Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Ternak adalah hal yang sangat penting untuk diketahui karena kesehatan ternak
berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot badan, sistem reproduksi serta hasil
produksi dari ternak. Pemeriksaan kesehatan ternak (ayam) dapat dilakukan dari luar
maupun dari dalam. Pemeriksaan dari luar meliputi tingkah laku, keadaan fisik luar
maupun nafsu makan. Namun untuk lebih jelasnya perlu adanya pemeriksaan dari
dalam dengan cara membedah bangkai ternak (nekropsi) untuk melihat kelainan dan
endoparasit yang terdapat didalam organ.

Tujuan praktikum Ilmu Kesehatan Ternak dengan materi pemeriksaan kesehatan


ternak pada ayam adalah untuk mengetahui kesehatan ternak melalui pengamatan
tingkah laku ternak dan mengetahui cara pemeriksaan ayam dengan metode nekropsi
sehingga dapat melihat dan mengetahui kelainan organ serta penyakit yang
menyerang ayam tersebut karena sifat penyakit pada unggas umumnya adalah
penyakitn yang menular. Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui keadaan ternak sakit dan tidak, mengetahui dengan  mengetahui ciri-ciri
penyakit yang diderita ternak dengan cara mengamati permukaan organ ternak dan
organ dalamnya secara langsung.

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan nekropsi ayam pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
sistem organ dalam unggas kususunya pada ayam. Sistem tersebut
meliputi sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem reproduksi, sistem
kerangka, dan sistem otot.

II. LANDASAN TEORI


Produk ternak merupakan sumber gizi utama untuk pertumbuhan,
kesehatan, dan kecerdasan manusia. Namun, produk ternak akan menjadi
tidak berguna dan membahayakan kesehatan apabila tidak aman dan bisa
menjadi sumber penularan penyakit zoonosis. Diagnosa penyakit secara
cepat dan akurat sangat diperlukan dalam upaya pengendalian maupun
pemberantasan penyakit pada peternakan. Pencegahan penyebaran
penyakitpada peternakan unggas dapat di lakukan dengan penbedahan
atau nekropsi pada unggas yang mati ataupun hidup yang mengalami
perubahan patologis.
Nekropsi merupakan teknik yang paling penting di gunakan dalam
mendiagnosa penyakit. Sifat pemeriksaan hasil nekropsi adalah
berdasarkan perubahan patologi anatomi. Nekropsi adalah teknik
lanjutan dari diagnosa klinik untuk mengukuhkan atau meyakinkan hasil
diagnosa klinik. Nekropsi dapat dilakukan pada ayam mati atau ayam
hidup. Jika menggunakan ayam hidup, maka ayam harus di sembelih
terlebih dahulu, cara menyembelihnya di sembelih seperti pada
umumnya dan dengan cara yang halal. Nekropsi banyak di gunakan
dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga karena terkena penyakit.Hal
ini dilakukan agar dapat mengetahui penyakit yang diderita oleh unggas
sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi
penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang
lebih besar. Untuk mendiagnosa penyebab kematian unggas perlu di
lakukan pemeriksaan secara patologi anatomi.
III. MATERI dan METODE

Praktikum nekropsi ayam di laksanakan pada:


Hari/tanggal : Rabu, 02 Desember 2020
Tempat : Desa Serading

A. MATERI

Alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah pisau berfungsi untuk
mematikan atau menyembelih ayam. Pinset berfungsi untuk memisahkan
organ. Scepel berfungsi sebagai tempat bisturi, alat ini di gunakan untuk
membedah ayam.Gunting berfungsi untuk membantu dalam
pembedahan ayam.Nampan di gunakan sebagai alas untuk ayam.
Meteren berfungsi untuk mengukur panjang usus pada ayam. Alat tulis
berfungsi untuk menulis nama-nama organ. Sedangkan bahan yang di
gunakan adalah ternak ayam betina, air dan deterjen untuk sanitasi alat.

