Disusun Oleh
Sucitri Edy
B1E120012
1. Latar Belakang
Al Qur’an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman
hidup bagi seluruh umat manusia, sejatinya tidak hanya berisi tentang hukum-hukum menyoal
permasalahan agama saja. Kitab suci umat Islam ini juga memuat tentang tanda-tanda kebesaran
Allah yang bisa kita lihat di sekeliling kita. Tanda-tanda tersebut berupa segala bentuk ciptaan
Allah yaitu alam semesta dan semua yang ada di dalamnya.
Alam semesta dimana kita tinggal merupakan ayat-ayat Allah yang biasa disebut sebagai
ayat Kauniyah. Selain mengambil hukum-hukum dari dalam Al Qur’an, sudah selayaknya kita
mengkaji pula ayat-ayat kauniyah yang terkandung dalam Al Qur’an. Karena dengan merenungi
ayat-ayat kauniyah ini kita akan dapat merasakan keagungan dan ke-Mahabesaran Allah. Dan
menyadari betapa lemah dan tak berdayanya diri ini di hadapan Rabb Sang Pencipta. Ayat-ayat
kauniyah ini juga dapat menginspirasi manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dapat digunakan untuk kemaslahatan hidupnya.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Alam semesta adalah sesuatu yang fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di
dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat
diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Ada penciptaan, proses dari
ketidakadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses
lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya
mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur'an.
Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang menggambarkan mengenai apa dan
bagaimana alam semesta ini diantaranya adalah :
Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta umatnya
untuk memerhatikan apa yang ada di langit dan di bumi secara lebih mendetail. Perintah ini
mengandung maksud agar manusia menggunakan akalnya untuk mempelajari, meneliti dan
mengelola sumber kekayaan alam dan ciptaan Allah yang lain, manusia harus menguasai
berbagai pengetahuan dan teknologi.
Ayat ini mendorong kita untuk berfikir dan merenung tentang sekian banyak ciptaan Allah.
Dengan perkembangan iptek kita dapat memikirkan, merenungkan dan meneliti apa yang ada di
alam ini. Hal itu dapat dijadikan sarana meningkatkan kualitas iman dan membuktikan
kebenaran ciptaan Allah. Dalam ayat ini ada 6 hal yang dapat dijadikan bahan pemikiran dan
perenungan ke-6 hal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kejadian langit dan bumi
Lafadz khalq pada ayat ini yang diterjemahkan dengan penciptaan, dapat juga berarti pengukuran
yang teliti atau pengaturan. Dalam penciptaan langit dan bumi, dapat kita lihat dalam pengaturan
sistem kerja yang sangat teliti. Yang dimaksud langit adalah benda-benda angkasa, seperti
matahari, bulan dan jutaan gugusan bintang. Semua itu beredar dengan teratur yang sekaligus
menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah di langit.
Kapal yang berlayar di lautan membawa barang yang bermanfaat bagi manusia. Hal ini
mengisyaratkan adanya sarana transportasi, baik yang digunakan masa kini dengan alat yang
serba canggih maupun masa lalu yang hanya mengandalkan angin dengan segala masalahnya.
Semua itu telah diatur oleh Yang Maha Tahu yaitu Allah.
Air hujan sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup binatang, tumbuh-tumbuhan dan manusia.
Dengan hujan tumbuh-tumbuhan dapat hidup dengan subur dengan membawa manfaat bagi
kepentingan hidup manusia dengan pengetahuannya manusia dapat mempelajari proses
terjadinya hujan dan bahkan sudah bisa membuat hujan buatan.
Adanya berbagai jenis binatang di alam ini dengan fungsi dan manfaat yang berbeda-beda,
menimbulkan pemikiran tentang kehebatan sang sutradara dalam menciptakannya.
f. Perkisaran angin dan pergeseran awan
Anginnya terkadang membawa rahmat, azab atau kabar gembira berupa turunnya hujan. Dengan
ilmu pengetahuan yang dipelajari manusia dan usahanya untuk meneliti akhirnya dapat diketahui
keadaan angina atau keadaan cuaca di suatu tempat. Hal ini menjadi suatu bukti adanya
keteraturan alam dan tentunya ada yang mengatur yaitu Allah.
BAB III
KESIMPULAN
Alam semesta adalah suatu ruang dimana didalamnya terjadi segala jenis peristiwa baik
yang dapat diungkapkan maupun tidak oleh manusia, tempat terjadinya berbagai macam proses
mulai dari penciptaan, dari hal yang tidak ada menjadi ada hingga proses kehancuran bahkan
proses-proses yang belum diketahui oleh manusia dimana semuanya telah tertulis dalam Al-
Quran.
Dengan mempelajari dan memahami alam semesta yang tidak lain merupakan ayat-ayat
kauniyah ini maka kita akan merasakan betapa kita tak berdaya tanpa kekuasaan Allah dan disisi
lain juga kita akan merasa bersyukur dengan semua manfaat dari segala hal yang Allah ciptakan
disekeliling kita selain juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita dalam menemukan hal-hal
baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Dari beberapa ayat Al-Quran kita dapat mengambil pelajaran mengenai alam semesta
sebagai ayat kauniyah diantaranya :
Surah Yunus ayat 101, ayat ini berisi perintah untuk memperhatikan apa yang ada di langit dan
di bumi secara lebih mendetail. Dengan tujuan agar manusia menggunakan akalnya untuk
mempelajari, meneliti dan mengelola sumber kekayaan alam dan ciptaan Allah yang lain.
Surah Ar-Rahman ayat 33, menyatakan bahwa kita sebagai umat manusia diperintahkan untuk
selalu berusaha mencari terobosan-terobosan yang dapat berguna bagi kita untuk kehidupan kita
dimasa mendatang dengan terus meningkatkan kekuatan agar dapat mencapai kemajuan salah
satunya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Surat Al-Baqarah ayat 164, yang berisi tentang kejadian langit dan bumi; pergantian siang dan
malam; kapal yang berlayar di lautan; turunnya air hujan; adanya berbagai jenis binatang;
perkisaran angin dan pergeseran awan.
DAFTAR PUSTAKA
http://padepokanspiritualconsulting.Blogspot.com
http://menaraislam.com/content/view/209/1
http://an-naba.com/ayat-kauniyah-2/
http://kalimahsawa.id/ayat-ayat-kauniyah-sebagai-bahasa-alam/