis.
3. Jaringan bunga karang (spons) adalah jaringan yang berbentuk tidak teratur dan
ada ruang antarsel.  Jaringan yang tidak rapat ini berfungsi untuk menampung
karbon dioksida untuk proses fotosintesis.
4. Berkas pembuluh angkut terdapat di dalam tulang-tulang daun. Sistem tulang
daun merupakan lanjutan dari sistem jaringan pembuluh angkut batang atau
cabang dan pembuluh angkut akar. Bagian tersebut merupakan cabang dari
silinder pusat yang merupakan cabang dari silinder pusat batang.

II. Jaringan Tumbuhan


Tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu membentuk
jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan
terikat oleh bahan antarsel membentuk suatu kesatuan.
Seiring tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya
mampu secara terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem
biasanya merupakan sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel
meristem biasanya berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil, inti
besar, dan plastida belum matang. Bentuk sel meristem umumnya sama ke segala arah,
misalnya seperti kubus.
Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem, yaitu meristem apikal,
meristem lateral, dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan
ujung akar.
Jaringan Meristem
Meristem interkalar merupakan bagian dari meristem apikal yang terpisah dari ujung
(apeks) selama pertumbuhan. Meristem interkalar (antara) terdapat di antara jaringan dewasa,
misalnya di pangkal ruas batang rumput. Meristem lateral terdapat pada kambium pembuluh dan
kambium gabus.
Berdasarkan asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi meristem primer dan
meristem sekunder.
a. Meristem Primer
Meristem primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional. Meristem primer
terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan
pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan akar dan batang
bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi
Meristem primer dapat dibedakan menjadi daerah-daerah dengan tingkat perkembangan sel
yang berbeda-beda. Pada ujung batang terdapat meristem apikal. Di dekat meristem apikal
ada promeristem dan ujung meristematik lain yang terdiri dari sekelompok sal yang telah
mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu.
Daerah meristematik di belakang promeristem mempunyai tiga jaringan meristem, yaitu
protoderma, prokambium, dan meristem dasar. Protoderma akan membentuk epidermis,
prokambium akan membentuk jaringan ikatan pembuluh (xilem primer dan floem primer)
dan kambium. Meristem dasar akan membentuk jaringan dasar tumbuhan yang mengisi
empelur dan korteks seperti parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Tumbuhan monokotil
hanya memiliki jaringan primer dan tidak memiliki jaringan sekunder. Pada tumbuhan dikotil
terdapat jaringan primer dan jaringan sekunder.
b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah
mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi kembali
bersifat embrional. Contoh meristem sekunder adalah kambium gabus yang terdapat pada
batang dikotil dan Gymnospermae, yang dapat terbentuk dari sel-sel korteks di bawah
epidermis.
Jaringan kambium yang terletak di antara berkas pengangkut (xilem dan floem) pada batang
dikotil merupakan meristem sekunder. Sel kambium aktif membelah, ke arah dalam
membentuk xilem sekunder dan ke luar membentuk floem sekunder. Akibatnya, batang
tumbuhan dikotil bertambah besar. Sebaliknya batang tumbuhan monokotil tidak mempunyai
meristem sekunder sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Itulah mengapa batang
monokotil tidak dapat bertambah besar.

2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi sel-
sel hasil pembelahan jaringan meristem. Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel yang
disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah pengkhususan sel untuk
mendukung suatu fungsi tertentu. Jaringan dewasa pada umumnya sudah tidak mengalami
pertumbuhan lagi atau sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa ini ada yang
disebut sebagai jaringan permanen. Jaringan permanen adalah jaringan yang telah mengalami
diferensiasi yang sifatnya tak dapat balik (irreversibel). Pada jaringan permanen sel-selnya
tidak lagi mengalami pembelahan. Jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis, gabus
parenkima, xilem, dan floem. Selain itu ada bagian tumbuhan tertentu yang memiliki jaringan
kolenkima dan sklerenkima.
a. Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar,
batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja.
Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk,
atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat
ruangan-ruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung
protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan
tidak mengandung plastida.
Jaringan Epidermis
1. Jaringan epidermis daun
Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun. Jaringan tersebut
tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (sel penutup) stomata. Pada permukaan atas daun
terdapat penebalan dinding luar yang tersusun atas zat kuting (turunan senyawa lemak) yang
dikenal sebagai kutikula, misalnya pada daun nangka. Selain itu ada yang membentuk lapisan
lilin untuk melindungi daun dari air, misalnya pada daun pisang dan daun keladi. Ada pula
yang membentuk bulu-bulu halus di permukaan bawah sebagai alat perlindungan, misalnya
pada daun durian. Sekelompok sel epidermis membentuk stomata atau mulut daun. Stomata
merupakan suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup atau sel penjaga.
Melalui mulut daun ini terjadi pertukaran gas.

2. Jaringan epidermis batang


Seperi halnya jaringan epidermis daun, jaringan epidermis batang ada yang mengalami
modifikasi membentuk lapisan tebal yang dikenal sebagai kutikula, membentuk bulu sebagai
alat perlindungan.

3. Jaringan epidermis akar


Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi dan
osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi membentuk tonjolan yang disebut rambut
akar dan berfungsi untuk menyerap air tanah.
Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan
yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun.
Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang
udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan
epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi
dari permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya
berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan
memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua
sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.

b. Jaringan Gabus
Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk untuk
menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan
sekunder. Jaringan gabus tampak jelas pas tetumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Struktur jaringan gabus terdiri atas felogen (kambium gabus) yang akan membentuk
felem (gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam. Felogen dapat dihasilkan oleh
epidermis, parenkima di bawah epidermis, kolenkima, perisikel, atau parenkima floem,
tergantung spesies tumbuhannya. Pada penampang memanjang, sel-sel felogen berbentuk
segi empat atau segi banyak dan bersifat meristematis. Sel-sel gabus (felem) dewasa
berbentuk hampir prisma, mati, dan dinding selnya berlapis suberin, yaitu sejenis selulosa
yang berlemak. Sel-sel feloderma menyerupai sel parenkima, berbentuk kotak dan hidup.
Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari kehilangan air. Pada
tumbuhan gabus (Quercus suber), lapisan gabus dapat bernilai ekonomi, misalnya untuk
tutup botol.

c. Parenkima
Di sebelah dalam epidermis terdapat jaringan parenkima. Jaringan ini terdapat mulai dari
sebelah dalam epidermis hingga ke empulur. Parenkima tersusun atas sel-sel bersegi
banyak. Antara sel yang satu dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel.
Parenkima disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi jaringan-jaringan yang
lain. Parenkima terdapat pada akar, batang, dan daun, mengitari jaringan lainnya.
Misalnya pada xilem dan floem.
Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkima berfungsi sebagai jaringan penghasil
dan penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkima penghasil makanan adalah
parenkima daun yang memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis. Parenkima
yang memiliki kloroplas disebut sklerenkima. Hasil-hasil fotosintesis berupa gula
diangkut ke parenkima batang atau akar. Di parenkima batang atau akar, hasil-hasil
fotosintesis tersebut disusun menjadi bahan organik lain yang lebih kompleks, misalnya
tepung, protein, atau lemak. Parenkima batang dan akar pada beberapa tumbuhan
berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ubi jalar (Ipomoea
batatas). Ada pula sel parenkima yang menyimpan cadangan makanan pada katiledon
(daun lembaga biji) seperti pada kacang buncis (Phaseolus vulgaris).

d. Jaringan Penguat
Untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau penunjang
yang disebut juga sebagai jaringan mekanik. Ada dua macam jaringan penguat pegat
yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu kolenima dan sklerenkima. Kolenkima
mengandung protoplasma dan dindingnya tidak mengalami signifikasi. Sklerenkima
berbeda dari kolenkima, karena sklerenkima tidak mempunyai protoplasma dan
dindingnya mengalami penebalan dan zat lignin (lignifikasi).
1. Kolenkima
Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip parenkima. Sel-
selnya ada Yat mengandung kloroplas. Kolenkima umumnya terletak di dekat
perukaan dan di bawah epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu
tulang daun. Kolenkima jarang terdapat pada akar. Sel kolenkima biasanya
memanjang sejajar dengan pusat organ tempat kolenkima itu terdapat.
Dinding sal kolenkima mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Dinding sel
kolenkima mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan itu terjadi pada sudut-
sudut sel, dan disebut kolenkima sudut.
Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda
yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.
2. Sklerenkima
Jaringan sklerenkima terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkima sangat kuat,
tebal, dan mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding sel mempunyai
penebalan primer dan kemudian penebalan sekunder oleh zat lignin. Menurut
bentuknya, sklerenkima dibagi menjadi dua, yaitu serabut sklerenkima yang
berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel batu). Sklereid terdapat pada
berkas pengangkut, di antara sel-sel parenkima, korteks batang, tangkai daun, akar,
buah, dan biji. Pada biji, sklereid sering kali merupakan suatu lapisan yang turut
menyusun kulit biji.
Fungsi sklerenkima adalah menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa.
Sklerenkima juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam, seperti pada
kulit biji jarak, biji kenari dan tempurung kelapa.