Gambar. Alat nekropsi ayam


B. METODE

Nekropsi pada ayam ini bertujuan untuk mengetahui sistem organ dalam
pada ayam. Sebelum melakukan pembedahan ayam praktikan wajib
menggunakan APD, dan tangan dalam keadaan yang stiril. Hal pertama
yang di lakukan pada saat melakukan nekropsi yaitu menyembelihnya
sesuai dengan prosedur dan halal, selanjutnya ayam dibasahi dengan air
terlebih dahulu untuk menghindari agar bulu tidak berterbangan, karena
hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran. Langkah selanjutnya
letakkan ayam dengan posisi punggung di bawah, mengiris ayam pada
bagian selangkang paha dan patahkan, kemudian kulit di pinset dan
dikuakkan dengan tangan kesamping kanan dan kiri dari pangkal paha,
bagian dada, leher sampai ke dagu. Selanjutnya lemak, otot dan tulang
iga di potong dan di angkat sehingga alat dalam tubuh trakea terbuka.
Mengamati lalu memisahkan bagian jantung, hati, empedu, duodenum,
pankreas dan usus buntu. Bagian akhir usus di potong pada pertautan
dengan kloaka. Lalu bursal febrisius di pisahkan. Seluruh saluran
pencernaan di angkat. Memisahkan antara organ pencernaan dengan
sitem organ reproduksi, langkah terakhir melakukan pengamatan dan
pemberian nama pada masing-masing organ tersebut.

Gambar. Proses pembedahan


IV. HASIL PRAKTIKUM

Dari hasil praktikum yang telah di lakukan terdapat lima sistem organ dan ini
telah sesuai dengan tujuan praktikum yaitu mengamati sistem organ dalam
bayam yang meliputi sistem pencernaan, sistem pernafasan, dan sistem
reproduksi, sistem kerangka, dan sistem otot. Berikut ini merupakan hasil
praktikum:

A. SISTEM PENCERNAAN B.SISTEM PERNAFASAN

Keterangan sistem pencernaan: Keterangan sistem pernafasan:


1. Mulut 1. Hidung
2. Esophagus 2. Laring
3. Lambung 3. Faring
4. Usus Halus 4. Trakea
5. Sekum 5. Bronkus
6. Usus Besar 6. Bronkiolus
7. Rektum 7. Paru-paru
8. Anus
C. SISTEM REPRODUKSI

Keterangan sistem reprodusi:


1. Tanduk Uterus
2. Cervix
3. Uterus Wall
4. Vagina
5. Opening Of The Urethra

D. SISTEM KERANGKA

Gb. Sistem kerangka pada ayam

Keterangan:
1. Tulang tengkorak
2. Tulang rusuk
3. Tulang leher
4. Tulang pergelangan tangan
5. Tulang hasta
6. Tulang ekor
7. Tulang pengumpil
8. Tulang iga
9. Tulang pinggul
10. Tulang belakang
E. SISTEM OTOT

Keterangan:
1. Otot polos
2. Otot jantung
3. Otot rangka

Gb. Sistem otot


F. SISTEM URINARIA
G. SISTEM SARAF
H. SISTEM PEREDARAN DARAH
V. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil sebagai berikut:

A. SISTEM PENCERNAAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada sistem


pencernaan. Fungsi Sistem pencernaan adalah untuk mengelola makanan,
untuk mengambil makanan, memecahkan makanan dalam bentuk kecil,
dan menyerap beberapa molekul dalam darah. sistem pencernaan
mempunyai organ agar makanan yang di cerna dapat berjalan dengan baik,
yaitu:
1. Cavum Oris
Cavum oris adalah tempat pertama kali untu memasukkan makanan
dan minuman ke dalam sistem pencernaan yang membantu
mempermudah makanan masuk ke sistem pencernaan bagian dalam.
2. Pharinx
Sebagai saluran alat pencernaan yang membawa makanan dari cavum
oris ke eshofagus.
3. Eshofagus
Adalah saluran yang menuju ke tembolok dan terus berlanjut ke
proventriulus. Bagian esophagus memiliki kemampuan untuk
mengembang sehingga menjadi tembolok. Bagian esophagus memiliki
kemampuan untuk untuk mengembang sehingga menjadi tembolok.
4. Crop
Tembolok pada ayam memiliki bentuk seperti kantung. Pakan di
simoan dalam tembolok untuk sementara, di crop ini terjadi pelunakan
dan pencernaan pendahuluan yang di bantu oleh enzim. Pakan yang
berupa serat kasar dan biji-bijian tinggal di tembolok selama beberapa
jam untuk proses pelunakan dan pengasama (akoso, 1998). Tembolok
pada ayam berbentuk pipih dan tidak mempunyai batas yang nyata.
5. Proventriculus
Kelenjar-kalenjar yang terdapat di dalam proventriculus memproduksi
getah-getah (asamgaram, pepsin dan HCl) untuk membantu
pencernaan makanan di dalam perut dan perut
muscular (ventriculus) yang berfungsi sebagai alat penghancur
makanan (Anggorodi, 1994).
6. Ventriculus
Empedal berbentuk bulat telur dengan dua lubang saluran di ujung-
lakely dan Bade, 1991). Bagian depan empedal berhubungan dengan
perut kelenjar dan bagian lain berhubungan dengan usus halus.  Fungsi
utama empedal adalah menggiling dan meremas pakan yang keras.
Kerja penggilingan yang terjadi secara tidak sadar oleh otot empedal
memiliki kecenderungan untuk menghancurkan pakan seperti yang
dilakukan oleh gigi. Apabila unggas secara rutin diberi pakan yang
sudah siap tergiling, maka ukuran empedal lama-kelamaan akan
menyusut (Akoso, 1998). 
7. Limpa
sebagai tempat cadangan sel darah merah.
8. Empedu
Ayam memiliki dua saluran empedu yang berfungsi menyalurkan
empedu dari hati ke intestinum.
9. Hati
Sebagai tempat metabolisme berbagai zat pakan. Peranan terpenting
hati dalam pencernaan adalah menghasilkan cairan empedu yang
berfungsi untuk mengemulisi lemak. Hati terletak diantara gizzard dan
empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari  dua  lobus,  yaitu  lobus
dexter  dan  sinister. Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau
kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak (North, 1978).
Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut
kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang
berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk
mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso, 1993). Hati juga
menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa
protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger,
1994).
10. Pankreas
Berfungsi sebagai penghasil enzim amilase, lipase, tripsin yang akan
membantu proses pencernaan. Selain itu, pankreas juga memproduksi
hormon seperti insulin, glukagon, dan somatostatin. Pankreas terletak
pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke
duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang
mendigesti karbohidrat, lemak dan protein (North, 1978).
11. Usus Halus
Terdiri dari:
 Duodenum, merupakan bagian pertama dari usus halus dimana
kelenjar pankreas melekat sejajar pada bagian ini.
 Jejenum, merupakan bagian dari small intestinum yang paling
panjang. Berfungsi selain sebagai penggerak aliran pakan
dalam usus juga untuk menaikkan permukaan penyerapan sari
makanan.
 Ileum, merupakan bagian terakhir dari small intestinum.
12. Coecum
Fungsinya belum di ketahui secara pasti. Ceca terletak diantara small
intestine (usus kecil) dan large intestine (usus besar) dan pada kedua
ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu. Usus buntu mempunyai
panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja (Akoso,
1993).Fungsi utama ceca secara jelas belum diketahui tetapi di
dalamnya terdapat  sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan
absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh
aktivitas mikroorganisma (Nesheim et al., 1979).
13. Collon
Berfungsi sebagai penambah kandungan air dan menjaga
keseimbangan air dalam tubuh unggas.
14. Cloaca
Memiliki fungsi ganda, baik sebagai akhir dari saluran pencernaan
maupun berguna pada proses reproduksi. Kloaka merupakan bagian
akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan
sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi (North,
1978). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat
dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta
putih (Akoso, 1993). Pada kloaka terdapat tiga muara saluran
pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan kelamin,
coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum sebagai
lubang keluar  dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar
disebut vent (Nesheim et al., 1979). Kloaka juga bertaut dengan bursa
fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso, 1993).
Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut
vent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan
tempat keluarnya telur (North, 1978).bertaut dengan bursa fabricius
pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso, 1993). Kloaka pada
bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang
pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat
keluarnya telur (North, 1978).
.

B. SISTEM REPRODUKSI
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada sistem
reproduksi, berikut adalah sistem terbentuknya sebutir telur:

1. Ovarium
Mempunyai peran untuk menghasikan sel telur yang sudah di buahi
oleh spermatozoa untuk menghasilkan telur. tempat sintesis hormon
steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan
kuning telur (folikel).
Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih
telur, dan pembentukan kerabang telur Ovarium pada unggas
dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium seperti buah anggur dan
terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan
bergantung pada ligamentum meso-ovarium.
Ovarium terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan
medulla pada bagian dalam. Cortex mengandung folikel dan pada
folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari
12.000 buah. Namun, sel telur yang mampu masak hanya beberapa
buah saja.
2. Infundibulum
Berfungsi menampung dan menangkap sel telur yang sudah
matang atau masak di dalam ovoduvt tersebut. panjang 9 cm fungsi
untuk menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan
mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitelina.
Kuning telur berada di bagian ini berkisar 15-30 menit. Pembatasan
antara infundibulum dan magnum dinamakan sarang spermatozoa
sebelum terjadi pembuahan.

3. Magnum
Berfungsi untuk membentuk putih telur yang dihasilkan oleh
infundibulum dan oviduct selama 3-4 jam. : bagian yang terpanjang
dari oviduk (33cm). Magnum tersusun dari glandula tubiler yang
sangat sensibel. Sintesis dan sekresi putih telur terjadi disini. Mukosa
dan magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet mensekresikan putih
telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum untuk dibungkus
dengan putih telur selama 3,5 jam.

4. Ithmus
Berfungsi memisahkan putih telur dan kuning telur selama 1-2
jam tergantung dengan umur dan juga tingkat kesetresan ayam.
mensekresikan membran atau selaput telur. Panjang saluran isthmus
adalah 10 cm dan telur berada di sini berkisar 1 jam 15 menit sampai
1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum
berwarna putih, sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung
banyak pembuluh darah sehingga memberikan warna merah.

5. Uterus
Pada uterus ini terjadi pembentukan kerabang telur (cangkang
telur) selama 20 jam. disebut juga glandula kerabang telur, panjangnya
10 cm. Pada bagian ini terjadi dua fenomena, yaitu dehidrasi putih
telur atau /plumping/ kemudian terbentuk kerabang (cangkang) telur.
Warna kerabang telur yang terdiri atas sel phorphirin akan terbentuk di
bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur. Lama mineralisasi
antara 20 – 21 jam.
6. Vagina
Berfungsi sebagai tempat perlintasan telur, dan juga lintasan urine serta
feses. Vagina di lintasi telur selama 3-4 menit dan setelah 30 menit
akan mengalami peneluran kembali sehingga terjadi ovulasi
7. Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir pada reproduksi ayam, organ
ini sebagai tempat pengeluaran telur yang sudah jadi di dalam tubuh
ayam. merupakan bagian paling ujung luar dari induk tempat
dikeluarkannya telur. Total waktu untuk pembentukan sebutir telur
adalah 25-26 jam. Ini salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu
bertelur lebih dari satu butir/hari. Di samping itu, saluran reproduksi
ayam betina bersifat tunggal. Artinya, hanya oviduk bagian kiri yang
mampu berkembang. Padahal, ketika ada benda asing seperti /yolk/
(kuning telur) dan segumpal darah, ovulasi tidak dapat terjadi. Proses
pengeluaran telur diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian
belakang.

C. SISTEM PERNAFASAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada sistem
pernafasan, ayam bernapas dengan menggunakan paru-paru dan kantong
udara (air sacs).  Secara umum sistem pernapasan dari unggas didukung
oleh beberapa organ, yaitu lubang hidung, larinx, trakhea, srinx, bronkhi,
paru-paru, kantung udara dan rongga tulang (North, 1978). sistem
pernafasan mempunyai organ, yaitu:
1. Cavum nasi
Berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara, jalan nafas,
pengatur udara, pengatur kelembapan udara, pengatur suhu, pelindung
dan penyaring udara, indra pencium, dan resonator suara.  Lubang
hidung (nares anteriores), Lubang hidung (nares anteriores).
Berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal dan
merupakan lubang masuk pertama yang berhubungan dengan luar.
Nares posteriores (lubang hidung dalam), terletak pada palatum dan
hanya satu buah di tengah (Radiopoetrao, 1991).
2. Faring
Merupakan tempat pesimpangan antara jalan pernapasan dan
jalan makanan.

3. Larink
Disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytenoidea
yang berjumlah sepasang. Larink disokong oleh cartilago cricoidea
dan cartilago arytenoidea yang berjumlah sepasang (Radiopoetra,
1991).

4. Trachea
Lanjutan dari larink ke arah caudal. Trakhea merupakan
lanjutan dari larink kearah kaudal. Berupa suatu pita yang mempunyai
cincin-cincin tulang yang disebut annulus trachealis (Radiopoetra,
1991).  
5. Bronkus
Merupakan cabang batang tenggorokkan.

6. Bronkiolus
Menyalurkan udara dari bronkus ke ke alveoli

7. Pulmo
Mencukupi oksigen yang di perlukan oleh tubuh untuk
pembakaran dan pembentukan tenaga. Paru-paru terdapat pada bagian
ujung-ujung bronkhi berjumlah sepasang dan melekat pada bagian
dorsal thorax. Paru-paru terbungkus oleh selaput yang disebut pleura
(Radiopoetro, 1991). Paru merupakan organ yang sangat penting
peranannya dalam pernapasan. Fungsi utamanya untuk mencukupi
oksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk pembakaran dan untuk
pembentukan tenaga. Juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa
pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air. Struktur paru-
paru ayam sangat kaku dan selama bernapas hanya terjadi sedikit
gerakan mengembang dan mengempis (Akoso, 1993).

D. SISTEM KERANGKA
Kerangka adalah suatu kesatuan sistem yang tersusun dari banyak
tulang yang menunjang terbentuknya tubuh sebagai melekatnya otot.
Karakterisik kerangka ayam bersifat khas yaitu, ringan dan berisi udara.
Hal ini di sesuaikan dengan kepentingan untuk bergerak cepat, berjalan
dan terbang. Anggota gerak kepala dan leher dapat di gerakkan secara
bebas untuk keperluan makan, merawat bulu, dan kepentingan pertahanan
(Suprijatna,dkk.2005), sedangakan tulang adalah komponen utama
dalamm rangka tubuh yang dari sudut pandang teknologi merupakan
penggabungan ketegaran dan kekuatan dengan berat terkecil yang
memberi ciri yang unik. Sifatnya keras dan kaku dan tulang mempunyai
sifat elastis tertentu. Kerangka berfungsi untuk melindungi beberapa organ
vital.
Tulang-tulang pada ayam meliputi tengkorak, tulang lengan, tulang
selangka, tulang pinggang, dan tulang kemudi dengan tulang pernafasan.
Pada pembentukan tulang dan peran mineral dalam pengembangan dan
perbaikan tulang menunjukkan bahwa ketersediaan Zn, Cu, dan Mn harus
dipertimbangkan oleh ahli gizi yang ingin meningkatkan ketahanan tulang,
tulang rawan, dan jaringan struktural lainnya pada ayam (Dibner,et.all,
2007).
Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan patikel yang padat
dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini
memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang.
Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler yang
meliputi garam mineral. Unsur penyusun tulang adalah kalsium fosfat
(93%) bahan mineral dan sisanya sebagian besar terdiri dari kalsium
karbonat (2%) dan magnesium fosfat (5%).
Fungsi tulang yaitu sebagai berikut:
1. Tempat pertautan otot-otot sehingga membentuk tubuh
2. Melindungi organ dalamm seperti alat pencernaan, jantung hati dan
alat reproduksi
3. Tempat sumsum umtuk membentuk sel darah merah dan sel darah
putih
4. Untuk bernafas, yaitu meringankann tubuh saat terbang
(yuwanta.2004).
Susunan tulang ayam terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
1. Vertebrae cervicalis atau tulang leher terdiri dari 13-14 ruas yang
berfungsi untyuk menggerakkan leher.
2. Vertebrae columnais atau Vertebrae dordalis atau tulang punggung
yang tersusun atas 7 ruas. Tulang ini melakukan fungsi bersama-
sama untuk membentuk persendian tulang.
3. Vertebrae pygostyle dan urostylus, yaitu ekor yang membentuk
coccygeal yang tersusun atas 4 ruas.
4. Tulang rusuk yang terdiri dari 7 buah.
5. Pada sayap terdiri dari tiga jari akan tetapi hanya satu yang bisa
mengembang.
6. Tulang pubis, yang terdiri atas Vertebrae sacral dan Vertebrae
lumbal masing-masing tersusun atas 7 buah yang menyebabkan
tulang ini menjadi elastic saat terjadinya penularan. Tulang pubis di
gunakan untuk mendeteksi produksi telur, jarak antara tulang pubis
untuk yang berproduksi tinggi minimal tiga jari., jarak antara
kloaka dan sternum minimal emapat jari di bentangkan
(Yuwana.2004).

Tulang unggas termasuk kompak, ringan, dan sangat kuat. Tengkorak


unggas kecil dengan hubungan antar tulang yang kuat, berhubungan atlas
yaitu tulang pertama columna vertebrae (susunan luas tulang belakang.
Tulang leher dan ekor mudah di gerakkan, pembentuk badan hanya
mampu memberikan satu gerakkan karena berfungsi dengan tulang sayap
(Yuwanta.2004).

Tulang unggas bersifat pneumatic atau berongga yang berhubungan


dengan kantong udara, terutama tulang skull, humerus, klavikel, keel,
lumbar dan saklar yang berhubungan langsung dengan sistem pernafasan.
Tulang-tulang pinggang dan punggung saling berhubungan dengan erat.,
merupakan tempat melekatnya otot-otot yang digunakan untuk terbang,
dan untuk menahan tekanan pada saat ayam mengangkat sayap maka
tracea akan menutup dan sebaliknya (yuwanta.2004).
Beberapa tulang antara lain tibia, femur, pubis, sternum, iga, ulna, dan
scapula dinamakan pula tulang meduler (medullary bone). Karena mampu
menyimpan kalsium saat telur tidak atau belum terbentuk., tetapi kalsium
tersebut di lepas kembali saat pembentukan kerabang telur . proses
pelepasan dan penyimpanan kalsium pada tulang diatur oleh hormon
estrogen (Yuwanta.2004).

Pada unggas ayam terdapat bagian-bagian tulang, yakni:


1. Tulang tengkorak (skull)
Berada paa bagian kepala, berfungsi sebagai organ pelindung orak
dan organ-organ ayam.
2. Tulang pergelangan tangan
Berada antara tulang hasta dan tulang telapak tangan berfungsi
untuk memutar bagian bawah tangan dengan normal.
3. Tulang rusuk
Tulang ini berada pada bagian dada, fungsi tulang ini untuk
melindungi dada, paru-paru, hati dan rongga dada.
4. Tulang leher
Tulang ini berada di antara tenggorokkan dan rangka badan, fungsi
tulang leher untuk menengok ke kanan dan ke kiri, ke atas dan
kebawah.
5. Tulang hasta
Berada pada tulang pengumpil, berfungsi untuk membentuk lengan
bawah
6. Tulang ekor
Berada di bawah tulang tungsi bawah, berfungsi untuk menyangga
tulang-tulang di sekitar pinggul.
7. Tulang pengumpil
Berada di samping tulang hasta, berfungsi untuk pembentukan sel-
sel darah merah.
8. Tulang iga
Berada pada rongga dada, berfungsi sebagai melekatnya tulang
rusuk.
9. Tulang pinggul
Berada di samping tulang duduk, berfungsi untuk melindungi
organ-organ pencernaan.
10. Tulang belakang
Berada pada bagian belakang tubuh, berfungsi untuk
membungkukkan badan

E. SISTEM OTOT
Ada 3 macam otot dasar, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot
rangka. Otot polos dijumpai di dalam pembuluh darah, usus, dan organ
lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot rangka melekat pada
tulang dan bertanggung jawab terhadap gerak yang berada di bawah
perintah seperti otot dada, paha, dan kaki. Otot skeletal adalah yang paling
penting bagi ternak unggas meskipun terdapat otot polos pada usus dan
otot kardiak pada jantung. Dada merupakan otot skeletal terbesar karena
dibutuhkan untuk terbang, misalnya pada bangsa ayam hutan. Otot ini
telah dikembangkan secara genetis oleh para ahli pemuliaan spesies-
spesies domestik. ayam memiliki otot merah dan putih, yang dapat
disamakan dengan daging gelap dan terang. Perbedaan ini disebabkan
kandungan myoglobin pada otot merah. Myoglobin adalah pigmen merah
yang membawa oksigen pada otot ayam (Blakely and Bade, 1991).
Secara umum ketiga tipe otot yang telah di sebutkan yakni :
1. Otot polos Otot polos adalah otot yng menyusun pada saluran
pembuluh darah, saluran pencernaan serta beberapa organ yang
dikontrol dibawah sadar (Nesheim et al., 1979). Otot polos tersusun
dari sel-sel yng berbentuk kumparan halus yang dengannya masing-
masing satu nukleus yang terdapat atau terletak ditengah, berbentuk
oval serta memiliki fibril-fibril yng homogen. Sel-sel yang telah di
sebutkan tersusun dalam lapisan-lapisan yng diikat yang dengannya
jaringan pengikat fibrosa (Radiopoetra, 1991).
2. Otot jantung Otot jantung adalah otot penyusun pada organ jantung
(Nesheim et al., 1979). Otot jantung memiliki struktur yang persis
yang dengannya otot skeletal, cuma serabut-serabutnya bercabang
serta saling beranyaman ataupun yang dengannya kata lain otot
jantung merupakan otot skeletal yang bekerja tanpa sadar ataupun
involunter (Radiopoetra, 1991).
3. Otot skeletal/ otot lurik, Otot skeletal bekerja yang dengannya sadar
serta menyusun sebagian besar pada karkas ayam. Otot dada (breast),
otot gending (thigh), serta otot paha (leg) adalah otot skeletal yang
penting yng menyusun tubuh bebek. Otot dada adalah bagian yng
paling besar menyusun pada karkas ayam (Nesheim et al., 1979). Otot
skeletal pun disebut otot lurik ataupun otot serat lintang. Fibril-
fibrilnya tampak memiliki jalur-jalur melintang gelap serta terang
yang berselang-seling, lantaran fisiknya berbeda. Sel-selnya berbentuk
silindris yang dengannya diameter sekitar 50 U serta panjang sekitar
2,5 cm ataupun lebih. Sel-sel otot lurik umumnya memiliki tidak
sedikit nukleus.Otot lurik pada ayam umumnya berkelompok serta
diikat yang dengannya jaringan pengikat, membentuk bundel otot
ataupun muskulus yng memiliki bermacam-macam bentuk. Selubung
yang telah di sebutkan terikat pada periosteum tulang ataupun saling
bergabung membentuk tendo yang mengikat bundel otot yang telah di
sebutkan pada skeleton. Sel otot yang telah di sebutkan berkonstraksi
bersama-sama menjadikan otot tampak menggembung serta
memendek. Otot skeletal umumnya berkonstraksi cepat serta memiliki
periode istirahat berkali-kali (Radiopoetra, 1991).
Jenis Otot bebek memiliki dua jenis/jenis otot, yakni otot merah
(red muscle) serta otot putih (white muscle).Otot merah memiliki
kandungan mioglobin yang berfungsi menjadi pengikat besi serta
pembawa komponen oksigen, akan tetapi otot putih tak. Mioglobin
percis semisal hemoglobin pada kita-kita, menjdai pigmen warna
merah pembawa oksigen pada darah (Nesheim et al., 1979). Pada otot
merah kandungan lemak lebih tidak sedikit serta protein lebih tidak
banyak dibanding otot putih (Nuhriawangsa, 1994). Begitu pun
mioglobin lebih tidak sedikit dibanding otot putih. Aktivitas dari otot
pun memberi pengaruh warna dari otot, pada otot paha memiliki warna
lebih gelap dibanding otot dada, lantaran pada paha lebih tidak sedikit
memiliki cekaman bagi atau bisa juga dikatakan untuk berdiri serta
menyangga tubuh dibanding pada dada. Selain itu bangsa bebek pun
memberi pengaruh struktur otot (North, 1978). Beberapa saat sesudah
penyembelihan otot akan berganti menjadi daging serta mengalami
proses patologis yng dinamakan rigor mortis ataupun kaku bangkai.
Otot berganti menjadi kaku lantaran kenaikkan tegangan otot
menjadikan kehilangan elastisitas. Kaku bangkai dimulai dari tubuh
bagian depan melanjut ke belakang serta umumnya hilang yang
dengannya urutan yng percis (Akoso, 1993).
PENUTUP
Miologi (myology) merupakan suatu ilmu pengetahuan wacana
otot. Yang bisa diartikan merupakan menjadi berikut, Myo merupakan
Muscle ataupun otot sedangkan Logy merupakan Ilmu pengetahuan.
Secara garis besar ada tiga tipe otot, yakni: otot polos, otot jantung
serta otot skeletal.
1. Otot polos adalah otot yang menyusun pada saluran
pembuluh darah, usus, saluran pencernaan serta beberapa
organ yang dikontrol dibawah sadar.
2. Otot jantung adalah otot penyusun pada organ jantung.
Sedangkan.
3. Otot skeletal bekerja yang dengannya sadar serta menyusun
sebagian besar pada karkas ayam. Otot dada (breast), otot
gending (thigh), serta otot paha (leg) adalah otot skeletal
yng penting yng menyusun tubuh ayam. Otot-otot ayam
yang diamati meliputi otot-otot cervical, pectoralis
superficialis, pectoralis profundus, bisep brachii, trisep
brachii, flexor carpii radialis, extensor carpii radialis,
obliqus abdominis externus, supra coracoideus, gluteus
medius, gastronemius, gluteus supraisialis, tibia cranialis,
tendo-tendo extensor, tendo-tendo flexor. Ayam
mempunyai otot merah serta otot putih lantaran perbedaan
zat warna merah (mioglobin), yang membawa oksigen
kedalam otot. Kekuatan gerak utama dari sayap selama
terbang diatur oleh otot pectoralis besar yang terdapat atau
terletak didaerah dada.

VI. KESIMPULAN
Dari hasil nekropsi ayam yang telah di lakukan dapat di tarik
kesimpulan bahwa pada praktikum kemarin melakukan pengamatan pada 5
sistem organ dalam ayam yaitu sitem pencernaan yang meliputi organ cavum
oris, pharink, esophagus, crop, proventriculus, ventriculus,limpa, hati,
empedu, pankreas, usus halus (duodenum, jejenum, ileum), caecum, collon,
cloaca. Sistem yang ke dua yaitu sistem reproduksi yang meliputi organ
ovarium, infundibulum, magnum, ithmus, uterus, vagina, cloaca. Sistem yang
ke tiga yaitu sistem pernafasan yang meliputi organ cavum nasi, larink,
trachea, bronkus, bronkiolus, pulmo.Sistem yang ke empat yaitu sistem
kerangka yang meliputi tulang tengkorak, tulang rusuk, tulang leher, tulang
pergelangan tangan, tulang hasta, tulang ekor, tulang pengumpil, tulang iga,
tulang pinggul, dan tulang belakang.Dan sistem terakhir yaitu sistem otot yang
meliputi otot polos, otot jantung, dan otot rangka.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Yaman, A.M. 2013. Ayam Kampung Agribisnis Pedaging dan Petelur.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Widodo, E. 2010. Nutrisi dan Teknik Pemeliharaan Ayam Organik. Malang:
Universitas Brawijaya.

Rasyaf, F. 2012. Beternak Ayam Kampung. Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai