Anda di halaman 1dari 3

Tugas Pendidikan Pancasila

Nama : Sucitri Edy


NIM : B1E120012

BAHAYA LATEN KOMUNIS

Komunisme menjadi ideologi yang dilarang di Indonesia. Bukan saja karena


mengajarkan pertentangan kelas sosial, agitasi dan propaganda politik, lebih dari itu
komunisme juga bertentangan dengan Pancasila terkhusus sila pertama. Dari sisi
teologi, komunisme menentang prinsip ketuhanan. Karenanya orang yang
berpaham komunisme tidak mengenal adanya Tuhan.

Negara komunis umumnya opresif. Tidak segan-segan menyingkirkan pihak yang


mencoba menghalangi terwujudnya tatanan masyarakat dunia tanpa kelas, yaitu
masyarakat komunis.

Pengikut paham komunisme di belahan dunia lain mengikuti jalan revolusi Uni
Soviet. Partai Komunis Tiongkok berhasil mendirikan negara komunis Republik
Rakyat Tiongkok (RRT) pada 1949. Kemudian menyusul negara-negara lainnya,
seperti Kamboja, Cuba, Laos, Vietnam, Korea Utara.  

Sebagai anti tesis kapitalisme, komunisme ingin mewujudkan negara sosialis


dengan pemerataan pendapatan, sehingga menciptakan masyarakat tanpa kelas.
Sebagai konsekuensi, sistem ekonomi komunisme tidak mengenal private property
sehingga faktor produksi dan distribusi dikuasai negara. Dikendalikan melalui
central planning atau juga dikenal command planning.

Tujuan komunisme tersebut hanya bisa berhasil melalui pemaksaaan dan


kekuasaan mutlak yang akhirnya menuju tirani. Pihak yang tidak setuju akan
disingkirkan secara permanen. Tidak ada demokrasi. Tidak ada perbedaan
pendapat.

Sebagai contoh, konversi kepemilikan lahan pertanian menjadi milik kolektif


(negara) di berbagai negara komunis harus dilakukan melalui tangan besi, yang
mengorbankan puluhan juta jiwa rakyat karena menentang.

Sejarah menunjukkan ideologi komunisme gagal membangun ekonomi, dan gagal


mencapai negara sosialis yang sejahtera tanpa kelas. Ekonomi Uni Soviet dan RRT
terpuruk. RRT melakukan reformasi ekonomi pada 1978 dengan mengadopsi sistem
kapitalisme pasar. Uni Soviet runtuh. Rusia meninggalkan sistem ekonomi
komunisme, dan juga mengadopsi sistem kapitalisme pasar.

Meskipun masih mempertahankan sistem politik satu partai komunis, kesenjangan


sosial di kedua negara tersebut meningkatkan tajam, menjadi salah satu yang
terburuk di dunia. Artinya, ideologi komunisme gagal total menciptakan masyarakat
tanpa kelas. Namun, partai komunis tetap dipertahankan sebagai penguasa tunggal.
Bukan lagi untuk kepentingan masyarakat, tapi demi kepentingan pemerintahan
tirani.
  
Meski Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah dibubarkan Soeharto pada tahun 1966,
hingga kini lima puluh empat tahun kemudian, ternyata masih banyak dan ada saja
orang Indonesia yang percaya paham komunis masih ada dan patut dicemaskan
karena masih ampuh menarik pengikut. Hal ini tentu beralasan, karena saat ini
komunis bisa bermetamorfosis dalam berbagai bentuk propaganda dan menyusup
ke berbagai aspek tanpa kita sadari.
Jika dibandingkan dengan ideologi komunis, jelas sangat bertentangan. Kita
mengenal Tuhan, mereka tidak. Kita mengenal oposisi mereka otoriter dan partai
sangat berkuasa. Kita berasas demokrasi dan musyawarah sedangkan mereka tidak.

Begitu pula konsep keadilan kita berbeda, mereka sama rata sama rasa, sedangkan
kita memahami adil itu; menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sangat jelas
perbedaannya dan bertolak belakang dengan ideologi kita Pancasila.

Film G30S/PKI saat ini sudah dihapuskan, sehingga membuat generasi muda tak
lagi memahami bahaya komunis. Manakala kita cermati mulai anak TK hingga
sarjana yang lahir tahun 1980-an dapat dipastikan tidak tahu tentang PKI yang pada
giliranya saat ini malah dianggap tren lambang PKI bagi anak-anak muda. Kondisi
seperti ini tentu sangat berbahaya,

Kita patut menyadari kealpaan ini, bahwa telah hadir bahaya laten komunis tanpa
disadari bersama. Wabah Covid-19 menyita perhatian banyak pihak tanpa kecuali
karena berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga tanpa disadari ada
bahaya yang mengancam eksistensi NKRI dan mungkin saat ini telah menyusup ke
dalam sendi-sendi Negara kita.

Anda mungkin juga menyukai