e. Jaringan Pengangkut
1. Xilem
Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen xilem
terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur pembuluh ada
dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel mati,
tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambungan
sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan
mineral. Oleh karena pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas
pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan, tetapi biasanya
20-700 µm. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.
Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga, trakea terdiri atas
sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder
dan diperkuat lignin, sebagai bahan pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar
daripada diameter trakeid. Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng
perforasi. Trakea hanya terdapat pada Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan
tidak terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) kecuali anggota Gnetaceae
(golongan melinjo).
Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil, walaupun
dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30 µm dan
panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan
Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat lubang seperti saringan.

Trakeid dan Trakea

2. Floem
Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris,
serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah pembuluh  tapis dan
parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran
serabut floem sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh
tumbuhan.
Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm dan panjang
100-500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel  komponen
pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea. Pembuluh tapis adalah
pembuluh angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan dan meluas
dari pangkal sampai ke ujung tumbuhan.
III. Organ Pada Tumbuhan
Tumbuhan merupakan salah satu dari makhluk hidup yang tidak dapat di pisahkan
dengan manusia terutama untuk orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan,
kemanapun ia melangkah maka ia akan menemukan Tumbuhan di sekitarnya. akan tetapi
taukah kita tentang struktur organ tumbuhan dan Fungsi fungsinya, tentu saja tidak jika
kita tidak meneliti satu persatu, nah pada kesempatan kali ini saya akan mencoba
membahas mengenai sistem organ pada tumbuhan dan fungsinya yang akan menjawab
semua pertanyaan anda mengenai Tumbuhan ini, oleh karenanya marilah kita simak
dengan seksama artikel yang pasti akan cukup panjang dan detail ini.

Organ merupakan kumpulan jaringan yang secara bersama-sama melakukan tugas


tertentu, Orang pada tumbuhan terdiri dari Akar, Batang, Daun, Bunga dan Buah. Untuk
mengetahui lebih Jelas kelima hal tersebut maka Marilah kita bahas satu Persatu orang-
organ yang ada pada tumbuhan ini.
1. AKAR
Kita mulai dari yang paling bawah dari bagian Tumbuhan yakni akar, Akar
merupakan bagian tumbuhan berbiji yang berada di dalam tanah, berwarna putih dan
bentuknya meruncing sehingga lebih mudah menembus tanah. Akar berasal dari akar
lembaga (radix) yang terdapat di biji tumbuhan. Akar berkembang dari meristem
apikal ujung akar yang dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Fungsi tudung akar
adalah untuk melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah.

Pembelahan sel meristem apikal membentuk daerah pemanjangan yang disebut


daerah/zona pemanjangan sel. Dibelakangnya terdapat zona diferensiasi sel atau zona
pendewasaan sel, di sini sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen
seperti xylem, floem, parenkim, dan sklerenkim.
Fungsi akar pada tumbuhan sangatlah bermacam ragam, di antaranya adalah sebagai
berikut ini.

 Mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.


 Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi.
 Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.
 Sebagai alat pernapasan.

Berikut ini adalah bagian-bagian anatomi akar secara garis besar.


a. Epidermis
Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat dengan dinding sel yang
tipis supaya mudah ditembus air. Pada zona diferensiasi, epidermis membentuk
bulu/rambut akar yang berfungsi untuk memperluas permukaan penyerapan.
b. Korteks
Korteks tersusun atas berlapis-lapis sel dengan dinding yang tipis dan memiliki
ruang antarsel yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.
c. Endodermis
Endodermis  berupa satu lapis sel yang rapat dengan penebalan gabus pada
dinding sel. Endodermis adalah pemisah antara korteks dan stele.
d. Stele/silinder pusat
Stele atau silinder pusat di dalamnya terdapat berkas pengangkut (xilem dan
floem).
Akar tanaman menyerap air dan unsur hara dengna proses yang di sebut dengan
Imbibisi, Difusi dan Osmosis. bagian akar yang berfungsi untuk melakukan
penyerapan adalah daerah yang memiliki rambut akar yang merupakan daerah
perluasan epidermis. Sebelum air tanah sampai ke xilem, air tanah terlebih dahulu
melalui sel rambut akar (epidermis), korteks, endodermis, dan perisikel.
2. BATANG
Batang merupakan salah satu organ tumbuhan berpembuluh yang memiliki fungsi
sebagai penyangga. batang di susun oleh beberapa macam jaringan yang berbeda
sehingga terdiri dari beberapa tipe seperti batang berkayu, batang lemnut dan lunak
(herbaseus), dan batang tipe rumput (kalmus).
Fungsi batang pada tumbuhan adalah sebagai berikut ini.

 Menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun dan zat makanan dari daun
ke seluruh bagian tubuh.
 Mengarahkan tumbuhan agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
 Tempat penimbunan cadangan makanan.
 Tempat melekatnya daun, bunga, dan buah.

Struktur batang secara umum berikut ini :


a. Epidermis
Epidermis tersusun rapat oleh selapis sel. Dinding luar terdapat kutikula. Fungsi
epidermis adalah untuk melindungi jaringan di bawahnya.
b. Korteks
Korteks tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang berdinding tipis dan
terdapat banyak ruang antarsel. Disebut juga dengan istilah “kulit pertama”.
c. Stele
Stele (silinder pusat) adalah lapisan terdalam dari batang. Di dalamnya terdapat
sel parenkim dan berkas pengangkut. Lapis terluar dari stele disebut perisikel
atau perikambium.
3. Daun
Daun Merupakan Organ pada tumbuhan yang memiliki fungsi utama sebagai
pembuat makanan melalui proses fotosintesis. selain itu juga Fungsi saun adalah
sebagai tempat keluarnya air dengan cara penguapan serta respirasi.

Ada 5 struktur yang melapisi daun mulai dari atas, Berikut ini kelima struktur
tersebut.

1. Epidermis atas, terkadang dilapisi oleh kutikula.


2. Jaringan palisade parenkim/jaringan tiang/jaringan pagar, mengandung banyak
klorofil.
3. Berkas pembuluh. Terdapat xilem dan floem yang berfungsi sebagai alat
transportasi dan penguat daun dalam bentuk tulang daun.
4. Jaringan spons parenkim/bunga karang, mengandung sedikit klorofil.
5. Epidermis bawah, terdapat stomata.

Secara morfologi daun teridir dari helai daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan
pelepah daun (folius). Daun tumbuhan pada dikotil pada umumnya memiliki daun
dengan susunan tulang, daun menyirip dan menjari. Sedangkan untuk daun tumbuhan
monokotil umumnya memiliki susunan tulang daun sejajar ataupun melengkung.
4. Bunga
System reproduksi tumbuhan adalah bunga. Berikut ini adalah bagian bagian lengkap
dari Bunga.
a. Kelopak bunga
Umumnya berwarna hijau. Fungsi kelopak bunga adalah untuk membungkus
dan melindungi kuncup bunga sebelum mekar.
b. Mahkota bunga
Memiliki warna cerah. Fungsi mahkota bunga adalah untuk menarik serangga
untuk datang dan menyerbuki bunga. Pada sebuah bunga dikotil biasanya
terdapat mahkota bunga berjumlah 4, 5, atau kelipatannya. Sedangkan pada
tumbuhan monokotil berjumlah 3 atau kelipatannya.
c. Benang sari
Adalah alat kelamin jantan pada tumbuhan. Jika serbuk sari masuk ke putik,
maka terjadilah pembuahan
d. Putik
Adalah alat kelamin betina pada tumbuhan.
5. Buah
Dan yang terakhir adalah buah, buah memiliki aneka ragam benuk, warna dan juga
rasa. Buah dan biji merupakan hasil dari perubahan pada bunga. perubahan terjadi
dalam proses perkembangbiakan atau proses tumbuhan memperbanyak dirinya.

IV. Tumbuhan Dikotil dan Monokotil


Pada dasarnya tumbuhan yang ada di dunia ini dibagi ke dalam dua kelompok
besar yakni Monokotil dan juga Dikotil.
Berdasarkan jumlah keping biji. Ada tumbuhan yang memilki satu keeping biji
dikelompokkan sebagai tumbuhan monokotil, dan ada yang memilki dua keping biji yang
dikelompokkan menjadi tumbuhan dikotil (tumbuhan belah). Ciri-ciri lain untuk dapat
membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil diantarnya dapat dilihat dari bagian-bagian
tubuh tumbuhan tersebut, seperti bagian akar, batang, daun dan bunga.
Ciri pembeda Tumbuhan monokotil tumbuhan dikotil

Tumbuhan Monokotil

 Akar Tersusun atas akar serabut 


 Batang Tidak berkambium 
 Daun berbentuk pita dan panjang
 Daun lebar-lebar, dengan bentuk beraneka ragam. 
 Bunga Umumnya bagian-bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya
 Berkas pengangkut pada batang: Pembuluh kayu dan pembuluh tapis letaknya
tersebar pada batang

Tumbuhan Dikotil

 Akar Berupa akar tunggang


 Batang Berkambium dan bercabang-cabang
 Daun Bertulang daun sejajar atau melengkung
 Bertulang daun menyirip atau menjari 
 Bunga Umumnya bagian bunga berjumlah 2, 4 dan 5 atau kelipatannya
 Berkas pengangkut pada batang: Pembuluh kayu dan pembuluh tapis letaknya
teratur. Pembuluh kayu sebelah dalam dari pembuluh tapis 

Perbedaan antara Akar dikotil dan akar monokotil :

 Akar dikotil memiliki akar tunggang dengan akar lateral, sedangkan akar monokotil
memiliki sistem akar adventif, dan tidak memiliki akar tunggang.
 akar monokotil tidak memiliki pertumbuhan sekunder, sedangkan akar dikotil
memiliki dua fase pertumbuhan.
 Dalam pertumbuhan sekunder akar dikotil memiliki kambium vaskular dan
kambium gabus, yang berasal dari sel-sel Perisikel dan jaringan penghubung,
sedangkan akar monokotil kekurangan mereka.
 akar monokotil memiliki empulur yang signifikan di tengah, tapi dikotil memiliki
baik empulur sangat kecil dibandingkan dengan empulur monokotil atau tidak
memiliki empulur.
 Karena pertumbuhan kambium vaskular, ketebalan meningkat pada akar, tapi
dimensi lateral akar monokotil tidak meningkat.

Pengertian Dikotil 
Adapun yang dimaksud dengan biji keeping dua (dikotil) adalah tumbuhan yang
apabila kita belah, pada biji itu akan terdapat dua keeping. Namun, ada kalanya antara
keeping yang satu dengan yang lain tidak sama besarnya. Apabila tumbuhan mempunyai
banyak dahan dan ranting, maka dapat dipastikan tumbuhan tersebut memiliki biji
berkeping dua (dikotil). Tumbuhan biji berkeping dua memiliki jenis akar yang berbeda
dengan tumbuhan biji berkeping satu (monokotil). Tumbuhan biji berkeping dua akan
memiliki akar tunggang.
Pegertian Monokotil 
Monokotil adalah tumbuhan berkeping biji 1...seperti pada jagung,padi,dll......Ciri
monokotil, yaitu
(1) tulang daun umumnya sejajar 
(2) batang tak berkambium 
(3) akar serabut 
(4) bagian-bagian bunga kelipatan 3.
Tumbuhan monokotil dikelompokan menjadi 5 suku, :

 Rumut-rumputan (Graminae), ex : jagung, padi


 Pinang-pinangan (Palmae), ex : kelapa, sagu
 Pisang-pisangan (Musaceae), ex : pisang ambon, raja
 Anggrek-angrekan (Orchidaceae), ex : anggrek, vanili
 Jahe-jahean (Zingiberaceae), ex : jahe, kunyit

V. Sifat Totipotensi Pada Jaringan Tumbuhan


Sifat totipotensi merupakan potensi pada setiap sel penyusun jaringan dewasa untuk
mengadakan pembelahan dan membentuk individu baru. Sel-sel penyusun jaringan dewasa (sel
somatis) yang berada di bawah rangsangan tertentu memiliki potensi untuk mengadakan
pembelahan (embrionik) membentuk kalus (sel-sel hasil pembelahan suatu struktur yang tidak
beraturan). Selanjutnya, kalus di bawah rangsangan tertentu memiliki potensi untuk
berdiferensiasi menjadi individu baru multiselular melalui diferensiasi dan organogenesis. 

Adanya kenyataan bahwa sel-sel dapat mempertahankan potensi zigot untuk membentuk
semua bagian organisme yang matang (totipotensi) telah mengilhami lahirnya rekayasa genetika.
Salah satu aplikasi dari teknik rekayasa genetika yang dikembangkan secara ekstensif di bidang
pertanian adalah teknik kultur jaringan. 
Teknologi kultur jaringan dikembangkan berdasarkan teori sel yang dikemukakan oleh
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann serta sifat totipotensi sel. Menurut teori sel tersebut,
sel merupakan penyusun suatu individu, sedangkan berdasarkan sifat totipotensi, sel mampu
tumbuh serta berkembang menjadi individu sempurna membentuk jaringan dan organ-organ
penyusunnya.
Keuntungan teknologi kultur jaringan bukan sekedar dapat membuat individu yang
"mirip aslinya", tetapi juga dapat menghasilkan individu dalam jumlah yang besar dalam waktu
yang relatif singkat. Selain itu, kultur jaringan dapat digunakan untuk seleksi individu unggul dan
pelestarian individu yang memiliki sifat tertentu.
Kultur jaringan dapat dilakukan melalui beberapa teknik. Hendaryono dan Wijayani
mengungkapkan bahwa teknik kultur jaringan yang telah dikenal di antaranya :
1) Meristem culture, yakni kultur jaringan menggunakan bagian tanaman dari jaringan muda
atau meristem.
2) Pollen atau anther culture, yakni teknik kultur jaringan dengan menggunakan bagian
tanaman berupa serbuk sari atau benang sari. 
3) Choloroplast culture, yakni teknik kultur jaringan menggunakan kloroplas untuk
keperluan memperbaiki sifat tanaman melalui pembuatan varietas baru. 
4) Somatic cross atau persilangan protoplasma, yakni penyilangan dua macam protoplasma
menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga dihasilkan tanaman yang mempunyai sifat
baru. 
Untuk melakukan kultur jaringan, diperlukan ruangan atau laboratorium yang memadai.
Salah satunya adalah rung inkubasi atau ruang kultur. Ruangan ini harus dijaga kebersihannya
dan sedapat mungkin terhindar dari orang yang tidak berkepentingan berlalu-lalang. 
KESIMPULAN
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi sama, terikat oleh
bahan antarsel sehingga membentuk suatu kesatuan. Jaringan tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu
jaringan meristem dan jaringan dewasa.

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embryonal, artinya
mampu terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Dan jaringan dewasa
(jaringan permanen) adalah jaringan yang terbentuk dari hasil diferensiasi dan spelisasi sel-sel
meristem.

Organ pokok tumbuhan yang bersifat vegetative adalah akar, batang, daun dan bunga.

Berdasarkan jumlah keping biji. Ada tumbuhan yang memilki satu keeping biji
dikelompokkan sebagai tumbuhan monokotil, dan ada yang memilki dua keping biji yang
dikelompokkan menjadi tumbuhan dikotil (tumbuhan belah).

Sifat totipotensi merupakan potensi pada setiap sel penyusun jaringan dewasa untuk
mengadakan pembelahan dan membentuk individu baru. Sel-sel penyusun jaringan dewasa (sel
somatis) yang berada di bawah rangsangan tertentu memiliki potensi untuk mengadakan
pembelahan (embrionik) membentuk kalus (sel-sel hasil pembelahan suatu struktur yang tidak
beraturan).
DAFTAR PUSTAKA

http://www.softilmu.com/2014/08/struktur-dan-fungsi-jaringan-tumbuhan.html

http://genggaminternet.com/sistem-organ-pada-tumbuhan-dan-fungsinya/

http://duniaplant.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-tumbuhan-dikotil-dan-monokotil-dan-
perbedaannya.html

http://cahayaterangkulhoo.blogspot.co.id/2012/01/sifat-totipotensi-pada-jaringan.html

https://group6sdh.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai